Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah
diamanatkan dalam Undang- undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 “Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan” dan Pasal 34 ayat 3 “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah
satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang di selenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas dan Rumah Sakit. Fasilitas pelayanan
kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas dan Rumah Sakit mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif pengobatan, preventif upaya pencegahan, promotif peningkatan kesehatan, dan rehabilitatif pemulihan
kesehatan. Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia.
Dalam konteks pelayanan, pemerintah memang sudah harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dibutuhkan pembiayaaan
kesehatan yang cukup, guna memenuhi hak mendasar masyarakat tersebut. Guna mewujudkan komitmen tersebut, maka pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional JKN. Usaha ke arah itu sebenarnya telah lama dirintis
pemerintah
Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui PT. Askes Persero dan PT. Jamsostek Persero yang
melayani antara lain pegawai negeri sipil,TNI, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah
memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas dan Jaminan Kesehatan Daerah Jamkesda. Namun demikian, skema-skema
tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya Kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit dikendalikan. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun
2004 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini
mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara
jaminan sosial. Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program
Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak awal tahun 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai
program Jaminan Kesehatan Nasional JKN. Respon masyarakat terhadap JKN sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan layanan kesehatan yang
meningkat tajam.Sejak diberlakukannya Jaminan Kesehatan NasionalJKN per tanggal 1 Januari 2014, pesertanya bertambah terus .Menurut Direktur
Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan, Sri Endang Tidarwati Wahyuningsih, sampai dengan tanggal 10 Desember 2014 total peserta BPJS
telah mencapai 131,9 juta peserta. Jumlah peserta yang cukup besar ini berdampak kepada aspek pendanaan yang harus disediakan oleh pemerintah.
Pelaksanaan lebih lanjut program JKN dituangkan dalam pengalokasian dana jaminan kesehatanJKN, sebesar Rp.33Triliun atau 3,7 pada APBN 2014 .
Rendahnya pendanaan kesehatan dan cakupan asuransi kesehatan sosial di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ketidaktahuan dan ketidakpedulian pemerintah
Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dalam melindungi penduduknya dari proses pemiskinan karena mahalnya biaya kesehatan Hasbullah Thabrany,2008. Untuk penduduk miskin di Kabupaten
Kuningan telah terjamin oleh program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas yang dananya berasal dari Anggaran Pemerintah Belanja Negara
APBN dan Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah Jamkesmasda yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Kabupaten
Kuningan. Akibat diberlakukan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten
Kuningan ternyata
menimbulkan implikasi-implikasi
dalam pelaksanaannya antara lain dengan digratiskannya pelayanan kesehatan di
puskesmas menimbulkan dorongan masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan secara berlebih di puskesmas.
Tabel 1.1 Data Awal Penelitian
No Masalah
Sumber Keterangan
1. Peningkatan pasien secara
berlebih khususnya yang telah terdaftar menggunakan Kartu
BPJS. http:www.neraca.co.ide
konomi- daerah37341Kuota-
Jamkesmas-Kabupaten- Kuningan-Bertambah
http:kuningannews.com berita-ratusan-warga-
kuningan-antri-bpjs.html Menurut BPS Badan Pusat
Statistik Kuningan , bahwa peserta jamkesmas di
Kabupaten Kuningan bertambah, dari sebelumnya
305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa di tahun 2014
dan terus meningkat sampai awal tahun 2015 menjadi
504.000 jiwa. Meningkatnya paserta secara drastis ini
terjadi setelah diberlakukanya kebijakan
mengenai kesehatan gratis BPJS
2. Pelayanan yang kurang
maksimal. Bapak K
Pasien Puskesmas Kadugede
Kurangnya pelayanan yang diberikan oleh Petugas
Puskesmas dalam memberikan resep obat
dimana pasien tidak hanya diberikan obat yang bersifat
pengobatan tetapi juga yang bersifat pencegahan dan
selain itu juga pasien yang berobat seharusnya
mendapatkan obat yang
Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sesuai penyakit yang di deritanya.
3. Tidak adanya sistem data yang
akurat Bapak IF
Pengguna BPJS Masih adanya Puskesmas
yang tidak memiliki data yang valid mengenai pasien
yang terdaftar tidaknya sebagai pasien yang tidak
mampu. Hal ini disebabkan karena kurangnya
komunikasi dengan BPS setempat yang menimbulkan
kurangnya data yang akurat di setiap puskesmas
4. Perilaku tenaga kesehatan yang
bersikap kurang ramah. Ibu NN
Pengguna BPJS Adanya tenaga atau petugas
kesehatan yang masih bersikap kurang professional
dalam menjalankan tugasnya. Misalnya masih
membeda-bedakan antara pengguna BPJS dengan
pasien umumnya
5. Pembagian kelas pada
pengguna BPJS. Ibu WW
Pasien Puskesmas Perbedaan Kelas pada
pengguna BPJS membuat pengguna merasa dibeda-
bedakan dalam pelayanan, khususnya pada pemberian
obat yang diberikan.
6 Kurang pahamnya cara
mendaftar program BPJS Ibu YM
Pengguna BPJS Kurangnya sosialisasi dari
pemerintah, sehingga kurang mengerti dalam cara
mendaftar dan mengakses layanan BPJS.
