FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun)
commit to user
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KESEHATAN BANK
(Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
SRI LESTARI
NIM. F1107021
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
commit to user
(3)
commit to user
(4)
commit to user
v
MOTTO
Tidak ada yang lebih utama sesudah pekerjaan fardhu, selain menuntut ilmu pengetahuan dan
agama.
(HR . Asy Safi’i )
Berpedomanlah bahwa orang lain bisa mengapa kita tIdak, orang lain berani mengapa kita takut, orang lain sukses mengapa kita gagal.
( A. Masrur dan B. Marhijanto)
Sukses adalah perjalanan bukan tujuan akhir..
( Ben Sweetland)
Pelajarilah ilmu. Barangsiapa mempelajarinya karena Allah, itu taqwa. Menuntutnya, itu ibadah. Mengulang-ulangnya, itu tasbih. Membahasnya, itu jihad. Mengajarkannya kepada orang yang
tidak tahu, itu sedekah. Memberikannya kepada ahlinya, Itu mendekatkan diri kepada Tuhan. (Abusy Syaikh Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil Barr, Ilya Al-Ghozali, 1986)
(5)
commit to user
vi
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan dan doa.
2. Kakak dan Adekku tersayang yang selalu memberikan semangat dan doa.
3. Someone yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
4. Temen-temenku Andri House 5. Sahabat-sahabatku EP FE UNS 07.
(6)
commit to user
vii
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun).”
Skripsi ini disusun dengan maksud guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat hal yang kurang sempurna, penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Supriyono, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Sutanto, MSi selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Dra. Endang Widowati, Msi dan Bapak Dr. A.M Soesilo, M. S selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang sangat berguna bagi penulis.
5. Bapak, Ibu dan semua keluarga besar tercinta atas kasih sayang, dorongan, semangat dan doanya.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
(7)
commit to user
viii
7. Semua staf PD BPR Bank Daerah Kota Madiun yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Temen-temenku Andri House untuk semua kenangan yang indah sekali. 9. Seluruh teman-teman Fakultas Ekonomi yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna karena kurangnya pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan terbuka penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun.
Surakarta, Juni 2011 Penulis
Sri Lestari
(8)
commit to user
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAKSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perbankan ... 7
1. Pengertian Bank ... 7
2. Peranan dan Fungsi Bank ... 8
B. Badan Perkreditan Rakyat ... 10
1. Pengertian BPR ... 10
2. Kegiatan dan Larangan BPR ... 11
3. Bentuk Hukum dan Alokasi Kredit BPR ... 12
(9)
commit to user
x
D. Tingkat Kesehatan Bank ……… 14
E. Analisis Camel ……… 16
F. Penelitian Terdahulu ... 19
G. Kerangka Pemikiran ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 23
B. Jenis dan Sumber Data ... 23
C. Definisi Operasional Variabel ... 25
D. Metode Analisis Data ... 27
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 36
1. Dasar Pendirian Perusahaan ………. 36
2. Gambaran Umum ………. 37
3. Visi dan Misi ……… 38
4. Dasar Hukum ……… 38
5. Struktur Organisasi ………... 39
6. Uraian Jabatan ……….. 40
B. Analisis Data ... 47
C. Pembahasan ... 89
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA
(10)
commit to user
xi LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
(11)
commit to user
xii
3.1 Bobot Nilai Kredit Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan ... 29
3.2 Bobot Nilai Kredit Rasio PPAPYD ……… 29
3.3 Bobot Nilai Kredit Kualitas Aktiva Produktif ... 30
3.4 Bobot Nilai Kredit Faktor Manajemen ... 31
3.5 Bobot Nilai Kredit Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ... 32
3.6 Bobot Nilai Kredit Rasio Alat Likiuid Terhadap Hutang Lancar ... 33
3.7 Bobot Nilai Kredit Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima ………. 34
3.8 Kategori Tingkat Kesehatan Bank ... 34
4.1 Perhitungan Rata-Rata Rasio Modal Tahun 2007 ... 48
4.2 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2007 ... 50
4.3 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tahun 2007 . 52 4.4 Perhitungan Rasio Manajemen Tahun 2007 ... 54
4.5 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2007 ... 55
4.6 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2007 ……… 58
4.7 Perhitungan Jumlah Dana Yang Diterima Tahun 2007 ………... 59
