IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN.

(1)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI

KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Aldy Sampurna

NIM 1104733

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHAUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI

KABUPATEN KUNINGAN

Oleh

Aldy Sampurna

NIM 1104733

Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© ALDY SAMPURNA, 2015

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA AGUSTUS 2015


(3)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

difotokopi, atau dengan cara lainnya tanpa seizin penulis.

ALDY SAMPURNA

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI

KABUPATEN KUNINGAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Rahmat, M.Si NIP. 195809151986031003

Pembimbing II

Dr. Prayoga Bestari, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

Mengetahui


(4)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NIP. 19630820198803 1 001

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015

Tempat : Gedung Fpips UPI Bandung

Panitia Ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001

3. Penguji :

Penguji I,

Prof.Dr.Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714198601 1 001

Penguji II,

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd. NIP. 197210011200112 2 001


(5)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Iim Siti Masyitoh, M.Si. NIP. 19620102198608 2 001


(6)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Aldy Sampurna (1104733) Implementasi Pelayanan Kesehatan Gratis Sebagai Realisasi Hak Warga Negara Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten Kuningan

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Pasal 34 ayat (3). Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas dan Rumah Sakit. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Guna mewujudkan komitmen tersebut, maka pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui badan penyelenggara kesehatan (BPJS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam upaya pelayanan kesehatan gratis sebagai realisasi hak warga Negara. Penelitian ini didasarkan atas empat permasalahan, yaitu Bagaimana pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan?, Bagaimana pemanfaatan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas oleh masyarakat Kabupaten Kuningan?, Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas? dan Bagaimana alternatif kebijakan dalam memperbaiki pelaksanaan pelayananan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan?

Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan tersebut adalah pendekatan kualitatif, metode yang digunakan metode deskriptif dan bentuk penelitian studi deskriptif. Data-data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan.

Penelitian mengungkapkan bahwa: 1)Pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan sudah berjalan sesuai dengan tujuanya namun masih ada hambatan-hambatan yang diperoleh di dalam pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini 2) Pemanfaatan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan sebagian besar sudah dimanfaatkan oleh masyarakatnya, hampir sekitar 50% dari 1.118.335 ribu jiwa masyarakat Kabupaten Kuningan sudah memanfaatkan kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini. 3) Persepsi masyarakat Kabupaten Kuningan baik yang menggunakan kartu BPJS ataupun yang tidak menggunakan BPJS mengenai kebijakan pelayanan kesehatan gratis yaitu sangat positif. 4) Alternatif kebijakan yang dilakukan oleh dinas kesehatan Kabupaten Kuningan yaitu menggunakan APBD Kabupaten Kuningan di bidang kesehatan dan program Jamkesda


(7)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: pelayanan kesehatan gratis, pemanfaatan kebijakan, BPJS

ABSTRACT

Aldy Sampurna (1104733) Health Services Implementation Guide For Realization of Right of Citizens in the Field of Health in the Kuningan District

Health care is one of the fundamental rights of the people that provision shall be convened by the government as mandated in Law 1945 Article 28 H paragraph (1) and Article 34 paragraph (3). One form of health care facilities to the public organized by the government health centers and hospitals. The health care facility is central to the development of public health in fostering public participation also provide comprehensive and integrated services to the public. In order to realize this commitment, it is responsible for the implementation of public health insurance through the National Health Insurance program (JKN) through organizing body health (BPJS). This study aims to analyze the extent to which government policy implementation Kuningan district in an effort to free health services as a realization of the rights of citizens. This study is based on four issues, namely How the implementation of the free health care policy in Kuningan District ?, How to use free health care at the community health center by the Kuningan District ?, How is the public perception of the implementation of the policy of free health care at the health center? and How to improve the implementation of policy alternatives in health pelayananan free in Kuningan District

The approach used to uncover these problems is a qualitative approach, the method used descriptive method and form of descriptive study research. The data obtained by observation, interview, documentation study, literature study.

The research revealed that: 1) The implementation of the policy of free health care in Kuningan District is going according to their end but there are still barriers that gained in the implementation of health care policy free 2) Utilization policy of free health care in Kuningan District largely been exploited by people, nearly 50% of 1,118,335 thousand inhabitants Kuningan district society already utilize this free health care policy. 3) The public perception Kuningan District BPJS whether using cards or not using BPJS about the free health care policy that is very positive. 4) Alternative policies carried out by the health department is using Kuningan district budget in the health sector and program Jamkesda


(8)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 8

D.Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hakikat Implementasi Kebijakan ... 12

1. Definisi Kebijakan ... 12

2. Tujuan Kebijakan ... ` 15

3. Jenis-jenis Kebijakan... 16

4. Sifat Kebijakan ... 17

5. Pengertian Implementasi Kebijakan ... 18

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Kebijakan ... 21

B.Hakikat Pelayanan Kesehatan ... 27


(9)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kedudukan Peraturan Daerah... 30

4. Otonomi Daerah ... 32

5. Lembaga yang berwenang dalam Kebijakan Pelayanan Kesehatan ... 34

C.Hakikat Hak Asasi Manusia ... 39

1. Pengertian Hak Asasi Manusia ... 39

2. Bentuk-bentuk Hak Asasi Manusia ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 44

1. Pendekatan Penelitian ... 44

2. Metode Penelitian ... 44

B.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 46

1. Lokasi Penelitian ... 46

2. Subyek Penelitian ... 47

C.Teknik Pengumpulan data ... 48

1. Wawancara ... 48

2. Observasi ... 48

3. Studi Dokumentasi ... 49

4. Catatan Lapangan ... 49

5. Studi Literatur ... 50

D.Teknik Pengolahan Data ... 50

1. Reduksi Data ... 52

2. Display Data ... 53

3. Kesimpulan dan Verifikasi ... 54

E. Teknik Analisis Data ... 54

1. Validitas Data ... 55

a. Perpanjangan Pengamatan ... 55


(10)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Analisis Kasus Negatif ... 59

e. Menggunakan Bahan Referensi ... 60

f. Mengadakan Member Check ... 60

2. Pengujian Transferability (Validitas Ekternal) ... 61

3. Pengujian Dependability (Reliabilitas) ... 61

4. Pengujian Confirmability (Obyektivitas) ... 62

F. Tahap-tahap Penelitian ... 62

1. Tahap Pra Penelitian ... 62

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 63

3. Tahap Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian ... 66

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan ... 66

2. Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kabupaten Kuningan ... 72

3. Puskesmas Kecamatan Kadugede ... 78

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80

1. Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis di Kabupaten Kuningan ... 80

