3.3.1 Variabel Bebas 30
3.3.2 Variabel Terikat 30
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 31
3.4.1 Jenis Penelitian 31
3.4.2 Desain Penelitian 31
3.5 Prosedur Penelitian 32
3.6 Instrumen Penelitian 35
3.6.1 Angket Siswa 35
3.6.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa 35
3.6.3 Tes Hasil Belajar 35
3.6.4 Validitas Perangkat Instrumen oleh Validator 36
3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian 36
3.8 Teknik Analisis Data 39
3.8.1 Instrumen Pengumpul Data Awal 39
3.8.2 Instrumen Pengumpul Data Akhir 40
3.8.3 Pengujian Hipotesis uji t 42
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian
46
4.1.1 Hasil Belajar 46
4.1.2 Pengolahan dan Analisis Data 46
4.1.3 Pengujian dan Analisis Data 48 4.1.3.1 Uji Normalitas Data Pretes 48
4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Pretes dan Uji Penelitian uji t dua pihak 49 4.1.3.3 Data Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
50 4.1.3.4 Uji Normalitas Data Postes
52 4.1.3.5 Uji Homogenitas Data Postes dan Uji Hipotesis uji t satu pihak 53
4.1.4 Observasi 53
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 55
BAB V : Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
59 5.2 Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
61
LAMPIRAN
62
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1. Sintaks pengajaran berdasarkan masalah 10
Tabel 2.2. Penelitian yang relevan 27
Tabel 3.1. Desain penelitian 31 Tabel 3.2. Kisi-kisi tes materi pokok listrik dinamis
35 Tabel 4.1. Data nilai pretes kelas kontrol
46
Tabel 4.2. Data nilai pretes kelas eksperimen 47 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 49
Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 49 Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan uji t Pretes 49
Tabel 4.6. Data Postes Kelas Kontrol 50 Table 4.7. Data Postes Kelas Eksperimen 51
Tabel 4.8. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 53
Tabel 4.10. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 53 Tabel 4.11. Tabel Perkembangan Aktivitas Siswa 54
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Penghantar yang menghubungkan beda potensial 16
Gambar 2.2. Muatan listrik melalui penampang penghantar 16 Gambar 2.3. Rangkaian listrik
17
Gambar 2.4. Amperemeter 18
Gambar 2.5. Rangkaian listrik sederhana beserta skemanya 18 Gambar 2.6. Simbol Amperemeter
18
Gambar 2.7. Pembacaan Amperemeter 19
Gambar 2.8. Pemasangan hambatan shunt secara paralel 20
Gambar 2.9. Simbol Voltmeter 20
Gambar 2.10. Rangkaian listrik sederhana 21
Gambar 2.11. Cara merangkai voltmeter secara paralel 21
Gambar 2.12. Bentuk resistor 22
Gambar 2.13. Simbol penghantar rangkaian listrik 23
Gambar 2.14. Susunan hambatan secara seri 24
Gambar 2.15. Susunan hambatan secara paralel 24
Gambar 2.16. Rangkaian arus kirchooff 25
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 34 Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas kontrol 47
Gambar 4.2. Diagram batang data pretes kelas eksperimen 48 Gambar 4.3. Diagram batang data postes kelas kontrol
51
Gambar 4.4. Diagram batang data postes kelas eksperimen 52 Gambar 4.5. Diagram batang perkembangan aktivitas kelas eksperimen 54
Gambar 4.6. Diagram batang perkembangan aktivitas kelas kontrol 55
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 62
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa LKS 96
Lampiran 3. Peta Konsep 101
Lampiran 4. Kisi-kisi tes hasil belajar 104
Lampiran 5. Instrumen Penelitian 114
Lampiran 6. Tabel Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 119 Lampiran 7. Angket Siswa
121
Lampiran 8. Data Pretes Kelas Kontrol 123
Lampiran 9. Data Postes Kelas Kontrol 126 Lampiran 10. Data Pretes Kelas Eksperimen 129
Lampiran 11. Data Postes Kelas Eksperimen 132 Lampiran 12. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol 135
Lampiran 13. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol 137 Lampiran 14. Perhitungan Rata-rata, Varians dan standar Deviasi Pretes 139
Lampiran 15. Uji Normalitas Pretes 141 Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Varians dan standar Deviasi Postes 146
Lampiran 17. Uji Normalitas Postes 148 Lampiran 18. Daftar Nilai Krisis untuk uji Liliefors 158
Lampiran 19. Tabel Wilayah Luas di bawah kurva Normal 0 ke z 159 Lampiran 20. Daftar Nilai Persentil Untuk Distributif F 160
Lampiran 21. Daftar Nilai Persentil Untuk Distributif t 162 Lampiran 22. Daftar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 163
Lampiran 23. Daftar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 181 Lampiran 24. Daftar Penilaian Aktivitas Siswa 199
Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian 200
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara UU RI No.20 tahun 2003. Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan
manusia yang berkualitas yang berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sendiri sehingga didalam proses
pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar pendidikan dapat tercapai. Untuk
meningkatkan pendidikan tentu saja tidak terlepas dari guru dan proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama disekolah.
