PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN IINFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA.

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN IINFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI

INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Diena San Fauziya NIM 1101215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

BANDUNG 2013

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI GAYA PROGRAM ACARA SUARA ANDA BERBASIS

KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

Oleh

Diena San Fauziya

S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Diena San Fauziya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

ùqùqùqðqðqpqðqùqðqðqpqðqðqðqpqùqùqðqðqðqðqðqðqðqðqðqyqðqpqzpqðqðqðqpq pqðqyqpqpqpqpqùqpqpqpqpqyqyqpqpqpqpqpqpqðqpqpqðqpqpqpqpqpqpqpqpqpqyqp qpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqyqyqpqpqpqpqpqpqpqpqpqyqzyqpqpqpqpqpqpqpqpqp qpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqpqyqyqyqyqpqpqpqpqpqpqpqyqyq_qpq pqpqpqpqpqpqpqpqpqpqyqyqyqpqpqpqpqyqpqpq


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengoptimalkan pembelajaran berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap paling fungsional dalam kehidupan sehari-hari; serta adanya program acara Suara Anda yang sejalan dengan pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional yang dianggap memiliki karakteristik unggul untuk mengoptimalkan pembelajaran berbicara. Berlandaskan ketiga komponen tersebut, dikembangkan sebuah model pembelajaran dan diujicobakan di SMA Negeri 12 Bandung.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah alternatif model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pembelajaran berbicara.

Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penngembangan atau yang populer disebut dengan R&D. Dengan metode tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter mengenai landasan-landasan pengembangan, angket dan wawancara untuk menjaring tanggapan dari siswa dan observer mengenai penggunaan model yang dikembangkan, observasi untuk menilai jalannya proses pembelajaran dengan model yang dikembangkan, dan tes untuk mengukur kemampuan berbicara sebelum dan sesudah penggunaan model yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil temuan dan analisis, diperoleh simpulan bahwa model yang dikembangkan disajikan dalam sebuah skenario pembelajaran dengan prosedur mulai dari pemberian motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan/retensi, proses mengingat kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik. Komponen yang perlu diperhatikan dalam model ini adalah pemilihan bahan, media, dan komunikasi interaktif antara guru dan siswa.

Untuk menguji efektivitas model yang dikembangkan, dilakukan evaluasi berupa tes awal dan tes akhir. Dari penghitungan hasil evaluasi diketahui bahwa model yang dikembangkan dinilai efektif karena adanya peningkatan rata-rata yang cukup signifikan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam berbicara, yakni 65,5 menjadi 84,2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis melalui uji t diperoleh simpulan bahwa H0 ditolak karena thitung > ttabel (9,43 >

2,002) atau dengan kata lain Ha diterima karena ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Anggapan Dasar ... 11

1.7 Hipotesis ... 12

1.8 Metode dan Teknik Penelitian ... 12

1.9 Definisi Operasional ... 13

BAB II MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI, PROGRAM ACARA SUARA ANDA, KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DAN PEMBELAJARAN BERBICARA ... 15

2.1Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 15

2.1.1 Hakikat Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 15

2.1.2 Pemrosesan Informasi dan Kognitivisme ... 17


(7)

2.1.4 Prinsip-Prinsip Pemrosesan Informasi ... 22

2.1.5 Fase Proses Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 23

2.1.6 Kejadian Instruksional dalam Pemrosesan Informasi... 26

2.1.7 Implikasi Model Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran... 29

2.1.8 Model Interaksi dalam Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 30

2.1.9 Pola Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 31

2.1.10 Ciri Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 32

2.2Program Acara Suara Anda ... 34

2.2.1 Penayangan Program Acara Suara Anda ... 34

2.2.2 Prosedur Program Acara Suara Anda ... 35

2.2.3 Inovasi Program Acara Suara Anda ... 35

2.2.4 Pilihan Berita dalam Program Acara Suara Anda ... 36

2.3Komunikasi Interaksional ... 38

2.3.1 Hakikat Komunikasi Interaksional ... 38

2.3.2 Komponen-Komponen dalam Komunikasi Interaksional ... 40

2.3.3 Pola-Pola Hubungan Interaksi ... 41

2.4Pembelajaran Berbicara ... 43

2.4.1 Hakikat Pembelajaran Berbicara ... 43

2.4.2 Tujuan Pembelajaran Berbicara ... 46

2.4.3 Karakteristik Pembelajaran Berbicara ... 46

2.4.4 Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbicara ... 47

2.4.5 Media Pembelajaran Berbicara ... 48

2.4.6 Kriteria Penilaian Pembelajaran Berbicara ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 54

3.1Metode Penelitian... 54

3.2Desain Penelitian ... 55

3.3Prosedur Penelitian... 58


(8)

3.5Subjek dan Sumber Data Penelitian ... 60

3.6Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.7Instrumen Penelitian... 63

3.8Teknik Pengolahan Data ... 65

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN ... 67

4.1Analisis Profil Program Acara Suara Anda ... 67

4.2Analisis Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional ... 78

4.2.1 Rasional ... 78

4.2.2 Landasan Pengembangan Model ... 81

4.2.2.1Landasan Yuridis ... 81

4.2.2.2Landasan Empiris ... 85

4.2.2.3Landasan Teoretis ... 87

4.3Pengembangan Model Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 94

4.3.1 Prinsip Dasar Model ... 95

4.3.2 Syntaks ... 96

4.3.3 Evaluasi... 98

4.3.4 Rancangan Model Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 98

4.3.4.1Perencanaan Desain Awal Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 98

4.3.4.2Prosedur Pembelajaran ... 103

4.3.4.3Evaluasi ... 105

4.4Model Revisi Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 106

4.4.1 Validasi Berdasarkan Timbangan Pakar (Judgment Expert) ... 106


(9)

4.4.3 Perencanaan Model Revisi Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 108

4.4.3.1Prosedur Pembelajaran ... 114

4.4.3.2Evaluasi ... 117

4.4.3.3Sistem Sosial ... 118

4.4.3.4Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta ... 118

4.4.3.5Uji Coba Model pada Kelompok Terbatas ... 121

4.4.4 Analisis Proses dan Hasil Uji Coba Model... 125

4.4.4.1Deskripsi dan Analisis Penilaian Proses Pembelajaran ... 125

4.4.4.2Deskripsi dan Analisis Kemampuan Berbicara Siswa ... 129

4.4.4.3Deskripsi Tanggapan Observer dan Siswa ... 131

4.4.5 Revisi Model Berdasarkan Uji Coba Terbatas ... 132

4.5Evaluasi Model pada Uji Coba Luas ... 134

4.5.1 Kemampuan Awal Siswa ... 135

4.5.1.1Tes Kemampuan Awal ... 135

4.5.1.2Profil Kemampuan Awal Siswa ... 137

4.5.2 Penerapan Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 142

4.5.3 Kemampuan Akhir Siswa ... 144

4.5.3.1Tes Kemampuan Akhir Siswa ... 145

4.5.3.2Profil Kemampuan Akhir Siswa ... 147

4.5.4 Deskripsi Tanggapan Observer dan Siswa ... 153

4.5.4.1Tanggapan Observer ... 154

4.5.4.2 Tanggapan Siswa ... 158

4.6Uji Efektivitas Model Pembelajaran PIPASA-KI ... 160

4.6.1 Uji Persyaratan... 160

4.6.1.1Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 160

4.6.1.2Uji Normalitas Data ... 162

4.6.2 Uji Hipotesis ... 163


(10)

BAB V PENUTUP ... 168

5.1 Simpulan ... 168

5.2 Rekomendasi ... 172

DAFTAR PUSTAKA ... 174

LAMPIRAN ... 178


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Berbicara

(Memberikan Kritik) ... 44

Tabel 4.1 Hasil Kajian Program Acara Suara Anda ... 67

Tabel 4.2 Kajian Program Acara Suara Anda Selasa, 29 Januari 2013 ... 69

Tabel 4.3 Kajian Program Acara Suara Anda Rabu, 30 Januari 2013 ... 71

Tabel 4.4 Kajian Program Acara Suara Anda Selasa, 5 Februari 2013 ... 73

Tabel 4.5 Kegiatan Guru dan Siswa ... 102

Tabel 4.6 Kegiatan Guru dan Siswa (Revisi) ... 113

Tabel 4.7 Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Terbatas ... 126

Tabel 4.8 Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Terbatas ... 128

Tabel 4.9 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa dalam Uji Coba Terbatas .... 130

Tabel 4.10 Kategori Kemampuan Siswa ... 130

Tabel 4.11 Nilai Kemampuan Awal Siswa dalam Berbicara ... 135

Tabel 4.12 Nilai Kemampuan Akhir Siswa dalam Berbicara ... 146

Tabel 4.13 Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Luas ... 154

Tabel 4.14 Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Luas ... 158

Tabel 4.15 Tabel Kumulatif Angket Siswa ... 157


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kejadian-Kejadian Belajar ... 24

Gambar 2.2 Hubungan antara Fase-fase dan Kejadian-kejadian Instruksi Menurut Gagne ... 28

Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman ... 49

Gambar 3.1 Desain Uji Coba Keefektifan Model ... 57

Gambar 3.2 Alur Pola Pikir/Paradigma Penelitian ... 59

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Model Pembelajaran PIPASA-KI dalam Pembelajaran Berbicara ... 119

Gambar 4.2 Grafik Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Terbatas ... 127

Gambar 4.3 Grafik Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Terbatas ... 129

Gambar 4.4 Persentase Kemampuan Awal Siswa dalam Berbicara ... 137

Gambar 4.5 Persentase Kemampuan Akhir Siswa dalam Berbicara ... 147

Gambar 4.6 Grafik Penilaian Kegiatan Guru pada Uji Coba Luas ... 155

Gambar 4.7 Grafik Penilaian Kegiatan Siswa pada Uji Coba Luas ... 159

Gambar 4.8 Perbandingan Tingkat Persetujuan terhadap Pernyataan dalam Angket ... 158

Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Uji Antarpenimbang Nilai Pretes ... 160

Gambar 4.10 Hasil Penghitungan Uji Antarpenimbang Nilai Postes ... 161


(13)

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Tesis ...178

Lampiran 2 Surat Pernyataan ...180

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ...184

Lampiran 4 Data Program Acara Suara Anda ...185

Lampiran 5 Analisis Informasi dan Komunikasi Program Acara Suara Anda ...197

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...203

Lampiran 7 Pedoman Observasi Pembelajaran ...214

Lampiran 8 Soal Tes Berbicara ...217

Lampiran 9 Kriteria Penilaian Berbicara ...218

Lampiran 10 Angket ...220

Lampiran 11 Pedoman Wawancara ...222

Lampiran 12 Transkrip Berbicara (Memberikan Kritik) Pretes ...223

Lampiran 13 Transkrip Berbicara(Memberikan Kritik) Postes ...228

Lampiran 14 Penilaian Kemampuan Awal ...234

Lampiran 15 Penilaian Kemampuan Akhir ...238


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan salah satu modal utama dalam kehidupan. Oleh karena itulah, bahasa menjadi salah satu pelajaran yang wajib dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Secara gamblang BSNP (2006:107) menerangkan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pernyataan tersebut secara jelas menerangkan bahwa bahasa memiliki peranan penting dalam pembelajaran.

Lebih lanjut, BSNP (2006:107) menerangkan bahwa pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Semakin jelaslah bahwa pembelajaran bahasa merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dijalani oleh setiap peserta didik. Pentingnya pembelajaran bahasa ini terbukti dari ketetapan BSNP yang memasukkan mata pelajaran bahasa, khususnya mata pelajajaran Bahasa Indonesia ke dalam setiap jenjang pendidikan, termasuk SMA (Sekolah Menengah Atas).

Bahasa Indonesia memang patut dijadikan mata pelajaran wajib di setiap jenjang. Hal ini berkenaan dengan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang tentu digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. BSNP (2006:107) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia salah satunya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.

Sesuai dengan hasil pengembangan BSNP, pembelajaran pada setiap mata pelajaran mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang


(16)

2

telah ditetapkan, begitu pula dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Standar kompetensi dan kompetensi dasar inilah yang kemudian juga menjadi arahan guru dan siswa dalam pembelajaran.

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, standar kompetensi dituangkan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap standar kompetensi tersebut kemudian dikembangkan ke dalam kompetensi dasar yang sesuai dengan setiap standar kompetensi.

Semua kompetensi yang tercantum dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah distandarkan memiliki kepentingan dan tujuan umum yang sama, yakni salah satunya adalah agar peserta didik terampil berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis (BSNP, 2006:110). Namun kemudian, keterampilan berbicara menjadi satu keterampilan yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh begitu pentingnya keterampilan berbicara sebagai bentuk berbahasa produktif secara lisan yang dinilai lebih efektif digunakan dalam berkomunikasi dan menyampaikan pendapat. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan Nurgiyantoro (2009:277) yakni bahwa bahasa lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran di kelas, kompetensi berbicara ternyata menjadi salah satu kompetensi yang masih sulit dikuasai oleh siswa. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Effendi (2006:2) yang menyatakan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara masih terlihat fakum, di antaranya siswa masih memiliki rasa malu dalam mengungkapkan gagasan, tidak ada keberanian tampil di kelas, dan belum adanya rasa percaya diri pada diri siswa.

Selain dari hasil penelitian terdahulu, penulis juga menganggap bahwa pembelajaran berbicara memang masih belum berjalan secara efektif. Keadaan tersebut tergambar dari hasil wawancara dengan beberapa guru yang menyatakan bahwa sulit mekakukan pembelajaran berbicara secara merata. Dalam artian, pada


(17)

3

saat pembelajaran berbicara, hanya beberapa siswa saja yang berkesempatan dan mampu berbicara.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran berbicara di SMA kelas X dengan standar kompetensi 10 yakni mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber dan dengan kompetensi dasar 10.1 yakni memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak atau elektronik, hanya beberapa siswa saja yang melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Sementara itu, siswa lainnya hanya sebagai pembelajar pasif, yakni hanya mendengarkan temannya berbicara. Padahal sesungguhnya, pembelajaran berbicara merupakan kegiatan aktif produktif. Pembelajaran tersebut akan bermakna ketika setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar berbicara.

Berkenaan dengan masalah di atas, pembelajaran berbicara untuk kompetensi ini diakui guru dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Pada nyatanya, alokasi waktu tersebut tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang kurang optimal. Penggunaan alokasi waktu tersebut, secara langsung berdampak pada penguasaan kompetensi bagi setiap siswa yang pada akhirnya tidak mendapatkan penilaian yang merata.

Lebih lanjut, secara terus terang beberapa guru berpendapat bahwa sesungguhnya kondisi pembelajaran seperti yang telah diuraikan bukan hanya semata-mata masalah alokasi waktu. Mereka mengemukakan bahwa sesungguhnya ketidakberhasilan pembelajaran terletak pada siswa itu sendiri. Guru telah memberikan kesempatan bagi siapa saja yang mau berbicara. Namun, permasalahan muncul ketika hanya sebagian kecil siswa saja yang mau ikut aktif berbicara, sementara yang lainnya hanya sebagai pendengar.

Ditelisik lebih jauh, permasalahan tersebut muncul karena adanya ketidakmampuan siswa dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan kegiatan berbicara. Satu nilai lebih untuk siswa aktif yang tidak dimiliki siswa pasif adalah mereka telah mampu mengatasi rasa malu dan grogi. Namun, di sisi lain, yang


(18)

4

menjadi faktor ketidakberhasilan pembelajaran berbicara yang dirasakan siswa adalah sulitnya mengungkapkan gagasan dengan bahasa yang teratur.

Selain permasalahan di atas, muncul permasalahan lain yang melatarbelakangi kurang optimalnya pembelajaran berbicara di dalam kelas. Salah satunya adalah kurangnya motivasi dalam diri siswa akan pentingnya keterampilan berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung tidak menyadari bahwa terampil berbicara bukan sekadar menyampaikan maksud, melainkan juga bagaimana maksud tersebut dapat diterima oleh pendengar. Karena hal itu, pada akhirnya banyak dari mereka yang seolah merasa tidak perlu melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Padahal, untuk memperoleh keterampilan berbicara mereka harus melakukan praktik berbicara.

Uraian permasalahan-permasalahan di atas pada akhirnya memberikan gambaran bahwa dari pihak guru, keterampilan berbicara menjadi kompetensi yang dinilai sulit dan rumit untuk diajarkan secara merata karena beberapa faktor. Pertama, guru merasa sulit memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa karena selalu ada siswa yang aktif berbicara dan yang enggan berbicara. Kedua, guru merasa sulit melakukan penilaian objektif kepada setiap individu karena dinilai membutuhkan banyak waktu. Sementara itu, dari pihak siswa permasalahan muncul dari aspek motivasi berbicara.

Permasalahan di atas sangat penting dan wajib diatasi karena hal tersebut akan berdampak besar pada keterampilan berbicara siswa. Semua siswa harus mendapatkan kesempatan yang sama dan semuanya juga harus mendapatkan penilaian. Kesempatan yang merata untuk setiap siswa sangat penting karena itu menjadi modal awal bagi mereka untuk memiliki keterampilan berbicara. Penilaian pada setiap siswa juga penting karena itu sebagai bentuk evaluasi agar dapat melakukan refleksi untuk menguasai sebuah keterampilan.

Seperti yang kita ketahui bersama, pembelajaran berbicara merupakan sebuah pembelajaran yang sangat penting karena bersifat praktis dan tentu sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berbicara merupakan


(19)

5

modal awal seseorang untuk dapat berinteraksi. Orang yang mampu bahkan terampil berbicara tentu akan mendapatkan apresiasi lebih baik dari lingkungannya. Oleh karena itulah, permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya perlu diatasi secara serius.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan adalah dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan pemikiran Aunurrahman (2012:143) yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami pelajaran, sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Model yang dianggap tepat untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya adalah model yang bukan hanya berorientasi pada proses, melainkan juga yang sekaligus berorientasi pada hasil yang dapat diukur dengan nilai. Sebagaimana yang diuraikan Aunurrahman (2012:143) yang menyatakan bahwa ukuran keberhasilan mengajar guru utamanya terletak pada terjadi tidaknya peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengembangkan sebuah model pembelajaran yang dipadukan dengan salah satu gaya program acara televisi yang diyakini akan mampu mengatasi permasalahan yang muncul. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran pemrosesan informasi yang merupakan sebuah model pembelajaran yang berdasar pada teori belajar kognitif. Sementara gaya program acara sebagai salah satu dasar pengembangan model pembelajaran ini merupakan program acara berita dengan nama Suara Anda yang tayang di stasiun televisi Metro TV. Program acara Suara Anda merupakan salah satu program acara televisi yang dinilai efektif dalam kegiatan berbicara yang berorientasi proses dan hasil.


(20)

6

Berdasarkan penelusuran, model pemrosesan informasi telah digunakan dalam beberapa penelitian, di antaranya adalah dalam penelitian peningkatan keterampilan menyimak yang dilakukan oleh Nadelia (2008). Berdasarkan hasil penelitian, pemrosesan informasi berhasil meningkatkan keterampilan menyimak (2008:1-5). Selain itu, penelitian lainnya adalah yang dilakukan Utami (2011). Utami menggunakan model pemrosesan informasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada muatan lokal TIK. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep efektif meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3) pada muatan lokal TIK (Utami, 2011:115-116).

Penelitian mengenai penerapan model pemrosesan informasi juga telah dilakukan oleh Jalaludin (2011) dalam pembelajaran menulis karangan. Hasilnya, model pemrosesan informasi ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan.

Sementara itu, mengenai program acara Suara Anda telah dianalisis dan menjadi objek dalam beberapa penelitian. Analisis singkat mengenai keseluruhan program acara ini dilakukan oleh Fadillah (2011) dan Saputro (2012). Hasil dari analisis Fadillah (2011) menyebutkan bahwa melalui acara Suara Anda ini masyarakat menjadi punya wadah untuk mengeluarkan aspirasinya. Selain itu, acara ini juga cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang haus akan berita-berita aktual dan terkini. Saputro (2012) menyebutkan bahwa program acara Suara Anda merupakan program yang yang menarik dan variatif serta memberikan motivasi untuk berani berpendapat.

Selain dua hasil analisis di atas, penelitian mengenai acara Suara Anda juga dilakukan oleh Novianti (2007) dengan judul Pengaruh Daya Tarik Tayangan Berita Suara Anda di Metro TV terhadap Tindakan Menonton Berita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tayangan Suara Anda di Metro TV dapat meningkatkan tindakan menonton masyarakat metropolitan. Dikaitkan dengan keterampilan berbahasa, hasil penelitian tersebut memang lebih mengarah pada


(21)

7

keterampilan menyimak. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa berkenaan dengan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya bahwa acara Suara Anda ini juga berkaitan erat dengan keterampilan berbicara.

Acara ini memang merupakan program berita yang berbeda dengan kebanyakan berita. Pada dasarnya, program acara ini mengajak pemirsa untuk berinteraksi langsung dan dengan beberapa metode bahkan teknik pembawa acara merangsang pemirsa untuk memberikan komentar. Dengan demikian, pemirsa sebagai penyimak secara nyata juga menjadi seorang pembicara. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, program ini akan menarik untuk diadaptasi dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara.

Selain hal itu, pengembangan model yang dilakukan juga didasarkan pada teori komunikasi tertentu, yakni model komunikasi interaksional. Model komunikasi merupakan model yang mendukung dasar pengembangan karena memiliki prinsip yang sejalan dengan model yang akan dikembangkan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan dan pertimbangan-pertimbangan di atas, penelitian ini difokuskan pada konsep pemrosesan informasi, gaya program acara Suara Anda, komunikasi interaksional, serta berbicara dalam hal menanggapi dan memberikan kritik. Berdasarkan fokus-fokus penelitian tersebut, judul dari penelitian ini adalah “Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara”.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, ada beberapa masalah yang muncul yang kemudian penting untuk diteliti. Masalah-masalah tersebut berkenaan dengan bagaimana caranya merancang pembelajaran, khususnya pembelajaran berbicara, agar maksud dan tujuan yang diharapkan


(22)

8

BSNP yakni meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diwujudkan.

Masalah selanjutnya adalah mengenai bentuk rancangan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional sebagai salah satu model pengembangan yang diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran berbicara. Selain itu, mengenai bagaimana penggunaan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional.

Yang menjadi permasalahan lain yang muncul sebagai bagian dari uraian latar belakang adalah mengenai tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional. Selain itu, masalah yang patut diteliti adalah mengenai pengaruh yang muncul dari penerapan model tersebut berkenaan dengan prestasi berbicara siswa.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Untuk memperjelas permasalahan yang diteliti, masalah-masalah dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah profil Program Acara Suara Anda sebagai salah satu landasan pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara?

2) Bagaimanakah rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara?

3) Bagaimanakah penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di kelas X SMAN 12 Bandung?


(23)

9

4) Bagaimanakah tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional?

5) Apakah Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan untuk pembelajaran berbicara?

1.4 Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah pengembangan model pembelajaran sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan, khususnya dalam pembelajaran berbicara. Adapun model pembelajaran itu adalah Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional

Sementara itu, secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk:

1) mengetahui profil program acara Suara Anda sebagai salah satu landasan dalam pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara;

2) mendeskripsikan rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara;

3) mengetahui penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di SMAN 12 Bandung;

4) mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional; serta


(24)

10

5) mengetahui efektivitas penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam peningkatan kemampuan berbicara siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoretis, maupun yang bersifat praktis. Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran berbicara. Pemrosesan informasi sebagai model teori belajar dapat dikembangkan dengan pengombinasian konsep-konsep lain sebagai model pembelajaran yang praktis. Program acara Suara Anda yang notabene tayangan televisi ternyata dapat dimanfaatkan sebagai konsep pembelajaran di dalam kelas. Begitu juga dengan komunikasi interaksional yang merupakan model komunikasi dapat menjadi dasar pengembangan model pembelajaran. 2) Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah solusi dalam mengatasi masalah praktik pembelajaran berbicara di dalam kelas, baik itu untuk pihak guru, pihak siswa, maupun untuk praktisi-praktisi dan peneliti-peneliti di bidang pembelajaran.

a. Untuk guru, penelitian ini diharapkan:

(1) memberikan petunjuk praktis tentang alternatif model pembelajaran dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran berbicara;

(2) menjadi sebuah solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul selama kegiatan pembelajaran berbicara;


(25)

11

b. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan:

(1) kualitas pembelajaran berbicara melalui alternatif model pembelajaran;

(2) kemampuan siswa dalam berbicara, khususnya dalam menanggapi dan memberikan kritik.

c. Untuk peneliti-peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi peluang penelitian lanjutan atau penelitian terkait lain yang sejenis untuk menemukan dan meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik dan variatif.


(26)

12

1.6 Anggapan Dasar

Penelitian ini dilandasi oleh beberapa anggapan dasar, yakni sebagai berikut.

1) Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar (Rusman, 2012:139). Pernyataan tersebut menjadi salah satu dasar penelitian dan menjadi dasar pengusungan model pemrosesan informasi sebagai model yang dikembangkan. Hal ini dilandasi oleh alur kegiatan pembelajaran itu sendiri, yakni dari input ke proses dan pada akhirnya menghasilkan output. Dalam pembelajaran, yang menjadi input adalah informasi, kemudian informasi tersebut diolah dalam proses, ketika informasi sebagai input pembelajaran telah diproses, maka keluarlah output sebagai hasil dari pembelajaran.

2) Siswa merupakan pencari yang aktif dan pemroses informasi (Schunk, 2012:230). Yang dimaksud pencari yang aktif adalah bahwa orang tidak selalu memberikan respon hanya jika ada stimulus yang datang. Namun, orang menyeleksi dan memerhatikan aspek-aspek dari lingkungan, mentransformasi dan mengulang informasi, menghubungkan informasi-informasi yang baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya, dan mengorganisasikan pengetahuan itu untuk membuatnya bermakna atau dapat dipahami (Mayer dalam Schunk, 2012:230). Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dasar atas suatu hal dan pengetahuan itulah yang kemudian diaktifkan dan dikeluarkan kembali untuk mendukung apa yang sedang dipelajari atau dibicarakan saat itu. Proses pemrosesan informasi adalah bagaimana cara seseorang menyimpan dan menarik kembali pengetahuan yang dimilikinya. 3) Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi secara lisan merupakan

bentuk interaksi yang ditandai dengan adanya proses aksi-reaksi. Dari pernyataan tersebut dapat diuraikan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk penyampaian ide atau gagasan atas suatu hal atau informasi yang diterima.


(27)

13

Dengan kata lain informasi merupakan suatu pesan yang diterima sebelum penyampaian ide atu gagasan itu dilakukan. Anggapan dasar ini sejalan dengan anggapan dasar yang pertama yakni bahwa suatu kegiatan didasari oleh adanya input yang kemudian diperoses sehingga akhirnya menghasilkan output. Berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan, berbicara dalam bentuk interaksi setidaknya terjadi di antara dua komunikator dan berlangsung dua arah.

4) Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang optimal.

1.7 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara. Dengan kata lain, berikut ini hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol/nihilnya (Ho). Ha : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara

Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara.

Ho : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional tidak efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara.

1.8 Metode dan Teknik Penelitian

Sebagai bentuk cara pemecahan masalah untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan, metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan research and development (R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (Setyosari, 2010:194) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah


(28)

14

penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, serta melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.

Dalam penelitian ini, kajian dilakukan terhadap teori-teori berkenaan dengan model pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional, kajian juga dilakukan terhadap program acara Suara Anda. Kajian ini dimaksudkan untuk dijadikan dasar dan landasan dalam penelitian dan pengembangan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional dalam pembelajaran berbicara. Selanjutnya, hasil dari penyusunan awal ini berupa model hipotetik yang kemudian diujicobakan.

Uji coba model dilakukan pada siswa kelas X SMAN 12 Bandung. Berdasarkan hasi uji coba, model selanjutnya dikaji dan direvisi terutama yang berkenaan dengan kelemahan dan kekurangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menyempurnakan model sampai pada yang diharapkan.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik studi dokumentasi, observasi, angket, wawancara, dan tes berbicara. Pengolahan data dilakukan dengan dua cara, yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, sesuai dengan karakteristik setiap data. Uraian lebih lengkap mengenai metode penelitian ini dijelaskan pada bab III.

1.9 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan menyamakan persepsi atas beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian, berikut ini dijelaskan masing-masing definisi dari istilah-istilah itu secara operasional.

1) Model pembelajaran pemrosesan informasi merupakan salah satu model pembelajaran yang berdasarkan pada teori belajar kognitif, yakni dalam


(29)

15

pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.

2) Program acara Suara Anda merupakan salah satu program acara berita yang tayang di Metro TV setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jum’at pukul 20.05-21.00. Program acara ini menayangkan berita secara interaktif melalui telepon.

3) Komunikasi interaksional merupakan model komunikasi yang menekankan terjadinya interaksi dua arah antara para komunikator dengan umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan sebagai elemen pentingnya. 4) Kemampuan berbicara pada dasarnya adalah mengungkapkan pikiran berupa

tanggapan dan kritikan atas suatu informasi secara lisan. Kemampuan berbicara ditinjau dari beberapa aspek, yakni (1) bahasa; (2) isi; (3) pengorganisasian gagasan; dan (4) performansi.


(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bagian ini akan diuraikan masalah metodologi yang digunakan dalam penelitian, mulai dari metode, desain, prosedur, paradigma, subjek dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen, hingga teknik pengolahan data penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan research and development (R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (Setyosari, 2010:194) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, serta melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.

Langkah yang pertama dilakukan adalah menggali, menganalisis, dan mengkaji model pembelajaran pemrosesan informasi, program acara Suara Anda, serta model komunikasi interaksional. Penganalisasan dan pengkajian ini dilakukan sebagai dasar dari pengembangan model yang dilakukan dalam penelitian. Selain itu, penganalisisan juga dilakukan pada kebutuhan siswa dan guru dalam pembelajaran berbicara. Kedua hal inilah yang menjadi dasar dari penelitian.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan produk berupa model pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi


(31)

55

interaksional. Pengembangkan model ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa komponen model pembelajaran seperti yang dikemukakan Dahlan (1990:26-29), yakni adanya penetapan syntaks, sistem sosial yang dikembangkan, prinsip reaksi, sistem penunjang, dan dampak, baik instruksional maupun penyerta.

Produk dari pengembangan ini merupakan model awal/model hipotetik. Model hipotetik ini divalidasi berdasarkan timbangan (judgment) pakar.

Model yang telah divalidasi kemudian diujicobakan. Uji coba dilakukan untuk melihat kelemahan dan kelebihan model tersebut. Hasil uji coba selanjutnya menjadi bahan refleksi untuk kemudian direvisi. Model revisi inilah yang kemudian menjadi produk pengembangan model.

Langkah-langkah tersebut secara umum terdiri atas dua tahapan penelitian, yakni kegiatan awal berupa pengkajian teori dan analisis kebutuhan melalui studi deskriptif serta kegiatan pengujicobaan melalui studi eksperimen. Melalui studi eksperimen inilah peneliti dapat melihat penggunaan dan hasil penerapan model yang dikembangkan.

3.2 Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah model prosedural. Setyosari (2010:200) mendefinisikan model prosedural sebagai model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Pemilihan rancangan atau model seperti ini sesuai dengan pernyataan Setyosari (2010:200) yakni model prosedural ini biasa dijumpai dalam model rancangan sistem pembelajaran.

Adapun prosedur yang dilalui terdiri atas tiga tahapan, yakni sebagai berikut.


(32)

56

Pada tahap ini, peneliti melakukan studi awal yang meliputi analisis teori berupa konsep-konsep model pemrosesan informasi, komunikasi interaksional, serta analisis program acara Suara Anda. Selain itu, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah analisis kebutuhan siswa dan guru sekaitan dengan pembelajaran berbicara. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sebagai dasar pencarian dan pengumpulan data untuk dijadikan bahan bagi tahapan selanjutnya, yakni pengembangan model hipotetik.

2) Tahap kedua, pengembangan model awal/model hipotetik

Berdasarkan data yang terkumpul dari tahap pertama, pada tahap kedua ini peneliti melakukan pengembangan model hipotetik sebagai model awal. Model hipotetik ini berupa Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional (PIPASA-KI) dalam Pembelajaran Berbicara.

Model hipotetik ini dirancang dalam bentuk desain model pembelajaran berupa prinsip-prinsip dan langkah-langkah pembelajaran. Model hipotetik ini selanjutnya divalidasi melalui timbangan pakar. Pemilihan pakar sebagai tim validasi didasarkan pada kepakaran dalam disiplin ilmu Bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang berbicara; pengalaman dalam bidang pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia; dan kepakaran dalam bidang metodologi penelitian, khususnya dalam bidang instrumen penelitian yang berkaitan dengan konsep model pembelajaran dan pembelajaran berbicara.

Model hipotetik yang diusung dalam penelitian ini secara umum berdasar pada langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

a) Motivasi

Motivasi merupakan faktor penting dalam pembelajaran, sehingga motivasi harus dimiliki siswa sebelum proses pembelajaran dilakukan.


(33)

57

Pemahaman dan pemerolehan adalah fase utama dalam model ini. Siswa dituntut untuk memperoleh informasi dan memahaminya sebagai dasar pembelajaran.

c) Penahanan

Hasil pemahaman dan pemerolehan pembelajaran yang telah dilakukan ditahan dalam memori agar dapat digunakan dalam kesempatan selanjutnya.

d) Ingatan kembali

Ketika ada rangsangan yang diterima, maka informasi yang tersimpan dikeluarkan kembali sebagai bentuk respon terhadap rangsangan tersebut.

e) Generalisasi

Pengalaman belajar atau hasil pembelajaran dapat digunakan dalam keadaan dan kepentingan tertentu. Pembelajaran berbicara merupakan pembelajaran yang bersifat praktis yang tentu akan digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, pengalaman belajar berbicara tentu dapat digunakan dalam keadaan umum, bukan hanya dalam situasi pembelajaran bahasa.

f) Perlakuan

Perlakuan merupakan perubahan tingkah laku antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Oleh karena itu, model ini menekankan adanya perbedaan tingkah laku siswa, mana kala jika sebelum penerapan model siswa tidak ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, setelah penerapan model siswa menjadi berpatisipasi aktif.

g) Umpan balik (feedback)

Siswa memperoleh umpan balik dari guru maupun dari siswa lain berkenaan dengan proses pembelaaran yang telah dilakukannya.


(34)

58

3) Tahap ketiga, uji coba model

Pada tahap ketiga ini, model hipotetik yang sudah dirancang dan sudah divalidasi diujicobakan. Uji coba dilakukan pada siswa kelas X SMAN 12 Bandung. Hasil uji coba kemudian dikaji dan dianalisis untuk kemudian dilihat keunggulan dan kelemahannya. Hasil tersebut menjadi bahan refleksi untuk selanjutnya direvisi agar menjadi model yang lebih sempurna. Model hasil revisi ini kemudian diujicobakan lagi untuk melihat keefektifannya dalam pembelajaran berbicara. Model inilah yang kemudian menjadi produk dalam penelitian dan pengembangan ini.

Uji coba untuk mengukur keefektifan model ini dilakukan dengan metode eksperimen. Desain yang digunakan adalam one group pretest-postest design. Desain ini dipilih karena sesuai dengan tujuan dan latar penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Fraenkel & Wallen (2008:265) tindakan/pengamatan/tes tidak hanya dilakukan setelah perlakuan (treatment), tetapi juga sebelumnya. Dengan demikian, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Jika dilihat dalam bentuk gambar, berikut ini gambar untuk desain uji coba yang digunakan.

Gambar 3.1

Desain Uji Coba Keefektifan Model

O Pretes

X Treatment

O Posttest

3.3 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur atau langkah-langkah yang dilalui dalam penelitian ini mengacu pada model pendekatan sistem yang dirancang oleh Dick & Carey


(35)

59

(Setyosari, 2010:201-204). Terdapat sepuluh langkah dalam rancangan ini, yakni sebagai berikut.

1. Analisis kebutuhan, melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan.

2. Analisis pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis pebelajar dan konteks, menganalisis pebelajar dan konteks yang mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pebelajar dalam latar pembelajaran.

4. Tujuan umum dan khusus, menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja atau operasional. 5. Mengembangkan instrumen, mengembangkan instrumen assessment yang

secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan strategi pembelajaran yang secara spesifik untuk membantu pebelajar untuk mencapai tujuan.

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang dalam hal ini dapat berupa pilihanpilihan informasi dalam bentuk tayangan berita, serta media penunjang lainnya. 8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang

dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk yang dikembangkan. Atau, evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas.

9. Melakukan revisi, revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10. Evaluasi sumatif, setelah program atau proses pengembangan selesai dikembangkan langkah berikutnya adalah evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif


(36)

60

Diena San Fauzia, 2013

Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Iinformasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Dalam Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas program secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain.

Setyosari (2010:202) menyatakan bahwa untuk keperluan pengembangan peneliti hanya menggunakan sampai pada langkah kedelapan, yaitu evaluasi formatif di mana rancangan, proses, atau program sudah dianggap selesai.

Langkah-langkah tersebut dibedakan dalam dua tahap, yakni studi deskriptif kualitatif dan kemudian dilanjutkan dengan penerapan ujicoba terbatas desain model dengan menerapkan pendekatan studi kuantitatif melalui rancangan pos-tes pada satu kelompok (One-Group Post-Test Design). Alasan pemilihan rancangan ini adalah karena dari awal sesuai latar belakang berdasarkan observasi awal subjek penelitian ditetapkan pada satu kelompok saja.

3.4 Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Sementara itu, model yang dikembangkan adalah model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis pada komunikasi interaksional sebagai salah satu model komunikasi. Pengambilan model pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional sebagai dasar pengembangan model dilatarbelakangi oleh keterkaitan penggunaan model dalam pembelajaran, yakni pembelajaran berbicara yang merupakan salah satu bentuk komunikasi secara lisan.

Paradigma penelitian ini digambarkan dalam bagan alur pikir penelitian berikut.

Gambar 3.1

Alur Pola Pikir/Paradigma Penelitian

Tidak Ya Analisis kebutuhan Perumusan tujuan Pengembangan materi Penulisan alat ukur keberhasilan Penulisan Revisi √ X


(37)

61

Diadaptasi dari Setyosari (2010:205)

3.5 Subjek dan Sumber Data Penelitian

Subjek yang sekaligus menjadi sumber data penelitian dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen terkait dengan model yang dikembangkan, yakni model pemrosesan informasi, program acara Suara Anda, serta komunikasi interaksional. Subjek penelitian lainnya adalah siswa-siswa SMAN 12 Bandung, khususnya kelas X sebagai subjek uji coba model yang telah dikembangkan. Pemilihan subjek ini didasari oleh observasi awal yang menyatakan bahwa subjek tersebut memerlukan penanganan dalam pembelajaran berbicara, khususnya memberikan kritik. Adapun pemilihan subjek dikhususkan pada siswa kelas X berkaitan dengan standar kompetensi berbicara dengan kompetensi dasar memberikan kritik tercantum dalam standar isi untuk tingkatan kelas X.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data awal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah teori-teori mengenai konsep model pembelajaran pemrosesan informasi, model komunikasi interaksional, dan informasi mengenai program acara Suara Anda. Selanjutnya, data yang diperlukan berupa hasil uji coba model dalam pembelajaran berbicara, meliputi hasil observasi pembelajaran, nilai pembelajaran berbicara siswa, serta tanggapan-tanggapan siswa dan guru mengenai penggunaan model uji coba dalam kegiatan pembelajaran.


(38)

62

Untuk mengumpulkan data-data tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1) Studi dokumenter

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data teori mengenai konsep model pembelajaran pemrosesan informasi, model komunikasi interaksional, dan informasi mengenai program acara Suara Anda. Sukmadinata (2007:221) mengemukakan bahwa studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun eektronik.

Untuk mengumpulkan data mengenai model pembelajaran pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional, dokumen yang digunakan berupa dokumen-dokumen tertulis, yakni buku-buku dan bahan bacaan yang berkenaan dengan kedua teori tersebut. Sementara itu, untuk mendapatkan data mengenai program acara Suara Anda, dokumen yang digunakan adalah dokumen dari media eektronik yakni televisi. Hal ini disebabkan karena program acara ini merupakan program acara yang tayang di televisi. Meskipun demikian, untuk menunjang dan memperkuat data yang dikumpulkan tetap digunakan dokumen tertulis berupa hasil-hasil analisis dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Data-data yang diperoleh bukan sekadar disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan, melainkan dianalisis dan dikembangkan sesuai dengan data yang diperlukan sebagai dasar pengembangan model. Data-data mentah diuraikan dalam bab II. Melalui data mentah itulah kemudian disusun data yang diperlukan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan Sukmadinata (2007:222) yakni yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen, bukan dokumen-dokumen mentah.


(39)

63

Teknik ini digunakan untuk menjaring data berupa tanggapan-tanggapan seputar penggunaan model pembelajaran PIPASA-KI dalam pembelajaran berbicara. Responden dalam teknik pengumpulan data ini adalah siswa. Angket yang disebarkan berupa angket dengan pertanyaan-pertanyaan tertutup. Peneliti merumuskan beberapa pertanyaan dengan disertai beberapa pilihan jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang dinggap sesuai dengan apa yang dialami/dirasakannya.

3) Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menjaring data mengenai pendapat observer tentang model pembelajaran PIPASA-KI dalam pembelajaran berbicara. Adapun dari teknik pengumpulan seperti ini, aspek-aspek yang hendak diukur adalah (1) keefektifan model, (2) pengimplementasian model dalam pembelajaran, (3) hambatan yang dirasakan, (4) keunggulan dan kelemahan model, (5) saran/masukan untuk perbaikan model, serta (6) kemungkinan penggunaan model untuk pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya. Sasaran sebagai sumber data dengan teknik wawancara ini adalah observer yang secara langsung mengobservasi penggunaan model pembelajaran PIPASA-KI dalam pembelajaran berbicara.

4) Observasi

Teknik ini digunakan untuk menjaring data berupa profil kondisi kelas dan pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung. Teknik ini merupakan teknik penilaian proses pembelajaran. Seperti yang telah diuraikan bahwa dalam penelitian ini yang dinilai bukan saja hasil pembelajarannya, melainkan juga proses pembelajaran itu sendiri. Adapun aspek-aspek yang diukur melalui teknik ini adalah (1) perangkat pembelajaran, (2) proses pembelajaran, serta (3) perilaku siswa. Teknik ini dilakukan dengan mengacu pada instrumen berupa lembar observasi yang telah disediakan. Selain itu, disediakan pula instrumen berupa rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai bahan penilaian observer. Adapun yang menjadi observer dalam


(40)

64

pengumpulan data dengan teknik ini adalah dua orang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA. Observer melakukan penilaian dengan format pedoman observasi yang telah divalidasi oleh pakar (dua pakar adalah dosen pada pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Format terlampir.

5) Tes

Teknik ini merupakan teknik terakhir dalam pengumpulan data. Teknik tes digunakan untuk menjaring data hasil pembelajaran. Tes dilakukan dua kali, yakni sebelum dan sesudah penerapan model atau tes awal dan tes akhir. Hasil tes kemampuan awal dan hasil tes kemampuan akhir dinilai oleh tiga orang penilai; dua penilai adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMA dan satu penilai adalah penulis sendiri. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada pedoman penilaian yang telah disusun berdasarkan kriteria penilaian pembelajaran berbicara. Pedoman penilaian ini telah divalidasi oleh pakar (dua pakar adalah dosen pada pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Format terlampir.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:102). Menurutnya, jumlah instrumen penelitian ini tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka instrumen penelitian ini terdiri atas instrumen untuk mengukur model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional dan instrumen untuk mengukur kemampuan berbicara siswa dalam menanggapi dan memberikan kritik atas suatu informasi.

Metode yang digunakan dalam pengembangan model pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional (PIPASA-KI) adalah metode penelitian kualiatif. Sugiyono (2010:59) menyatakan


(41)

65

bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian jenis ini adalah peneliti itu sendiri. Untuk melakukan validasi terhadap hal tersebut maka harus dilakukan evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Selain hal itu, telah diuraikan sebelumnya berkenaan dengan pengumpulan data mengenai konsep model pembelajaran PIPASA-KI, teknik yang digunakan adalah studi dokumenter. Oleh karena itu, instrumen yang diperlukan adalah teori-teori mengenai konsep awal dan konsep dasar model pemrosesan informasi, gaya program acara Suara Anda, serta komunikasi interaksional. Teori-teori tersebut telah diuraikan dalam bab II.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengukur keterampilan dasar berbicara siswa dalam menanggapi dan memberikan kritik terhadap suatu informasi adalah jenis metode penelitian kuantitatif. Yang menjadi instrumen untuk pengumpulan data ini adalah lembar kriteria penilaian pembelajaran berbicara. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan kompetensi dasar yang dibidik, yakni memberikan kritik terhadap informasi.

Berdasarkan hal itu, aspek-aspek umum yang diukur adalah cara menanggapi/memberikan kritik dengan mengacu pada aspek bahasa, isi, performansi, dan isi. Aspek bahasa dibedakan atas dua kelompok, yakni menjadi bahasa (1) dan bahasa (2). Bahasa (1) terdiri atas kosakata tepat dan luas, sturktur kalimat runtut, bahasa baik dan sopan, serta singkat, jelas, padat dan tdak berbelit-belit. Bahasa (2) terdiri atas volume suara jelas, berbicara dengan lancar/tidak terbata-bata, intonasi tepat, dan jeda sesuai. Aspek lainnya adalah isi. Aspek ini terdiri atas apa yang dibicarakan sesuai dengan topik, gagasan disertai alasan, bertujuan menyampaikan masalah bukan mengejek, serta ide orisinal. Aspek pengorganisasian isi terdiri atas adanya pendahuluan, pengungkapan kelebihan, pengungkapan kekurangan, perbaikan/solusi/ serta penutup. Aspek terakhir adalah perfomransi yang terdiri atas tatapan mata yang tegas sebagai tanda percaya diri,


(42)

66

gerak-gerik wajar/tidak menganggu, gaya pengucapan lugas/tidak kaku, serta ekspresi mendukung apa yang dibicarakan.

Lebih lanjut, meskipun menurut Sugiyono (2012:102) jumlah instrumen yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel, dalam penelitian ini terdapat beberapa instrumen tambahan sebagai pendukung penelitian. Instrumen ini disusun berdasarkan pada teknik pengumpulan data yang diperukan dan teknik pengumpulan data yang telah ditetapkan. Instrumen-instrumen tersebut telah diuraikan pada bagian teknik pengumpulan data. Instrumen yang digunakan telah divalidasi oleh pakar, yakni dua orang dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Format terlampir.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Telah diuraikan sebelumnya bahwa data dalam penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam pengolahan data, teknik yang digunakan disesuaikan dengan jenis pada masing-masing data. Data kualitatif diolah dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan disertai pertimbangan dan penilaian pakar. Sementara itu, data kuantitatif akan diolah dengan menggunakan teknik perhitungan-perhitungan statistik.

Secara lebih lengkap, prosedur pengolahan data dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1) Tahap pertama: identifikasi, kajian dan pengembangan model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara, meliputi: (a) pengembangan model bahan ajar; (b) model kegiatan belajar mengajar; serta (c) penilaian pembelajaran. Untuk memperoleh ketiga hal tersebut dilakukan analisis kualitatif-teoretis yang berkenaan dengan konsep-konsep komunikasi interaksional, pembelajaran berbicara, serta prototipe model pembelajaran yang dikembangkan.


(43)

67

2) Tahap kedua: validasi model oleh pakar dan uji coba model. Pada tahap ini, model yang sudah dirancang divalidasi oleh pakar. Validasi dilakukan dengan cara memeriksa dan mendiskusikan model awal tadi. Berdasarkan masukan-masukan pakar, model kemudian direvisi. Hasil revisi ini kemudian diujicobakan pada subjek terbatas. Hasil dari uji coba ini kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis, model diperbaiki dan disesuaikan untuk kemudian diujicobakan pada subjek yang lebih luas.

3) Tahap ketiga: uji efektivitas model. Pada tahap ini, model berdasarkan revisi pakar dan uji coba subjek terbatas diujicobakan pada subjek yang lebih luas. Untuk melihat efektivitas penggunaan model, kelompok subjek dites kemampuan awalnya, kemudian dilakukan pembelajaran dengan penerapan model yang dikembangkan dan dites kemampuan akhirnya.

Dalam uji ini, pengolahan data dilakukan dengan perhitungan statistik. Sebelum uji efektivitas (uji hipotesis), terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, yakni uji reliabilitas antarpenimbang dan uji normalitas. Uji reliabilitas antarpenimbang berfungsi untuk mengukur tingkat ketepatan atau keajegan dari pengukuran. Sebetulnya uji ini bukanlah uji persyaratan hipotesis, namun sebagai uji untuk mengetahui kesamaan penilaian kemampuan berbicara siswa dari tiga penilai. Normalitas berfungsi untuk menguji normal tidaknya sebaran data penelitian atau dengan kata lain, untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Susetyo, 2010:172).

Selanjutnya, teknik pengolahan data menggunakan rumus uji t. Penggunaan rumus uji t dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda dalam pembelajaran berbicara. Uji efektivitas yang merupakan uji hipotesis ini dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus pengujian perbedaan dua rata-rata populasi berhubungan (Susetyo, 2010:208-211). Rumus dan perhitungan di Bab IV.


(44)

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam tulisan ini. Oleh karena itulah, bab ini diberi judul penutup. Bab ini terdiri atas dua subbab, yakni simpulan dan rekomendasi.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, diperoleh beberapa simpulan yang dapat menjawab rumusan-rumusan masalah yang diajukan sebelumnya. Pertama, profil program acara Suara Anda menampilkan karakteristik yang lebih banyak memiliki kelebihan untuk dapat diadaptasi menjadi sebuah gaya pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut berkenaan dengan pilihan berita sebagai bahan ajar yang dapat membangkitkan minat belajar siswa serta memberikan informasi yang luas; komunikasi dua arah yang dinilai lebih efektif dibandingkan hanya satu arah; serta pengalokasian waktu yang lebih efektif. Meskipun demikian, terdapat sedikit kekurangan terutama mengenai media penayangan yang mungkin tidak semua sekolah memilikinya. Namun demikian, dalam penelitian ini media tersebut terpenuhi karena sekolah telah memiliki fasilitas yang lengkap.

Kedua, rancangan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara berlandaskan pada tiga landasan, yakni (1) landasan yuridis; (2) landasan empiris; dan (3) landasan teoretis. Landasan yuridis yang mendasari rancangan model ini adalah UU No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Semua landasan yuridis tersebut mengacu pada


(45)

169

standar-standar peraturan dan harapan akan pendidikan dan pembelajaran. Standar-standar tersebut kemudian menjurus pada pembelajaran berbicara dalam hal memberikan kritik yang menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA.

Landasan empiris yang mendasari rancangan model ini adalah bahwa ada kenyataan di lapangan yang memberikan ilustrasi bahwa harapan-harapan yang telah distandarkan belum mampu dikuasai siswa secara merata. Belum terpenuhinya harapan-harapan tersebut bukan hanya dalam lingkup kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi dasar berbicara, namun juga dalam lingkup pelaksanaan pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaannya itu sendiri, hingga pada proses penilaian. Lingkup-lingkup tersebut berkaitan dengan pemilihan model yang dilakukan guru untuk pembelajaran. Bukan hanya itu saja, mengacu pada landasan yuridis, pemilihan model ini harus betul-betul direncanakan guru agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan secara optimal. Leih jauh lagi, ternyata penggunaan model bukan hanya didasarkan pada pemilihan, tetapi bahwa guru harus mampu merancang dan mempersiapkan model agar pembelajaran berjalan optimal.

Landasan teoretis yang mendasari penyusunan rancangan model terdiri atas teori pemrosesan informasi, teori program acara Suara Anda, dan teori komunikasi interaksional. Pada dasarnya pemrosesan informasi mengacu pada peranan kognitif seseorang dalam mengolah suatu informasi. Pembelajaran berdasarkan pemrosesan informasi ini menekankan bahwa pembelajaran setidaknya memiliki empat komponen, yakni perhatian, persepsi, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Sementara itu, teori program acara Suara Anda mengacu pada prosedur program tersebut bahwa beberapa pilihan berita sangatlah penting sebagai sumber informasi dan penayangannya harus dilakukan semenarik mungkin. Adapun landasan teori komunikasi interaksional mengacu pada hubungan komunikasi yang bersifat dua arah, ada komunikan dan komunikator.


(46)

170

Dari landasan-landasan tersebut, akhirnya jadilah sebuah rancangan model pembelajaran yang dinamakan PIPASA-KI atau Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional. Rancangan ini disusun dalam format skenario pembelajaran. Syntaks dari model ini adalah adanya pemberian motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan/retensi, mengingat kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik. Berdasarkan penyusunan, validasi, dan pengujicobaan, jadilah sebuah model akhir pembelajaran PIPASA-KI yang tetap mengacu pada komponen pembelajaran berdasarkan pemrosesan informasi, prosedur pembelajaran yang mengacu pada program acara Suara Anda, serta bentuk komunikasi yang mengikuti pola komunikasi interaksional.

Ketiga, penggunaan atau penerapan model pembelajaran PIPASA-KI mengikuti skenario pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil diketahui bahwa penerapan model ini cukup meningkatkan motivasi siswa dalam beajar berbicara. Hal ini dibuktikan dengan penilaian yang tercantum dalam lembar observasi, baik observasi guru maupun observasi siswa yang menunjukkan respon baik, yakni 61,4% sangat baik dan 38,6% penilaian baik untuk guru dari observer 1; dan 92,3% sangat baik dan 7,7% penilaian baik untuk guru dari observer 2. Sementara itu, 66,7% penilaian sangat baik dan 33,3% penilaian baik untuk siswa dari observer 1 dan 85,7% sangat baik dan 14,3% baik untuk siswa dari observer 2.

Keempat, model pembelajaran PIPASA-KI mendapatkan tanggapan yang cukup baik, baik dari observer maupun dari siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan observer bahwa model ini mampu mendongkrak antusiasme siswa dalam pembelajaran. Selain hasil wawancara, yang menjadi bukti tanggapan observer ini adalah hasil observasi siswa yang telah diuraikan pada bagian kedua. Sementara itu, tanggapan tanggapan baik juga dikemukakan oleh siswa terhadap model PIPASA-KI ini. Hal ini tergambar dari hasil analisis angket yang menyatakan bahwa dari 15 pertanyaan positif terhadap model PIPASA-KI


(47)

171

diperoleh 40% jawaban sangat setuju, 45% jawaban setuju, 14% biasa, dan 1% tidak setuju.

Kelima, berdasarkan uji hipotesis dengan uji persyaratan terlebuh dahulu, diketahui bahwa model pembelajaran PIPASA-KI efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara. Hal ini terbukti dari pengujian hipotesis melalui uji t yang menunjukkan bahwa H0 ditolak karena thitung > ttabel (9,43 > 2,002). Hasil

perhitungan ini didasarkan pada hasil penilaian dan analisis kemampuan siswa yang sebelumnya dilakukan. Hasil penilaian dan analisis profil kemampuan siswa dalam berbicara antara sebelum dan sesudah diketahui mengalami peningkatan. Dalam hasil analisis kemampuan awal diketahui 10% masuk ke dalam kategori baik, 77% cukup, dan 13% kurang. Berdasarkan analisis profil, diperoleh simpulan bahwa kecenderungan siswa masih belum memiliki kemampuan yang baik dari berbagai aspek. Adapun beberapa siswa yang memiliki penilaian baik hanya beberapa orang saja dan jelas belum merata. Kekurangan dari aspek bahasa pada kemampuan awal ini cenderung kurang dalam hal penggunaan kosakata dan kalimat yang runtut. Masih banyak siswa yag menggunakan kosakata-kosakata tidak resmi (tidak baku) dan bahkan cenderung masih terdengar penggunaan bahasa-bahasa daerah. Aspek bahasa lainnya, siswa kurang menguasai masalah intonasi dan jeda. Sementara itu, untuk aspek isi dan pengorganisasian isi, siswa cenderung belum mampu berbicara secara sistematis dan cenderung menghakimi tanpa disertai alasan. Aspek performansi, kecenderungan siswa kurang percaya diri, terbukti dari tatapan mata yang tidak tegas dan gerak yang kadang mengganggu proses berbicara.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis kemampuan akhir siswa dalam berbicara, diketahui 46% siswa masuk ke dalam kategori sangat baik, 47% baik, dan 7% cukup. Dari hasil analisis profil kemampuan akhir siswa dalam berbicara, diperoleh simpulan bahwa pada umumnya siswa telah mampu meningkatkan kemampuannya dalam berbagai aspek. Dari segi bahasa, siswa telah mampu menggunakan kosakata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, dari


(48)

172

penggunaan kalimat, siswa telah mampu menggunakan kalimat yang sistematis. Mengenai aspek bahasa lainnya juga, siswa cenderung memperhatikan intonasi ketika berbicara. Begitu pula dari segi pengorganisasian isi, kecenderungan siswa telah berbicara dengan sistematis dan memperhatikan urutan-urutan dalam memberikan kritik. Dari aspek performansi, siswa telah terlihat lebih baik dibandingkan dengan pada saat tes kemampuan awal. Siswa lebih percaya diri dengan tatapan mata yang tegas, ekspresi yang mendukung, dan gerak yang wajar.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian yakni pengembangan Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa, penulis memberikan beberapa rekomendasi berkaitan penelitian ini. Adapun rekomendasi itu adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran akan efektif jika sebelumnya dilakukan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, para pengajar hendaknya melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Sebagai salah satu bentuk perencanaan, pengajar dapat mencoba menerapkan Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dengan terlebih dahulu menyiapkan materi atau bahan yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Karena pada dasarnya Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional berlandaskan pada pengetahuan siswa dalam memori, maka guru hendaknya memilih bahan-bahan yang dapat merangsang pengetahuan siswa.

2. Untuk mengefektifkan pembelajaran, diperlukan motivasi yang tinggi dari siswa. Oleh karena itulah, guru hendaknya menyiapkan media seperti dalam Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis


(49)

173

Komunikasi Interaksional agar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Untuk penelitian selanjutnya, karena berbagai keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian, penelitian dengan Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dapat dikaji dan bahkan dikembangkan ulang agar dapat menjadi model pembelajaran yang lebih efektif. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam hal pengembangan pemrosesan informasi dengan gaya lain; gaya program acara Suara Anda dengan model pembelajaran lain; maupun penggunaan basis lain. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran lainnya, baik pembelajaran berbicara dengan kompetensi berbeda, maupun keterampilan bahasa lain seperti menyimak dan menulis, atau bahkan dalam mata pelajaran lainnya.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. & Krathwol, D.R. (2010). A taxonomy for learning, teaching and assessing: a revision of bloom’s taxonomy of educational objectives (diterjemahkan oleh Agung Prihantoro dalam Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ardianto, E., dkk. (2009). Komunikasi massa. Bandung: Refika Offset.

Arsjad, M.G. & Mukti U.S. (1988). Pembinaan kemampuan berbicara bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

BSNP. (2006) Standar isi. Jakarta: BSNP.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, M.D. (1990). Model-model mengajar. Bandung: CV Diponegoro.

Depdiknas. (2007). Belajar dan berkarya: suatu tinjauan psikologi untuk Pengelola program akselerasi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Djiwandono, S. (2011). Tes bahasa: pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Effendi, I. (2006). Pengembangan model pembelajaran interaktif melalui simulasi master of ceremony untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas II SMK Negeri 2 Kota Cirebon tahun ajaran 2005/2006. Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fadillah, F.R. (2011). Analisis media, suara anda metroTV. [Online]. Tersedia: http://fikomunpad19.blogspot.com/2011/09/analisis-media-suara-anda-metrotv.html [28 Januari 2013]

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2008). How to design and evaluate research in education. New York: McGraw-Hill.

Iskandarwassid & Dadang S. (2008). Strategi pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

penggunaan kalimat, siswa telah mampu menggunakan kalimat yang sistematis. Mengenai aspek bahasa lainnya juga, siswa cenderung memperhatikan intonasi ketika berbicara. Begitu pula dari segi pengorganisasian isi, kecenderungan siswa telah berbicara dengan sistematis dan memperhatikan urutan-urutan dalam memberikan kritik. Dari aspek performansi, siswa telah terlihat lebih baik dibandingkan dengan pada saat tes kemampuan awal. Siswa lebih percaya diri dengan tatapan mata yang tegas, ekspresi yang mendukung, dan gerak yang wajar.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian yakni pengembangan Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa, penulis memberikan beberapa rekomendasi berkaitan penelitian ini. Adapun rekomendasi itu adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran akan efektif jika sebelumnya dilakukan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, para pengajar hendaknya melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Sebagai salah satu bentuk perencanaan, pengajar dapat mencoba menerapkan Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dengan terlebih dahulu menyiapkan materi atau bahan yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Karena pada dasarnya Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional berlandaskan pada pengetahuan siswa dalam memori, maka guru hendaknya memilih bahan-bahan yang dapat merangsang pengetahuan siswa.

2. Untuk mengefektifkan pembelajaran, diperlukan motivasi yang tinggi dari siswa. Oleh karena itulah, guru hendaknya menyiapkan media seperti dalam Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis


(2)

173

Komunikasi Interaksional agar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Untuk penelitian selanjutnya, karena berbagai keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian, penelitian dengan Model Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dapat dikaji dan bahkan dikembangkan ulang agar dapat menjadi model pembelajaran yang lebih efektif. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam hal pengembangan pemrosesan informasi dengan gaya lain; gaya program acara Suara Anda dengan model pembelajaran lain; maupun penggunaan basis lain. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran lainnya, baik pembelajaran berbicara dengan kompetensi berbeda, maupun keterampilan bahasa lain seperti menyimak dan menulis, atau bahkan dalam mata pelajaran lainnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. & Krathwol, D.R. (2010). A taxonomy for learning, teaching and assessing: a revision of bloom’s taxonomy of educational objectives (diterjemahkan oleh Agung Prihantoro dalam Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ardianto, E., dkk. (2009). Komunikasi massa. Bandung: Refika Offset.

Arsjad, M.G. & Mukti U.S. (1988). Pembinaan kemampuan berbicara bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta. BSNP. (2006) Standar isi. Jakarta: BSNP.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dahlan, M.D. (1990). Model-model mengajar. Bandung: CV Diponegoro.

Depdiknas. (2007). Belajar dan berkarya: suatu tinjauan psikologi untuk Pengelola program akselerasi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Djiwandono, S. (2011). Tes bahasa: pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Effendi, I. (2006). Pengembangan model pembelajaran interaktif melalui simulasi master of ceremony untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas II SMK Negeri 2 Kota Cirebon tahun ajaran 2005/2006. Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fadillah, F.R. (2011). Analisis media, suara anda metroTV. [Online]. Tersedia: http://fikomunpad19.blogspot.com/2011/09/analisis-media-suara-anda-metrotv.html [28 Januari 2013]

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2008). How to design and evaluate research in education. New York: McGraw-Hill.

Iskandarwassid & Dadang S. (2008). Strategi pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(4)

175

Jalaludin. (2011). Peningkatan kemampuan menulis melalui model pemrosesan informasi pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Caringin Kabupaten Garut. Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Joyce, B., dkk. (2009). Models of Teaching (diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia) edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Lambri, D. (2012). Kecenderungan kategori berita yang diangkat pada program

berita TV (analisis isi berita pada segmen “7 pilihan berita“ dalam program “suara anda“ di metro TV). Skripsi pada Universitas Bina Nusantara. Jakarta: Tidak diterbitkan. [Online]. Tersedia: http://thesis.binus.ac.id/Doc/ [28 Januari 2013]

Littlejohn, S.W. & Karen A. F. (2009). Teori komunikasi (theories of human communication) diterjemahkan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika.

Morissan, M.A. (2009). Manajemen media penyiaran: strategi mengelola radio & televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mudini & Purba, S. (2009). Pembelajaran berbicara. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa.

Muhammad, Mahathir. (2009). Laporan magang pada Universitas Mercu Buana. [Online]. Tersedia: www.slideshare.net/arthirebel/laporan-magang-graphic-metro-tv [3 November 2012]

Nadelia, F. (2008). Pendekatan pemrosesan informasi dalam pembelajaran menyimak. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Novianti, T. (2007). Pengaruh daya tarik tayangan berita suara anda di metro tv terhadap tindakan menonton berita. [Online]. Tersedia: http://eprints.umm.ac.id/12733/1/PENGARUH_DAYA_TARIK_TAYANG AN_BERITA_SUARA_ANDA_DIMETRO_TV_TERHADAP_TINDAKA N_MENONTON_BERITA_BAGIMASYARAKAT.pdf [29 Januari 2013] Nurgiyantoro, B. (2009). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra (edisi


(5)

Nurjamal, D., dkk. (2011). Terampil berbahasa. Bandung: Alfabeta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Rohim, S. (2009). Teori komunikasi: perspektif, ragam, & aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. (2010). Model-model pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saputro, J. (2012). Analisa program acara suara anda di metro tv. [Online]. http://johanajojo.blogspot.com/ 2012/04/analisa-program-acara-suara-anda-di.html [23 Januari 2013]

Schunk, D. H. (2012). Learning theories an educational perspective. (diterjemahkan oleh Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Somad, A.A., dkk. (2008). Aktif dan kreatif berbahasa Indonesia untuk kelas X SMA/MA. Bandung: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sukmadinata, N.S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Rosda. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta.


(6)

177

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: PT Refika Aditama.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: teori dan konsep dasar. Bandung: Rosda.

Tarigan, H.G. (2008). Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Utami, R. (2011). Efektivitas model pembelajaran pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan lokal teknologi informasi dan komunikasi (tik). Skripsi pada Program Studi Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wibowo, S.E. (2010). Kritik dan saran. [online]. Tersedia: http://babeheko.blogspot.com/2010/08/kritik-dan-saran.html [28 Januari 2013]

www.anneahira.com/suara-anda- - [Online, 29 Januari 2013]

Yasa, Y.D. (2010). Laporan Kerja Praktik. [Online]. Tersedia: http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-yaserdwiya-24311-1-unikom_y-1.pdf [20 November 2012]