2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit oleh Masyarakat Kabupaten Kuningan ... 84

3. Presepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit ... 91


(11)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan PelayananKesehatan Gratis di

Kabupaten Kuningan ... 94

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

1. Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis di Kabupaten Kuningan ... 97

2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit oleh Masyarakat Kabupaten Kuningan ... 110

3. Presepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit ... 117

4. Alternatif Kebiajakan dalam Memperbaiki Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gratis di Kabupaten Kuningan ... 124

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 131

1. Simpulan Umum ... 131

2. Simpulan Khusus... 131

B.Saran ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 135 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan

fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah

satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang di selenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas dan Rumah Sakit. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.

Dengan kata lain puskesmas dan Rumah Sakit mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Dalam konteks pelayanan, pemerintah memang sudah harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dibutuhkan pembiayaaan kesehatan yang cukup, guna memenuhi hak mendasar masyarakat tersebut.

Guna mewujudkan komitmen tersebut, maka pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Usaha ke arah itu sebenarnya telah lama dirintis pemerintah


(13)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui PT. Askes (Persero) dan PT. Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri sipil,TNI, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya Kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit dikendalikan. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial.

Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak awal tahun 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Respon masyarakat terhadap JKN sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan layanan kesehatan yang meningkat tajam.Sejak diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional/JKN per tanggal 1 Januari 2014, pesertanya bertambah terus .Menurut Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan, Sri Endang Tidarwati Wahyuningsih, sampai dengan tanggal 10 Desember 2014 total peserta BPJS telah mencapai 131,9 juta peserta. Jumlah peserta yang cukup besar ini berdampak kepada aspek pendanaan yang harus disediakan oleh pemerintah. Pelaksanaan lebih lanjut program JKN dituangkan dalam pengalokasian dana jaminan kesehatan/JKN, sebesar Rp.33Triliun atau 3,7% pada APBN 2014 .

Rendahnya pendanaan kesehatan dan cakupan asuransi kesehatan sosial di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ketidaktahuan dan ketidakpedulian pemerintah


(14)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam melindungi penduduknya dari proses pemiskinan karena mahalnya biaya kesehatan (Hasbullah Thabrany,2008). Untuk penduduk miskin di Kabupaten Kuningan telah terjamin oleh program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dananya berasal dari Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesmasda) yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kuningan. Akibat diberlakukan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan ternyata menimbulkan implikasi-implikasi dalam pelaksanaannya antara lain dengan digratiskannya pelayanan kesehatan di puskesmas menimbulkan dorongan masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan secara berlebih di puskesmas.

Tabel 1.1 Data Awal Penelitian

No Masalah Sumber Keterangan

1. Peningkatan pasien secara berlebih khususnya yang telah terdaftar menggunakan Kartu BPJS. http://www.neraca.co.id/e konomi- daerah/37341/Kuota- Jamkesmas-Kabupaten-Kuningan-Bertambah http://kuningannews.com /berita-ratusan-warga-kuningan-antri-bpjs.html

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Kuningan , bahwa peserta jamkesmas di Kabupaten Kuningan bertambah, dari sebelumnya 305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa di tahun 2014 dan terus meningkat sampai awal tahun 2015 menjadi 504.000 jiwa. Meningkatnya paserta secara drastis ini terjadi setelah

diberlakukanya kebijakan mengenai kesehatan gratis (BPJS)

2. Pelayanan yang kurang maksimal.

Bapak K

(Pasien Puskesmas Kadugede)

Kurangnya pelayanan yang diberikan oleh Petugas Puskesmas dalam memberikan resep obat dimana pasien tidak hanya diberikan obat yang bersifat pengobatan tetapi juga yang bersifat pencegahan dan selain itu juga pasien yang berobat seharusnya mendapatkan obat yang


(15)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai penyakit yang di deritanya.

3. Tidak adanya sistem data yang akurat

Bapak IF

( Pengguna BPJS)

Masih adanya Puskesmas yang tidak memiliki data yang valid mengenai pasien yang terdaftar tidaknya sebagai pasien yang tidak mampu. Hal ini disebabkan karena kurangnya

komunikasi dengan BPS setempat yang menimbulkan kurangnya data yang akurat di setiap puskesmas 4. Perilaku tenaga kesehatan yang

bersikap kurang ramah.

Ibu NN

(Pengguna BPJS)

Adanya tenaga atau petugas kesehatan yang masih bersikap kurang professional dalam menjalankan

tugasnya. Misalnya masih membeda-bedakan antara pengguna BPJS dengan pasien umumnya

5. Pembagian kelas pada pengguna BPJS.

Ibu WW

(Pasien Puskesmas)

Perbedaan Kelas pada pengguna BPJS membuat pengguna merasa dibeda-bedakan dalam pelayanan, khususnya pada pemberian obat yang diberikan.

6 Kurang pahamnya cara mendaftar program BPJS

Ibu YM

(Pengguna BPJS)

Kurangnya sosialisasi dari pemerintah, sehingga kurang mengerti dalam cara

mendaftar dan mengakses layanan BPJS.

