Strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah : studi kasus BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang

(1)

STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH

(studi pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.sy)

Oleh:

SITI IROH MASRUROH NIM. 206046103879

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M / 1431 H


(2)

STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH

( Studi Pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang ) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.sy)

Oleh:

SITI IROH MASRUROH NIM : 206046103879

Pembimbing

Drs. Djawahir Hejazziey., SH., MA NIP. 195510151979031002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Pengesahan Panitia Ujian

Skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKAT LOYALITAS NASABAH (studi pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang), telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pada tanggal 4 Agustus 2010. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.sy) pada Program Studi Muamalat (ekonomi islam).

Jakarta, 4 Agustus 2010

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 165505051982031012

1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey,. SH,. MA ( ) (NIP. 195510151979031002)

2. Sekretaris : Dr. H. Ahmad Yani, M,. Ag. ( ) (NIP. 196404121994031004)

3. Pembimbing : Drs. Djawahir Hejazziey,. SH,. MA ( ) (NIP. 195510151979031002)

4. Penguji 1 : Dr. H. A. Juaini Syukri, Lc, MA ( ) (NIP. 195507061992031001)

5. Penguji 2 : Dr. H. Fuad Thohari, M, Ag. ( ) (NIP. 197003232000031001)


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Juni 2010


(5)

ABSTRAKSI

BMT AL – FATH IKMI di dirikan pada tanggal 13 Oktober 1996 oleh 25 orang pendiri dengan modal awal Rp. 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 orang pendiri. Pada tahun 1998, BMT AL – FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL – FATH IKMI mendapatkan legal hukum Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998 dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.

Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL – FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama koperasi BMT AL – FATH IKMI”.

BMT AL – FATH IKMI memiliki berbagai macam produk penghimpunan dana berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah, salah satunya adalah produk SIMPANAN HAJI. Simpanan ini merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Mendapatkan bagi hasil sesuai nisbah.

Pasar untuk suatu produk atau jasa sangatlah luas. Perusahaan tidak mudah untuk memasuki pasar yang demikian luas dan kalaupun bisa kemungkinan berhasil sangat kecil, apalagi untuk usaha-usaha baru. Pasar yang demikian luas ini jika tidak dipilah-pilah akan menyulitkan perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Karena pasar yang demikian luas maka sebelum memasarkan produknya produsen harus lebih dulu melakukan riset pasar. Tujuannya adalah untukmengetahui seberapa besar pasar yang akan dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut, dan seberapa kuat saingan kita. Tentu saja semua ini tergantung kemampuan perusahaan tersebut.

Untuk memasarkan SIMPANAN HAJI kepada masyarakat, diperlukan sebuah strategi pemasaran yang baik dan khusus agar masyarakat berminat untuk mengambil produk SIMPANAN HAJI. Strategi tersebut mulai dari menentukan segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan melakukan positioning, serta melakukan berbagai macam strategi pemasaran lainnya, seperti strategi promosi ditambah dengan beberapa strategi khusus yang harus dilakukan oleh BMT AL – FATH IKMI dengan tujuan dapat menarik minat masyarakat untuk segera bergabung di BMT AL – FATH IKMI dengan membuka rekening produk-produknya, khususnya produk SIMPANAN HAJI.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademis di Jurusan Mu’amalat Perbankan Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini berjudul Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah, akhirnya dapat terselesaikan dengan yang di harapkan penulis. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembanhkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan sahabat-sahabat.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dr. Euis Amalia, M. Ag. Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharudin


(7)

3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA Koordinasi Teknis dan Drs. Ahmad Yani, M. Ag. Sekretaris Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. atas kesediaannya memberikan waktu luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

5. Dr. H. Fuad Thohari. M. Ag dan Dr. H. Juaini. Lc. M. Ag, selaku dosen Penguji skripsi penulis, yang telah memberikan pertanyaan dan masukan yang membuat wawasan dan pengetahuan penulis bertambah. Dan juga yang telah memberikan hasil akhir yang memuaskan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus tercinta ini

7. Manajer BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang Bapak Saimin yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini

8. Kepada Pemimpin dan Karyawan Perpustakaan, baik Perpus Syariah, Perpus Utama maupun Perpus Ekonomi yang telah memberikan banyak referensi dan inspirasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini


(8)

9. Untuk Ka Fida dan Ka Syafi’i yang tidak pernah lelah melayani keluhan kami dan yang selalu memberikan informasi terupdate untuk mahasiswa non reguler

10. Rasa Ta’zim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda H. Madromi dan Ibunda Hj. Siti Suhatmah atas baik moril dan materil, kesabaran, keikhlasan, perhatian serta cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis bahkan do’a munajat yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT, senantiasa agar penulis mendapatkan kesuksesan dalam belajar dan bekerja, juga atas perjuangan mereka yang telah mendidik dan mengajarkan arti kehidupan Penulis mempersembahkan skripsi ini.

11. A’a, teteh dan adik-adik ku tercinta, M. Ajib Nidhomi, Siti Hilmiah, Siti Afifah, Abdul Mubarok, Tajul Muttaqin dan Siti Alawiyah yang telah membantu penulis lewat do’a-doanya. Kalian adalah motivasi dan inspirasi hidupku.

12. Teman-teman seperjuanganku, Reni, Udit, Mey, Achie, Gina, Silla, D’u, Inez, Abang Nieya, Dauz, Robby, Kurniawan, Badruuu, Fauki, Lukmen dkk

13. Teman-teman ku, Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah 2006 Non reg, terutama PS A yang tercinta, yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

14. Sahabat kostan ku, iin aini, yuu ulva, nak dante’, mamih yuli, dik oval, yang telah memberikan semangat dan canda tawa selama ini.


(9)

15. Alumni MAN 1 Tangerang angkatan 2004, khususnya Dewi, Lala, Teteh Ovi, Mas Mahin, Ali Sipit, Doni, Bambang, Sarah dan smuanya yang namanya ga bisa di sebutin satu-satu. Mkcy teman,,

Mudah-mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang telah penulis terima selama menjalani pendidikan mendapat ridha Allah SWT . Penulis sangat menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang kontruktif agar lebih baik lagi. Atas perhatiannya penulis haturkan terima kasih.

Jakarta, 30 Juni 2010

Siti Iroh Masruroh


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

I. DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Review Studi Terdahulu... 7

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan... 9

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Strategi ... 14

B. Pengertian Pemasaran... 16

C. Perumusan Strategi Pemasaran... 19

D. Pengertian Tabungan ... 22

E. Jenis-jenis Tabungan ... 24


(11)

G. Dasar Hukum Haji ... 29

H. Syarat, Rukun dan Wajib Haji... 29

I. Macam-macam Haji ... 31

J. Hikmah disyaratkannya Ibadah Haji ... 32

K. Pengertian Loyalitas Nasabah ... 37

L. Karakteristik Loyalitas Pelanggan... 39

M. Hubungan Loyalitas dengan Kepuasan Nasabah... 40

N. Strategi Membentuk Loyalitas Nasabah... 40

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH IKMI A. Sejarah dan Perkembangan BMT AL-Fath ... 42

B. Visi dan Misi ... 43

C. Prinsip Operasional ... 44

D. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja... 45

E. Produk dan Jasa ... 49

BAB IV PENGARUH STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PADA BMT AL-FATH A. Perkembangan Simpanan Haji ... 53

B. Strategi Pemasaran Simpanan Haji ... 55


(12)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 64 B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

- Struktur Organisasi BMT Al-Fath, Pamulang ………. x - Peningkatan Loyalitas Nasabah Simpanan Haji ………..61


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata Penulis

Lampiran 2 : Surat Perubahan Judul Skripsi Lampiran 3 : Surat Pengajuan Dosen Pembimbing

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Telah Melakukan Observasi Lampiran 5 : Surat Izin Wawancara

Lampiran 6 : Formulir Nasabah Tabungan Haji Lampiran 7 : Kartu Spesimen Tanda Tangan Lampiran 8 : Surat Izin Observasi / Wawancara Lampiran 9 : Brosur Simpanan Haji

Lampiran 10 : Informasi Bonus dan Bagi Hasil Tabungan BMT Al-Fath Lampiran 11 : Data Mitra KBMT Al-Fath

Lampiran 12 : Wawancara Pada BMT Al-Fath, Pamulang Lampiran 13 : Daftar Badan Pendiri


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul maal wat tamwil (BMT) hadir ditengah masyarakat sebagai jawaban atas sebuah kegelisahan, dimana usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) meskipun telah diakui menjadi pilar penyanggah perekonomian bangsa, namun seringkali dihadapkan pada masalah keterbatasan modal. Suntikan dana dibutuhkan dana UMKM Untuk keberlangsungan usahanya, yang diharapkan dapat diperoleh melalui kredit atau pembiayaan dari lembaga keuangan.

Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat unttuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang. Bannyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.1

Untuk itulah BMT mengambil peran dalam menjawab solusi tersebut. BMT memiliki ciri unik yang membedakan dengan lembaga keuangan

1


(16)

lainnya, yaitu dengan mengedepankan nilai-nilai islami di dalam kegiatan operasionalnya, serta memiliki 2 fungsi yang berbeda, yakni sebagai baitul maal yang mengumpulkan dana dan menyalurkan zakat, infaq, sadaqah, serta sebagai baitul tanwil yang melakukan kegiatan usaha berkala mikro.2

Terdapat beberapa hal yang membuat BMT menjadi satu lembaga keuangan yang berbeda dengan lembaga keuangan yang ada pada umumnya, yaitu :

a. Adanya 2 fungsi yang berbeda di dalam satu tubuh, yaitu fungsi sosial dan fungsi ekonomi

b. Bersifat fleksibel, dapat disesuaikan dengan kondisi didalam masyarakat, hal ini disebabkan karena BMT tidak berada dibawah naungan BI, sehingga tidak tunduk dibawah aturan-aturan perbankan yang ketat

c. Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis, berpandangan proaktif, tidak menunggu tetapi menjemput pelanggan atau anggota dan nasabah

d. Merupakan lembaga keuangan mikro yang islami, sehingga segala kegiatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip islam.

Sebenarnya telah ada usaha untuk melakukan penelitian-penelitian dengan tujuan untuk menjadikan BMT berkembang dengan lebih terarah.

2


(17)

Perbedaan hasil didalam penelitian-penelitian tentang keuangan syariah pada umumnya, atau BMT pada khususnya dapat menjadikan gambaran yang tidak jelas mengenai arah yang tepat untuk mengembangkan BMT, khususnnya dibidang pemasaran. Sementara itu, berkaitan dengan reputasi, sasaran pemasaran yang jelas mendesak untuk segera dilakukan.

Akhir-akhir ini banyak bank-bank yang menawarkan produk tentang tabungan haji, baik bank syariah maupun bank konvensional. Mereka bersaing dalam menawarkan produk tersebut agar masyarakat berminat menabung di bank tersebut.

Tetapi selain Bank, ada juga koperasi jasa keuangan yang yang mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah. Yaitu Baitul Maal Tanwil Al-Fath Ikmi dan Salah satu produknya adalah simpanan haji. Simpanan haji adalah simpanan yang menggunakan prinsip mudharabah yaitu simpan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan. Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi hasil mudharabah.3

Haji pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat muslim yang telah mencapai istitho’ah (mampu). Disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannnya adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang

3


(18)

melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik, material maupun spiritual. Haji merupakan kegiatan berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk mengerjakan ibadah haji dengan cara, tempat, waktu, atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah, thawaf dan sa’i.4

Menunaikan ibadah haji bagi kebanyakan orang Indonesia adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Ia memerlukan kemauan yang kuat dan kemampuan yang memadai. Ada banyak orang yang sudah mampu tetapi belum mempunyai kemauan, dan lebih banyak lagi yang sudah mempunyai kemauan tetapi belum mempunyai kemampuan yang cukup. Oleh karena itu, pergi menunaikan ibadah haji bagi rata-rata orang Indonesia saat ini dirasakan sebagai keberuntungan besar. Maka sangat sayang rasanya jika menunaikan ibadah haji tidak dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul ” STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH (studi pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang )”.

4

Departemen Agama RI, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah, (Jakarta: 1998), h.3


(19)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas dapat dibatasi pada Strategi Pemasaran Simpanan Haji dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah yang di terapkan oleh BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang.

1. Apa pengaruh strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang dalam peningkatan loyalitas nasabah ?

2. Faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang ?

3. Bagaimana strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, adapun tujuan dan manfaat dari telaah kritis ilmiah terhadap Strategi Pemasaran Simpanan Haji dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apa strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang terhadap peningkatan loyalitas nasabah


(20)

c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi BMT sebagai bahan evaluasi kritis atau perbandingan atas langkah-langkah yang telah dan sedang diambil oleh perusahaan dalam mencapai tujuan dan sekaligus sebagai dasar strategi pemasaran simpanan haji khususnya dalam meningkatkan loyalitas nasabah yang digunakan dimasa yang akan datang.

b. Bagi nasabah, di harapkan hasil penulisan ini terbaca secara luas oleh warga negara Indonesia agar mereka yang mayoritas beragama islam bergerak untuk berpartisipasi dalam pengembangan bisnis peran Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam pengembangan bisnis produknya . Sehingga, produk yang dikembangkan mendapat respon yang positif.

c. Bagi penulis, sebagai wahana untuk memperkaya khasanah karya tulis tentang strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah. Penulis berharap tulisan ini memberi kontribusi positif untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.


(21)

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu digunakan untuk membantu mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pikir menganai penelitian ini adalah :

a. Penelitian dilakukan oleh Balqis 203046101679 1429 H/ 2008 M dengan judul ”Strategi Pemasaran Biro Perjalanan Haji dalam Meningkatkan Jumlah Jamaah”. kajian skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh biro perjalanan haji dalam meningkatkan jumlah nasabah. Persamaan skripsi ini sama-sama membahas tentang strategi pemasaran. Dan letak perbedaannya ialah penulis membahas tentang simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hajar Yanti 204046102984 1430 H/2009. Dengan judul ”Kepuasan Nasabah Terhadap Tabungan Haji Mabrur di Bank Syariah Mandiri Cabang Pamulang”. Skripsi ini membahas tentang kepuasan nasabah atas produk tabungan haji mabrur yang dikeluarkan oleh BSM cabang pamulang. Persamaan dalam penulisan ini terletak pada produk tabungan haji yang akan dibahas. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai kepuasan nasabah, tetapi loyalitas nasabah.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Zulfah 104046101683 1429 H/2008 M. Dengan judul ”Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Tabungan Haji pada BNI


(22)

Syariah Tbk Cabang Jakarta Timur”. Skripsi ini membahas tentang kepuasan nasabah tabungan haji terhadap kualitas produk dan pelayanan pada BNI cabang jakarta timur. Persamaan dalam penulisan ini terletak pada produk tabungan haji yang akan dibahas. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai kualitas produk dan kualitas pelayanan, tetapi strategi pemasaran simpanan haji.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Hamim 202046101277 1427 H/2006 M. Dengan judul ”Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah”. Skripsi ini membahas tentang upaya menarik minat nasabah dalam pembiayaan musyarakah pada BMT Al-Fath. Persamaan dalam penulisan ini terletak pada strategi pemasaran yang akan dibahas. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai produk musyarakah, tetapi produk simpanan haji.

Dengan demikian pembahasan skripsi yang di angkat dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah ada, yang berkaitan dengan produk-produk koperasi jasa keuangan syariah. Karena penulis lebih fokus pada strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah. Sedangkan penelitian terdahulu lebih kepada kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah simpanan haji.


(23)

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, karena dapat digolongkan ke dalam deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu untuk melakukan pengukuran yang cermat dan sistematik terhadap peristiwa tertentu dengan cara menafsirkan data yang telah ada dengan tanpa hipotesis dan tetap mempertahankan keutuhan dari objek penelitian yang terintegrasi.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian ini ditetapkan secara khusus pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang dan diarahkan untuk mengumpulkan data yang mendukung untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan di atas. Penelitian ini khususnya diarahkan pada strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah

.

3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan jenis data primer dan sekunder

Data primer diperoleh melalui pengamatan kegiatan operasional dalam wawancara, BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang .

Data sekunder diambil dari dokumentasi perusahaan. Khususnya pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang.


(24)

a. Observasi (data primer) yang dilakuka penulis yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti yaitu pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang. Data yang diperoleh mencakup beberapa aspek dari segi ekonomi, religius, pendidikan dan teknis yang meliputi situasi lokasi dan keamanan tempat penelitian. b. Wawancara (data primer) yaitu penulis mengadakan wawancara secara

langsung tentang data internal perusahaan dengan pimpinan bank (direktur) dan staf lainnya yang mewakili objek yang diteliti. Data yang diperoleh berupa strategi pemasaran tabungan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah.

c. Dokumentasi (data sekunder) yaitu proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian yang berasal dari data yang berbentuk arsip (dokumen) yang dimiliki oleh bank, buku, majalah, koran dan catatan-catatan yang sudah disedikan oleh BPS (badan pusat statistik) baik melalui internet maupun media lainnya. Data yang diperoleh beripa struktur organisasi, personalia, pemasaran dan operasional.

