BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai macam kebutuhan. Menurut sifatnya kebutuhan manusia digolongkan dalam tiga bagian, yaitu
kebutuhan primer sebagai kebutuhan dasar, kebutuhan sekunder sebagai kebutuhan penunjang dari kebutuhan primer, dan kebutuhan tersier sebagai
kebutuhan yang melengkapi kebutuhan primer dan sekunder. Pemenuhan berbagai kebutuhan tersebut memerlukan biaya yang relatif besar sehingga seseorang harus
bekerja demi memperoleh penghasilan dan memenuhi kebutuhannya.
1
Semakin pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK sekarang ini menciptakan persaingan yang semakin ketat di masyarakat
dalam upaya pencarian dan perolehan pekerjaan.
2
1
Warsono, Jurnal Salam Volume 13 Nomor 2, Prinsip-Prinsip dan Praktek Keuangan Pribadi, Universitas Muhamadiyah Malang, 2010, hal.138-140, didownload dari situs:
Kemajuan IPTEK mendorong seleksi alami yang mengarah kepada yang terkuat dan bertahan sehingga
menimbulkan ketidakseimbangan antara laju pertambahan jumlah tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Upaya yang bisa dilakukan untuk
meminimalisir ketidakseimbangan tersebut hanyalah dengan menciptakan lapangan kerja baru.
http:google.comskripsiperlindungankonsumendalamperusahaanwarsono2010 , tanggal 14
November 2013.
2
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Penciptaan lapangan kerja saat ini tidak hanya diupayakan oleh pemerintah, tetapi juga telah banyak diupayakan oleh masyarakat. Salah satu
wujud sumbangsih masyarakat. Salah satu wujud sumbangsih masyarakat dapat dilihat melalui gagasan serta karya kreatif pada industri Usaha Kecil dan
Menengah UKM. Pertumbuhan UKM dewasa ini menandai bangkitnya suatu kesadaran masyarakat untuk mampu mandiri dalam berbisnis.
3
Dunia bisnis di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Bidang usaha dan jenis bisnis mencakup bidang yang luas, baik barang maupun jasa. Salah satu
variasi bisnis yang sedang berkembang adalah bisnis Multi Level Marketing MLM. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di Indonesia yang
berkecimpung dalam industri bisnis MLM. Bisnis MLM merupakan bisnis yang bergerak di sektor perdagangan barang danatau jasa yang menggunakan sistem
MLM sebagai strategi bisnisnya. Adapun sistem MLM itu sendiri adalah metode yang digunakan sebuah induk perusahaan dalam memasarkan produknya kepada
konsumen melalui suatu jaringan orang-orang bisnis yang independen.
4
Perkembangan industri bisnis MLM di Indonesia memberi dampak positif bagi kemajuan perekonomian nasional. Masyarakat Indonesia yang memperoleh
sumber penghidupan melalui industri ini sekurang-kurangnya berjumlah 4,5 juta jiwa dan masih akan bertambah lagi. Prestasi tersebut sayangnya sering kali
kurang mendapat apresiasi yang positif di masyarakat. Kurangnya apresiasi itu
3
Muhammad Fachrur, Budaya Industri Pemasaran Jaringan di Indonesia, Yogyakarta : Netbooks Press, 2003, hal.10.
4
David Roller, Menjadi Kaya dengan Multi Level Marketing, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,1995, hal.3.
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena maraknya praktek illegal yang telah merugikan banyak orang dengan mengatasnamakan MLM sebagai kedok usahanya sehingga mencoreng
nama baik dari industri MLM itu sendiri.