7 Kurangnya petugas dan infrastruktur

Bapak NA (Pasien BPJS )

Adanya perbedaan antar pasien umum dan pasien BPJS. Dimana para pasien sering kali diterlantarkan oleh petugas nya sendiri selain itu juga adanya pembatasan waktu rawat inap bagi pasien BPJS, dan terbatasnya kuota kamar untuk pasien program BPJS. Sumber: diambil dari dokumentasi pra penelitian peneliti bulan Februari 2015

Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien yang cukup tinggi bila dibandingkan sebelum dilaksanakan kebijakan ini. Sebenarnya indikator keberhasilan program pelayanan kesehatan gratis dapat dilihat dengan meningkatnya akses masyarakat untuk datang memeriksakan


(16)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesehatannya di puskesmas yang kian meningkat. Dengan adanya implikasi dari pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan seperti peningkatan kunjungan pasien yang dilayani di puskesmas dan keterlambatan pada mekanisme pembayaran pengganti jasa medis dikhawatirkan dapat berakibat terhadap kinerja dari petugas kesehatan sehingga dapat mempengaruhi pula mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan.

Tabel 1.2

Data Awal Penelitian

No Data Masalah Jumlah

1 Pasien Gratis Meningkatnya pasien secara drastis yang menggunakan program BPJS.

dari 305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa di tahun 2014 dan meningkat menjadi 504.000 jiwa di awal 2015.

2 Keluhan Masyarakat  Adanya pembeda-bedaan kelas antara pasien pengguna BPJS dengan pasien pada umumnya.

 Mekanisme pengambilan obat dimana sering terjadinya antrian panjang ketika proses. pengambilan obat

 Profesionalitas dari tenaga atau petugas kesehatan, dimana masih adanya petugas yang bersikap kurang ramah dalam melayani pasien.


(17)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Fasilitas :

 Kamar rawat inap  Kurangnya kamar rawat inap bagi pengguna program BPJS.

 Pembatasan waktu pengguna kamar rawat inap bagi pasien pengguna program BPJS.

 Obat-obatan  Pemberian obat tidak sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.

 Harus mengeluarkan uang untuk membayar obat yang tidak ada.

 Sering terjadi kekosongan obat sehingga pasien harus membeli obat di tempat lain seperti di apotek.

Sumber: diambil dari dokumentasi pra penelitian peneliti bulan Februari 2015

Menurut data BPS Kabupaten Kuningan masyarakat yang mendaftar untuk menjadi pasien pengguna BPJS meningkat setiap tahunya dimana pada tahun 2014 terjadi kenaikan dari 305.834 jiwa menjadi 444.737 jiwa dan terus meningkat hingga awal 2015 yaitu menjadi 504.000 jiwa. Akibat dampak dari kunjungan pasien yang cukup tinggi banyak pasien yang seharusnya mendapatkan haknya tetapi tidak dan begitupun sebaliknya, itu dikarenakan puskesmas tidak memiliki sistem data yang akurat disetiap puskesmas di Kabupaten Kuningan tentang berapa jumlah pasien yang dilayani oleh jaminan kesehatan gratis oleh pemerintah Kabupaten baik di tingkat pelayanan kesehatan dasar (puskesmas) maupun pada tingkat pelayanan kesehatan lanjutan ( Rumah Sakit ).

Selain itu juga sikap dan perilaku tenaga kesehatan harus diperhatikan dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan gratis bagi masyarakat adalah sikap dan perilaku tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan. Profesionalitas seorang petugas kesehatan juga perlu diperhatikan sebab dalam prakteknya


(18)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seorang tenaga atau petugas kesehatan yang melayani pasien harus bersikap adil, dimana adil disini yaitu tanpa adanya pandang bulu antar sesama pasien baik itu pasien yang menggunakan program kesehatan gratis ataupun pasien pada umumnya. Perlu ditegaskan juga bahwa pelayanan kesehatan gratis tidak berarti bahwa tenaga kesehatan tanpa imbal jasa dalam memberikan pelayanan kesehatan gratis pada pasien. Pasienlah yang mendapat gratis karena tidak mengeluarkan sepeserpun untuk pelayanan kesehatan yang diterimanya, karena biaya tersebut ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan, yang membayarkannya melalui pagu dana yang telah disiapkan baik pada tingkat puskesmas maupun pada tingkat rumah sakit dan juga pasien berhak mendapatkan pelayanan secara maksimal tanpa membandingakan satu sama lain antara yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis ataupun dengan pasien yang berobat secara normal.

Pada dasarnya semua warga Indonesia sama dimata pemerintah, tidak membeda-bedakan status sosial, kasta ataupun derajat dimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) yang berbunyi “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) yang isinya “Negara bertanggung jawab atas

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang

layak”. Jelas bahwa apa yang telah tertulis di dalam Undang-Undang Dasar 1945

pada dasarnya semua warga masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimum tanpa terkecuali dan pemerintah pun wajib memberikan pelayanan yang maksimum kepada masyarakatnya dengan tanpa terkecuali.

Melihat data-data dan fakta-fakta yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana implementasi di atas yaitu kebijakan mengenai kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan. Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul :“Implementasi Pelayanan Kesehatan Gratis sebagai Realisasi Hak Warga Negara dalam Bidang


(19)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis menemukan berbagai permasalahan dalam implementasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kuningan Tentang Pelayanan Kesehatan Gratis. Oleh karena itu, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Masih adanya tenaga atau petugas kesehatan yang masih bersikap kurang professional dalam menjalankan tugasnya dan masih adanya perbedaan kelas antara pengguna dan non pengguna BPJS sehingga membuat pengguna merasa dibeda-bedakan dalam pelayanan.

2. Terdapat beberapa Puskesmas yang tidak memiliki data yang valid mengenai pasien yang terdaftar tidaknya sebagai pasien yang tidak mampu;

3. Belum adanya solusi dari permasalahan pelayanan kesehatan gratis ini sehingga menimbulkan berbagai persoalan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis ialah: bagaimana implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam upaya pelayanan kesehatan gratis? Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penelitian ini, maka penulis membatasi masalah ke dalam beberapa rumusan, sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana pemanfaatan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas oleh masyarakat Kabupaten Kuningan?

3. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas?