4.8 Perhitungan Faktor LDR Tahun 2007 ……….. 60
4.9 Perhitungan Rata-Rata Rasio Modal Tahun 2008 ... 62
4.10 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2008 ... 64
4.11 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tahun 2008 . 66 4.12 Perhitungan Rasio Manajemen Tahun 2008 ... 68
(12)
commit to user
xiii
4.14 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2008 ……… 72
4.15 Perhitungan Jumlah Dana Yang Diterima Tahun 2008 ………... 73
4.16 Perhitungan Faktor LDR Tahun 2008 ……….. 73
4.17 Perhitungan Rata-Rata Rasio Modal Tahun 2009 ... 75
4.18 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009 ... 77
4.19 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tahun 2009 . 79 4.20 Perhitungan Rasio Manajemen Tahun 2009 ... 81
4.21 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2009 ... 82
4.22 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2009 ……… 85
4.23 Perhitungan Jumlah Dana Yang Diterima Tahun 2009 ………... 86
4.24 Perhitungan Faktor LDR Tahun 2009 ……….. 87
4.25 Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ………. 89
4.26 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ……….. 92
(13)
commit to user
xiv
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ... 22 2.2 Struktur Organisasi PD BPR Bank Daerah Kota Madiun ... 39
(14)
commit to user ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEHATAN BANK
(Studi kasus di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun) Sri Lestari
F1107021 ABSTRACTS
This study aims to determine the soundness of the bank at PD BPR Bank Daerah Kota Madiun in 2007-2009. The formulation of the problem to be studied is how the health condition of the PD BPR Bank Daerah Kota Madiun, including in the category of healthy, quite healthy, less healthy, or unhealthy when viewed with the CAMEL method.
In this study, using CAMEL analysis method is a method used to determine the soundness of banks. The data that is needed is a general overview, the balance sheet, income statement PD BPR Bank Daerah Kota Madiun and questionnaires for the assessment of management factors. Data collection techniques that is by documentation, interviews, literature. Analysis of data using quantitative analysis method CAMEL.
The results obtained in this study five CAMEL factors are all healthy predicate. Thus the hypothesis in this study, suspected health predicate PD BPR Bank Daerah Kota Madiun is healthy attested.
Advice given to the progress of PD BPR Bank Daerah Kota Madiun Given the purpose of which is the establishment of the PD BPR Bank Daerah Kota Madiun is to help increase weak economy activities, should the provisions regarding lending policies more geared to the interests of traders, businessmen, and employees who enter on weak economic ranking with the software requirements can be met by possible so that their business potential debtors more productive. And in the face of competition in the banking world is very tight, PD BPR Bank Daerah Kota Madiun should build trust to the public. The steps taken is to increase the company's ability to maintain liquidity remains adequate, participate in the government's deposit insurance program, and provide and maintain a good service to customers
(15)
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan semakin berkembangnya pelaku ekonomi mengakibatkan penggunaan kebutuhan terhadap uang akan semakin meningkat, transaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan dana sering dilakukan, tetapi hal itu tidak hanya dapat dilakukan dengan pertemuan secara langsung, kehadiran pihak perantara menjadi suatu hal yang penting. Perantara dalam kegiatan ekonomi itu sering disebut lembaga keuangan. Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu : bank dan bukan bank. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain. Sedangkan bukan bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat. (Thomas Suyatno, 1997:1)
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini adalah dalam pemberian kredit. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan
(16)
commit to user
sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan.
Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.
Dalam kegiatan transaksi dengan nasabahnya bank selalu memperhatikan aspek kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat terhadap bank dan juga sebaliknya kepercayaan bank terhadap masyarakat, maka bank tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian hal yang berperan penting dalam mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan adalah tingkat kesehatan bank.
Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank. Penilaian tingkat kesehatan bank sangat diperlukan sebagai tolok ukur bagi manajemen bank menilai apakah pengelolaan bank telah sejalan dengan prinsip Prudential Banking, yaitu prinsip kehati-hatian.
(17)
commit to user
Penilaian kesehatan bank adalah penilaian tentang kondisi dan perkembangan suatu bank yang meliputi permodalan, kualitas aktiva produktif, kualitas manajemen, rentabilitas dan likuiditas dengan menggunakan rasio-rasio yang telah ditentukan nilai dan bobotnya masing-masing. Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menetapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. (Totok Budi Santoso,2006:52)
Pemerintah menegaskan pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank yang dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank juga mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja BPR yang tertuang dalam SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/1997 tanggal 30 April 1997 yang didasarkan pada lima indikator penilaian yaitu: Capital, Assets, Management, Earning
dan Liquidity (CAMEL). Pada metode CAMEL ada batasan-batasan yang
(18)
commit to user
kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan bank tersebut untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahayakan atau merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.
PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun adalah salah satu badan usaha milik pemerintah kota Madiun yang usahanya bergerak dibidang jasa perbankan, yang melayani kalangan usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan adanya pemberian pinjaman kredit tersebut diharapkan masyarakat ekonomi menengah dapat memanfaatkanya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan usahanya sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat.
Tujuan PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun adalah untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang dan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank.
Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk
mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian, yaitu: Capital, Assets, Management,
(19)
commit to user
menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun).”
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas di dalam rencana penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah kondisi tingkat kesehatan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun, termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat apabila dilihat dengan metode CAMEL?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui kondisi tingkat kesehatan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun menurut penilaian CAMEL.
(20)
commit to user
E. Manfaat Penelitian
Dari pembahasan permasalahan diatas, diharapkan rencana penelitian ini akan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain:
1. Bagi BPR Bank Daerah Kota Madiun
a. Sebagai tolok ukur menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank dimasa yang akan datang.
b. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan ketentuan yang berlaku.
2. Bagi Penulis
a. Dapat menambah wawasan penulis dibidang analisis perbankan. b. Dapat menambah wawasan penulis tentang penilaian kesehatan bank. 3. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bisa dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti yang akan melakukan penelitian dalam bidang atau masalah yang sama.
(21)
commit to user
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbankan
1. Pengertian Bank
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Jika di tinjau dari asal mula terjadinya bank, maka pengertian bank adalah meja atau tempat untuk menukarkan uang.
Seiring dengan perkembangan bank, definisi bank dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian bank:
a. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit. (Suyatno, 1996:1)
c. Bank adalah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkanya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana
(22)
commit to user
(deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak (Taswan, 6,2010)
d. Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, pengertian bank telah mengalami evolusi sesuai dengan perkembanganya itu sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit ke masyarakat, dan memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
2. Peranan dan Fungsi Bank
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem keuangan yaitu: (Totok Budi Santoso,2006:11)
a. Pengalihan Asset (Asset Transmutation)
Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari
(23)
commit to user
pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai keinginan pemilik dana.
b. Transaksi (Transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa.
c. Likuiditas (Liquidyty)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.
d. Efisiensi (Efficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanannya.
Dalam bukunya Totok Budi Santoso, 2006:9 dijelaskan secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank antara lain:
a. Agent of trust
Dasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
(24)
commit to user
b. Agent of development
Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa mengingat semua kegiatan tersebut berkaitan dengan penggunaan uang, maka kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
B. Badan Perkreditan Rakyat (BPR)
1. Pengertian BPR
Bank Perkreditan Rakyat menurut UU No.10 Tahun 1998, yaitu adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
(25)
commit to user
2. Kegiatan dan Larangan Usaha Badan Perkreditan Rakyat
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah: (Totok Budi Santoso, 2000:51)
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
Sedangkan kegiatan- kegiatan yang dilarang bagi BPR adalah sebagai berikut:
a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. c. Melakukan penyertaan modal
d. Melakukan usaha perasuransian.
e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas.