4. Teknik Anakisa Data

Analisa dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, dan menelaah data yang didapat mengenai strategi pemasaran simpanan haji


(25)

dalam meningkatkan loyalitas nasabah. Selanjutnya dari proses analisa tersebut, penulis mengambil kesimpulan dalam masalah yang bersifat umum kepada masalah yang bersifat khusus (deduktif).

5. Teknik penulisan skripsi

Untuk teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008”

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian strategi pemasaran, simpanan haji dan pengertian loyalitas nasabah.


(26)

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAITUL MAAL TAMWIL AL-FATH IKMI

Penulis akan menuliskan tentang Sejarah Singkat dan Perkembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang, Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang , Prinsip Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang, Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang dan Produk dan Jasa Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Penulis akan membahas mengenai perkembangan simpanan haji pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang , strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang dan analisa penulis terhadap strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang.


(27)

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan penelitian dan merupakan jawaban dari perumusan masalah dalam penelitian. Selain itu pada bab ini juga berisikan saran-saran dari penulis selama melakukan penelitian.


(28)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. STRATEGI PEMASARAN

1. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, stratageta (stratos = militer, dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.5

Sedangkan secara terminologi strategi menurut beberapa ahli sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. DR. Sukanto Reksohadiprodjo, M. Com menjelaskan bahwa strategi adalah fondasi tujuan organisasi; dalam hal “agribisnis” strategi yang digariskan adalah ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.6

b. Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan

5

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, & Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) Cet. Ke-7 h.168

6

Sukanto Reksohadiprodjo. Manajemen Srategik, (Yogyakarta: BEFE, 1987) Edisi Pertama h.11


(29)

yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.7

Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan tentang strategi yaitu :

a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

b. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi

c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus dipertimbangkan dan harus dipilih

d. Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya harus di evaluasi terhadap strategi tersebut.

Karena strategi merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat :8

a. Menyatu (Unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan

b. Menyeluruh (Comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam perusahaan

7

Onong Uchayana, Ilmu Komunikais, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1990). Edisi Revisi, Cet. Ke-5, h.32

8

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Stratejik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996) cet. Ke-1 h.16


(30)

c. Integral (Integrated), yaitu strategi akan cocok / sesuai dari seluruh tingkatan.

2. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi saat sekarang, mengukur seberapa besarnya kebutuhan tersebut, menentukan sasaran mana yang paling baik untuk dilayani organisasi, serta mencari program pelayanan yang tepat untuk mampu melayani keinginan pasar. Jadi pemasaran merupakan media penghubung antara kebutuhan nasabah potensial dengan organisasi atau manajemen sebagai produsen produk dan jasa perbankan.

Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak orang mengira pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan. Namun, penjualan dan periklanan hanyalah puncak gunung es pemasaran. Sekarang pemasaran harus di pahami tidak dalam pengerian lama ”katakan dan jual” tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhna pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik; mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior; dan menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi penjualan dan pengiklanan hanyalah bagian dari ”bauran pemasaran” (marketing mix) yang lebih besar satu set perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk mempengaruhi pasar.


(31)

Kita mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.9

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan aktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang menekankan pada kualitas, nilai dan kepuasan konsumen bukan pada orientasi produk (produk oriented) tapi pada orientasi pelanggan (customer oriented) oleh karena itu kegiatan pemasaran haruslah terpadu atau terintegrasi (integrated marketing activities) antara tujuan konsumen dan tujuan perusahaan.

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan. Oleh karena itu, strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha

9

Kotler & Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2001), Edisi Kedelapan, h.7-8


(32)

perusahaan umumnya dan pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran.

Strategi pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai logika pemasaran yang digunakan perusahaan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai tujuan pemasaran.10 Dari definisi tersebut, dalam memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan terlebih dahulu harus menentukan siapa yang akan menjadi pasar sasaran (target market), kemudian diikuti dengan pengembangan strategi penentuan posisi bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang telah memutuskan pasar yang sama sebagai target sasarannya. Disamping itu perusahaan harus juga selalu mengembangkan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain.Dari definisi tersebut maka dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemasaran bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya secara sehat. Suatu perencanaan pemasaran yang efektif menghendaki agar suatu perusahaan haruslah benar-benar spesifik dalam menetapkan sasaran-sasarannya.

10


(33)

b. Pemasaran mengandalkan pada perancangan penawaran perusahaan yang bukan dilihat dari segi selera pribadi penjual, melainkan harus dilihat dari segi kebutuhan serta keinginan pembeli.

c. Pemasaran menggunakan dan meramu seperangkat sarana yang disebut bauran pasar (marketing mix), yaitu berupa rancangan penawaran, penetapan harga, komunikasi dan distribusi.

3. Perumusan Strategi Pemasaran a. Strategi pasar yang dituju 1. Segmentasi pasar

Menurut Wendel R. Smith, segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan dan ciri-ciri konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mengadakan segmentasi pasar berarti perusahaan telah menetapkan secara jelas kelompok-kelompok pasar yang sesuai untuk dilayani secara efektif dan efesien melalui kombinasi kebijakan marketing mix yang berbeda-beda antara segmen yang satu dengan segmen yang lain.

2. Penentuan Pasar Sasaran

Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagaian besar perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka


(34)

menambah segmen dan kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal.

3. Penentuan Posisi Pasar

Yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan konsumen sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Mc Carthy dalam buku pemasaran Philip Kotler memperkenalkan klasifikasi empat unsur dari bauran pemasaran yang dikenal dengan nama 4P terdiri atas product (produk), price (harga), place (tempat misalnya untuk distribusi), dan promotion (promosi). Penjelasan dari unsur 4P antara lain :

1. Produk berdasarkan definisi dari Philip Kotler yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk dapat diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Karena merupakan suatu penawaran maka produk juga sering disebut sebagai tawaran pasar.11

2. Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memproses suatu produk. Pengertian harga menurut William J. Stantion adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah berupa barang) yang dibutuhkan

11

Kasmir. Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Edisi 1. cet. 4, h.186


(35)

untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Philip Kotler menyatakan bahwa harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan

3. Tempat saluran distribusi sering juga disebut sebagai saluran perdagangan atau saluran pemasaran dimana menurut David A. Revaan merupakan suatu jalur yang dilalui arus barang dari produsen ke konsumen dan akhirnya sampai ke pemakai.

4. Promosi merupakan masalah yang paling penting dalam bauran pemasaran karena promosi adalah komponen yang dipakai untuk memberikan informasi yang dapat mempengaruhi pasar dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualan.

c. Posisi Pesaing

Menentukan posisi pesaing , persaingan terjadi apabila dua lembaga atau lebih saling berlomba untuk memperoleh hasil yang berharga. Dalam alam persaingan yang sangat sengit, pasar pembeli yang tidak menentu dan produk baru dari perusahaan yang baru berdiri banyak yang gagal, maka kepuasan konsumen menjadi prioritas utama. Untuk menentukan posisi persaingan tersebut perusahaan dituntut untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih luas melalui unsur-unsur marketing yang telah ada seperti, menentukan atau meningkatkan posisi produk-produk baru, tempat penjualan atau lokasi, periklanan promosi penjualan, harga dan distribusi. Dengan


(36)

demikian peningkatan pangsa pasar dapat tercapai dalam memberi tingkat kepuasan konsumen, serta memperkuat kondisi perekonomian secara menyeluruh.

B. TABUNGAN HAJI ARAFAH 1. Pengertian Tabungan

Tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan masyarakat umum. Dari sejak kanak-kanak kita sudah dianjurkan untuk berhidup hemat dengan cara menabung. Pada awalnya menabung masih secara sederhana, menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam celengan dan disimpan di rumah. Namun faktor resiko menyimpan uang di rumah begitu besar seperti resiko kehilangan atau kerusakan. Kerugian lainnya adalah menabung di rumah jumlahnnya tidak akan pernah akan bertambah atau berbunga, jadi tetap saja sama seperti sejumlah uang yang disimpan.

