5. Sistem Sambungan
Pada sambungan baut, kelebihan bagian yang disambung relatif tpis pada baja ringan dibanding baja biasa
hot-rolled
. Baja
cold-formed
berbentuk lembaran sheet atau strip sebaran yang sempit antara tegangan leleh fy dan kuat tariknya fu, sehingga perilaku sambungan baut berbeda
antara baja cold-formed dan hot-rolled, khususnya pada kekuatan tumpu dan tegangan tarik.
6. Kekuatan Tumpu Ujung dari Baja Tipis
Tekuk pada badan menjadi masalah kritis
cold-formed
karena : a.
Pemakaian pelat pengaku pada tumpuan atau lokasi beban terpusat adalah tidak praktis pada konstruksi
cold-formed
b. Rasio tinggi badan relatif lebih besar dibanding profil
hot-rolled
7. Batasan Ketebalan
Yang paling penting adalah rasio lebartebal dari elemen tekan dan satuan tegangan yang digunakan.
8. Perencanaan Plastis
Konstruksi
cold-formed
dianggap tidak dapat menghasilkan mekanisme sendi plastis apabila dikategorikan sebagai penampang langsing yang tidak
memenuhi persyaratan.
2.6. Spesifikasi Rangka Atap Baja Ringan
Di pasaran Indonesia beredar profil baja ringan yang di bedakan menjadi dua yaitu : profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada
pabrikasi kuda-kuda
truss
dan profil U dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm idealnya 0,55 mm yang biasa digunakan sebagai reng
Universitas Sumatera Utara
Topspan
. Berat struktur baja ringan ±6-9 kgm
2
Wicaksono, 2011.
Gambar 2.5. Jenis profil baja ringan Baja yang digunakan adalah baja ringan tipe Zincalume G550 dengan
spesifikasi sebagai berikut : Modulus elastisitas E = 210.000 Nmm
2
Modulus geser G = 81.000 Nmm
2
Nisbah poisson = 0,3
Tegangan leleh fy = 550 MPa
Kekuatan tarik fu = 550 MPa
2.7. Lapisan Antikarat Baja Ringan
Coating
Baja tersusun dari besi Fe dan karbon C yang akan bereaksi jika bertemu dengan air dan udara menghasilkan karat. Baja ringan mengalami hal yang sama
dengan baja pada umumnya. Karena itu, agar material ini awet atau tahan lama, perlu diberi
coating
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Lapisan zinc Z atau seng
Lapisan ini kerap disebut galvanis dengan bahan seng. Jumlah massa pelapis untuk lapisan coating ini bervariasi seperti Z125, Z175, Z225.
Adapun angka dibelakang Z menunjukkan ketebalan lapisan dalam satuan grm
2
. 2.
Lapisan aluminium dan zinc AZ Sesuai namanya, lapisan ini tersusun atas aluminium dan seng. Sama
seperti lapisan Z, AZ juga memiliki jumlah massa pelapis yang beragam seperti AZ50, AZ100, AZ150, AZ200. Angka dibelakang Z juga
menunjukkan ketebalan lapisan dalam satuan grm
2
. Penetapan kadar ketebalan lapisan antikarat ini diperoleh berdasarkan uji tes pada
laboratorium sebelumnya. 3.
Lapisan magnesium, aluminium, dan zinc MAZ Coating ini adalah coating yang dikembangkan oleh Jepang dengan
adanya tambahan unsur magnesium. Coating ini belum masuk ke pasaran Indonesia.
2.8. Perencanaan Struktur Rangka Atap Baja Ringan
Struktur rangka atap baja ringan dianalisa berdasarkan SNI 7971 : 2013.
2.8.1 Pembebanan
Sesuai dengan SNI 7971:2013, struktur beserta komponen-komponen strukturnya harus disesain terhadap aksi dan kombinasi aksi sesuai dengan
SNI 1727 butir 1.6. Beban gempa diabaikan dalam perencanaan rangka atap ini.
