Perumusan Masalah RESISTENSI SANG LIYAN: PERFORMA PEREMPUAN DALAM K-POP MV DI YOUTUBE - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1.2. Perumusan Masalah

Dalam dunia ketiga yang selalu didominasi oleh dunia pertama, Barat biasanya selalu menemukan cara untuk melegitimasi kekuasaan kulturalnya. Keadaan semacam ini akan menghadirkan relasi kesenjangan yang terus-menerus diabadikan media dalam dikotomi Barat dan Timur, yang serta merta menempatkan perempuan Timur sebagai manusia postkolonial yang hadir dalam sosok sang Liyan. Kemunculan industri budaya populer Korea Selatan menjadi sebuah peluang untuk mempertanyakan kembali ruang publik yang kini semakin dipenuhi dengan diskursus budaya Barat dan Timur. Industri K-Pop yang memanfaatkan YouTube telah menjadi sebuah platform yang menyediakan kemungkinan resistensi dengan menempatkan perempuan sebagai pejuang resistensi terhadap dunia Barat melalui performa yang dilakukan perempuan dalam K-Pop MV. Performa perempuan dalam music video MV di YouTube mencoba untuk menegosiasikan identitas sang Liyan untuk mendapatkan pengakuan atas eksistensi Diri the Self perempuan yang dianggap mewakili perempuan postkolonial lainnya, termasuk perempuan Indonesia. Dengan demikian, ruang kebudayaan di Indonesia akan menghadapi persinggungan antara Barat dengan Timur, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup banyak mengkonsumsi K-Pop melalui situs YouTube sehingga memungkinkan munculkan efek domino dari persoalan ideologis yang melekat di dalamnya. Persoalan performa sang Liyan perempuan dalam K-Pop MV menjadi sebuah isu feminis yang penting untuk dikaji karena K-Pop MV yang ada di YouTube tidak sekedar sumber kesenangan populer, namun menjadi persoalan resistensi kultural yang bisa mempengaruhi konstruksi the Self perempuan yang mengkonsumsinya. Atau, performa yang sama justru berbalik arah dan memunculkan pengukuhan dominasi Barat terhadap Timur. K-Pop MV ini berpotensi sebagai sumber penentangan terhadap dominasi kultural Barat, dan sebagai sebuah teks kultural, K-Pop MV di YouTube menjadi sebuah permainan tanda kultural yang sangat dinamis yang di dalamnya. Performa perempuan akan membawa wacana resistensi melalui permainan tanda yang dipengaruhi faktor- faktor seperti ras, kelas, seksualitas, dan gender. Dalam hal ini, K-Pop tidak lagi dipandang sebatas sebuah fenomena musik modern dari Korea Selatan, namun K-Pop menjadi sebuah permasalahan multikultural yang akan berimplikasi pada persoalan ideologis terkait ide resistensi yang melekat di dalamnya. Berangkat dari permasalahan di atas, lalu muncul pertanyaan mengenai bagaimana performa perempuan dalam K-Pop MV di YouTube menghadirkan ideologi resistensi sang Liyan?

1.3. Tujuan Penelitian