4. Bagaimana alternatif kebijakan dalam memperbaiki pelaksanaan pelayananan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan?


(20)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam upaya pelayanan kesehatan gratis sebagai realisasi hak warga Negara.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus sebagai berikut:

1. Menganalisis pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan.

2. Menganalisis pemanfaatan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas oleh masyarakat Kabupaten Kuningan.

3. Mengetahui sejauh mana presepsi pasien terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas.

4. Mengidentifikasi alternatif kebijakan guna penyempurnaan pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari itu, penelitian ini mempunyai kegunaan secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang sejauh mana implementasi Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam memberikan pelayanan kesehatan gratis terhadap masyarakat yang kurang mampu di Kabupaten Kuningan dan sejauh mana upaya Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat atas pelaksanaan jaminan kesehatan sosial,


(21)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga masyarakat Kabupaten Kuningan mampu memahami dan menganalisis kebijakan-kebijakan yang dikelurkan Pemerintah Kabupaten Kuningan.

Penilitian ini memiliki peranan penting bagi mahasiswa PKn yang mana jika dilihat dari objek kajian civics salah satunya adalah untuk mengkaji kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai bentuk partisipasi aktif dalam Sistem Politik Indonesia. Penelitian ini memberikan deskriptif mengenai salah satu dari objek kajian itu sehingga dapat memberikan gambaran mengenai implementasi suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah selain itu juga kegunaan teoritis yang diperoleh dari penelitian ini akan memberikan wawasan keilmuan bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan sumbangan konsep-konsep baru, yang diharapkan akan menunjang terhadap pengembangan keilmuan dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, khususnya bidang ilmu hukum.

2. Secara Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari, diantaranya :

a) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan kesehatan gratis

b) Memberikan sumbangsih pemikiran kepada masyarakat terkait dengan pentingnya kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan .

c) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak pembuat dan pelaksana kebijakan sebagai bahan evaluasi kebijakan untuk kemudian diadakan tindak lanjut berupa peninjauan kembali terhadap Peraturan daerah tersebut.

3. Dari Segi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi baru mengenai implementasi kebijakan bagi seluruh elemen yang ada di Kabupaten Kuningan. Selanjutnya, penelitian ini pula diharapkan dapat memberikan


(22)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemikiran dan analisisnya untuk menanamkan kesadaran, bahwa pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kuningan memiliki kewajiban yang sama dalam mewujudkan Kabupaten Kuningan yang tertib dan aman melalui pelaksanaan Peraturan Daerah.

F. Struktur Organisai Skripsi

Struktur organisasi skripsi dalam penyususnan ini meliputi lima bab, yaitu: :Bab I tentang Pendahuluan dimana berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi yang merupakan sistematika penyusunan skripsi. Bab II yaitu tentang Kajiam Pustaka berisi tentang konsep-konsep atau teori-teori utama dan pendapat para ahli yang terkait dengan bidang yang dikaji, yaitu peran guru PKn, pendidikan karakter, kedisiplinan, dan kenakalan remaja. Bab III tentang Metode Penelitian berisikan tentang rincian mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data. Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat tentang pembahasaan mengenai hasil penelitian di lapangan, dan terakhir Bab V yaitu tentang Kesimpulan dan Saran dimana di bab ini memuat tentang kesimpulan dari keseluruhan proses kegiatan penelitian dan saran dari peneliti .


(23)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN


(24)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian dengan menggunakan metode studi kasus. Alasan penulis menggunakan metode ini yaitu penulis diharapkan dapat menggali fenomena-fenomena dan fakta-fakta yang terjadi ketika penelitian berlangsung terhadap implementasi kebijakan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan. Menurut Danial (2009 , hlm. :63) metode studi kasus adalah:

Metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, instiusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.

Lebih lanjut Danial (2009, hlm. 64) mengungkapkan bahwa “studi ini tidak mengambil generalisasi, sebab kesimpulan yang diambil adalah kekhasan temuan

kajian individu „tertentu karakteristiknya‟ secara utuh menyeluruh yang

menyangkut seluruh kehidupannya, mulai dari persepsi, gagasan, harapan, sikap,

gaya hidup, dan lingkungan masyarakat”.

Sesuai dengan metode penelitian tersebut maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran riil mengenai peranan lembaga pemerintahan Kabupaten Kuningan dalam mengimplementasikan kesehatan gratis

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dirasa cocok karena dalam penelitian ini, memberikan kesempatan yang luas kepada peneliti supaya bisa fokus dan masuk kedalam inti permasalahan yang akan penulis teliti, tidak di tuangkan dalam bentuk bilangan dan angka statistik. Hakikat penelitian kualitatif menurut Moleong (2010,hlm. 6) adalah:

Penelitian kulitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain secara holistic dan dengan


(25)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lebih lanjut Sugiyono (2008, hlm. 15) menjelaskan mengenai penelitian kualitatif bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara proposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.

Penelitian kualititatif Moleong (2010, hlm. 7) berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data, secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek penelitian.

Adapun alasan kenapa dipilihnya metode kualitatif sebagai suatu model pendekatan dalam penelitian ini, karena peneliti akan meneliti sejauh mana Implementasi pelayanan kesehatan gratis yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Kuningan. Melalui pendekatan kualitatif ini, peneliti diharapkan mampu memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendetai dan mendalam dari Implementasi kebijakan pemerintah tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, Bogdan dan Taylor dalam Suwandi dan Basrowi (2008, hlm. 22) mengungkapkan harapan dari pendekatan kualitatif, sebagai berikut:

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Dalam metode penelitian kualitaif yang dijadikan sebagain instrumen utama adalah orang atau human instrumen, yaitu seorang penulis itu sendiri


(26)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi baik melalui observasi atau wawancara. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Moleong (2000, hlm. 132) bahwa:

Penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis data, analisis penafsiran dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya.