Berdasarkan kegiatan usaha dan larangan-larangannya, maka Bank Perkreditan Rakyat secara umum mempunyai kegiatan yang lebih terbatas dibandingkan Bank Umum.
(26)
commit to user
3. Bentuk Hukum dan Alokasi Kredit Badan Perkreditan Rakyat Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat Berupa: a. Perusahaan Daerah
b. Koperasi
c. Perseroan Terbatas
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu :
a. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
b. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
c. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota
(27)
commit to user
direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan- perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
C. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yaitu laporan semua kegiatan keuangan selama periode tertentu. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini, pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: a. Neraca
b. Laporan rugi laba
(28)
commit to user
d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
D. Tingkat Kesehatan Bank
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Kesehatan Bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menetapkan aturan tentang kesehatan bank.
Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan
(29)
commit to user
berhubungan dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang benar-benar sehat. Penilaian tingkat kesehatan bank adalah merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam kurun waktu berdasarkan faktor-faktor yang telah ditentukan, yang dapat dianalisis dari laporan keuangan bank meliputi neraca dan laporan laba rugi serta keadaan manajemen secara utuh.
Berdasarkan UU NO.7 tahun 1992 dalam bukunya Totok Budi Santoso (2000:33) tentang perbankan, dijelaskan bahwa apabila dalam suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya maka, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:
a. Pemegang saham menambah modal.
b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan / atau Direksi bank. c. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan syariah
yang macet.
d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.
e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban.
f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain.
g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada bank atau pihak lain.
Metode CAMEL berisikan langkah-langkah perhitungan tingkat kesehatan suatu bank umum sebagai berikut (Dendawijaya, 2003) :
(30)
commit to user
Langkah II : Menghitung besarnya nilai kredit (credit point) untuk masing-masing komponen CAMEL
Langkah III : Mengalikan nilai kredit (credit point) tersebut dengan bobot bagi masing-masing komponen CAMEL.
Langkah IV : Menjumlahkan seluruh nilai komponen CAMEL. Langkah VI : Menetapkan kategori kesehatan bank yang bersangkutan
5. Analisi Camel
Sebagaimana layaknya manusia, bank sebagai perusahaan perlu juga dinilai kesehatannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin sakit. Dari penilaian kesehatan bank ini pada akhirnya akan diketahui kinerja bank tersebut.
Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Sesuai SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR dan SE BI No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian kesehatan BPR, faktor-faktor dan komponen CAMEL yang dinilai sebagai berikut :
a. Capital Adequency (Penilaian Terhadap Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah struktur permodalan yang ada di bank tersebut dalam operasi kegiatannya sehari-hari. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah
(31)
commit to user
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
b. Assets Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif)
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan. Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank, yaitu dengan cara membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian perbandingan penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat pada neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
c. Management (Aspek Kualitas Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu: a. Manajemen umum
b. Manajemen Resiko
Dalam hal manajemen, manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko. Daftar 25 pertanyaaan atau pernyataan tersebut telah dicantumkan pada lampiran.
(32)
commit to user
d. Earnings (Aspek Rentabilitas)
Rentabilitas adalah kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap periode atau tahun meningkat dengan baik atau tetap atau sebaliknya turun. Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan dengan: 1. Perbandingan laba terhadap total asset (ROA).
2. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).
e. Liquidyty (Aspek Likuiditas)
Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar. Pada aspek likuiditas ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:
1. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio) 2. Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank (LDR)
(33)
commit to user
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang kesehatan bank diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Agustin Dwi Hatuti dan Kussudyarsono
Agustin dan Kussudyarono (2007) menganalisis tingkat kesehatan pada PD BPR BKK Sragen tahun 2003-2005 dengan menggunakan rasio CAMEL. CAMEL terdiri dari modal, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesehatan bank pada PD BPR BKK Sragen Kota dari tahun 2003 sampai 2005 sebesar 97,2%. Ini menunjukkan bahwa kesehatan PD BPR BKK Sragen Kota dalam kategori sehat.
