Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan semakin berkembangnya pelaku ekonomi mengakibatkan penggunaan kebutuhan terhadap uang akan semakin meningkat, transaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan dana sering dilakukan, tetapi hal itu tidak hanya dapat dilakukan dengan pertemuan secara langsung, kehadiran pihak perantara menjadi suatu hal yang penting. Perantara dalam kegiatan ekonomi itu sering disebut lembaga keuangan. Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu : bank dan bukan bank. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain. Sedangkan bukan bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat. Thomas Suyatno, 1997:1 Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediary antara pihak-pihak yang memiliki dana surplus unit dengan pihak-pihak yang memerlukan dana deficit unit serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini adalah dalam pemberian kredit. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan commit to user 2 sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Dalam kegiatan transaksi dengan nasabahnya bank selalu memperhatikan aspek kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat terhadap bank dan juga sebaliknya kepercayaan bank terhadap masyarakat, maka bank tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian hal yang berperan penting dalam mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan adalah tingkat kesehatan bank. Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank. Penilaian tingkat kesehatan bank sangat diperlukan sebagai tolok ukur bagi manajemen bank menilai apakah pengelolaan bank telah sejalan dengan prinsip Prudential Banking, yaitu prinsip kehati-hatian. commit to user 3 Penilaian kesehatan bank adalah penilaian tentang kondisi dan perkembangan suatu bank yang meliputi permodalan, kualitas aktiva produktif, kualitas manajemen, rentabilitas dan likuiditas dengan menggunakan rasio-rasio yang telah ditentukan nilai dan bobotnya masing- masing. Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati- hatian Prudential Banking dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menetapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Totok Budi Santoso,2006:52 Pemerintah menegaskan pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank yang dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank juga mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja BPR yang tertuang dalam SK DIR BI No.3012KEPDIR1997 tanggal 30 April 1997 yang didasarkan pada lima indikator penilaian yaitu: Capital, Assets, Management, Earning dan Liquidity CAMEL. Pada metode CAMEL ada batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah tentang seberapa besar prosentase commit to user 4 kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan bank tersebut untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahayakan atau merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun adalah salah satu badan usaha milik pemerintah kota Madiun yang usahanya bergerak dibidang jasa perbankan, yang melayani kalangan usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan adanya pemberian pinjaman kredit tersebut diharapkan masyarakat ekonomi menengah dapat memanfaatkanya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan usahanya sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat. Tujuan PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun adalah untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang dan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian, yaitu: Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut commit to user 5 menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun.”

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Masyarakat Pada Bank Perkreditan Rakyat (Studi Kasus : BPR Guna Rakyat Di Kota Lubuk Pakam).

3 68 68

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Syariah (Studi Kasus Bank Syariah di Kota Lhokseumawe)

13 192 92

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah terhadap pelayanan Bank studi kasus Bank BNI di Kota Bogor

0 5 111

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

0 0 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

0 1 20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERMINTAAN KREDIT PADA PD. BPR BANK PASAR SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada Pd. Bpr Bank Pasar Sukoharjo.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada Pd. Bpr Bank Pasar Sukoharjo.

0 1 5

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015).

0 1 158

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013 2015)

1 19 156

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA

0 1 15