Pengertian tabungan menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah ”Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat di tarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.12

Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, maksudnya ialah untuk menarik uang yang disimpan

12

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi Revisi, Cet. 7, h.74


(37)

di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan perjanjian yang telah dibuat antar bank dengan si penabung.13

Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam al-Qur’an :

)

ء

ﺎﺴﻨ

ا

:

٩

(

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar ”. (Q.S An-nissa : 9)

13

Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. Ke-3, h.84


(38)

Ayat tersebut memerintahkan kepada kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman dan taqwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya, salah satunya dengan menabung.

2. Jenis-Jenis Tabungan

Dalam praktek perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis-jenis tabungan, pada dewasa ini terdapat 4 jenis tabungan, yaitu :14

a. Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)

Tabanas adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan yang untuk pertama kalinya diatur pada tahun 1971.

Tabanas tersebut terdiri atas :15

1) Tabanas Umum, adalah tabanas yang berlaku bagi perorangan dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan.

2) Tabanas Pemuda, Pelajar, Pramuka (TAPPELPRAM), adalah tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah, dan satuan pramuka.

3) Tabanas Pegawai, adalah tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan dilingkungan departemen/lembaga/instansi

14

Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), Edisi ke-2, Cet ke-4 h.91-92

15


(39)

pemerintah dan perusahaan pemerintah maupun swasta yang pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.

Syarat-syarat untuk membuka TABANAS adalah :16

a. Menyetor uang tunai (minimal Rp. 250.000,-), cek atau bilyet giro; b. Dalam satu tahun dapat diambil hanya 2 kali;

c. Penabung hanya dapat memiliki satu buku tabungan. b. Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)

Taska adalah bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa, yang untuk pertama kali diatur tahun 1971.

Adapun kegunaan dari TASKA adalah tabungan akan diasuransikan untuk perencanaan berupa biaya-biaya sekolah, kuliah, dan lain-lain.

c. Tabungan ONH (Ongkos Naik Haji)

Tabungan ONH adalah setoran ongkos naik haji atas atas nama calon jamaah haji untuk setiap muslim haji yang bersangkutan. Besarnya ONH setoran-setoran di muka berdasarkan prinsip diskonto untuk setiap musim haji, ditetapkan untuk pertama kalinya dengan keppres tahun 1969.

d. Tabungan Lainnya

Tabungan lainnya adalah tabungan selain tabanas dan taska, misalnya tabungan dari pegawai bank sendiri yang bukan tabanas atau

16


(40)

taska atau tabungan masyarakat pada bank-bank lain yang bukan penyelenggara tabanas atau taska.

3. Pengertian Haji

Haji merupakan rukun Islam yang relima dan hukumnya wajib dilakukan oleh setiap orang beragama Islam yang mempunyai kesanggupan serta dilakukan sekali dalam seumur hidup

Haji ialah berkunjung ke Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan antara lain; wukuf, mabit, tawaf, sa’i dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan Ridhanya17.

Ibadah haji diwajibkan Allah kepada kaum muslimin yang telah mencukupi syarta-syaratnya. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya baik yang kedua atau seterusnya hukumnya sunat. Akan tetapi bagi mereka yang bernazar (berkaul) haji menjadi wajib melaksanakannya.

Dalam buku Fiqh Praktis, Muhammad Batir al-Hasby menyatakan bahwa haji berasal dari bahasa Arab: “Hajj” atau “Hijj”, yang berarti menuju atau mengunjungi sesuatu (biasanya digunakan untuk mengunjungi sesuatu

17

Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan Perjalanan Haji (Jakarta: Depag RI 2008), h.13


(41)

yang dihormati).18 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia dalam bukunya juga menyebutkan bahwa haji berarti berniat pergi, bermaksud atau menuju kesuatu tempat tertentu.19 Dalam buku Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban), Abdurrahman Al-Jaziri menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “Hajj” secara bahasa adalah menuju kemuliaan.20 Sedangkan pengertian haji secara terminologi menurut beberapa ahli secara terminologi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

a. M. Bagir Al-Hasby menyebutkan bahwa haji adalah mengunjungi ka’bah dan sekitarnnya di kota maca untuk mengerjakan Ibadan thawaf, sa’i, wukuf di arafah dan sebagainya, semata-mata demi melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-Nya.

b. Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia menyebutkan dalam bukunya bahwa haji ialah menuju ka’bah untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Atau dengan percatan lain bahwa haji adalah mengunjungi statu tempat tertentu dengan melakukan statu pekerjaan tertentu.21

c. Abdurrahman al-Jaziri juga berpendapat bahwa haji adalah amalan-amalan tertentu dan cara tertentu pula.22

18

M. Bagir Al-Habsy, Fiqh Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h.377

19

Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, (Jakarta: Prenada Mulia, 2003), cet. Ke-1, h. 227

20

Abdurrahman al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban),

(Jakarta: Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1 h.177

21

Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, h.277

22


(42)

d. Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI dalam Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah menyebutkan bahwa haji adalah kegiatan berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk mengerjakan Ibadan haji dengan cara, tempat, waktu atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah, thawaf fiada dan sa’i.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa haji adalah suatu rukun Islam yang relima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut.23 Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali-Imran : 97

)

ن

ا

ﺮﻤ

ا

:

٩٧

(

“… mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.. “ (QS. Ali-Imran : 97)

23

Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hikmah Ibadah Haji. (Jakarta: Depag RI, 2008) h.97


(43)

4. Dasar Hukum Haji

Warga negara Republik Indonesia sebagian besar penduduknya beragama Islam yang setiap tahunnya semakin bertambah jumlahnya untuk menunaikan Ibadah haji sebagai rukun islma yang relima.

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Ibadah haji, bahwa penyelenggaraan Ibadan haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah, dibawah koordinasi Mentri Agama.

5. Syarat, Rukun dan Wajib Haji 1. Syarat Haji

a. Islam

b. Baligh (dewasa) c. Aqil (berakal sehat)

d. Merdeka (bukan hamba sahaya) e. Istitha’ah (mampu)

2. Rukun Haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan Dam. Jika ditinggalkan maka tidak sah hajinya. Rukun haji terdiri dari: a. Ihram (niat) ialah niat memulai mengerjakan ibadah haji / umrah. Selama dalam keadaan ihram seseorang diharamkan melakukan perbuatan yang sebelumnya dihalalkan. Dengan telah


(44)

mengucapkan niat haji / mura maka seseorang telah memulai melaksanakan haji / umrah.

b. Wukuf di Arafah

c. Tawaf ifadah ialah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali putaran dan ka’bah selalu berada sebelah kiri dimulai dan diakhiri pada arah sejajar Hajar Aswad.

d. Sa’i ialah berjalan dimulai dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak 7 (tujuh) kali, yang berakhir di bukit marwah (perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali dan juga dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu kali). Bagi yang uzur boleh menggunakan kursi roda.24

e. Cukur f. Tertib

3. Wajib Haji ialah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam Ibadah haji, bila tidak dikerjakan sah hajinya, akan tetapi harus membayar Dam; berdosa jika sengaja meninggalkan dengan tidak ada uzur syar’i. Wajib haji terdiri dari :

a. Ihram, yakni niat berhaji dari miqat b. Mabit di Muzdalifah

c. Mabit di Mina

24

Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan Perjalanan Haji (Jakarta: 2008), h.116


(45)

d. Melontar Jumrah Ula, Gusta dan Acaba

e. Tawaf Wada’ (bagi yang akan meninggalkan Makkah).25 6. Macam – macam Haji

Para ulama mazhab sepakat bahwa haji ada tiga macam, yaitu;

Tamattu’, Qiran dan Ifrad.26

Mereka juga sepakat bahwa arti tamattu’ adalah melakukan amalan-amalan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji, dan setelah selesai baru melaksanakan amalan-amalan haji.

Mereka juga sepakat bahwa arti ifrad adalah melakukan haji terlebih dahulu, dan setelah selesai dari amalan-amalan haji, ia melakukan ihram untuk umrah, dan (kemudian) melakukan amalan-amalan umrah.

Empat mazhab sepakat bahwa arti qiran adalah berihram untuk haji dan umrah secara bersamaan, dengan mengatakan :

ةﺮﻤ

و

ﺦﺤ

ﻢﻬ

ا

ﻚﻴ

(Ya Allah, aku bertalbiyah (memenuhi panggilan-Mu) dengan melakukan haji dan umrah.

