Bakteri Staphylococcus aureus Uji Aktivitas Antimikroba

18 tidak larut dalam air, etanol, dan eter Anonim, 1995. Mg Stearat digunakan sebagai bahan pelicin lubricant pada konsentrasi 0,25-5,0 Luner and Allen, 2006.

g. Bakteri Staphylococcus aureus

Bakteri adalah sel prokariotik yang khas dan uniseluler. Sel berisi massa sitoplasma. Sel bakteri berbentuk bulat, batang dan spiral. Reproduksi terutama dengan pembelahan biner sederhana, yaitu proses aseksual. Di antara bakteri ada yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan Pelczar dan Chan, 1988. Stafilokokus adalah sel berbentuk bola dengan garis tengah kira-kira 1 µm tersusun dalam kelompok-kelompok tidak teratur. Kokus muda bersifat Gram positif kuat, pada biakan tua banyak sel menjadi Gram negatif. Stafilokokus tidak bergerak dan tidak membentuk spora Jawetz et al., 1986. Sistematika dari Staphylococcus aureus menurut Salle, 1961 adalah : Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus aureus Stafilokokus tumbuh paling cepat pada 37 o C tetapi paling baik membentuk pigmen pada suhu kamar 20 o C. Staphylococcus patogen sering menghemolisis darah dan mengkoagulasi plasma. Beberapa Infeksi oleh jenis bakteri ini dapat menyebabkan peradangan, nekrosis, pembentukan abses, endokarditis, meningitis, 19 abses serebri, pneumonia, dan infeksi traktus urinarus pada anak-anak. Staphylococcus cepat menjadi resisten terhadap banyak zat anti jasad renik dan menyebabkan masalah pengobatan yang sulit Jawetz et al., 1986; Warsa, 1994. Staphylococcus aureus umumnya menginfeksi di berbagai bagian tubuh manusia, termasuk hidung, tenggorokan, kulit Irianto, 2006. Staphylococcus dapat menyebabkan sepsis pada luka bedah, abses payudara pada ibu-ibu, mata lengket, dan lesi-lesi kulit pada bayi Gibson, 1996.

h. Uji Aktivitas Antimikroba

Uji aktivitas antimikroba diukur secara in vitro agar dapat ditentukan potensi suatu zat antimikroba dalam larutan, konsentrasi dalam cairan badan, dan kepekaan suatu mikroba terhadap konsentrasi obat-obat yang dikenal. Pengukuran aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan 2 metode: 1. Metode dilusi cairdilusi padat Metode ini prinsipnya sejumlah antimikroba diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media, sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar, lalu ditanami kuman dan diinkubasi. Setelah masa inkubasi selesai, diperiksa sampai konsentrasi berapa obat dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroba Jawetz et al., 2001. 2. Metode Difusi Pada metode ini suatu cakram kertas saring atau cawan yang berliang renik atau suatu silinder, tidak beralas yang mengandung suatu obat dalam jumlah tertentu 20 ditempatkan pada media padat yang telah ditanami dengan biakan kuman yang diperiksa. Setelah diinkubasi, garis tengah daerah hambatan jernih yang mengelilingi obat dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan obat terhadap kuman yang diperiksa Jawetz et al., 2001. Kuman yang resisten tidak menunjukkan adanya zona hambatan pertumbuhan atau menunjukan zona hambatan yang diameternya lebih kecil Anonim, 1991. Potensi antibiotik ditetapkan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap dosis larutan baku atau dosis larutan pembanding yang masing-masing menghasilkan derajat hambatan pertumbuhan yang sama pada biakan jasad renik yang peka dan sesuai. Cara yang digunakan adalah cara difusi dan cara dilusi Anonim, 1979.

E. LANDASAN TEORI

Tanaman ceremai adalah tanaman yang memiliki beberapa kandungan kimia antara lain pada daun, kulit batang dan kayu mengandung polifenol, saponin, flavonoid Hutapea, 1991. Berdasarkan hasil uji bioautografi kandungan kimia pada daun ceremai yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah polifenol. Hal itu juga ditunjukkan pada hasil uji KLT yang diketahui bahwa ekstrak etanol daun ceremai memberikan hasil yang positif dan terdapat bercak berwarna biru terhadap pereaksi semprot FeCl 3 . Senyawa ini diduga adalah polifenol Budiyanti, 2009. Polifenol yang merupakan senyawa fenol bekerja dengan cara mempresipitasikan protein sel bakteri Robbers dkk.,1996.

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels)

11 168 80

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Ceremai (Phyllanthus acidus (L) Skeels) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 2 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) SKEELS) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

1 3 10

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Klebsiella pne

0 0 15

PENGARUH BAHAN PENGIKAT NATTRIUM KARBOKSIMETILS SELLULLOSA TERHADAP FORMULA TABLET HISAP KSTRAK ETANOl DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus.

1 4 17

PENGARUH BAHAN PENGIKAT GELATIN TERHADAP FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus.

4 17 22

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 21

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 3 23

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Klebsiella pneumoniae SERTA BIOAUTO

0 0 17

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels)

0 0 16