BSH : Berkembang Sesuai Harapan
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat motivasi belajar disiklus 1 pertemuan keua peserta didik meningkat, pada pertemuan kedua terdapat 10 peserta
didik 50 yang memiliki motivasi berkembang sesuai harapan BSH, 3 peserta didik 15 yang memiliki motivasi mulai berkembang MB dan 7 peserta peserta
didik 35 yang memiliki motivasi belum berkembang BB.
Dengan demikian, dapat disimpulkan secara umum motivasi belajar pada pertemuan kedua meningkat dari pada pertemuan pertama. Ini artinya pada siklus I
terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan, ternyata dapat dijelaskan bahwa penerapan metode bermain peran
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan
semangat dan antusiasnya para peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Indikasi daripada itu adalah para peserta didik dengan semangat mengajukan
pertanyaan dan berusaha memberikan jawaban-penjelasan terhadap pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru. Namun demikian, berdasarkan hasil analisis peneliti
pada observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan dalam penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran, sehingga
kenaikan motivasi belajar peserta didik masih belum optimal atau hingga mencapai 100. Kekurangan ini meliputi:
1 Kurangnya kemampuan guru dalam megemas materi tema
pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran. 2
Pengotimalaneksplorasi informasi dari metode bermain peran oleh guru masih kurang maksimal, misalnya penyajiannya dengan cara
yang unik, lucu, dan menggugah rasa ingin tahu anak. Akibatnya, peserta didik terlihat bosan dan tidak tertarik mengamati metode
bermain peran, padahal permainan susun gambar telah dibuat dengan cukup manarik dan informatif.
3 Sebagian peserta didik masih belum terbiasa menggunakan metode
bermain peran 4
Peserta didik masih menggantungkan pada peserta didik yang lain, sehingga pembelajaran masih didominasi oleh peserta didik yang aktif
saja. 5
Pada saat pembelajaran berlangsung masih ada beberapa peserta didik yang bermain sendiri dan berbicara dengan teman sebangkunya.
e. Revisi Perencanaan:
Mengacu pada permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran di atas, dapat
dirumuskan beberapa revisi perbaikan yang dapat dijadikan pedoman
atau masukan ketika membuat rencana tindakan pada Siklus II. Diantara revisi tersebut adalah:
c. Guru sebaiknya lebih menyesuaikan dengan kemampuan anak dalam
menggunakan permainan. d.
Memperkaya tampilan gambar yang akan disusun: dari segi tekstur, warna, ukuran, dan tingkat kemenarikan lucu, aneh, dan mendorong
rasa ingin tahu e.
Lebih memberikan motivasi pada peserta didik agar mereka lebih berminat dan bergairah aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2. Siklus Penelitian II