Nilai BUN juga dapat menurun pada keadaan-keadaan berikut: 1.
Gagal liver seperti pada pasien-pasien hepatitis, keracunan obat-obatan dan zat-zat tertentu
2. Akromegali
3. Malnutrisi dan diet randah protein
4. Syndrome of Inapropriate Antidiuretic Hormone SIADH
Ureum direabsorbsi secara pasif di tubulus, tetapi jauh lebih sedikit daripada ion klorida. Ketika air direabsorbsi dari tubulus melalui osmosis
bersamaan dengan osmosis natrium, konsentrasi ureum didalam tubulus meningkat. Hal ini menimbulkan gradien konsentrasi yang menyebabkan
reabsorbsi natrium. Ureum tidak dapat memasuki tubulus semudah air. Pada beberapa bagian nefron, terutama di duktus koligentes medula internal, reabsorpsi
pasif uerum difasilitasi oleh pengangkut ureum spesifik. Ureum yang tersisa akan dimasukkan kedalam urin, menyebabkan ginjal mengeksresi sejumlah besar
produk buangan metabolisme ini. Produk hasil metabolisme lainnya, misalnya kreatinin, adalah molekul
yang lebih besar daripada ureum dan pada dasarnya tidak permeabel terhadap membran tubulus. Oleh karena itu, kreatinin yang telah difiltrasi hampir tidak ada
yang direabsorbsi, sehingga semua kreatinin yang difiltrasi oleh glomerulus akan disekresikan kedalam urin.
2.2.1. Tranpor Urea ginjal
Sisa nitrogen hasil metabolisme tubuh pada disekresikan terutama dalam bentuk urea 90, suatu molekul yang mudah terlarut di dalam air. Mekanisme
yang terjadi dalam proses reabsorbsi urea ginjal berperan penting dalam mengatur konsentrasi urine di ginjal. Telah dibuktikan bahwa peningkatan kecepatan
ekskresi urea hampir seluruhnya bergantung pada kecepatan filtrasi glomerulus dan reabsorbsi tubular. Urea direabsorbsi melalui dua mekanisme: pertama sekali
Universitas sumatera Utara
hal ini terjadi di tubulus proximal dimana 40 urea yang telah difiltrasi akan direabsorbsi. Karena reabsorbsi urea pada bagian ini bergantung pada konsentrasi
cairan concentration dependent, maka jika ada suatu hal yang menyebabkan peningkatan reabsorbsi air, maka hal tersebut akan disertai dengan peningktan
reabsorbsi pasif urea pada bagian ini. Mekanisme kedua berada di bagian distal nefron inner medullary
collecting duct. Hal ini bergantung pada peningkatan sekresi hormon antidiuretik. Peningkatan jumlah AVP Arginine Vasopressin akan meningkatkan reabsorbsi
urea pada segmen ini, khususnya pada bagian terminal dari inner medullary collecting duct. Proses peningkatan reabsorbsi ini diperantarai oleh suatu
transporter tertentu yang diatur oleh gen UT-A dan UT-B. Transporter urea juga terdapat pada organ ekstrarenal, misalnya di jantung, namun peranannya masih
belum diketahui secara pasti. Pada ginjal jumlah transporter urea ini diatur oleh AVP, glukokortikoid,
dan mineral kortikoid. Pada bagian distal nerfon, penyerapan urea ini bersifat flow dependent; penurunan kecepatan aliran cairan pada bagian distal ini akan
menyebabkan perlambatan kecepatan aliran cairan tubular di tubulus pengumpul collecting duct, yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan reabsorbsi urea.
Menarikanya, AVP juga mengatur transpor air pada ginjal, juga berada pada nerfon distalis, namun melalui kanal dan mekanisme yang berbeda.
2.2.2. Transpor Air
Kanal air aquaphorin memperantarai pergerakan air melewati membran lipid bilayer. Aquaphorin2 ditemukan pada sel prinsipal tubulus pengumpul
sebagai kanal utama reabsorbsi air melewati membran apikal sel. Melalui reseptor V2 yang terdapat pada membran basolateral tubulus pengumpul, AVP bekerja
menatur kecepatan vesikel-vesikel yang berisi aquaphorin-2 ke membran apikal dan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran terhadap air.
Universitas sumatera Utara
Peningkatan jumlah AVP akan meningkatkan jumlah aquaphorin pada bagian distal nefron yang akan menginduksi reabsorbsi air. Sebaliknya, supresi
AVP akan menurunkan eksositosis kanal aquaphorin-2, dan akan meningkatkan klirens air dari ginjal.
2.2.3. Argrinine Vasopressor Peptide