16 Berangkat dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemandirian belajar anak usia dini adalah kemauan anak untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada aktifitas dan
tanggung jawab dengan didorong oleh kekuatan dari dalam diri sendiri dalam usaha mencapai tujuan yang dianggap bernilai dan
bermanfaat.
c. Karakteristik Kemandirian Anak Usia Dini.
Rochester Institute of Techonology 2000, mengidentifikasi beberapa karakteristik dalam kemandirian yaitu : memilih tujuan
belajar, memandang kesulitan sebagai tantangan, memilih dan menggunakan sumber yang tersedia, bekerjasama dengan anak lain,
membangun makna, memahami pencapaian keberhasilan tidak cukup hanya dengan usaha dan kemampuan saja namun harus
disertai dengan kontrol diri. Berdasarkan uraian diatas karakteristik kemandirian adalah
anak mengatur secara aktif proses belajarnya, merupakan proses internal yang dimiliki dan dilaksanakan oleh anak yang sedang
belajar. Kemampuan anak dalam memaksimalkan kemandirian bukan merupakan bakat, namun dapat ditingkatkan melalui program
belajar yang relevan. Pandangan kemandirian belajar anak berpengaruh terhadap kegiatan yang diikutinya. Keadaan tersebut
melukiskan bahwa pada dasarnya anak merupakan peserta aktif dalam belajarnya.
17
d. Faktor-faktor Kemandirian Anak Usia Dini
Perilaku mandiri tidak terbentuk secara mendadak tetapi melalui proses sejak masa kanak-kanak. Dalam berperilaku mandiri antara
anak satu dengan yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak
dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar anak. Menurut Bimo Walgito dalam Dian Maharani, 2006: 38,
faktor- faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah : 1 Faktor eksogen merupakan faktor yang berasal dari luar diri
sendiri yaitu berasal dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor yang berasal dari keluarga misalnya: jumlah anak dalam
keluarga, posisi anak dalam urutan kelahiran, situasi anak yang kurang mendukung misalnya kekacauan keluarga, kurang
perhatian orang tua dan keadaan ekonomi sosial ekonomi. Faktor yang berasal dari sekolah yaitu proses belajar dan
pergaulan dengan teman. Faktor dari masyarakat yaitu lingkungan tempat tinggal dan pergaulan dalam masyarakat.
2 Faktor indogen yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri yang terdiri dari faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang sehat atau
tidak sehat dan faktor psikologis misalnya bakat, minat, motivasi dan kecerdasan.
Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainya, kemandirian bukanlah semata-mata merupakan pembawaan yang melekat
18 pada diri anak sejak lahir, perkembanganya juga di pengaruhi
oleh berbagai stimulasi yang datang dari lingkunganya, selain potensi yang telah dimiliki sejak lahir sebagai keturunan dari
orang tuanya. Muhammad Ali dan Muhammad Asrori 2002:118-119
menyebutkan sejumlah
faktor yang
mempengaruhi perkembangan kemandirian, yaitu : 1 Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian
tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, faktor keturunan ini masih menjadi perdebatan
karena ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada anaknya,
melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya. 2 Pola asuh orang tua. Cara orang tua
mengasuh atau
mendidik anak
akan mempengaruhi
perkembangan kemandirian anak remajanya. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata jangan kepada
anak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya,
orang tua yang menciptakan suasana aman dalm interaksi keluarganya akan dapat mendorong kelancaran perkembangan
anak. Demikian juga, orang tua yang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainya
juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan
19 kemandirian anak. 3 Sistem pendidikan di sekolah. Proses
pendidikan di
sekolah yang
tidak mengembangkan
demokratisasi pendidikan
akan cenderung
menghambat perkembangan kemandirian anak. Demikian juga, proses
pendidikan yang banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi juga dapat menghambat perkembangan kemandirian
anak. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, dan penciptaan
kompetisi positif akan memperlancar perkembangan anak. 4 Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat
yang terlalu menekan pentingnya struktur sosial merasa kurang aman serta kurang menghargai potensi anak dalam kegiatan
belajar dapat menghambat perkembangan anak. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai potensi anak
dalam bentuk berbagai kegiatan, akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.
Berarti bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang selanjutnya akan
menentukan seberapa jauh seorang anak bersikap dan berfikir secara mandiri dalam kehidupan lebih lanjut. Untuk dapat
mandiri seorang anak membutuhkan kesempatan dan dukungan serta dorongan dari keluarga dan lingkungan. Peran orang tua
20 dan respon dari lingkungan pada saat ini sangat diperlukan anak
sebagai penguat setiap perilaku dan keputusan yang diambilnya. Kemandirian belajar anak adalah program belajar
ditentukan oleh seberapa besar stimulasi yang diberikan kepada anak untuk menentukan atau mengatur sendiri kegiatan
belajarnya. Jika suatu program pendidikan memberikan stimulasi yang luas kepada anak untuk mengatur sendiri
kegiatan belajarnya, maka konsekwensinya anak dituntut untuk memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi. Tingkat
kemandirian belajar anak tergantung seberapa besar peran aktif anak dalam mengatur sendiri kegiatan belajarnya sesuai dengan
stimulasi yang diberikan. Kemandirian belajar yang diberikan kepada anak pada dasarnya meliputi tiga aspek yaitu tujuan
belajar, cara belajar dan evaluasi. Dengan demikian, tingkat kemandirian belajar pada suatu lembaga, tergantung seberapa
banyak dan luas lembaga tersebut memberikan otonomi atau kesempatan kepada anak untuk berperan dalam ketiga aspek
tersebut. Jika anak diberikan lebih banyak kesempatan untuk ikut mengatur kegiatan belajar, maka akan memberi
kesempatan kepada anak untuk bisa bersikap mandiri dalam belajar. Jika suatu program pembelajaran memberikan otonomi
yang luas
kepada peserta
didiknya, maka
berarti lembagaprogram tersebut telah memberikan kesempatan yang
21 banyak
kepada peserta
didik untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajarnya sendiri.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin besar peran dan tanggung jawab anak dalam mengatur ketiga aspek
kegiatan belajar tersebut, mengindikasikan semakin tingginya kemandirian
belajar anak. Adapun
indikator-indikator kemandirian dalam penelitian ini adalah:
a Mengelap tangan dengan serbet
b Memakai baju sendiri
c Cuci tangan sebelum makan
d Makan sendiri
e Melepas dan memakai sepatu sendiri
2. Kegiatan Out Bound