2. Venny Lestari
Venny (2008) menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR, KAP, ROA, BOPO, dan LDR. Hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri jika dilihat dari kelima aspek CAMEL tersebut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri masing-masing mendapatkan predikat sehat.
3. Wiriyanto Wahyuana
Wiriyanto (2005) mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan BUMN pada sektor perbankan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel CAR, KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, dan LDR. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Bank BNI secara umum memiliki
(34)
commit to user
tingkat rasio keuangan yang lebih rendah dibanding bank-bank yang lain yaitu Bank BRI dan Bank Mandiri. Berdasar uji tingkat kesehatan perbankan dengan model CAMEL diperoleh bahwa Bank BNI dimasukkan dalam kategori kurang sehat sedangkan Bank BRI dan Bank Mandiri termasuk dalam kategori sehat.
Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut terdapat perbedaan hasil analisis dimana Dayu (2008) menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat kesehatan Bank Mandiri dengan Bank BRI dilihat dari aspek BOPO sedangkan Venny (2008) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI dan Bank Mandiri baik dilihat dari aspek CAR, KAP, ROA, BOPO, maupun LDR. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kembali penelitian mengenai tingkat kesehatan bank pemerintah dengan metode CAMEL. Penelitian ini merupakan replikasi pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Venny (2008). Penelitian ini menganalisis tingkat kesehatan bank pemerintah dengan metode CAMEL yang menggunakan rasio CAR, NPL, KAP, ROA, BOPO dan LDR. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kesehatan antara Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri.
H. Kerangka Pemikiran
Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan maksud untuk menilai sejauh mana kelayakan usaha dan kelangsungan hidup BPR. Pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank ini ditegaskan dalam UU No. 10
(35)
commit to user
Tahun 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Adapun analisis tingkat kesehatan bank itu sendiri dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR/97 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB/97 tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, yaitu dengan cara menilai faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas atau yang disebut CAMEL. Penilaian tingkat kesehatan itu sendiri didasarkan pada ketentuan perhitungan rasio atas berbagai faktor dan komponen yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Rasio yang diperoleh dari hasil penilaian faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi kredit 0 sampai dengan 100. Nilai kredit yang diperoleh dari hasil kuantifikasi digunakan untuk menentukan predikat kesehatan dari BPR yang meliputi sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
(36)
22
GAMBAR 2.1
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR SE BI No.30/2/UPPB Laporan
Keuangan
Aspek CAMEL
Permodalan (Capital)
Manajemen (Management)
PD BPR Bank Daerah Kota Madiun
Predikat Tingkat Kesehatan Bank Sehat,Cukup Sehat, Kurang Sehat, Tidak Sehat
KAP (Asset)
Rentabilitas (Earnings)
Likuiditas (Liquidity)
Rasio CAR
Rasio KAP Rasio PPAP Manaj. Umum Manaj. Resiko
Rasio ROA Rasio BOPO
Cash Ratio LDR
(37)
commit to user
23 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus, studi kasus merupakan penelitian dilakukan didasarkan pada suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu objek.
Penelitian yang dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari tahun 2007 sampai 2009. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun dengan menggunakan metode CAMEL.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Kualitatif
Yaitu data yang berisikan gambaran umum PD BPR Bank Daerah Kota Madiun.
b. Data Kuantitatif
Yaitu data laporan keuangan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.
