Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa data hasil penelitian yang
sudah terkumpul dari sumber informasi penelitian. Kemudian peneliti melakukan interpretasi data dengan memilih dan memilah data, reduksi
dan display data 3.
Selanjutnya peneliti melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian teknik pengolahan
dan analisis data di akhir bab ini.
c. Penyusunan Laporan
Pada bagian ini peneliti membuat suatu laporan lengkap yang berisi hasil dari penelitian yang sudah dilakukan secara terperinci dan detail. Dimana data
– data yang berada di dalamnya telah diolah menggunakan berbagai macam
tekhnik pengolahan data. Adapun langkah
–langkah penelitian ini dapat juga dilihat dalam bagan prosedur penelitian dibawah ini :
Bagan 2.2 Prosedur Penelitian
Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan peneliti di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi baik berupa sumber-
sumber tertulis maupun berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di sanggar sebagai dokumen penting untuk pengolahan dan analisis data, yang selanjutnya
dilakukan penyusunan laporan penelitian. Burhan Bungin 2003: 42, menjelaskan metode pengumpulan data adalah “dengan cara apa dan bagaimana data yang
diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable
”. Mengenai pengumpulan data, Suharsimi Arikunto 2002:136, berpendapat
bahwa “metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Cara yang dimaksud adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
3.5.1 Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi Martini 1991 observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Menurut Kriyantono, observasi lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki Ardianto, 2010 : 179.
Peneliti melakukan penelitian dengan cara observasi untuk melengkapi data penelitian dan lebih memahami objek penelitian yang dilakukan. Observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati secara langsung dalam kegiatan pembelajaran tari. Dalam observasi yang dilakukan, peneliti ikut serta dalam
proses pembelajaran dengan terjun langsung ke lapangan, peneliti dapat mengetahui dan merasakan bagaimana proses dalam kegiatan pembelajaran tari
pada anak usia dini.
Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap
relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton dalam Poerwandari 1998 tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang- orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari
perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Menurut Patton dalam Poerwandari 1998 salah satu hal yang penting,
namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting
karena : a.
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian
sendiri kurang disadari. d.
Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka
dalam wawancara.Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan
pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
Observasi juga dilakukan untuk mengetahui keadaan sanggar baik secara fisik maupun hal-hal yang berada dalam sanggar. Mengetahui kegiatan sanggar
dan seluk beluk sanggar secara visual dan langsung melalui observasi. Data yang didapat lalu dikumpulkan dan ditulis menjadi sebuah catatan observasi untuk
menunjang data lain.
Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.5.2 Wawancara
Menurut Prabowo 1996 wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah
dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara. Menurut Patton dalam Poerwandari 1998 dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview
dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak
terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek check list apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.
Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung Patton dalam poerwandari, 1998
Kerlinger dalam Hasan 2000 menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tekhnik lain sudah tidak
dapat dilakukan. Menurut Yin 2003 disamping kekuatan, metode wawancara juga
memiliki kelemahan, yaitu :
Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a. Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunanya kurang baik. b.
Rentan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang
akurat. d.
Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.
Wawancara dilakukan pada pendiri sanggar, pengajar, orang tua peserta didik, dan peserta didik Sanggar Sekar Panggung. Wawancara yang dilakukan
untuk mengungkap permasalahan yang dibahas yang sifatnya mendalam antara lain :
a.
Wawancara pada pendiri sanggar
Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara terstruktur, meliputi Sejarah berdirinya Sanggar Sekar Panggung, Jumlah peserta didik, jumlah
dan pendidikan pengajar di Sanggar Sekar Panggung, fasilitas yang dimiliki sanggar, kegiatan sanggar mengikuti pasanggiriperlombaan, penghargaan,
dan faktor pendukung serta kendala yang dihadapi oleh sanggar selama proses pembelajaran tari.
b. Wawancara pada orang tua peserta didik
Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara terstruktur, meliputi Peran serta orang tua terhadap prestasi putraputrinya di bidang seni tari,
daerah asal peserta didik, serta alasan mengikuti pembelajaran tari di sanggar sekar panggung, dan tanggapan orang tua mengenai strategi dan metode
pembelajaran yang dilaksanakan di sanggar.
c. Wawancara pada peserta didik
Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara tak berstruktur dengan maksud untuk menggali jawaban dari peserta didik yang masih usia
dini, meliputi hubungan peserta didik dengan peserta didik lainnya, minat mereka belajar di sanggar sekar panggung, dan respons mereka peserta
didik terhadap strategi dan metode pembelajaran.
Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.5.3 Studi Dokumentasi
Suharsimi Arikunto 2002: 206 metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda dan sebagainya. Hadari Nawawi 2005: 133 menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan
tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.
Goba dan Lincholn dalam Maleong 1990: 161 menyatakan bahwa teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang berupa pertanyaan tertulis
yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa seperti sumber tertulis, film, data. Teknik dokumentasi ini dilaksanakan
untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang belum ada, yang belum diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran tari berupa
daftar peserta didik dan foto - foto proses pembelajaran tari di Sanggar Sekar panggung.
3.6 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
Arikunto, Suharsimi. 1998: 236 menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah
“pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan
pendekatan penelitian atau desain yang diambil.Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data
”. Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk
proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan Marshall dan Rossman
dalam Kabalmay, 2002, diantaranya :
Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam indepth inteviwer, dimana data tersebut direkam dengan tape
recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara
verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa
yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam
mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang
relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.
Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti
dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan
dinamika yang terjadi pada subjek.
3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya
Fitri Chintia Dewi, 2013 Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Di Sanggar Sekar Panggung Metro Mall Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternative penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu
ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan
dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
4. Menulis Hasil Penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang
dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian
berdasarkan observasi dengan subjek dan wawancara mendalam. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek, dibaca berulang kali sehinggga penulis
mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan
interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
3.7 Verifikasi Keabsahan Data