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi beban SNI 1727:2013 butir 2 1.
1,4D 2.
1,2D + 1,6L +0,5 Lr atau S atau R 3.
1,2D + 1,6 Lr atau S atau R + L atau 0,5 W 4.
1,2D + 1,0W + L + 0,5 Lr atau S atau R 5.
1,2D + 1,0E + L+ 0,2S 6.
0,9D + 1,0W 7.
0,9D + 1,0E Keterangan:
D = beban mati L = beban hidup
Lr = beban hidup atap S = beban salju
R = beban hujan W = beban angin
E = beban gempa Pengecualian:
1. Faktor beban pada L dalam kombinasi 3, 4, dan 5 diizinkan sebesar 0,5
untuk semua tingkat hunian bila Lo kurang dari atau sama dengan 100 psf 4,79 KNm2, dengan pengecualian daerah garasi atau luasan yang
ditempati merupakan tempat pertemuan umum. 2.
Dalam kombinasi 2, 4, dan 5, beban pendamping S harus diambil sebagai salah satu beban atap rata bersalju atau beban atap miring bersalju.
Universitas Sumatera Utara
Bila ada beban fluida F, kombinasi harus menyertakan faktor beban yang sama seperti beban mati D pada kombinasi 1 sampai 5 dan 7.
Setiap keadaan batas kekuatan yang relevan harus diselidiki. i.
Beban mati D Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan
gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan
komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan laya terpasang lain termasuk berat keran. Dalam menentukan beban
mati untuk perancangan, harus digunakan berat bahan dan konstruksi yang sebenarnya, dengan ketentuan bahwa jika tidak ada
informasi yang jelas, nilai yang harus digunakan adalah nilai yang disetujui oleh pihak yang berwenang.
ii. Beban hidup L
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban
konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angin, bebah hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.
iii. Beban angin W
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada suatu konstruksi yang disebabkan oleh selisih tekanan udara.
2.8.2 Lebar Efektif Penampang
Terdapat dalam SNI 7971 : 2013 butir 2.2. Penggunaan rumus lebar efektif ditentukan berdasarkan bentuk penampang yang digunakan. Dari
Universitas Sumatera Utara
bentuk dari setiap bagian pada profil, dihitunglah lebar efektif masing-masing untuk mendapatkan luas efektifnya.
2.8.2.1 Lebar efektif untuk elemen dengan pengaku a. Lebar efektif untuk pengaku yang mengalami tegangan tekan
merata i.
Lebar efektif untuk perhitungan kapasitas
Untuk menentukan kapasitas penampang atau komponen struktur, lebar efektif b
e
dari elemen dengan pengaku yang mengalami tekan merata harus ditentukan dari persamaan dibawah
ini: untuk ≤ 0,67γ ν b
e
= b 2.1
untuk 0,67γ ν b
e
= ρb 2.2
Keterangan : b = lebar rata dari elemen tidak termasuk lengkungan
ρ = faktor lebar efektif
� Rasio Kelangsingan harus ditentukan sebagai berikut
� √
fn = tegangan desain pada elemen tekan yang dihitung berdasarkan lebar desain efektif lihat gambar 4b
fcr = tegangan tekuk pelat
Universitas Sumatera Utara
k = koefisien tekuk pelat = 4 E = Modulud elastisitas Young
= angka Poisson t = tebal elemen profil
Gambar 2.6. Elemen dengan pengaku yang menerima tegangan tekan merata
ii. Lebar efektif untuk perhitungan defleksi
Untuk menentukan defleksi, lebar efektif b
ed
harus ditentukan dari persamaan berikut,
untuk ≤ 0,67γ ν b
ed
= b untuk 0,67γ ν b
ed
= ρb
b. Elemen dengan pengaku yang mengalami tekan merata dengan lubang lingkaran
i. Lebar efektif untuk perhitungan kapasitas