Sesuai dengan pendapat-pendapat para ahli yang telah dikemukakan, penelitian kualitatif memiliki cara tersendiri bagi penelitinya dimana peneliti dapat menemukan hal hal yang baru dengan apa yang ditemukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung. Dengan demikian penelitian kualitatif akan sangat membantu peneliti untuk memperoleh apa yang menjadi fokus utama dalam penelitian.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Lembaga pemerintahan Kabupaten Kuningan yang terkait di bidang Kesehatan terutama dalam bagian BPJS dan pengguna BPJS.

Tabel 3.1 Subyek Penelitian

No. Subyek Penelitian Jumlah

1. Dinas Kesehatan 2 orang

2. Dinas Kesehatan bagian BPJS 2 orang

3. Petugas Rumah Sakit bagian BPJS 3 orang

4. Petugas Puskesmas bagian BPJS 3 orang

5. Pengguna Fasilita BPJS 5 orang

Jumlah 15 orang

Sumber: Data Subyek Penelitian oleh peneliti pada tahun 2015

Dalam penelitian kualitatif, perlu diperhatikan subjek yang akan menjadi sumber informasi, yang mana dalam penelitian kualitatif ini ditentukan melalui pemilihan sampel. Nasution (1996, hlm. 32) mengungkapkan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia,

situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk


(27)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lajim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Berdasarkan pendapat Nasution di atas, dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Hal senada diungkapan oleh Moleong (2000,hlm. 165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose sample)”.

Berdasarkan uraian di atas, maka subjek penelitian yang akan diteliti ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan penelitian. Penentuan sampel dianggap telah memadai jika telah sampai pada ketentuan atau batas informasi yang ingin diperoleh.

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan dan pemanfaatan serta penerimaan pelayanan kesehatan gratis pada puskesmas oleh pasien dan juga petugas pelayanan kesehatan di puskesmas di Kabupaten Kuningan.

Dalam penelitian kualitatif, perlu diperhatikan subjek yang akan menjadi objek penelitian, yang mana dalam penelitian kualitatif ini ditentukan melalui pemilihan sampel. Nasution (1996, hlm. 32) mengungkapkan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia,

situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian

dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Berdasarkan pendapat Nasution di atas, dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Hal senada diungkapan oleh Moleong (2000, hlm. 165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose sample)”.


(28)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan penelitian. Penentuan sampel dianggap telah memadai jika telah sampai pada ketentuan atau batas informasi yang ingin diperoleh.

C. Teknik Pegumpulan Data

Agar sumber data yang diperoleh dilapangan lebih akurat dan valid, peneliti melakukan tindakan instrumen utama, atau ikut serta dalam berinteraksi dilapangan dan menyatu dengan sumber data yang ada dilapangan serta mendapatkan situasi yang sangat alamiah (natural setting). Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan langkah yang paling penting karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan suatu data. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, proses pengumpulan data dalam pnelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.

1. Wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu” Moleong (2000,hlm.150).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara percakapan dengan dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancara, yang bersangkutan dengan masalah-masalah yang diangkat oleh peneliti dalam penelitianya.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat dimana masyarakat sendiri sebagai pasien pengguna BPJS di Kabupaten Kuningan, kepada pemerintah yang dalam hal ini ditujukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kebijakan kesehatan gratis.


(29)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah . Nazir (1983, hlm.65).

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat simpulkan bahwa dengan observasi peneliti dapat melakukan pengamatan secara langsung dan mendalam mengenai objek yang akan diteliti agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mendapatkan sumber data yang akurat tetang kehidupan sosial. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta berupa bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Kuningan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kumpulan sejumlah dokumentasi yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Seperti catatan harian, surat pribadi, dan autobiografi. Sementara dokumen resmi berupa memo, pengumuman, intruksi, koran, surat pernyataan, peta, surat-surat, foto, “ studi dokumentasi biasanya dikatakan data skunder yatu data yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh orang/ lembaga lain”. Danial Endang (2009, hlm. 79)

Pendapat lain juga dikemukakan oleh, Sugiyono (2012:,hlm.40)

mengungkapkan bahwa “studi dokumentasi adalah merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen itu bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang”. Studi dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian

ini bertujuan untuk mendapatkan data-data baik itu berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya guna untuk mengetahui tingkat implementasu pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan.

4. Catatan Lapangan

Pada saat melakukan suatu penelitian dan berada dilapangan, tentu saja peneliti melakukan suatu pencatatan lapangan walaupun secara relatif sederhana (garis besar) sehingga data dan informasi saat berada dilapangan dapat di ingat


(30)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada data dalam sebuah studi kualitatif”. (Rulam Ahmadi 2014, hlm. 189)

Neuman (dalam Rulam Ahmadi, 2014, hlm. 190) mengemukakan bahwa Catatan lapangan merupakan hal yang menarik minat bagi pihak-pihak yang ingin berbuat jahat, para pemerass, atau pejabat resmi sehingga sebagian peneliti menulis catatan lapangan dengan kode-kode tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa catatan lapangan sangat penting dalam suatu penelitian karena dapat memepermudah peneliti dalam mencatat informasi yang ada di lapangan agar mudah diingat dan tidak akan hilang.

5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan metode mempelajari sebuah hasil penelitian terdahulu atau sumber-sumber lainnya. Seorang ahli bernama Faisal (1992, hlm. 30) menjelaskan bahwa:

hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam

menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti; termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti.

Mengacu kepada pernyataan tersebut, maka dapat diketahui bahwa teknik ini dimaksudkan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan kebijakan publik maupun peraturan daerah sekaligus implementasinya.

D. Teknik Pengolahan Data

Menurut Lexi Moleong (2010, hlm. 247) mengemukan bahwa analisi data

merupakan “proses analisis yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya”.

Pendapat lain juga dikemukan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010, hlm. 248) mengemukan bahwa:


(31)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dapat dikelola, mensistensiskanya, mencari dan menemukan pola apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dilakukan penulis dengan memulai menelaah seluruh data yang telah penulis peroleh dari berbagai sumber data, yaitu wawancara, observasi yang penulis tuangkan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi sekolah, gambar, foto dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, analisis data yang penulis gunakan adalah Model Miles dan Huberman. Analisis data kualitatif selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Hubermen (dalam Moleong 2010, hal. 306) dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan apakah satu atau lebih dari satu situs.

Aktifitas dalam analisis data kulaitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

Berdasarkan pendapat di atas , dalam pengolahan data dan menganalisis data, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Periode Pengumpulan

….……….……… Reduksi Data

Antisipasi Selama Setelah

Display Data Analisis

Selama Setelah

Kesimpulan/Verifikasi

Selama Setelah

Gambar 3.1


(32)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Senada dengan hal tersebut Nasution (2003, hlm. 129) mengemukakan

bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data

yang diperoleh dalam lapangan harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan

analisis”. Berdasarkan gambar diatas, aktivitas analisis Miles dan Huberman terdiri atas reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi yang dilakukan secara terus menerus.

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.2

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) Sumber: Sugiyono (2012, hlm.338)

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara

empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak

bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Ketiga aktivitas teknik analisis data tersebut penulis gunakan dalam penelitan ini dan akan memaparkannya sebagi berikut:

1. Data Reduction ( Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 247) mengemukan bahwa reduksi data adalah rangkuman, memilah dan memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi


(33)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran yang lebih jelas peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semkain lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi. Maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuntitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 249) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative

text”. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan apa yang sedang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

looking at displays help us to understand what is happening and to do some thing-further analysis or caution o that understanding”. (Miles dan Huberman, dalam, Sugiyono, 2012, hlm. 249).

Berdasarkan pendapat diatas mengenai display data maka dapat disimpulkan bahwa dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan kita untuk memahami apa yang terjadi di lapangan, merencanakan apa yang akan di kerjakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami dari data-data yang diperoleh di lapangan . oleh karena itu agar peneliti tidak terjebak dalam


(34)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyaji data yang dilakukan lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat.

Display data pada penelitan ini, dipergunakan untuk menyusun informasi mengenai hal-hal apa yang terkandung dalam kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam hal ini yaitu berupa kebijakan mengenai pelayanan kesehatan gratis, serta hal apa saja yang dilakukan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam mengimplementasikan kebijakan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.

3. Conclusing drawing/verification

Mengenai tentang kesimpulan, Sugiyono (2012,hlm252) menjelaskan sebagai berikut:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kulitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.


(35)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pengujian keabsahan data. Keabsahan yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh dari nara sumber yaitu dari Kepala Dinas Kesehatan Pertamanan Kabupaten Kuningan, lembaga yang berwenang seperti rumah Sakit dan Puskesmas , dan masyarakat.

Satori dan Aan (2012, hlm. 164) menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability)”. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012, hlm. 366) “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (Validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan

confirmability (objektivitas)”.

1. Validitas Internal (Credibility)

Untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian ini salah satunya adalah melalui validitas internal (credibility). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 368) bahwa:

Uji kredibilitas data atau keterpercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.

Berdasarkan pendapat dari Sugiyono tersebut, maka peneliti menerapkannya dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Memperpanjang pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan yaitu untuk menguji kredibilitas data penelitian, yang difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali kepada sumber data asli atau sumber lain ternyata tidak benar, maka peneliti harus melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam.

Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Dengan memperpanjang masa observasi berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin


(36)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa:

Dengan memperpanjang masa observasi maka hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tiak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu prilaku yang dipelajari.

Merujuk pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa usaha peneliti untuk memperpanjang masa observasi yaitu untuk memperoleh data dan informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan mencari waktu yang tepat agar dapat berinteraksi dengan sumber lain.

b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian

Kondisi fisik dan mental peneliti tidak selalu dalam kondisi prima, oleh karena itu terkadang peneliti didera rasa malas sehingga kurang dapat berkonsentrasi pada saat melakukan penelitian. Oleh karena itu peneliti harus meningkatkan ketekunan dalam penelitian, ini dapat di tempuh dengan cara membulatkan tekad dan niat dari peneliti tersendiri serta didorong oleh motivasi yang diberikan oleh orang-orang terdekat. Sugiyono (2012, hlm. 371)

mengungkapkan “meningkatkan ketekunan dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati”.

c. Triangulasi

Untuk mempermudah keakuratan sebuah data, terutama data yang diperoleh melaui observasi, wawancara dan dokumentasi, maka dibutuhkan suatu teknik untuk menguji kredibilitas data. Creswell (2010, hlm. 285) menjelaskan

bahwa “validitas merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian

dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Akurasi hasil penelelitian bisa

didapat melalui prosedur triangulasi”.

Berdasarkan pemaparan diatas, triangulasi dimaksudkan untuk memeriksa bukti-bukti yang yang berasal dari sumber-sumber tersebut. Keabsahan dalam sebuah data sangat diperlukan agar hasil penelitian tidak melenceng dari data yang


(37)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

triangulasi dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono, 2009:373)

Merujuk gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga teknik pengujian kredibilitas data dapat menghasilkan data yang sama sehingga dapat menyimpulkan hasil penelitiannya. Namun data yang diperoleh berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data yang diperoleh benar

Selain triangulasi teknik pengumpulan data, diperlukan juga sebuah triangulasi sumber informasi. Triangulasi sumber informasi ini dimaksudkan agar yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah informan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Menurut Sutopo (2006) dalam situs Pusat Dokumentasi dan informasi Ilmiah, bahwa:

Teknik triangulasi sumber dapat menggunakan satu jenis sumber data misalnya informan, tetapi beberapa informan atau narasumber yang digunakan perlu diusahakan posisinya dari kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda.

Dengan adanya triangulasi sumber data atau informasi, maka akan memudahkan peneliti untuk mengklasifikasikan informan atau sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian. Melalui triangulasi sumber informasi tersebut, peneliti dengan mudah akan membuat sebuah formula mengenai kriteria informan yang dibutuhkan oleh peneliti. Secara visualisasi dapat digambarkan teknik triangulasi sumber informasi tersebut sebagai berikut:

Observasi Wawancara


(38)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4

Triangulasi Sumber Informasi

Sumber : www.pdii.lipi.go.id (Sutopo:2006)

Gambar tersebut, menjelaskan mengenai triangulasi sumber informasi yang dijadikan sebagai teknik untuk memperoleh informasi dengan cara menentukan informan yang berbeda-beda agar informasi yang di dapat lebih akurat kredibilitasnya. Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2012, hal.

372) “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Dalam

penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap informasi yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, petugas kesehatan bagian BPJS, dan masyarakat selaku pengguna layanan BPJS.

Disamping itu Triangulasi sumber diperlukan dimana triangulasi sumber bertujuan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Gambar 3.5 Triangulasi sumber

Sumber :Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, dan R&D (Sugiyono, 2012: 372)

Informan 1

Data Wawancara Informan 1

Informan 1

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan

Masyarakat

Petugas Kesehatan Bagian BPJS


(39)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-benda dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapasumber.

Maka dari itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh dari responden yang telah diteliti.

Disamping itu juga masalah waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel, dibandingkan dengan waktu yang lainya seperti pada saat sore dan malam hari. Ataupun pada hari hari tertentu, misalnya hasil observasi di hari pertama observasi akan berbeda dengan hari kedua,ketiga dan selanjutnya.

Gambar 3.6 Triangulasi Waktu

Sumber : Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, dan R&D (Sumber: Sugiyono, 2012b: 373)

Selain dari triangulasi sumber dan data informas peneliti juga memasukan triangulasi waktu dalam penelitian ini, dimana peneliti merasa waktu juga sangat berpengaruh dalam hasil suatu observasi .

Selanjutnya, Creswell (2010, hlm. 286) lebih menjelaskan strategi triangulasi sebagai berikut:

Mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda dan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren. Tema-tema yang

Siang

Pagi


(40)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat di atas, maka dengan mengolah atau mentriangulasi sumber-sumber informasi maka akan terbentuk tema-tema yang sesuai dengan kajian penelitian.

d. Analisis kasus negatif

Menurut sugiyono (2012, hlm.374), telah menjelaskannya sebagai berikut:

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya.

Merujuk dari pendapat diatas , bahwa dapat disimpulkan dalam menganalisis suatu komponen maka dibutuhkan komponen yang berbanding terbalik dengan komponen sebelumnya, dimana bertujuan agar dapat diketahui apakah kompnen sebelumnya sudah sesuai atau belum, bila dalam hasil penelitian komponen tidak sesuai dengan komponen yang bertentangan maka peneliti akan merubah hasil temuanya dilapangan.

e. Menggunakan referensi yang cukup

Menggunakan referensi yang cukup disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Seperti yang dikemukan oleh sugiyono (2012, hlm. 275) yakni:

Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membeuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data ahsil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.


(41)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjang hasil penelitian dan dapat meningkatkan kepercayaan dan kebenaran data, peneliti harus menggunakan bahan-bahan dokumentasi berupa hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainya yang diambil dengan cara yang tidak menarik perhatian informasi dan tidak mengganggu, sehingga informasi yang dibutuhkan akan diperoleh dengan tingkat keabsahan yang tinggi.

f. Member check

Member check sebagaimana di ungkapkan Sugiyono (2012, hlm. 276)

bahwa:

Member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan pemberi data.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member check kepada subjek penelitian diakhir kegiatan penelitian lapangan tentang fokus yang diteliti yakni tentang implementasi kebijakan mengenai pelayanan kesehatan gratis yang diberikan kepada masyarakat oleh pemerintah Kabupaten Kuningan.

2. Validitas Eksternal (Transferability)

Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif,

validitas eksternal yang menunjukan ketepatan atau dapat diterapkanya hasil penelitian ke populasi dimana sample tersebut diambil, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 276) yakni:

Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakaian, hingga manakala hasil penellitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial


(42)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm. 277) mengenai laporan penelitian dan hasil penelitian yaitu:

Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian

jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan

(Transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas. Bedasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai transfer yang digunakan harus berkenaan dengan pertanyaan yang diajukan, guna mencapai hasil penelitian yang dapat diterapkan dalam situasi lain, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatifnya, sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti harus membuat laporannya secara terperinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Reliabilitas (Dependability)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merepleksikan proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan pengujian depenability yaitu dengan cara melakukan auditing terhadap keseluruhan proses penelitian, caranya dilakukan oleh auditor yang independent, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Objektivitas (Confirmability)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) bahwa Pengujian Konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji objektivitas penelitian. Suatu penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitianya itu telah disepakati oleh banyak orang

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konfirmability dengan cara menguji konfirmability penelitan, hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.


(1)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi penyelenggara kebijakan pelayana kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan yaitu BPJS Kesehatan Kabupaten Kuningan hendaknya lebih memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam hal kepesertaan dan lebih meningkatkan ketegasan dalam menindak pelanggaran ketentuan dalam pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis.

b. Bagi pelaksana kebijakan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dan Instansi yang terlibat lainya seperti Rumah Sakit dan Puskesmas sebaiknya lebih meningkatkan sinkronisasi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya agar dalam implementasi sebuah kebijakan dapat berjalan dengan baik selain itu juga lebih meningkatkan dalam hal fasilitas dan sumber daya manusianya.

2. Bagi Masyarakat:

a. Masyarakat hendaknya berperan aktif dalam implementasi sebuah kebijakan karena masyarakat mempunyai peranan penting dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut agar implementasi kebijakan menjadi lebih baik lagi.

b. Hendaknya mengetahui dan memahami ketentuan pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis.