Hal ini terbukti dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa di sekolah SMA Negeri 14 Medan mengatakan bahwa siswa menginginkan guru mengajar
dengan metode yang lebih bervariasi sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan mengasyikkan. Siswa juga mengharapkan suasana kelas
yang lebih rileks dan tidak kaku. Oleh karena itu, menurut Sagala 2009:5 bahwa ”Guru perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik
mengajar yang baik dan tepat sehingga kegiatan belajar yang efektif dan efisien dapat berlangsung sesuai tujuan yang diharapkan”. Tugas guru menurut Anwar
dan Sagala 2012:23 terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah, seperti mengajar dan membimbing para muridnya. Ketika guru mengajar hanya
menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka siswa cenderung pasif dan tidak memiliki minat untuk
belajar, akibatnya siswa lebih banyak menunggu sajian yang diberikan guru. Kondisi ini terkadang menjadikan siswa malas untuk belajar, kemudian
merasakan kejenuhan dan keinginan agar proses belajar cepat selesai. Masalah
lain yang timbul adalah ada siswa mampu menyajikan tingkatan hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataanya siswa tidak
memahaminya sama sekali, siswa tidak tahu untuk apa belajar fisika. Permasalahan ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan minat
siswa untuk memahami konsep atau pola dari materi yang disampaikan guru, sehingga terdapat perilaku siswa yang sukar dikontrol guru, padahal telah banyak
upaya yang dilakukan oleh guru supaya hasil belajar meningkat. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada masa pelaksanaan PPLT-UNIMED
2013 di SMA Negeri 1 Galang, didapatkan beberapa masalah dalam proses pembelajaran dari pihak siswa yaitu kurangnya minat belajar fisika. Hal ini
ditandai dengan tingginya presentase hasil belajar siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan sosial
siswa. Peneliti juga memperhatikan bahwa tidak adanya kerjasama yang baik antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai dalam pembelajaran.
Berdasarkan Hasil Angket yang disebarkan ke 38 siswa kelas X SMA
Negeri 14 Medan, diperoleh bahwa 50 menyatakan bahwa mata pelajaran fisika itu sulit dan kurang menarik karena hanya menggunakan metode ceramah, 30
menyatakan bahwa mata pelajaran fisika itu hanya biasa saja, dan 20 menyatakan bahwa mata pelajaran fisika itu mudah dan menyenangkan. Siswa
juga menganggap bahwa fisika hanya mencatat dan mengerjakan soal dipapan tulis, mengerjakannya hanya sendiri
– sendiri dan mendengarkan ceramah guru di depan kelas. Guru mencatat semua yang di papan tulis, Guru juga jarang
menggunakan media pada saat menjelaskan materi sehingga menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar fisika.
Hal ini terjadi karena penggunaan strategi dan metode yang kurang tepat, kurangnya media, sarana dan lain- lain. Disamping itu metode
pembelajaran yang digunakan masih konvensional yaitu mengajar di kelas dengan metode ceramah dengan alasan keterbatasan waktu dan mengejar target
kurikulum. Hasil belajar yang dicapai siswa juga tergolong rendah, sekitar 45 siswa yang dapat memenuhi standar nilai ketuntasan minimum yaitu 75, sehingga
harus dilakukan remedial agar seluruh siswa dapat dinyatakan tuntas terhadap