11
3. Zat aktif yang larut dalam dosis kecil, maka distribusi dan keseragaman zat aktif
akan lebih baik kalau dicampurkan dengan larutan bahan pengikat Bandelin, 1980.
2 Metode Granulasi Kering
Granulasi kering, juga dinyatakan briketasi atau kompaktasi, yang sering digunakan dalam industri. Cara ini membutuhkan lebih sedikit waktu dan lebih
ekonomis daripada pembutiran lembab. Cara ini sangat tepat untuk tabletasi zat-zat peka suhu atau bahan obat yang tidak stabil dengan adanya air Voigt,1984.
3 Metode kempa langsung
Metode kempa langsung dapat diartikan sebagai pembuatan tablet dengan cara mengempa langsung campuran serbuk bahan aktif dan bahan tambahan yang cocok
pengisi, penghancur, dan pelicin yang akan mengalir pada die dan membentuk tablet yang kompak Shangraw, 1989.
Pada metode ini beberapa bahan mempunyai karakteristik pengaliran bebas dan pengikatan yang penting Remington, 1995. Beberapa bahan tersebut seperti
kalium klorida, kalium iodida, ammonium klorida, dan metenamin Ansel, 1989.
c. Bahan Tambahan Tablet
Bahan pembantu dirumuskan sebagai zat tambahan yang memungkinkan bahan obat dapat dibuat menjadi bentuk sediaan yang cocok dan dapat memperbaiki sifat
sediaan obat. Pada dasarnya bahan pembantu tablet harus bersifat netral, tidak berbau, dan tidak berasa Voigt, 1984.
12
Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet, antara lain: a
Bahan Pengisi Filler Bahan pengisi ditambahkan dalam formula tablet untuk memperbesar volume
tablet sehingga memungkinkan pencetakan dan peracikan jumlah obat yang sangat sedikit dan dengan bahan pengisi ini maka akan menjamin tablet memiliki ukuran
atau massa yang dibutuhkan 0,1-0,8 Voigt, 1984. Bahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk.
Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan. Zat pengisi juga dapat memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk
memacu aliran. Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet antara lain laktosa, dekstrosa, mannitol, sorbitol, sukrosa atau gula dan derivat-derivatnya,
dan selulosa mikrokristal Avicel Banker and Anderson, 1986. b
Bahan Pengikat Binder Penambahan bahan pengikat dimaksudkan untuk memberikan kekompakan
dan daya tahan tablet sehingga zat ini dapat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat Voigt,1984. Zat pengikat yang ditambahkan
pada larutan mempunyai daya ikat yang lebih kuat daripada pengikat dalam bentuk kering. Terlalu banyak pengikat akan membentuk granul menjadi keras sehingga
membutuhkan tekanan kuat untuk melarutkannya menjadi tablet Gunsel and Kanig, 1986. Bahan pengikat yang dapat digunakan diantaranya adalah akasia, asam alginat,
dekstrin, etil selulosa, gelatin, karbosimetilselulosa, guar gum, povidon, amilum, metilselulosa, polietilen oksida, dan polietilen glikol.
13
c Bahan pelicin Lubricant
Bahan pelicin dapat meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah melekatnya bahan pada punch dan die serta membuat tablet menjadi bagus
dan berkilat Ansel, 1989. Beberapa bahan pelicin yang sering digunakan dalam pembuatan tablet antara lain talk, magnesium stearat, kalsium stearat, asam stearat,
dan polietilen glycol PEG Remington,1995. d
Zat pemberi rasa dan pemanis Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet kunyah atau tablet lain yang
ditujukan untuk larut di dalam mulut. Pada umumnya zat pemberi rasa yang larut di dalam air jarang dipakai dalam pembuatan tablet oleh karena stabilitasnya kurang
baik. Macam-macam gula yang biasa digunakan adalah manitol, sakarin, sukrosa Banker and Anderson, 1986.
d. Pemeriksaan kualitas tablet hisap