(38)
commit to user
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan berbentuk dokumen yaitu berbentuk neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2007-2009.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder sebagai pendukung data primer. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan pada PD. BPR Bank Daerah kota Madiun, untuk mengetahui aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditasnya.
b. Metode Wawancara
Metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan pada PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun.
c. Metode Kepustakaan
Metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku, referensi, laporan-laporan, peraturan-peraturan, catatan-catatan kuliah, jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas
(39)
commit to user
dalam tugas akhir ini. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan terutama dalam pembahasan dan untuk membandingkan dengan permasalahan yang sebenarnya sehingga penulis memiliki landasan teori yang cukup kuat dalam menarik kesimpulan.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan Bank
Adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
b. Metode CAMEL
Tahap pertama dengan cara mengkuantitatifkan komponen-komponen yang ada dalam faktor dimaksud. Faktor dan komponen tersebut diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (Reward System) yang dinyatakan dengan angka 0 sampai 100. Hasil penelitian atas bobot komponen dan factor dapat dikurangi dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. (Taswan, 2010:509)
(40)
commit to user
a. Capital Adequency (Permodalan)
Adalah kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh suatu bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital Adequency Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang.
b. Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Adalah penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga dan
penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan.Faktor ini digunakan untuk rasio-rasio kualitas aktiva.
c. Management ( Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
1. Manajemen umum 2. Manajemen Resiko
Dalam hal manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko.
(41)
commit to user
d. Earning (Rentabilitas)
Adalah kemampuan bank untuk memperoleh laba. Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Untuk Penilaian Rentabilitas dilakukan terhadap dua rasio yaitu: ROA (Return On Asset Rasio) dan rasio BOPO.
e. Liquidity (Likuiditas)
Adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar. Penilaian terhadap faktor likuiditas ini dilakukan dengan dua rasio, yaitu Cash Ratio dan Loan to Deposit.
D. Metode Analisis Data
Adapun teknik dan langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan BPR Bank Daerah Madiun adalah sebagai berikut: Menghitung dengan menggunakan Metode CAMEL. Sesuai dengan surat keputusan direksi bank Indonesia nomor 30/11/KEP/DIR tanggal 30 april 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum dan BPR. Untuk menilai kesehatan BPR, pada dasarnya menggunakan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dilakukan terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Yang selanjutnya faktor tersebut disingkat menjadi CAMEL (Taswan: 2010:509)
(42)
commit to user
a. Capital (Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
% 100 (ATMR)
Resiko X
rut imbangMenu AktivaTert
Modal Jumlah
CAR=
b. Asset Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif)
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu:
1. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total Aktiva Produktif (Rasio KAP)
% 100 Produktif
asikan Diklasifik Yang
Produktif
KAP X
Aktiva Aktiva
Rasio =
Kualitas Aktiva Produktif merupakan alokasi dari dana yang telah berhasil dihimpun dalam berbagai bentuk aktiva.
(43)
commit to user Tabel 3.1
Bobot nilai kredit dan predikat kesehatan aktiva produktif yang diklasifikasikan Bobot (a) Rasio (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat 25% 7,50 s/d <10,35 81 s/d 100 20,25 s/d 25,00 Sehat
10,35 s/d <12,60 66 s/d <81 16,50 s/d <20,25
Cukup Sehat 12,60 s/d <14,85 51 s/d <66 12,75 s/d <16,50
Kurang Sehat 14,85 s/d <22,50 0 s/d <51 0,00 s/d <12,75
Tidak Sehat Sumber: Taswan, 2010:513
2. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva yang wajib Dibentuk (Rasio PPAP)
% 100 Bank Dibentuk Wajib Yang PPAP Bank Dibentuk Yang
PPAP PPAP X
Rasio =
Tabel 3.2
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAPYD
Bobot (a) Rasio (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat
5% 81 s/d 100 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat
66 s/d <81 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05
Cukup Sehat 51 s/d <66 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30
Kurang Sehat 0 s/d <51 0 s/d <51 0,00 s/d <2,55
Tidak Sehat Sumber: Taswan, 2010:513
(44)
commit to user Tabel 3.3
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif
Bobot (a)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen
(c=axb)
Predikat
30% 81 s/d 100 24,30 s/d 30,00 Sehat
66 s/d <81 19,80 s/d <24,30 Cukup Sehat 51 s/d <66 15,30 s/d <19,80 Kurang Sehat 0 s/d <51 0 s/d <15,30 Tidak Sehat Sumber:Taswan, 2010:513
c. Management (Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
1. Manajemen Umum 2. Manajemen Resiko
Dalam hal manajemen, manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemn resiko. Daftar 25 pertanyaaan atau pernyataan tersebut telah dicantumkan pada lampiran.
