Definisi Kualitas hidup lansia

commit to user Untuk dapat berlangsungnya setiap tahap dari siklus kehidupan keluarga yang baik, tiap keluarga mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakannya. Whinney, 1989

B. Lansia

1. Definisi

Lansia sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Lansia adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut WHO 1989, dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan tersebut dihubungkan secara biologis, sosial dan ekonomi dan dikatakan usia lanjut dimulai paling tidak saat masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa Depkes RI, 1999. Batasan usia lanjut didasarkan atas Undang-Undang no.13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan usia lanjut Depkes membuat pengelompokan sebagai berikut : a. Kelompok pertengahan umur 45-54 tahun b. Kelompok usia lanjut dini 55-64 tahun c. Kelompok usia lanjut 65 tahun keatas commit to user d. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi berusia 70 tahun keatas atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat atau cacat Sedangkan menurut WHO lanjut usia meliputi : a. Usia pertengahan middle age, kelopok usia 45 – 59 tahun b. Usia lanjut elderly, kelompok usia 60 – 70 tahun c. Usia lanjut tua old, kelompok usia antara 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua very old, kelompok usia diatas 90 tahun Notoatmodjo, 2007

2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

a. Perubahan-perubahan fisik

1 Sel a Lebih sedikit jumlahnya b Lebih besar ukurannya c Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraselular d Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati e Jumlah sel otak menurun f Terganggu mekanisme perbaikan sel g Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5 – 10 commit to user 2 Sistem persarafan a Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres b Mengecilnya saraf panca indra c Kurang sensitif terhadap sentuhan 3 Sistem pendengaran a Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama nada-nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata b Membrana timpani menjadi atrofi c Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras d Pendengaran makin menurun pada lanjut usia yang mengalami stress 4 Sistem penglihatan a Sklerosis pada sphingter pupil dan hilangnya respon sinar b Kornea lebih berbentuk spheris c Lensa lebih suram d Hilangnya daya akomodasi e Menurunnya lapangan pandang 5 Sistem kardiovaskuler a Elastisitas dinding aorta menurun b Katub jantung menebal dan kaku c Kemampuan jantung memompa darah menurun, menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya commit to user d Kehilangan elastisitas pembuluh darah e Tekanan darah meningkat karena meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer 6 Sistem pengaturan temperatur tubuh a Temperatur tubuh menurun b Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot 7 Sistem respirasi a Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku b Menurunnya aktifitas silia c Paru-paru kehilangan elastisitas d Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya berkurang e O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg f CO2 pada arteri tidak berganti g Kemampuan untuk batuk berkurang 8 Sistem gastrointestinal a Kehilangan gigi b Indra pengecap menurun, atrofi indra pengecap c Oesophagus melebar d Sensitifitas lapar menurun, waktu mengosongkan menurun e Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi f Fungsi absorpsi melemah commit to user g Hepar makin mengecil h Ovarium dan uterus mengecil i Atrofi payudara j Sekresi lendir vagina berkurang, sifatnya jadi alkali, terjadi perubahan warna k Testis masih diproduksi oleh laki-laki tetapi berangsur- angsur menurun 9 Sistem genitourinaria a Aliran darah keginjal menurun, BJ urin menurun, proteinuria biasanya +1, BUN meningkat, nilai ambang glukosa meningkat b Otot-otot vesika urinaria melemah, kapasitasnya menurun, frekwensi meningkat, resiko retensi urin meningkat c Pembesaran prostat d Atrofi vulva 10 Sistem endokrin a Produksi hormon menurun b Aktifitas thyroid menurun c Sekresi hormon estrogen, progesteron dan testosteron menurun 11 Sistem kulit a Kulit mengerut keriput akibat kehilangan jaringan lemak b Permukaan kulit kasar dan bersisik c Menurunnya respon terhadap trauma commit to user d Elastisitas berkurang e Kuku menjadi keras, rapuh f Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya g Kuku jadi pudar dan tidak bercahaya h Rambut menipis dan berwarna kelabu 12 Sistem muskuloskeletal a Tulang kehilangas densitas, makin rapuh b Kifosis c Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek d Persendian membesar dan kaku e Atrofi serabut otot f Tendon mengerut dan sklerosis

b. Perubahan-perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental yang pertama adalah perubahan fisik, kemudian kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan hereditas, lingkungan. Perubahan mental yang terjadi adalah : 1 Kenangan memory 2 IQ intellgentia Quantion Informasi matematika dan perkataan verbal tidak berubah, penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor berkurang

c. Perubahan-perubahan psikososial

Pada umumnya setelah orang setelah memasuki lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi commit to user kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Sementara fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan kepribadian lansia. Kuntjoro, 2002 Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia adalah : 1 Pensiun, akan kehilangan finansial, status, teman kenalan, pekerjaan kegiatan 2 Merasakan atau sadar akan kematian 3 Perubahan dalam cara hidup 4 Perubahan ekonomi economic deprivation 5 Penyakit kronis dan ketidakmampuan 6 Kehilangan teman, famili, relasi 7 Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri Nugroho, 2002

d. Perkembangan Spiritual

1 Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya 2 Makin matur dalam kehidupan beragama, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari commit to user 3 Perkembangan spiritual menjadi universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan. Nugroho,2002