5
Network Marketing berbeda dengan money game yang sering menamakan dirinya sebagai Network Marketing apalagi dengan bank gelap yang menjanjikan
kekayaan tanpa perlu kerja keras. Kedua system ini disebut juga sebagai sistem penjualan piramid dimana sistem ini sangat merugikan, karena tidak adanya
perpindahan produk atau jasa yang bisa dinikmati. Selain itu, tidaklah mungkin Bisnis berkedok MLM telah muncul di Indonesia sejak tahun 1998 dan
terus berkembang hingga saat ini, misalnya BMA, New Era 21, Higam Net, Promail, Goldquest, Probest International, Oriflame, Tiens-Tianshi, dan lain-lain.
Multi Level Marketing MLM merupakan salah satu strategi pemasaran, dengan membangun distribusi untuk memindahkan produk dan jasa langsung ke
konsumen. strategi seperti itu membuka sebuah peluang usaha bagi seseorang yang ingin memiliki usaha sendiriwirausaha. Strategi tersebut tidak
membutuhkan modal awal yang tinggi. Kebutuhan akan tempat usaha dan persediaan produk sudah disiapkan oleh perusahaan. Lebih lagi ada tim
manajemen yang siap membantu semua pekerjaan administrasi dan distributor. Strategi seperti ini membuat banyak orang yang dulunya tidak bisa memiliki
bisnis sendiri, karena keterbatasan modal yang ada, akhirnya bisa menjadi pengusaha.
5
Edy Zaques editor, Jalan Panjang Menuju Undang-Undang Anti Piramid Telah DImulai, INFO APLI Edisi XIV, November 2002, hal.1.
Universitas Sumatera Utara
seseorang bisa menjadi kaya dengan mudah tanpa perlu usaha yang disertai dengan keuletan. Namun demikian, masih banyak juga orang yang tertipu. Bahkan
sebagian dari mereka membiarkan dirinya ditipu karena mereka ingin kaya tanpa usaha.
6
Maraknya bisnis berkedok MLM juga telah berpengaruh buruk bagi citra industri bisnis MLM murni. Tidak sedikit masyarakat yang sangat anti jika
mendengar kata MLM. Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri ada beberapa usaha MLM yang diakui keabsahannya. Beberapa usaha MLM yang dikenal baik
seperti CNI, Amway, Oriflame, Sophie Martin, Herbalife, CJDW Oxy, dll yang diyakini sebagai bisnis yang legal karena usahanya telah berlangsung selama
bertahun-tahun dan produk-produknya pun memang sangat diterima di masyarakat. Namun demikian, nama baik yang telah dibangun dengan bersusah
payah selama bertahun-tahun tersebut dapat saja menurun dalam waktu singkat akibat ulah praktek-praktek illegal yang mengatasnamakan MLM sebagai kedok
usahanya.
7
Sehubungan dengan hal tersebut, produk “Air Oxy” yang diproduksi oleh PT. Central Java Daya Wiguna telah diterima oleh masyarakat luas karena
masyarakat menilai bahwa produk tersebut tidak merugikan mereka sebagai konsumen. Akan tetapi, maraknya praktek bisnis berkedok MLM di Indonesia
harus segera ditanggulangi dengan upaya-upaya yang lebih kongkrit. Pemerintah sudah selayaknya segera menerbitkan undang-undang khusus sebagai upaya
6
Ibid.
7
Ibid., hal.2.
Universitas Sumatera Utara
pencegahan dan pemberantasan praktek bisnis berkedok MLM. Disamping itu, peran aktif pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tentang seluk-beluk dan
bahaya bisnis berkedok MLM sangat dibutuhkan. Dan tak lupa juga produk- produk yang di pasarkan khususnya yang dapat dikonsumsi oleh konsumen juga
harus didaftarkan pada BPOM, Depkes, Dinas Perindustrian dan MUI agar konsumen tidak dirugikan jika sewaktu-waktu mengkonsumsi produk tersebut.
Jika hal tersebut tidak segera direalisasikan, maka modus penipuan berkedok MLM dan penipuan produk yang tidak terdaftar menimbulkan banyak korban,
selain itu nama baik industri bisnis MLM pun akan ikut tercemar.
B. Permasalahan