Imamiyah : qiran dan ifrad adalah satu, tidak ada bedanya kecuali hanya satu, yaitu bahwa orang yang melakukan haji qiran meberikan kurban atau hadyun ketika berihram. Dia harus memberikan hadyun atas apa yang

25

Direktorat Jendral, Penyelenggara Haji dan Umrah, (Jakarta: Depag RI 2008), h.14-16

26

Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2000), Cet ke-5, h.222


(46)

dilakukannya. Sedangkan orang yang haji ifrad tidak usah membayar kurban atau hadyun pada dasarnya. Dengan ungkapan lain : Bahwa Imamiyah tidak membolehkan campur-aduk antara dua ihram, juga tidak membolehkan melaksanakan haji dan umrah dengan satu niat pada satu waktu. Tetapi yang lain membolehkan bercampur-aduk antara ihram dengan haji qiran. Yang lain berpendapat : Di namakan haji qiran karena mengumpulkan (menggabungkan) antara haji dan umrah.

7. Hikmah Disyariatkannya Ibadah Haji

Diantara kandungan ajaran islam adalah syariat, yakni aturan-aturan yang berupa perintah dan larangan, baik yang didasarkan pada Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Diantara syariat itu ada yang bersifat ibadah, yang dalam hal ini tidak boleh direkayasa oleh siapapun. Sebab ia merupakan perintah khusus dari Allah SWT dan Rasul-Nya dengan tata-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.

Bila Allah SWT memberikan suatu syariat, yakni perintah dan larangan, tentu ada hikmah atau makna yang menjadi motivasi atau penyebab, mengapa hal itu diperintahkan ? Atau mengapa hal itu dilarang ? Tidaklah patut bagi Allah, jika ia memerintahkan kepada kita untuk melaksanakan shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya, kalau memang tidak ada hikmah atau makna yang perlu ditangkap. Sehingga berbagai pekerjaan ibadah itu dilakukan tidak hanya sekedar dilaksanakan saja. Firman Allah SWT :


(47)

)

ﺦﺤ

ا

:

(

” Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj : 32)

Dalam berbagai amaliah haji, kadang-kadang sulit bagi akal manusia untuk menemukan atau mengungkapkan berbagai makna dan hikmah yang tersirat didalamnya, bahkan sepintas terlihat ada sebagaian yang tidak rasional dan tidak sesuai dengan pikiran yang normal, misalnya memotong rambut, berlari kecil ketika sa’i dan sebagainya. Memang terkadang sebagian pekerjaan haji ada yang diperlukan hanya berupa ibadah murni (mahdhah) , yakni karena semata-mata perintah Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits :

ر

و

ا

ﺪ ﻌﺗ

ﺔﺨ

ﻚﻴ ﻟ

)

ر

ﻲﻧ

ا

ﺮ ﻄﻟ

ا

ا

و

ر

ا

ﺰ ﻟ

ا

ا

و

(

” Aku datang berhaji yang benar-benar merupakan pengabdianku (ibadah) dan perhambaanku (kepada Allah).” (HR. Al-Bazzar dan Thabrani)


(48)

Kata ta’abbudan wariqqa , artinya pengabdian (ibadah) dan penghambaan kepada Allah di atas hanya ditemukan dalam ibadah haji yang menunjukkan aspek ubudiyah yang tertinggi dan membuat ia lebih diutamakan daripada ibadah lainnya.27

Kewajiban ibadah haji mengandung banyak hikmah besar dalam kehidupan rohani seorang mukmin, serta mengandung kemaslahatan bagi seluruh umat islam pada sisi agama dan dunianya. Diantara hikmah itu adalah:

a. Haji merupakan manifestasi ketundukan kepada Allah SWT semata. Orang yang menunaikan haji meninggalkan segala kemewahan dan keindahan, dengan mengenakan busana ihram sebagai manifestasi kefakirannya dan kebutuhannya kepada Allah, serta meninggalkan masalah duniawi, dan segala kesibukan yang dapat membelokkannya dari keikhlasan menyembah tuhannya. Dengan berhaji, seorang muslim menampakkan keinginan untuk mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya. Ketika wukuf di Arafah, ia tunduk di hadapan Tuhannya, bersyukur atas seluruh nikmat dan keutamaan yang di anugrahkan kepadanya seraya memohon ampun atas dosa-dosanya, baik dosanya sendiri maupun dosa keluarganya. Didalam Tawaf di sekeliling

27

Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Hikmah Ibadah Haji (Jakarta: 2008), h.10-13


(49)

Ka’bah ia berlindung di samping Tuhannya, memohon perlindungan dari dosa, hawa nafsu dan godaan syeitan.

b. Melaksanakan kewajiban haji merupakan ungkapan syukur atas nikmat harta dan kesehatan. Keduanya merupakan kenikmatan besar yang diterima manusia didunia. Dalam haji ungkapan syukur atas kedua nikmat terbesar ini dicurahkan, dan dalam haji pula manusia melakukan perjuangan jiwa raga, menafkahkan hartanya dalam rangka mentaati, serta mendekatkan diri kepada Tuhannya. Tentu mensyukuri nikmat adalah kewajiban yang diakui oleh akal yang sederhana sekalipun dan diwajibkan oleh syariat agama.

c. Haji menempa jiwa agar memiliki semangat juang tinggi. Dalam hal ini dibutuhkan kesabaran, daya tahan, kedisiplinan dan akhlak yanng tinggi agar manusia saling menolong satu sama lain. Mereka yang menunaikan haji telah menempuh perjalanan yang sulit untuk berkumpul di Makkah, kemudian bergerak bersama pada hari kedelapan Dzulhijjah guna melakukan manasik haji. Mereka bergerak dan menunaikannya secara bersama pula. Mereka semua diliputi dengan kesenangan hati. Tidak memperdulikan kesesakkan dan tidak merasa terganggu dengan beratnya perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Haji merupakan perkemahan rabbani , yang digerakkan dan disetir oleh penuntun rohani dari Yang Maha Kuasa, yang secara sukses mengatur beratus-ratus ribu bahkan berjuta-juta manusia.


(50)

Kekuatan manusia tentulah akan gagal dalam mengatur pekerjaan raksasa semacam ini. Melihat hal tersebut orang yang memiliki nalar jernih, akan berpikir dan percaya bahwa jalan islam adalah jalan dan tujuan perjuangan umat dalam kehidupan.

d. Umat islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul pada pusat pengendali roh dan kalbu mereka. Satu sama lain saling menyapa dan saling mengasihi. Disana, segala perbedaan antara manusia menjadi sirna: perbedaan antara kaya dan miskin, antara jenis kelamin dan warna kulit maupun ras dan suku bangsa. Mereka semua bersatu dalam suatu konferensi manusia yang terbesar, yang diwarnai kebaikan, kebajikan dan permusyawarahan, serta sikap saling menasehati, saling menolong dalam kebaikan. Tujuan utamanya adalah mengingatkan diri kepada Allah SWT.

e. Haji menyimpan kenangan di hati, mampu membangkitkan semangat ibadah yang sempurna dan ketundukan tiada henti kepada perintah Allah SWT. Haji juga mengajarkan keimanan yang menyentuh jiwa dan mengarahkannya pada Tuhan dengan sikap taat dan mengindari kesenangan duniawi.28

28


(51)

C. LOYALITAS NASABAH

1. Pengertian Loyalitas Nasabah

Kesetiaan (loyalitas) adalah sebuah kata bergaya kuno yang mendeskripsikan keadaan dimana seseorang menyerahkan seluruh jiwa dan raganya pada satu negara, keluarga atau teman-temannya.29

Loyalitas didefinisikan Oliver sebagai komitmen yang tinggi untuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang disukai dimasa mendatang. Di samping pengaruh situasi dan usaha pemasaran dalam mengubah perilaku. Dengan kata lain konsumen akan setia untuk pembelian ulang secara terus-menerus.30

Dari definisi diatas terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan situasi.

Pelanggan yang loyal merupakan pelangganan yang menghasilkan

cash flow dan profitable return bagi perusahaan dari waktu ke waktu yang loyalitasnya dapat dimenangkan dan dipertahankan oleh perusahaan.

29

Philip Kotler, Marketing Insights From A to Z”, (Jakarta: Erlangga, 2003), h.111-112

30

Ratih Huriyati, “Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen”, (Bandung: Alfabeta, 2005) cet pertama,h. 128-129


(52)

Heskett dkk, menandai pelanggan yang loyal dengan ciri- ciri 3 R yaitu:31

1. Retention, yaitu hubungan yang aktif dan berkesinambungan dengan pelanggan yang menghasilkan revenue hasil penjualan produk ataupun jasa. Konsumen yang lebih menghasilkan profit karena lebih mudah dilayani (sudah dikenal). Pada berbagai jenis industri dan perusahaan jasa menemukan fakta empiris bahwa dibutuhkan biaya minimal lima kali lebih besar untuk mendapatkan pelanggan baru dibandingkan mempertahankan pelanggan lama. Meskipun demikian, masih banyak perusahaan yang lebih menghargai tenaga penjualan yang berhasil menarik pelanggan baru dibandingkan mempertahankan pelanggan lama.