Skala penilaian untuk setiap pertanyaan atau pernyataan ditetapkan antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria:
1. Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah 2. Nilai1,2,3 mencerminkan kondisi antara
(45)
commit to user Tabel 3.4
Bobot nilai kredit dan predikat kesehatan faktor manajemen
Bobot (a)
Nilai Kredit Faktor
(b)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen
(d=axc)
Predikat 20% 81 s/d 100 81 s/d 100 16,20 s/d 20,00 Sehat
66 s/d <81 66 s/d <81 13,20 s/d <16,20
Cukup Sehat 51 s/d <66 51 s/d <66 10,20 s/d <13,20
Kurang Sehat 0 s/d <51 0 s/d <51 0,00 s/d <10,20
Tidak Sehat Sumber: Taswan, 2010:516
d. Earning (Rentabilitas)
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi 2, yaitu: 1. ROA
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(46)
commit to user % 100 Pajak Sebelum Laba ROA X Aktiva Total =
2. BOPO
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank sebagai berikut
% 100 Aktiva Pajak Sebelum Laba BOPO X Total = Tabel 3.5
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional Bobot (a) Rasio BOPO (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat 5% 92,00 s/d <93,52 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat
93,52 s/d <94,72 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05
Cukup Sehat 94,72 s/d <95,92 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30
Kurang Sehat 95,92 s/d <100,00 0 s/d <51 0,00 s/d <2,55
Tidak Sehat Sumber: Taswan, 2010:518
e. Liquidity (Likuiditas)
Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar. Penilaian didasarkan kepada dua macam rasio yaitu:
(47)
commit to user
1. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)
Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayara kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. % 100 Aktiva Hutang Lancar Aktiva Ratio
Cash = X
Tabel 3.6
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar
Bobot (a) Rasio (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat 5% 4,05 s/d <5,00 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat
3,30 s/d <4,05 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05
Cukup Sehat 2,55 s/d <3,30 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30
Kurang Sehat 0 s/d <2,55 0 s/d <51 0,00 s/d <2,55
Tidak Sehat Sumber: Taswan, 2010:519
2. Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank (LDR)
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
% 100 Diberikan Yang Dana Jumlah Diberikan Yang Kredit Jumlah
(48)
commit to user
Untuk mengetahui kemampuan bank membayar kembali kewajiban kepada nasabahnya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.
Tabel 3.7
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima
Bobot (a) Rasio (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat
5% 89,00 s/d <93,75
81 s/d
100 4,05 s/d 5,00 Sehat 93,75 s/d <97,50
66 s/d
<81 3,30 s/d <4,05
Cukup Sehat 97,50 s/d <101,25
51 s/d
<66 2,55 s/d <3,30
Kurang Sehat 101,25 s/d <115,00
0 s/d
<51 0,00 s/d <2,55
Tidak Sehat Sumber: taswan, 2010: 519
c. Intrepretasi Pemecahan Masalah
Intrepretasi Pemecahan masalah disini menjelaskan tentang kriteria dan bobot dari faktor CAMEL dan kategori tingkat kesehatan bank.