7 Kurangnya petugas dan
infrastruktur Bapak NA
Pasien BPJS Adanya perbedaan antar
pasien umum dan pasien BPJS. Dimana para pasien
sering kali diterlantarkan oleh petugas nya sendiri
selain itu juga adanya pembatasan waktu rawat
inap bagi pasien BPJS, dan terbatasnya kuota kamar
untuk pasien program BPJS.
Sumber: diambil dari dokumentasi pra penelitian peneliti bulan Februari 2015
Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien yang cukup tinggi bila dibandingkan sebelum dilaksanakan kebijakan ini.
Sebenarnya indikator keberhasilan program pelayanan kesehatan gratis dapat dilihat dengan meningkatnya akses masyarakat untuk datang memeriksakan
Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kesehatannya di puskesmas yang kian meningkat. Dengan adanya implikasi dari pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan seperti
peningkatan kunjungan pasien yang dilayani di puskesmas dan keterlambatan pada mekanisme pembayaran pengganti jasa medis dikhawatirkan dapat berakibat
terhadap kinerja dari petugas kesehatan sehingga dapat mempengaruhi pula mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan
gratis di Kabupaten Kuningan.
Tabel 1.2 Data Awal Penelitian
No Data
Masalah Jumlah
1
Pasien Gratis Meningkatnya pasien
secara drastis yang menggunakan program
BPJS. dari 305.834 jiwa menjadi
444.737 jiwa di tahun 2014 dan meningkat menjadi
504.000 jiwa di awal 2015.
2
Keluhan Masyarakat Adanya pembeda-
bedaan kelas antara pasien pengguna BPJS
dengan pasien pada umumnya.
Mekanisme pengambilan obat
dimana sering terjadinya antrian
panjang ketika proses. pengambilan obat
Profesionalitas dari tenaga atau petugas
kesehatan, dimana masih adanya petugas
yang bersikap kurang ramah dalam melayani
pasien.
Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Fasilitas : Kamar rawat inap
Kurangnya kamar rawat inap bagi
pengguna program BPJS.
Pembatasan waktu pengguna kamar rawat
inap bagi pasien pengguna program
BPJS.
Obat-obatan Pemberian obat tidak
sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
Harus mengeluarkan uang untuk membayar
obat yang tidak ada. Sering terjadi
kekosongan obat sehingga pasien harus
membeli obat di tempat lain seperti di
apotek.
Sumber: diambil dari dokumentasi pra penelitian peneliti bulan Februari 2015
Menurut data BPS Kabupaten Kuningan masyarakat yang mendaftar untuk menjadi pasien pengguna BPJS meningkat setiap tahunya dimana pada tahun
2014 terjadi kenaikan dari 305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa dan terus meningkat hingga awal 2015 yaitu menjadi 504.000 jiwa. Akibat dampak dari
kunjungan pasien yang cukup tinggi banyak pasien yang seharusnya mendapatkan haknya tetapi tidak dan begitupun sebaliknya, itu dikarenakan puskesmas tidak
memiliki sistem data yang akurat disetiap puskesmas di Kabupaten Kuningan tentang berapa jumlah pasien yang dilayani oleh jaminan kesehatan gratis oleh
pemerintah Kabupaten baik di tingkat pelayanan kesehatan dasar puskesmas maupun pada tingkat pelayanan kesehatan lanjutan Rumah Sakit .
Selain itu juga sikap dan perilaku tenaga kesehatan harus diperhatikan dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan gratis bagi masyarakat adalah sikap
dan perilaku tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan. Profesionalitas seorang petugas kesehatan juga perlu diperhatikan sebab dalam prakteknya
Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
seorang tenaga atau petugas kesehatan yang melayani pasien harus bersikap adil, dimana adil disini yaitu tanpa adanya pandang bulu antar sesama pasien baik itu
pasien yang menggunakan program kesehatan gratis ataupun pasien pada umumnya. Perlu ditegaskan juga bahwa pelayanan kesehatan gratis tidak berarti
bahwa tenaga kesehatan tanpa imbal jasa dalam memberikan pelayanan kesehatan gratis pada pasien. Pasienlah yang mendapat gratis karena tidak mengeluarkan
sepeserpun untuk pelayanan kesehatan yang diterimanya, karena biaya tersebut ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan, yang membayarkannya
melalui pagu dana yang telah disiapkan baik pada tingkat puskesmas maupun pada tingkat rumah sakit dan juga pasien berhak mendapatkan pelayanan secara
maksimal tanpa membandingakan satu sama lain antara yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis ataupun dengan pasien yang berobat secara normal.
Pada dasarnya semua warga Indonesia sama dimata pemerintah, tidak membeda-bedakan status sosial, kasta ataupun derajat dimana telah diamanatkan
dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 yang berbunyi “setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan” dan Pasal 34 ayat 3 yang isinya “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak”. Jelas bahwa apa yang telah tertulis di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada dasarnya semua warga masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan
kesehatan yang maksimum tanpa terkecuali dan pemerintah pun wajib memberikan pelayanan yang maksimum kepada masyarakatnya dengan tanpa
terkecuali. Melihat data-data dan fakta-fakta yang telah penulis uraikan di atas, maka
penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana implementasi di atas yaitu kebijakan mengenai kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan. Maka dari itu
penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul :“Implementasi
Pelayanan Kesehatan Gratis sebagai Realisasi Hak Warga Negara dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten Kuningan”.
Aldy sampurna, 2015 IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA
DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah