Simpulan PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN IINFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA.

Diena San Fauzia, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dalam tulisan ini. Oleh karena itulah, bab ini diberi judul penutup. Bab ini terdiri atas dua subbab, yakni simpulan dan rekomendasi.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, diperoleh beberapa simpulan yang dapat menjawab rumusan-rumusan masalah yang diajukan sebelumnya. Pertama, profil program acara Suara Anda menampilkan karakteristik yang lebih banyak memiliki kelebihan untuk dapat diadaptasi menjadi sebuah gaya pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut berkenaan dengan pilihan berita sebagai bahan ajar yang dapat membangkitkan minat belajar siswa serta memberikan informasi yang luas; komunikasi dua arah yang dinilai lebih efektif dibandingkan hanya satu arah; serta pengalokasian waktu yang lebih efektif. Meskipun demikian, terdapat sedikit kekurangan terutama mengenai media penayangan yang mungkin tidak semua sekolah memilikinya. Namun demikian, dalam penelitian ini media tersebut terpenuhi karena sekolah telah memiliki fasilitas yang lengkap. Kedua, rancangan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara berlandaskan pada tiga landasan, yakni 1 landasan yuridis; 2 landasan empiris; dan 3 landasan teoretis. Landasan yuridis yang mendasari rancangan model ini adalah UU No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Semua landasan yuridis tersebut mengacu pada 169 Diena San Fauzia, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu standar-standar peraturan dan harapan akan pendidikan dan pembelajaran. Standar-standar tersebut kemudian menjurus pada pembelajaran berbicara dalam hal memberikan kritik yang menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA. Landasan empiris yang mendasari rancangan model ini adalah bahwa ada kenyataan di lapangan yang memberikan ilustrasi bahwa harapan-harapan yang telah distandarkan belum mampu dikuasai siswa secara merata. Belum terpenuhinya harapan-harapan tersebut bukan hanya dalam lingkup kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi dasar berbicara, namun juga dalam lingkup pelaksanaan pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaannya itu sendiri, hingga pada proses penilaian. Lingkup-lingkup tersebut berkaitan dengan pemilihan model yang dilakukan guru untuk pembelajaran. Bukan hanya itu saja, mengacu pada landasan yuridis, pemilihan model ini harus betul-betul direncanakan guru agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan secara optimal. Leih jauh lagi, ternyata penggunaan model bukan hanya didasarkan pada pemilihan, tetapi bahwa guru harus mampu merancang dan mempersiapkan model agar pembelajaran berjalan optimal. Landasan teoretis yang mendasari penyusunan rancangan model terdiri atas teori pemrosesan informasi, teori program acara Suara Anda, dan teori komunikasi interaksional. Pada dasarnya pemrosesan informasi mengacu pada peranan kognitif seseorang dalam mengolah suatu informasi. Pembelajaran berdasarkan pemrosesan informasi ini menekankan bahwa pembelajaran setidaknya memiliki empat komponen, yakni perhatian, persepsi, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Sementara itu, teori program acara Suara Anda mengacu pada prosedur program tersebut bahwa beberapa pilihan berita sangatlah penting sebagai sumber informasi dan penayangannya harus dilakukan semenarik mungkin. Adapun landasan teori komunikasi interaksional mengacu pada hubungan komunikasi yang bersifat dua arah, ada komunikan dan komunikator. 170 Diena San Fauzia, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dari landasan-landasan tersebut, akhirnya jadilah sebuah rancangan model pembelajaran yang dinamakan PIPASA-KI atau Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional. Rancangan ini disusun dalam format skenario pembelajaran. Syntaks dari model ini adalah adanya pemberian motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahananretensi, mengingat kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik. Berdasarkan penyusunan, validasi, dan pengujicobaan, jadilah sebuah model akhir pembelajaran PIPASA-KI yang tetap mengacu pada komponen pembelajaran berdasarkan pemrosesan informasi, prosedur pembelajaran yang mengacu pada program acara Suara Anda, serta bentuk komunikasi yang mengikuti pola komunikasi interaksional. Ketiga, penggunaan atau penerapan model pembelajaran PIPASA-KI mengikuti skenario pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil diketahui bahwa penerapan model ini cukup meningkatkan motivasi siswa dalam beajar berbicara. Hal ini dibuktikan dengan penilaian yang tercantum dalam lembar observasi, baik observasi guru maupun observasi siswa yang menunjukkan respon baik, yakni 61,4 sangat baik dan 38,6 penilaian baik untuk guru dari observer 1; dan 92,3 sangat baik dan 7,7 penilaian baik untuk guru dari observer 2. Sementara itu, 66,7 penilaian sangat baik dan 33,3 penilaian baik untuk siswa dari observer 1 dan 85,7 sangat baik dan 14,3 baik untuk siswa dari observer 2. Keempat, model pembelajaran PIPASA-KI mendapatkan tanggapan yang cukup baik, baik dari observer maupun dari siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan observer bahwa model ini mampu mendongkrak antusiasme siswa dalam pembelajaran. Selain hasil wawancara, yang menjadi bukti tanggapan observer ini adalah hasil observasi siswa yang telah diuraikan pada bagian kedua. Sementara itu, tanggapan tanggapan baik juga dikemukakan oleh siswa terhadap model PIPASA-KI ini. Hal ini tergambar dari hasil analisis angket yang menyatakan bahwa dari 15 pertanyaan positif terhadap model PIPASA-KI 171 Diena San Fauzia, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu diperoleh 40 jawaban sangat setuju, 45 jawaban setuju, 14 biasa, dan 1 tidak setuju. Kelima, berdasarkan uji hipotesis dengan uji persyaratan terlebuh dahulu, diketahui bahwa model pembelajaran PIPASA-KI efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara. Hal ini terbukti dari pengujian hipotesis melalui uji t yang menunjukkan bahwa H ditolak karena t hitung t tabel 9,43 2,002. Hasil perhitungan ini didasarkan pada hasil penilaian dan analisis kemampuan siswa yang sebelumnya dilakukan. Hasil penilaian dan analisis profil kemampuan siswa dalam berbicara antara sebelum dan sesudah diketahui mengalami peningkatan. Dalam hasil analisis kemampuan awal diketahui 10 masuk ke dalam kategori baik, 77 cukup, dan 13 kurang. Berdasarkan analisis profil, diperoleh simpulan bahwa kecenderungan siswa masih belum memiliki kemampuan yang baik dari berbagai aspek. Adapun beberapa siswa yang memiliki penilaian baik hanya beberapa orang saja dan jelas belum merata. Kekurangan dari aspek bahasa pada kemampuan awal ini cenderung kurang dalam hal penggunaan kosakata dan kalimat yang runtut. Masih banyak siswa yag menggunakan kosakata-kosakata tidak resmi tidak baku dan bahkan cenderung masih terdengar penggunaan bahasa-bahasa daerah. Aspek bahasa lainnya, siswa kurang menguasai masalah intonasi dan jeda. Sementara itu, untuk aspek isi dan pengorganisasian isi, siswa cenderung belum mampu berbicara secara sistematis dan cenderung menghakimi tanpa disertai alasan. Aspek performansi, kecenderungan siswa kurang percaya diri, terbukti dari tatapan mata yang tidak tegas dan gerak yang kadang mengganggu proses berbicara. Sementara itu, berdasarkan hasil analisis kemampuan akhir siswa dalam berbicara, diketahui 46 siswa masuk ke dalam kategori sangat baik, 47 baik, dan 7 cukup. Dari hasil analisis profil kemampuan akhir siswa dalam berbicara, diperoleh simpulan bahwa pada umumnya siswa telah mampu meningkatkan kemampuannya dalam berbagai aspek. Dari segi bahasa, siswa telah mampu menggunakan kosakata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, dari 172 Diena San Fauzia, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu penggunaan kalimat, siswa telah mampu menggunakan kalimat yang sistematis. Mengenai aspek bahasa lainnya juga, siswa cenderung memperhatikan intonasi ketika berbicara. Begitu pula dari segi pengorganisasian isi, kecenderungan siswa telah berbicara dengan sistematis dan memperhatikan urutan-urutan dalam memberikan kritik. Dari aspek performansi, siswa telah terlihat lebih baik dibandingkan dengan pada saat tes kemampuan awal. Siswa lebih percaya diri dengan tatapan mata yang tegas, ekspresi yang mendukung, dan gerak yang wajar.

5.2 Rekomendasi