a. Jenis material yang digunakan
Bahan material yang akan digunakan untuk struktur atap yang kuat harus memiliki sifat awet, ringan dan presisi. Atapn dikatakan kuat bila mampu
menahan besarnya beban yang bekerja pada stuktur atap tersebut. b.
Bentuk atap Bentuk atap harus mampu menahan derasnya air hujan, sengatan matahari dan
kuatnya dorongan angin. Bentuk atap harus disesuaikan pula dengan ketinggian bangunan. Semakin tinggi sebuah bangunan maka akan semakin kuat tekanan
angin pada atap sehingga haus disesuaikan dengan kemiringan atapnya pula. c.
Proses pengerjaan Pengerjaan atap harus melaui pertimbangan dan persyaratan yang telah
ditentukan sesuai dengan karakteristik bahan yang akan digunakan. Karakteristik tersebut antara lain bentangan dan detail pada sambungan.
Rangka atap konvensional maupun rangka atap baja ringan, masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut akan dibahas mengenai
kedua jenis rangka atap tersebut. Untuk keperluan Tugas Akhir ini, struktur baja ringan yang akan dianalisis didesain menurut Standar Nasional Indonesia
SNI. SNI 03-1729-2002 akan digunakan untuk menganalisis baja konvensional, sedangkan untuk analisis baja ringan digunankan SNI
7971:2013.
2.2. Baja Ringan
Cold-formed Steel
Profil baja ringan adalah komponen yang berkualitas struktural dari
lembaran baja yang dibentuk model tertentu dengan proses
press-braking
atau
roll forming
Gambar 2.1
.
Suhu tidak diperlukan dalam proses pembentukan
Universitas Sumatera Utara
tidak seperti baja
hot-rolled
, oleh sebab itu disebut cold-formed. Biasanya baja
cold-formed
merupakan komponen yang tipis, ringan, mudah untuk diproduksi, dam murah dibandingkan baja
hot-rolled
Mutawalli, 2007.
Gambar 2.1. Proses pembentukan profil baja Sumber :
www.anekaroll.com
2.3. Sejarah Baja Ringan
Cold-formed Steel
Riset tentang baja
cold-formed
untuk bangunan dimulai oleh Prof. George Winter dari Universitas Cornell mulai tahun 1939. Berdasarkan riset-riset beliau
maka dapat dilahirkan edisi pertama tentang “Light Gauge Steel Design Manual” tahun 1949 atas dukungan AISI American Iron and Steel Institute Wei-Wen
Yu, 2000. Sejak dikeluarkan peraturan tersebut atau lebih dari lima dekade ini, maka pemakaian material baja canai dingin semakin berkembang untuk
konstruksi bangunan, mulai struktur sekunder sampai struktur utama, misalnya untuk balok lantai, rangka atap dan dinding pada bangunan industri, komersial
maupun rumah tinggal.
Universitas Sumatera Utara
Proses pembebanan diluar elastic range menyebabkan perubahan dalam daktilitasnya yang berguna, jika digunakan dalam temperatur atmosfir. Proses
semacam ini dikebal sebagai Cold Work Oentoeng, 2000. Baja ringan atau
light weight steel
adalah komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan dingin kemudian diproses kembali komposisi atom dan
molekulnya Irfan dkk., 2013. Potongan penampang, konfigurasi, proses manufaktur dan fabrikasi cold-formed steel berbeda dengan baja konvensional.
Pada produksi cold-formed steel, baja dibentuk sedemikian rupa dalam suhu ruangan dengan menggunakan bending brakes, press brake, dan roll-forming
machines. Baja canai dingin semakin populer digunakan sebagai alternatif pengganti kayu dan baja karena kelebihan yang dimilikinnya.
Pada baja
cold-formed,
pengaruhbentuk geometri penampang sangat besar terhadap perilaku dan kekuatannya dalam memikul beban. Adanya perubahan
bentuk yang sedikit saja dari penampangnya maka kekuatan elemen struktur tersebut akan berbeda sama sekali termasuk juga perilaku tekuknya. Pemberian
sedikit tekukan pada profil sehingga menjadi penampang
corrugated
maka kinerjanya mengalami peningkatan yang signifikan dibanding perilaku
penampang pelat datar. Hal tersebut mengakibatkan proses perencanaannya relatif lebih rumit dibanding proses perencanaan baja canai panas.
Baja ringan
cold-formed
atau
cold-rolled
adalah jenis baja yang terbuat dari logam campuran yang terbuat dari logam campuran yang terdiri atas beberapa
unsur metal, dibentuk setelah dingin dengan memproses kembali komposisi atom dan molekulnya, sehingga menjadi baja yang lebih ringan dan fleksibel. Produk
baja ringan di pasaran Indonesia dilapisi oleh dua komposisi bahan, yaitu
Universitas Sumatera Utara
galavanis dan zincalume. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing.
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan