Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa koefisien korelasi butir-butir soal dengan skor total secara keseluruhan berada pada rentang 0,643 sampai 0,824.
dari 8 butir soal tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis, berdasarkan derajat validitasnya diperoleh 4 butir soal mempunyai
validitas tinggi, dan 4 butir soal mempunyai validitas sedang. Dengan demikian soal-soal tersebut dinyatakan valid dan layak digunakan dalam penelitian.
b. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang
berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan
instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Untuk memperoleh reliabilitas soal prestasi belajar digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu Arikunto,
2006: 178-196: r
11 =
2 2
1 1
t b
k k
Keterangan : r
11
= Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
= Jumlah variansi skor butir soal ke-i i
= 1, 2, 3, 4, …n
2 t
= Variansi total
Nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach kemudian akan dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan
α = 0,05 dan dk = N-2 N = banyaknya siswa. Bila r
hit
r
tab
maka instrumen dinyatakan reliabel. Dalam memberikan interpretasi atau tafsiran terhadap koefisien
reliabilitas tes umumnya digunakan tolok ukur yang dibuat oleh J.P. Guilford Suherman, 2003, yang dapat dilihat dalam tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefesien Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ r ≤ 1,00
Reliabilitas sangat tinggi 0,70
≤ r 0,90 Reliabilitas tinggi
0,40 ≤ r 0,70
Reliabilitas sedang 0,20
≤ r 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 ≤ r 0,20
Reliabilitas sangat rendah r 0,00
Tidak Reliabel
Sama seperti pada uji validitas, perhitungan reliabilitas instrument digunakan software Anates Ver 4.0.5. Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas
diperoleh r
hitung
= 0, 80 0, 361 = r
tabel
dengan α = 0,05 dan dk = 30. Dalam hal
ini koefisien reliabilitas instrumen termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.
c. Analisis Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes, langkah pertama yang dilakukan adalah mengurutkan perolehan skor seluruh siswa dari yang skor
tertinggi sampai skor terendah, langkah kedua mengambil 27 siswa yang skornya tinggi dan 27 siswa yang skor rendah selanjutnya disebut kelompok
atas dan kelompok bawah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda menurut Suherman 2003 adalah:
DP = JB
A
− JB
B
JS
A
Keterangan: DP
= Daya pembeda JB
A
= Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB
B
= Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah JS
A
= Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang dipilih Menurut Suherman 2003 klasifikasi interpretasi daya pembeda soal
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 DP ≤ 0,70 Baik
0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Hasil perhitungan dengan Anates klasifikasi daya pembeda, selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran dan diperoleh daya pembeda untuk setiap butir soal
tes kemampuan berpikir kreatif dan logis matematis seperti pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Daya Pembeda Uji Coba Soal
Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Nomor Soal Daya Pembeda
Interpretasi 1
1 0,34
Cukup 2
2 0,28
Cukup 3
3a 0,34
Cukup 4
3b 0,28
Cukup 5
4 0,50
Baik 6
5 0,46
Baik 7
6 0,31
Cukup 8
7 0,37
Cukup
Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa indeks daya pembeda butir-butir soal secara keseluruhan berada pada rentang nilai 0,28 sampai 0,55. Indeks daya
pembeda dengan nilai 0,28 menggambarkan bahwa butir soal memiliki daya pembeda dengan interpretasi cukup, sedangkan Indeks daya pembeda dengan nilai
0,70 menggambarkan bahwa butir soal memiliki daya pembeda dengan interpretasi baik. Dari 8 butir soal diperoleh 6 butir soal yang mempunyai
interpretasi daya pembeda yang cukup dan 2 butir soal yang mempunyai interpretasi daya pembeda baik. Melalui hasil yang diperoleh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk membedakan kemampuan siswa dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
d. Analisis Tingkat Kesukaran