Setting Kode sinematik mise-en-scéne

1.7.5.1.2. Kode sinematik mise-en-scéne

Untuk menganalis leksia yang terdapat dalam potongan gambar MV, digunakan acuan kode-kode sinematik film yang disebut sebagai mise-en-scéne istilah Perancis yang menjelaskan aspek-aspek visual yang muncul dalam sebuah single shot yang dipilih sesuai dengan kepentingan penelitian Nelmes, 2003:62-78, yaitu: setting, costume, performance and movement, camera movement, camera editing, dan sound.

1.7.5.1.2.1. Setting

Setting mengacu pada penanda keaslian signifier of authenticity, yaitu lokasi yang dikonstruksikan sebagai tempat kejadian berlangsung. Aspek setting memperlihatkan semua yang ada di depan kamera sesungguhnya telah diatur dan dipilih terlebih dahulu. Setting merupakan screen yang terbuka layaknya jendela, yang sifatnya transparan dan mencerminkan impresi realitas yang berpadu dengan ideologi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap setting selalu akan menyembunyikan ilusi ideologi tertentu. Setiap setting panggung memberi ruang berproses bagi: subjek, “gaya”, bentuk, makna, narasi, dan wacana ideologis yang menggarisbawahi semua hal yang ada di dalamnya Stam, 1992:191. Dalam mengidentifikasi setting, maka perlu diperhatikan dua elemen yaitu stage dan scenery. Keduanya akan saling melengkapi dalam menciptakan lingkungan dan pengalaman performa bagi orang yang menonton performa tersebut. Stage atau panggung terdiri dari empat kategori dasar lihat tabel 1.6, sementara scenery terbagi atas dua: realistic dan non-realistic. Realistic scenery akan menciptakan suasana yang hampir sama sangat menyerupai lingkungan kehidupan sehari-hari, sementara non-realistic scenery akan menciptakan imajinasi melalui penggunaan simbol-simbol tertentu dalam desain panggung Wilson 1985:278, 309-311. Tabel 1.6 Four Basic Stage Spaces Stage Keterangan The proscenium picture frame stage Prosecenium artinya “in front of the scenery”. Model mem- fokuskan performa pada satu arah, yang menyerupai konsep frame gambar raksasa. Model ini diadaptasi dari teater Romawi kuno, dan menjadi model dominan yang digunakan di Broadway AS. Proscenium digunakan untuk menciptakan atmosfir yang seolah-olah nyata melalui efek visual yang spektakuler yang terlihat pada frame-nya setting yang dihasilkan menciptakan pemandangan realistik, seperti ruangan, kantor, dapur, dll. The arena Circle stage Tipe panggung yang muncul setelah PD II. Dalam panggung ini, performa menciptakan kedekatan dan terlihat lebih nyata dengan kehidupan sehari-hari. Aturan dalam panggung ini menyerupai arena olahraga semacam tinju, yang mana performa dapat dilihat dari segala sisi yang mengelilingi panggung. The Thrust stage with three-quarters seating Tipe panggung yang dikelilingi tiga arena khalayak atau berbentuk semi-lingkaran. Tipe panggung ini menciptakan kedekatan dan orang menonton dapat berfokus pada satu arena performa dengan background tunggal. Tipe panggung ini sangat cocok untuk kisah tragedi dan komedi. Created and found stage space Tipe panggung kontemporer yang mencoba mendobrak konsep panggung yang tradisional, biasanya performa berusaha menciptakan panggung sendiri di lingkungan apa pun yang memungkinkan. - Outdoor setting - Non theater buildings gereja, istana, dll yang memiliki elemen arsitektural yang kuat - Street setting jalanan - Multifocus environment lebih dari satu arena performa, kombinasi acting, film, tarian, musik, dan pencahayaan Sumber: Wilson, 1985:277-301

1.7.5.1.2.2. Costume