2. Related Sales of New Products and Services, atau menjual produk/service baru kepada existing customers . Haskett juga menemukan fakta bahwa biaya untuk menawarkan atau menjual produk dan jasa baru kepada pelanggan lama yang lebih murah dibandingkan kepada pelanggan yang sama sekali baru. Dengan

database marketing , sebuah perusahaan akan mudah melacak pelanggan yang potensial untuk ditawarkan produk baru atau unggulan.

31

Heskett, James L, Leonardo A.Schlesinger, 1997, Out in From: Building High Capability Service Organization, Harvard Business School Press, Boston. h.59


(53)

3. Refferals, yaitu pelanggan merekomendasikan kepada calon pelanggan lain yang potensial. Keuntungan terbesar dari usaha mempertahankan pelanggan adalah melalui referrals (rekomendasi atau ajakan) oleh pelanggan-pelanggan potensial. Data yang dikutip dari studi lembaga konsumen Amerika Serikat menyebutkan bahwa konsumen yang puas akan memberitahu lima orang lainnya, sedangkan konsumen yang puas akan memberitahu 11 orang. Pelanggan yang loyal akan menjadi tenaga pemasar yang murah bagi perusahaan melalui referensi, memperkenalkan produk atau jasa ke rekan-rekan mereka.

2. Karakteristik Loyalitas Pelanggan

Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang memilikinya, sebagaimana diungkapan Griffin, pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases)

b. Membeli diluar lini produk / jasa (purchases across product and service lines)

c. Merekomendasikan produk lain (refers other)

d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing


(54)

3. Hubungan Loyalitas dengan Kepuasan Nasabah

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”.32

Dalam hal ini kualitas pelayanan jasa yang diberikan karyawan BMT cukup berpengaruh dalam menciptakan kepuasan bagi para nasabah. Karena untuk meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan serta pangsa pasarnya dan melindungi kepentingan nasabah selalu berkisar pada masalah kualitas pelayanan.

4. Strategi Membentuk Loyalitas Nasabah

Maksud pelayanan bagi konsumen adalah bukan sekedar kemampuan memberikan service yang ramah. Tetapi, pelayanan dalam ragam produk yang dapat membantu nasabah menyelesaikan urusannya dalam hal bertransaksi dan menyimpan uang. Untuk itu, bank harus lebih kreatif dalam menciptakan produk-produk inovatif.

Kualitas pelayanan sebagai salah satu faktor utama dalam menciptakan loyalitas pada nasabah, diharapkan sebuah BMT harus benar-benar dalam mempraktekkannya. Jika BMT kurang focus terhadap saah satu saja, maka jangan berharap akan berhasil mendapatkan atau mempertahankan nasabah.

32


(55)

Untuk itu, BMT harus lebih jeli dalam mempelajari perilaku nasabahnya. Tiap-tiap karakter nasabah perlu disikapi secara berbeda. Artinya, jika segmen pasar yang dituju berbeda maka strategi pemasaran (marketing) yang diterapkan pun berbeda. Setelah menerapkan segmentasi kepada nasabah, maka BMT akan lebih terarah dalam membuat strategi marketing yang tepat sasaran.


(56)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH IKMI

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BMT AL-FATH IKMI

Melihat kondisi ril masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil.

Padahal dari potensi yang dimiliki oleh mereka yang apabila dikelola oleh sistem kebersamaan, maka akan dapat meningkatkan ekonomi mereka. Dengan memperhatikan permasalahan di atas, maka dirintislah BMT (Baitul Maal wat Tamwiil) Al-Fath oleh 25 orang pendiri pada tanggal 13 Oktober 1996, dan kini jumlah pendirinya menjadi 31 orang.

BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang


(57)

berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.

Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, maka dibentuklah divisi Baitul Maal yang dikelola secara terpisah agar dapat berjalan secara optimal melayani umat, dan sebagai lembaga bisnis maka dibentuklah Baitut Tamwil dengan dikelola oleh tenaga muslim yang profesional dibidang keuangan, Insya Allaah akan menampilkan lembaga keuangan syari'at yang sehat, berkualitas, dan memenuhi harapan umat.33

B. Visi dan Misi BMT Al-Fath

Visi BMT Al-Fath adalah Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah Subhanahu Wa Ta'ala.

Misi BMT Al-Fath adalah Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafaa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan.

33


(58)

Tujuan BMT Al-Fath hádala meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani secara mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.34

C. Prinsip Operasional

Lembaga keuangan syariah sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan menanggung resiko usa dan berbagi hasil usa antara pemilik dana (rabbul maal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga selaku pengelola dana (mudharib) dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha.

Adapun prinsip operasional dari BMT Al-Fath adalah :

a. Bagi hasil : yaitu pembagian hasil usaha antara BMT Al-Fath dengan penyimpan dana atau antara nasabah penerima pembiayaan mudharabah dengan BMT, yang dibagikan kepada penyimpan dana adalah hasil usaha BMT yang dihitung selama satu periode tertentu. Hasil usaha nasabah penerima pembiayaan mudharabah yang dibagikan lepada BMT adalah laba usaha yang dihasilkan penerima pembiayaan dari usaha yang dibiayai secara utuh oleh BMT. Lepada nasabah penerima dana pembiayaan mudharabah, sesuai dengan isi

34


(59)

perjanjian, diwajibkan mengembalikan seluruh pinjamannya pada waktu jatuh tempo.

b. Mark up : adalah biaya yang diperhitungkan dalam bentuk nominal diatas nilai pembiayaan yang diterima nasabah. Biaya tersebut ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara BMT dengan nasabah. Nasabah juga memanfaatkan fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan barang dengan dikenakan suatu mark up. Pada sistem syariah pembiayaan ini diberikan pada jenis pembayaran murabahah yaitu pembiayaan modal kerja dengan pembayaran tangguh beserta mark-upnya pada saat jatuh tempo.

D. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Al-Fath 1. Struktur Organisasi BMT Al-Fath adalah sebagai berikut35 :

Nama: Pendirian: Badan Hukum: Akte Perubahan: NPWP:

SIUP:

KJKS BMT Al Fath IKMI Jaksel 13 Oktober 1996

650/BH/KWK.10/VI/1998 518/BH/PAD/Koperasi/2005 02.021.735-2.411.000 1086/10-04/PK/XII/2000

35


(60)

Jumlah Pendiri: 31 Orang 1 lembaga Dewan Pengawas

Ketua: Anggota:

Drs Mustakim Kurdi Faridi Syahdana,SE Didin Syaepuddin,SE Dewan Pengurus Ketua: Wakil Ketua: Bidang Pendanaan: Bidang SDM & Legal: Bidang Pembinaan Mitra: Bidang Pembiayaan: Sekretaris:

Bendahara:

Drs Budiyono

H. Husein Bin Ali

Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH H. Abdul Rahim

Opan Sopyan Sauri,S.Ag H Z Arifin Listanto

Drs.H Moh.Abduh Atmadiwirya

Pengelola Kantor Pusat Manager Tamwil:

Manajer Maal: Kabag Operasional: Account Officer:

Saimin

H.Imam Turmudzi Ms. H. Djaelani


(61)

Remedial Pembiayaan: Remedial Pendanaan: Pembukuan: Adm Pembiayaan: Head Teller: Teller: Cecep Nurjaya Dodi Kurniawan Suheri Junianto Parjan Naufal Safiq Neneng Syarifah Salahudin Arif Harum Sulistio Rini Nurmilati

Pengelola Kantor Kas

Kepala Kantor Kas: Kabag Operasional: Account Officer: Teller: Supriyanto Suryadi Hedi Rusmantoro Aisyah

2. Mekanisme Kerja BMT Al-Fath

Adapun pembagian dan wewenang dalam struktur organisasi tersebut diatas, secara garis besar adalah sebagai berikut :


(62)

a. Tugas dan Fungsi Badan Pendiri :

1) Memutuskan garis besar haluan kerja BMT atau program verja BMT

2) Merubah atau merevisi dan memastikan halaman atau merevisi AD / ART atau menambah khusus BMT

