Rinrin Nurhidayanti, 2015 PENGARUH PENJULUKAN JURUSAN IPA DAN IPS TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU
MENYIMPANG PADA SISWA DI SMA NEGERI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah 0,200
– 0,399 Rendah
0,400 – 0,599
Sedang 0,600
– 0,799 Kuat
0,800 – 1,000
Sangat kuat Sumber: Sugiyoo 2013, hlm. 257
b Uji Kontribusi Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi yang
diambil dari koefisien korelasi yang telah diketahui. Menurut Susetyo 2010, hlm. 122 koefisien determinasi merupakan proporsi untuk
menentukan terjadinya persentase variansi bersama antara variabel X dengan variabel Y jika dikalikan 100. Sedangkan menurut Morissan
2014, hlm. 380, koefisien determinasi didefinisikan sebagai nilai yang menunjukkan persentase variasi data pada salah satu variabel yang
dapat dijelaskan hanya berdasarkan informasi dari variabel lainnya. Adapun menurut rumus uji koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Keterangan : KD = Nilai Koefisien Diterminan
r
2
= Nilai Koefisien Korelasi
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif menurut Bogdan Biklen Sugiyono, 2010, hlm. 248 adalah
Rinrin Nurhidayanti, 2015 PENGARUH PENJULUKAN JURUSAN IPA DAN IPS TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU
MENYIMPANG PADA SISWA DI SMA NEGERI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Analisis data kualitatif upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Miles dan
Huberman dalam
Sugiyono, 2008,
hlm. 246
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawingverification.
a. Data Reduction reduksi data
Reduksi data harus segera dilakukan setelah semua data diperoleh dari lapangan. Menurut Sugiyono 2013, hlm. 338 bahwa
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang apa yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah
peneliti untuk
melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam tahap ini, peneliti memilih data dan merangkum dari hasil penelitian di lapangan melalui hasil wawancara dan observasi. Peneliti
mengambil pokok masalah dan mengkategorikan dan mengelompokan ke dalam bagian-bagian dan memberikannya tanda baik berupa angka atau hurup,
untuk memperjelas data tersebut nantinya akan masuk pada bagian mana sehingga dapat terlihat polanya.
b. Data display penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Menurut Sugiyono 2013, hlm. 341 dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Selanjutnya Miles Huberman dalam
Sugiyono, 2013, hlm. 341 „yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif‟. Oleh
karena itu, pada tahap ini data yang sebelumnya telah direduksi dan diketahui polanya, selanjutnya dideskripsikan dengan jelas, terperinci dan menyeluruh
Rinrin Nurhidayanti, 2015 PENGARUH PENJULUKAN JURUSAN IPA DAN IPS TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU
MENYIMPANG PADA SISWA DI SMA NEGERI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dengan berbentuk narasi ataupun yang lainnya, sehingga kondisi di lapangan dapat tergambar dengan jelas.
c. Conclusion drawingverification
Langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dari hasil penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Miles Huberman dalam Sugiyono, 2013,
hlm. 345 „langkah ke tiga dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi‟. Dalam tahap ini kesimpulan yang diambil harus
sesuai dengan fakta di lapangan dan harus kredibel disertai dengan bukti yang
kuat.
Rinrin Nurhidayanti, 2015 PENGARUH PENJULUKAN JURUSAN IPA DAN IPS TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU
MENYIMPANG PADA SISWA DI SMA NEGERI 2 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan didapatkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam temuan dan pembahasan, dengan itu dapat
ditarik kesimpulan bahwa: 1.
Penjulukan terhadap siswa terjadi di SMA Negeri 2 Bandung, yang mana penjulukan ini memiliki dua bentuk yaitu bersifat positif dan negatif yang
diberikan oleh siswa dan guru di sekolah. Terdapat penjulukan yang berbeda terhadap jurusan IPA dan IPS, yang mana IPA memiliki julukan positif
yaitu siswanya dijuluki dengan “pintar” dan IPS memiliki julukan negatif yaitu siswanya dijuluki dengan “nakal”. Penjulukan yang berbeda muncul
karena beberapa faktor penyebab diantaranya yaitu, berdasarkan perilaku dan karakteristik yang ditampilkan oleh siswa masing-masing jurusan serta
adanya pengalaman masa lalu bahwa adanya anggapan siswa IPA terdiri dari anak-anak yang pintar dan siswa IPS terdiri dari anak-anak yang nakal.
Penjulukan yang berbeda memberikan dampak bagi penerima julukan diantaranya yaitu, bagi siswa IPA yang memiliki julukan positif berdampak
baik karena menjadi masukan dan motivasi bagi siswa untuk bisa lebih berprestasi lagi. Sedangkan bagi siswa IPS yang memiliki julukan negatif
dapat memberikan dampak positif dan negatif diantaranya yaitu, julukan negatif yang melekat pada siswa IPS susah hilang sehingga membuat citra
siswa IPS kurang baik, menimbulkan rasa sakit hati karena dijuluki sehingga dapat menghambat kenyamanan siswa dalam belajar, bagi siswa
IPS yang memiliki mental lemah akan membuat siswa terbawa dengan julukan yaitu berbuat kurang baik karena beranggapan sudah terlanjur
dianggap negatif. Selain terhadap siswa, penjulukan juga memberikan dampak terhadap jurusannya yaitu bagi jurusan IPA akan meningkatkan
citra menjadi lebih baik dan menjadi jurusan favorit pilihan siswa, sedangkan bagi jurusan IPS penjulukan membuat citra jurusan menjadi