BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu pondasi dan struktur atas yaitu dari sloof sampai atap. Konstruksi
atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang
dipilih, dan lapisan penutupnya. Struktur rangka atap adalah salah satu bagian penting dalam konstruksi
bangunan. Royani 2011 berpendapat bahwa, struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan atau mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap
terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan
balok-balok dari kayubambu baja secara vertikal dan horizontal kecuali pada struktur atap dan beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,
kasau, dan reng. Setiap susunan rangka batang struktur atap haruslah merupakan satu
kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan Wicaksono, 2011. Untuk merancang atap
yang kuat dan berkualitas, struktur atapnya juga harus kuat dan awet tanpa melupakan faktor iklim. Adapun faktor-faktor yang menunjang kekuatan struktur
atap menurut Danang 2007 adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Jenis material yang digunakan
Bahan material yang akan digunakan untuk struktur atap yang kuat harus memiliki sifat awet, ringan dan presisi. Atapn dikatakan kuat bila mampu
menahan besarnya beban yang bekerja pada stuktur atap tersebut. b.
Bentuk atap Bentuk atap harus mampu menahan derasnya air hujan, sengatan matahari dan
kuatnya dorongan angin. Bentuk atap harus disesuaikan pula dengan ketinggian bangunan. Semakin tinggi sebuah bangunan maka akan semakin kuat tekanan
angin pada atap sehingga haus disesuaikan dengan kemiringan atapnya pula. c.
Proses pengerjaan Pengerjaan atap harus melaui pertimbangan dan persyaratan yang telah
ditentukan sesuai dengan karakteristik bahan yang akan digunakan. Karakteristik tersebut antara lain bentangan dan detail pada sambungan.
Rangka atap konvensional maupun rangka atap baja ringan, masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut akan dibahas mengenai
kedua jenis rangka atap tersebut. Untuk keperluan Tugas Akhir ini, struktur baja ringan yang akan dianalisis didesain menurut Standar Nasional Indonesia
SNI. SNI 03-1729-2002 akan digunakan untuk menganalisis baja konvensional, sedangkan untuk analisis baja ringan digunankan SNI
7971:2013.
2.2. Baja Ringan