3. Bagi Lembaga Departemen PKn FPIPS UPI:

a. Lebih mengintensifkan kajian-kajian mengenai kebijakan pemerintah untuk dijadikan studi kajian di Departemen Pendidikan Kewarganegaraan. b. Lebih memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada mahasiswa

untuk menggali permasalahan-permasalahan yang menyangkut tentang kebijakan pemerintah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya:

a. Sebaiknya mengadakan penelitian lebih mendalam tentang isu-isu kontemporer kebijakan Pemerintah agar dapat memberikan informasi bagi kalangan intelektual lainnya serta masyarakat. Selain itu mahasiswa sebagai agent of change dengan mengadakan penelitian terhadap isu-isu


(2)

134

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontemporer kebijakan Pemerintah akan mampu memberikan masukan kepada Pemerintah dalam pelaksanaan sebuah kebijakan.

b. Sebaiknya lebih melakukan analisis yang lebih mendalam terkait dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan yang diberlakukan melalui sebuah kebijakan.


(3)

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Agustino, Leo. (2006). Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta Agustino, Leo. (2008). Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta Azwar, Azrul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binapura

Aksara.

Azwar, Azrul. (1999). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binapura Aksara.

Budianto. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga

Budiarjo, Miriam . (2004). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utomo

Cresswell, JW. (2010). Reseach Design Pendekata, Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danial, E. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Dunn, W.N. (2000). Analisis Kebijakan Publik (Edisi Kedua). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Faisal, S. (1992). Format-format PenelitianSosial (Dasar-dasardanAplikasi). Jakarta: Rajawali Pers.

Islamy,M.Irfan. (2001). Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara,Bumi Aksara,Jakarta.

Kansil, C.S.T (2003). Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, Perbankan dan Permodalan di Indonesia, Buku Kedua. Sinar Grafika, Jakarta.

Kartiwa, A. dan Nugraha. (2012). Mengelola Kewenangan Pemerintah. Bandung: Lepsindo.

Madani, Muhlis. (2011). Dimensi Interaksi Aktor dalam Proses Perumusan Kebijakan Publik, Delta Buku, Yogyakarta.

Moleong, J, Lexy. (2000). Metoda Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, J, Lexy. (2002). Metoda Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


(4)

136

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, J, Lexy. (2010). Metoda Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitaif. Bandung. Tarsito Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitaif. Bandung. Tarsito Nazir, M, (1983). Metode Penelitian, Jakarta. Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta, W.J.S. (1995). Kamus Umum Bahsa Indonesia. Jakarta, PT.Balai Pustaka

Ratminto dan Winarsih.(2005). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rulam, Ahmadi,. (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta. Arruzz Media

Subarsono, A.G (2005) Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Soekarno (1965). Di Bawah Bendera Revolusi jilid 1. Jakarta. Panitya Penerbit Sugiarto, Endar. (2002). Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Suharto, E. (2012). Analisis Kebijakan Publik (Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan kebijakan Sosial). Bandung: CV. Alfabeta

Sunarno. Siswanto. (2008). Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta. Sinar Grafika Offset

Sunggono, Bambang (1994). Hukum dan Kebijaksamaam Publik, Jakarta: Sinar Grafika

Suriakusumah. (2000). Buku Ajar Sistem Pemerintahan Daerah. Bandung: Lab Pkn FPIPS UPI

Suriakusumah. (2008). Buku Ajar Sistem Pemerintahan Daerah. Bandung: Lab Pkn FPIPS UPI


(5)

137

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suwitri, Sri. (2008). Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Wahab, Solichin Abdul (2005). Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Widodo. Joko (2007). Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.

Winarno, Budi (2002). Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta: Media Presindo

Winarno, Budi (2007). Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta: Media Presindo

Winarno, Budi (2014). Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta: Media Presindo

Zuraida, I. (2012). Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah). Jakarta: Sinar Grafika

Skripsi/Tesis Terdahulu

Gandara, Yoga. (2013). Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota dalam Upaya Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung . Skripsi Sarjana PKn pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Internet

Pemerintah Kabupaten Kuningan. (2014). Website Resmi pemerintahan Kabupaten Kuningan. [Online]. Tersedia di: www.kuningankab.go.id. Diakses Juni 2015

Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kabupaten Kuningan (2014). Website resmi pemerintahan Kabupaten Kuningan [Online]. Tersedia di: www.kuningankab.go.id. Diakses Juni 2015

www.pdll.lipi.go.id

http://www.neraca.co.id/ekonomi-daerah/37341/Kuota-Jamkesmas-Kabupaten-Kuningan-Bertambah

http://kuningannews.com/berita-ratusan-warga-kuningan-antri-bpjs.html

Sumber Lain / Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28


(6)

138

Aldy sampurna, 2015

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 34 Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Undang-Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang kesehatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman program pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional


Dokumen yang terkait

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 3 28

Tingkat Konfirmasi Masyarakat Sukoharjo terhadap Mutu Layanan Kesehatan Dasar Gratis Sebagai Perwujudan Hak Sehat Bagi Warga Negara

0 3 9

Tingkat Konfirmasi Masyarakat Sukoharjo terhadap Mutu Layanan Kesehatan Dasar Gratis Sebagai Perwujudan Hak Sehat Bagi Warga Negara

0 4 9

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA PENGOBATAN TRADISIONAL DI BIDANG PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MEMENUHI HAK-HAK PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA.

0 3 13

PENDAHULUAN TANGGUNGJAWAB RUMAH SAKIT PRIVAT DI BIDANG PELAYANAN KESEHATAN DALAM MEMENUHI HAK PASIEN TIDAK MAMPU.

0 2 24

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Mewujudkan Derajat Kesehatan Optimal (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Klas I Surakarta).

0 2 14

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Mewujudkan Derajat Kesehatan Optimal (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Klas I Surakarta).

0 3 19

IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SEBAGAI REALISASI HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN KUNINGAN - repository UPI S PKN 1104733 Title

0 0 5

HAK ATAS KESEHATAN BAGI WARGA NEGARA MIS

0 0 5

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD BUMIAYU

0 0 13