3) Memutuskan dan memilih susunan pengurus dan jumlah pengurus 4) Memimpin dewan pengawas BMT

b. Tugas dan Fungsi Dewan Pengawas

1) Mengawasi pelaksanaan program kerja pengurus

2) Menjadi pertimbangan pengurus dalam mengambil keputusan syariah atas program kerja tertentu yang perlu dikaji dari aspek syariah

3) Mengawasi sejauh mana pembiayaan memenuhi kriteria dan aturan main yang berlaku di BMT, misalnya : apakah pengurus BMT memberikan pembiayaan kepada ”orang dekat”-nya saja tanpa ada penilaian kelayakan atau tidak, dan lain sebagainya.

c. Tugas dan Fungsi Pengurus

1) Guna memutuskan kebijakan-kebijakan, maka pengurus mengadakan rapat secara rutin sebulan sekali

2) Mengecek laporan keuangan

3) Membicarakan kendala0kendala yang dihadapi koperasi BMT Al-Fath


(63)

4) Mengevaluasi kinerja pengelola

5) Memusyawarahkan dan menetapkan kesejahteraan pengelola secara periodik

6) Membahas dan mengevaluasi perkembangan BMT

d. Tugas dan Fungsi Pengelola

1) Membantu pelayanan anggota dalam simpan pinjam

2) Kunjungan kepada anggota yang mengalami kendala dalam memenuhi kewajibannya kepada koperasi BMT AL-Fath

3) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para anggota untuk peningkatan kesejahteraan anggota

4) Mengikuti pelatihan-pelatihan perkoperasian dan BMT

5) Memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pengurus mengenai kegiatan BMT.

E. Produk dan Jasa BMT Al-Fath 1. Prinsip Titipan (Wadiah)

a. TAWAKAL (Tabungan Wadiah Al-Fath)

Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah /titipan. Dalam


(64)

tabungan ini BMT AL FATH tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT AL FATH boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT AL FATH.

2. Prinsip Bagi Hasil

a. TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath)

Merupakan tabungan / investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih adalah: 3 Bulan dengan nisbah 25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah 40% (mitra): 60% (BMT).

b. SIDIK

Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat semester. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah ini akan mendapat bagi hasil setiap bulan dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).


(65)

c. Simpanan Idul Fitri

Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

d. SimpananQurban

Yaitu simpanan yang diperuntukan untuk keperluan pembelian hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

e. Simpanan Nikah

Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

f. Simpanan Haji


(66)

untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).36

36


(67)

BAB IV

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PADA BMT AL-FATH IKMI

A. Perkembangan Simpanan Haji

Saat ini pertumbuhan jumlah bank syariah di Indonesia terjadi seiring dengan meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat untuk menggunakan produk-produk yang dikeluarkan BMT, salah satu produknya ialah simpanan haji.

BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.

Perkembangan pada produk simpanan haji di BMT Al-Fath cukup memadai. Karena walaupun BMT AL-Fath belum menjadi biro perjalanan haji yang sah, tetapi BMT Al-Fath akan bekerjasama dengan biro perjalanan


(68)

haji Hudaya Islami di daerah Salemba. Selain itu BMT Al-Fath juga meminta bantuan kepada Bank Muamalat Indonesia untuk pemberangkatan haji.37

Dari awal berdirinya BMT pada tahun 1996, simpanan haji telah beroperasi, walaupun masyarakat belum banyak yang berminat menjadi nasabah simpanan haji. Tetapi seiring dengan perkembangan BMT Al-Fath, dari tahun ketahun jumlah nasabah simpanan haji juga semakin meningkat. Walaupun pada produk simpanan haji ini masih kurang dilirik oleh masyarakat, dibanding dengan produk simpanan yang lain.

Ini merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh BMT Al-Fath, karena tahun 2010 memasuki era perdagangan bebas Asia, dimana tingkat persaingan pasar akan semakin besar, produk-produk asing akan menyerbu pasar, sehingga mempukah para pengusaha kecil kita bersaing, terutama pada home industry. Bank-bank besar juga beramai-ramai masuk ke sektor mikro melalui unit-unit usaha yang dibentuknya. Tentu ini merupakan tantangan yang besar bagi kita. Di era seperti ini kreatifitas, produktifitas, kecermatan membaca dan menangkap peluang, kerja sama yang solid tentu sangat dibutuhkan. Diperlukan strategi dan persiapan yang lebih baik di segala aspek.

Tanpa pertolongan Allah, kemudian diiringi dengan usaha yang maksimal, maka pencapaian itu akan sulit diraih. Kecerdasan spiritual dan

37


(69)

kecerdasan intelektual harus terus ditumbuh kembangkan demi meraih kesuksesan dunia dan akhirat.38

B. Strategi Pemasaran Simpanan Haji

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) sebagai salah satu lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariah tidak terlepas dari persaingan antara BMT. Untuk itu BMT perlu melakukan kebijakan dalam penyaluran dana masyarakat yang bersifat umum seperti pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah. Namun demikian, setiap usaha yang dilakukan oleh BMT untuk memasarkan produknya dengan apa yang direncanakan merupakan bagian dari strategi pemasaran. Salah satu hal yang paling mendasar dan sangat diperlukan dalam strategi pemasaran adalah bagaimana cara dan upaya untuk menarik minat nasabah sekaligus mempertahankan nasabah tersebut agar tetap setia dan loyal.

Oleh karena itu didalam menyusun rencana pemasaran simpanan haji, BMT menempatkan pengenalan produk terhadap calon nasabah pada urutan pertama guna memberikan pelayanan yang sebaik-baiknnya kepada nasabah, agar nasabah simpanan haji menjadi nasabah yang loyal (setia). Hal ini dilakukan untuk menentukan segmen pasar yang dituju, maka tahap selanjutnnya BMT memilih pasar sasaran yang ingin dipenuhi kebutuhannya.

38


(70)

Pemilihan pasar sasaran produk simpanan haji ialah semua nasabah, yang merasa sudah mampu melaksanakan ibadah haji.

Untuk memcapai pasar sasaran tersebut strategi pemasaran produk simpanan haji yang dilakukan oleh BMT AL-Fath meliputi 4 variabel dalam bauran pemasaran, yaitu :

1. Strategi Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat organisasi dan gagasan atau buah pikiran.39

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha, memerlukan strategi pemasaran yang pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dari produk yang dihasilkan tersebut dapat tercapai. Produk adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk, strategi bauran pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

39

Sofjan Assauri. Manajemen Pemasaran, Dasar KOnsep dan Strategi. (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. 7 h.200


(71)

Penerapan strategi pemasaran produk simpanan haji yang dilakukan oleh BMT Al-Fath adalah dengan menampilkan mutu dari produk simpanan haji tersebut, sehingga dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan pasar sasarannya. Mutu dari produk ini meliputi pemberian fasilitas dan kemudahan yang terdapat didalam karakteristik produk, antara lain :

1. Simpanan haji untuk biaya pemberangkatan haji para nasabah.

2. Semua nasabah BMT AL-Fath berhak untuk menjadi nasabah simpanan haji, bagi mereka yang sudah mampu

3. Simpanan haji ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra/nasabah) : 80% (BMT Al-Fath).

2. Strategi Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hannya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan,


(72)

tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan.40

Dalam penetapan harga jasa yang dilakukan oleh BMT Al-Fath didasarkan pada konsep harga islami dalam artian harga yang ditetapkan memberatkan nasabah. Disamping itu penetapan harga yang dilakukan oleh BMT Al-Fath bebas dari praktek kecurangan dan kezaliman, seperti mengeksploitasi kebutuhan nasabah dengan menetapkan harga yang tinggi ketika jasa tersebut sangat dibutuhkan oleh para nasabah. Dan apabila simpanan nasabah haji telah mencapai biaya haji, maka dapat diambil. Tetapi kalau jumlah simpanannya belum mencapai target, maka tidak dapat diambil, sebab dalam simpanan haji ini hanya dapat diambil dalam 1 (satu) kali pengambilan saja.

3. Strategi Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk samapi ketangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan distribusi merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Efektivitas penggunaan

40


(73)

saluran distribusi diperlukan unutuk menjamin tersedianya produk di setiap mata rantai saluran tersebut.41

Mengenai keputusan saluran distribusi, BMT AL-Fath adalah dengan mengadakan unit kas keliling untuk menjangkau unit kas keliling untuk menjangkau nasabah yang tidak sempat datang dan nasabah tersebut memiliki potensial dana yang besar. Prinsip utama strategi distribusi dalam pandangan islam adalah adil dan baik pada saluran distribusi pelaku bisnis muslim sekali-kali tidak akan pernah melakukan tindakan kezaliman terhadap pesaing lain, melakukan suap untuk melicinkan saluran pasarnya, tindakan menghalalkan segala cara lainnya.

