Dalam genre film biasa, elemen musik biasanya paling banyak muncul ketika film berada dalam keadaan silent diam tanpa narasi. Namun MV dalam
penelitian ini terkategorikan dalam film non-narasi silent-film musical, maka musik memegang peranan yang sangat penting dan berkesinambungan dari awal
hingga akhir. Kode sinematik musik akan membantu peneliti dalam mengidentifikasikan karakter serta efek emosional yang dihasilkannya.
1.7.5.2. Analisis Paradigmatik
Selanjutnya sistem pemaknaan tataran kedua analisis paradigmatik akan dianalisis melalui 5 lima kode pembacaan Kurniawan, 2009:128-129, yaitu:
1.7.5.2.1. Kode hermeneutika hermeneutic code
Merupakan kode penceritaan, yang dengannya sebuah narasi dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri, sebelum memberikan
penyelesaian atau jawaban. Kode ini merupakan satuan-satuan yang dengan berbagai cara berfungsi untuk mengartikulasikan suatu persoalan, penyelesaian,
serta aneka peristiwa yang dapat memformulasikan persoalan tersebut, atau justru yang menunda-nunda penyelesaiannya.
1.7.5.2.2. Kode proairetik proarietic code
Merupakan kode tindakan yang didasari konsep proiresis, yakni kemampuan untuk menentukan hasil atau akibat dari suatu tindakan secara rasional, yang
mengimplikasikan suatu logika perilaku manusia, tindakan-tindakan membuahkan
dampak, dan masing-masing dampak memiliki nama generik tersendiri, semacam judul bagi sekuens yang bersangkutan.
1.7.5.2.3. Kode Kultural cultural code
Merupakan kode referensial yang berwujud sebagai suara kolektif yang anonim dan otoritatif, bersumber dari pengalaman manusia, yang mewakili atau berbicara
tentang sesuatu yang hendak dikukuhkannya sebagai pengetahuan atau kebijkasanaan yang diterima umum. Kode ini berupa kode-kode pengetahuan atau
kearifan yang terus-menerus dirujuk oleh teks atau menyediakan semacam dasar otoritas moral dan ilmiah bagi suatu wacana.
1.7.5.2.4. Kode simbolik symbolic code
Merupakan kode pengelompokan atau konfigurasi yang gampang dikenali karena kemunculannya yang berulang-ulang secara teratur melalui berbagai sarana
tekstual. Kode ini memberikan suatu struktur simbolik.
1.7.5.2.5. Kode semik codes of semes
Merupakan kode yang memanfaatkan isyarat, petunjuk, atau kilasan makna yang ditimbulkan oleh penanda-penanda tersebut.
1.7.6. Goodness Criteria
Menurut Guba dan Lincoln, goodness criteria atau quality criteria merupakan perbedaan mendasar yang ada antara paradigma-paradigma penelitian yang