3. Kualitas hidup lansia

Kualitas hidup lansia bisa diartikan sebagai kondisi fungsional lansia berada pada kondisi maksimum atau optimal, sehingga memungkinkan mereka bisa menikmati masa tuanya dengan penuh makna, membahagiakan, berguna dan berkualitas. Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang lansia untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni; kemampuan menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemunduran yang dialami, adanya penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut, lingkungan yang menghargai hak-hak lansia serta memahami kebutuhan dan kondisi psikologis lansia dan tersedianya media atau sarana bagi lansia untuk mengaktualisasikan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Kesempatan yang diberikan akan memiliki fungsi memelihara dan mengembangkan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh lansia. Aktivitas fisik misalnya olah – raga yang dilakukan secara rutin dan teratur akan sangat membantu kebugaran dan menjaga kemampuan psikomotorik lansia. Aktivitas-aktivitas kognitif seperti membaca, berdiskusi, mengajar, akan sangat bermanfaat bagi lansia commit to user untuk mempertahanakan fungsi kognitifnya sebab otak yang sering dilatih dan dirangsang maka akan semakin berfungsi baik, berbeda jika fungsi otaknya tidak pernah dilatih maka itu akan mempercepat lansia mengalami masa dimensi dini. Aktivitas-aktivitas spiritualitas dan sosial akan memberikan nilai tertinggi bagi lansia untuk menemukan kebermaknaan dan rasa harga dirinya, dengan banyak berdzikir dan melaksanakan ibadah sehari-hari lansia akan menjadi lebih tenang dalam hidupnya kecemasan akan kematian bisa direduksi. Dengan aktif dalam aktivitas sosial, seperti tergabung dalam paguyuban lansia atau karang werdha akan menjadi ajang bagi mereka untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan saling memberikan perhatian, kegiatan ini akan sangat membantu para lansia untuk mencapai kualitas hidup yang maksimal. Depsos,2007 Pada tahun1991 bagian kesehatan mental WHO memulai proyek organisasi kualitas kehidupan dunia WHOQOL. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengembangkan suatu instrumen penilaian kualitas hidup yang dapat dipakai secara nasional dan secara antar budaya. Instrumen WHOQOL – BREF ini telah dikembangkan secara kolaborasi dalam sejumlah pusat dunia. Instrumen ini terdiri dari 26 item dan 4 domain. 4 domain tersebut adalah : a. Kesehatan Fisik Penyakit, kegelisahan tidur dan beristirahat, energi dan kelelahan, mobilitas, aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat dan bantuan medis, kapasitas pekerjaan. commit to user b. Psikologis : Perasaan positif, berfikir, belajar, mengingat dan konsentrasi, self esteem, penampilan dan gambaran jasmani, perasaan negatif, kepercayaan individu c. Hubungan sosial : Hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual d. Lingkungan : Kebebasan, keselamatan fisik dan keamanan, lingkungan rumah, sumber keuangan, kesehatan dan kepedulian sosial, peluang untuk memperoleh ketrampilan dan informasi baru, keikutsertaan dan peluang untuk berekreasi, aktivitas dilingkungan, transportasi. WHO, 2004. Instrumen WHOQOL-BREF ini merupakan suatu instrumen yang sesuai untuk mengukur kualitas hidup dari segi kesehatan terhadap lansia dengan jumlah responden yang kecil, mendekati distribusi normal, dan mudah untuk penggunaannya. Hwang, 2003

C. Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia

Peranan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan setiap anggota keluarga serta dalam menjamin keberhasilan pelayanan keluarga amat penting sekali, karena keluarga memang punya arti dan kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan. Azwar, 2007

Dokumen yang terkait

Hubungan Spiritualitas dengan Kualitas Hidup Lansia di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu Medan.

15 112 98

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DENGAN DEMENSIA DI KELURAHAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN.

0 1 15

Hubungan Determinan Biopsikososial dengan Kualitas Hidup Lansia di Surakarta.

0 0 14

Hubungan antara Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta | Putri | Jurnal Mutiara Medika 921 2655 1 PB

0 1 7

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS (1)

0 0 8

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Desa Pogungrejo Porworejo - DIGILIB UNISAYOGYA

1 1 15

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PADUKUHAN KARANG TENGAH NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PADUKUHAN KARANG TENGAH NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA -

0 1 14

HUBUNGAN FUNGSI FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA ADISARA KECAMATAN JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

0 1 16