4. Strategi Promosi

Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnnya dengan ketiga kegiatan lainnya, baik produk, harga dan distribusi. Dalam kegiatan ini setiap bank / perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk atau jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.42

Promosi yang dilakukan oleh BMT Al-Fath pada produk simpanan haji adalah dengan cara :

41

Sofjan Assauri. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi. (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. 7 h.223-234

42

Kasmir. Manajemen Perbankan. (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2003) Edisi 1, Cet. 4 h.213


(74)

1. Menawarkan produk simpanan haji kepada semua nasabah / mitra secara langsung

2. Membuat brosur dan spanduk dengan tampilan semenarik mungkin yaitu dengan susunan lay out brosur dan spanduk yang menggunakan tata warna, desain, kata-kata dan grafis yang baik agar menimbulkan kesan ekslusif, sehingga konsumen tertarik untuk membaca

3. Dalam acara pengajian majlis taklim yang dilakukan rutin oleh pihak BMT Al-Fath, memperkenalkan produk simpanan haji kepada masyarakat sehingga dapat menarik minat masyarakat

4. BMT Al-Fath juga akan membuat akses tentang haji, agar para nasabah tidak kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang simpanan haji.

C. Analisa Penulis Terhadap Strategi Pemasaran Produk Simpanan Haji Simpanan haji ini mulai beroperasi dari awal berdirinya BMT Al-Fath. Tetapi mulai ada perkembangan pada tahun 2007-2009. Awalnya minat para nasabah simpanan haji sangat minim, karena kurangnya promosi yang diberikan oleh BMT Al-Fath ini sendiri. Selain itu para nasabah belum mengetahui bahwa di BMT Al-Fath terdapat produk simpanan haji juga, selain produk-produk yang lain.

Untuk mengetahui bagaimana peningkatan loyalitas nasabah simpanan haji pada BMT Al-Fath dapat dilihat dari tabel berikut ini :


(75)

Peningkatan Loyalitas Nasabah pada Produk Simpanan Haji BMT Al-Fath, Pemulang

Tahun 2007 s/d 2009

Tahun Jumlah Perubahan (+/-) (%)

2007 1.0 - -

2008 1.9 90 0,9

2009 21.2 1015 10,1

Sumber : BMT Al-Fath, 2009 Cara Penghitungan :

- perkembangan dari tahun 2007 sampai tahun 2008 :

100% 0.9% 0 . 1 0 . 1 9 .

1 − =

X

- perkembangan dari tahun 2008 sampai tahun 2009 :

100% 10.1% 9 . 1 9 . 1 2 . 21 = − X

Berdasarkan tabel diatas, maka perkembangan produk simpanan haji pada BMT Al-Fath dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami kenaikan 0.9 %.


(76)

Dan pada tahun 2008 sampai 2009 mengalami peningkatan yang lebih baik lagi yaitu 10.1 %.

Dengan adanya kenaikan ini menandakan bahwa masyarakat sudah banyak yang menggunakan produk simpanan haji pada BMT Al-Fath yang operasionalnya menggunakan sistem bagi hasil, karena sedikit bagi masyarakat yang mengetahui tentang simpanan haji yang berdasarkan prinsip syariah.

Walaupun pada dasarnya produk simpanan haji mengalami kenaikan, tetapi ini tidak membuat BMT Al-Fath berhenti mensosialisasikan mengenai produk simpanan haji, sehingga banyak masyarakat lebih tertarik lagi minatnya untuk menggunakan produk simpanan haji ini.

Cara yang dilakukan oleh BMT Al-Fath untuk menarik minta masyarakat dalam meningkatkan loyalitas nasabah simpanan haji, sama seperti tahun-tahun yang lalu, yaitu BMT Al-Fath melakukan strategi pemasaran dalam mensosialisasikan produk simpanan haji kepada masyarakat luas. Strategi pemasarannya pun tidak berbeda jauh dengan tahun kemarin, dan yang lebih ditingkatkan dalam strategi pemasaran ini ialah lebih giatnnya pihak BMT Al-Fath dalam mengenalkan produk simpanan haji kepada masyarakat awam, sebab masih ada masyarakat yang belum mengetahui tentang keberadaan simpanan haji di BMT Al-Fath.

Sebagai lembaga yang berdasarkan prinsip syariah, BMT Al-Fath harus terus berupaya untuk menyediakan produk / jasa di BMT yang lengkap


(77)

dan luas. Untuk mencapai sasaran tersebut BMT Al-Fath bertekad untuk menyediakan dan memberikan layanan dengan sebaik-baiknya, agar meningkatnya loyalitas nasabah kepada BMT Al-Fath.


(1)

dan luas. Untuk mencapai sasaran tersebut BMT Al-Fath bertekad untuk menyediakan dan memberikan layanan dengan sebaik-baiknya, agar meningkatnya loyalitas nasabah kepada BMT Al-Fath.


(2)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Simpanan Haji merupakan salah satu produk yang dari BMT Al-Fath yang ditawarkan kepada masyarakat dengan sistem bagi hasil dengan menggunakan akad mudharabah mutlaqah, sehingga diharapkan dapat memberi kepuasan kepada nasabah atau mitra serta hilangnya rasa takut dalam melakukan transaksi dengan BMT Al-Fath karena berdasarkan prinsip syariah.

2. Faktor yang mempengaruhi BMT Al-Fath melakukan strategi pemasaran pada produk simpanan haji ialah banyaknya para pesaing, baik dari kalangan BMT ataupun dari Bank dan Biro perjalanan haji. BMT ingin memberikan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen, agar banyak konsumen yang tertarik menjadi nasabah BMT dan menjadi nasabah yang loyal atau setia terhadap produk BMT Al-Fath ini.

3. Dalam mencapai pasar sasaran, BMT Al-Fath menerapkan strategi pemasaran produk simpanan haji yang meliputi empat komponen yaitu ; strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.


(3)

B. Saran

Adapun beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan penelitian pada BMT Al-Fath adalah sebagai berikut :

1. Agar Implementasi dari penerapan strategi pemasaran produk simpanan haji tidak menghadapi masalah dalam hal ketersediaan tenaga (karyawan) yang memiliki sumber daya manusia yang cakap dan terampil, sehingga menjadi tanggung jawab dari pihak manajemen BMT Al-Fath untuk lebih memperhatikan masalah ini.

2. Agar pihak BMT Al-Fath harus lebih mensosialisasikan produk simpanan haji pada khususnya serta produk-produk lain pada umumnya agar masyarakat calon nasabah atau mitra mempunyai minat untuk menjadi nasabah atau mitra BMT Al-Fath.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jaziri, Abdurrahman, Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban). Jakarta: Darul Ulum Press, 1996. Cet. Ke-1 h.177

Armstrong, Kotler, Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2001. Edisi Kedelapan, h.7-8

Assauri, Sofyan, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, & Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Cet. Ke-7 h.168

Chandra Gregius dan Tjiptono Fandy , Service, Quality & Satisfaction, h.195

Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan Perjalanan Haji (Jakarta: 2008), h.116

Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hikmah Ibadah Haji. Jakarta: Depag RI, 2008. h.97

Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan Perjalanan Haji. Jakarta: Depag RI 2008. h.13

Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah. Jakarta: Departemen Agama RI, 1998, h.3


(5)

J Setiadi, Nugroho, Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana, 2008, Edisi, 1, Cet, ke-3, h.199

Kotler, Philip, Marketing Insights From A to Z”.Jakarta: Erlangga, 2003. h.111-112

Jawad, Mughniyah Muhammad, Fiqh Lima Mazhab. Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2000. Cet ke-5, h.222

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Edisi Revisi, Cet. 7, h.74

Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Edisi 1, Cet. Ke-3, h.84

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003. Edisi 1. cet. 4, h.186

Laporan RAT 2008

Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, h.277

Musdah, Mulia Siti, Thib Raya Ahmad, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam. Jakarta: Prenada Mulia, 2003. Cet. Ke-1, h. 227

Reksohadiprodjo, Sukanto. Manajemen Srategik. Yogyakarta: BEFE, 1987. Edisi Pertama h.11


(6)

Sinungan, Muchdarsyah, Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000. Edisi ke-2, Cet ke-4 h.91-92

Sri Wahyudi, Agustinus , Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Stratejik, Jakarta: Binarupa Aksara, 1996. Cet. Ke-1 h.16

Uchayana, Onong, Ilmu Komunikais, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1990. Edisi Revisi, Cet. Ke-5, h.32