Tabel 3.8
Kategori Tingkat Kesehatan Bank
Sumber: Dendawijaya, 2005:150
Nilai Kredit Camel Predikat
81-100 Sehat
66-<81 Cukup Sehat
51-<66 Kurang Sehat
(49)
commit to user
Secara ringkas faktor-faktor CAMEL yang dinilai dan bobotnya adalah sebagai berikut menurut SK DIR BI no 30/12/KEP DIR tanggal 30 april 2007:
Faktor Yang Dinilai Komponen yang dinilai Bobot
1. Modal Rasio/Modal/terhadap/ATMR 30%
2. Kualitas Aktiva Produktif
a. Rasio aktiva prduktif terhadap total aktiva produktif
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk terhadap Penyisihan Aktiva Prouktif yang wajib dibentuk
25% 5%
30%
3. Manajemen a. Manajemen Umum
b. Manajemen Resiko
10% 10% 4. Rentabilitas a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha
b. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
5% 5% 5. Likuiditas a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima
5% 5%
(50)
commit to user
36 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Dasar Pendirian PD BPR Bank Daerah Madiun
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kota Madiun didirikan dengan landasan hukum peraturan daerah Nomor 16 Tahun 1981 dan secara operasional bergerak dibidang perbankan setelah mendapat ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Surat Keterangan Melanjutkan Usaha Nomor: S.088/MK/1984 tanggal 25 Februari 1984 .
Selanjutnya sebagai tindak lanjut instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1994 tentang pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 4 Tahun 1993 tentang perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun yang disahkan dengan dengan keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Timur Nomor 278/P Tahun 1997 tanggal 20 Mei 1997 dan pada tanggal 20 Oktober 1997 telah terbit keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :Kep 552/KM.17/1997 tentang persetujuan perubahan nama Perusahaan Daerah Bank Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun.
Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2004 tanggal 16 April 2004 merupakan penyempurnaan dari Perda sebelumnya menjadi Daerah Bank
(51)
commit to user
Perkreditan Rakyat Bank Pasar Madiun, hingga sekarang dengan segala perkembangannya.
Berdasarkan surat keputusan dari Bank Indonesia No 12/25/DKBU/Kd tentang penetapan penggunaan izi usaha yang dimiliki BPR dengan nama yang baru dan berdasarkan surat keputusan pemimpin Bank Indonesia No 12/1/SK. PBI/DKBU/Kd/2010 tentang penetapan penggunaan izin usaha karena perubahan nama PD BPR Bank Pasar Kota Madiun menjadi PD BPR Bank Daerah Kota Madiun per 18 Januari 2010.
2. Gambaran Umum PD BPR Bank Daerah Madiun
PD. BPR kota Madiun adalah salah satu Badan Usaha Milik Pemerintah Kota Madiun yang usahanya bergerak dibidang Jasa Perbankan, yang melayani kalangan usaha Mikro, Kecil dan menengah merupakan Lembaga Keuangan yang sangat efektif dalam mendorong pergerakan perekonomian di Kota Madiun dan sekitarnya serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
Untuk mempertahankan keberadaan PD. BPR Bank Daerah Madiun dalam menghadapi persaingan yang semakin global serta tantangan dan perkembangan kedepan maka terus berusaha untuk membenahi dan meningkatkan kinerja serta kwalitas sumber daya manusia yang handal, informasi teknologi yang memadai sehingga mampu meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Volume usaha BPR Bank Daerah Madiun dari tahun ke tahun yang semakin meningkat menunjukkan bahwa BPR itu mempunyai prospek yang sangat baik dimasa yang akan datang.
(52)
commit to user
Peningkatan usaha tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah simpanan dana masyarakat yang dihimpun, dan disalurkan kepada masyarakat. Sedangkan peningkatan laba dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penempatan dana pada penyaluran kredit. Namun demikian PD. BPR Bank Daerah Madiun masih menghadapi beberapa kendala baik yang bersifat intern
maupun ekstern. Kendala tersebut antara lain, Kwalitas sumber daya manusia yang sangat terbatas, teknologi informasi yang belum mendukung, persaingan yang sangat ketat dan perekonomian yang belum pulih.
3. Visi dan Misi
Dalam mencapai tujuannya PD. BPR Bank Pasar Madiun memiliki “Visi dan Misi” ,yaitu:
1. Visi nya, tumbuh dan berkembang secara sehat bersama mitra kerja yang dinamis.
2. Misinya, meningkatkan taraf hidup masyarakat yang mandiri dan dinamis.
4. Dasar Hukum:
Dasar hukum pendirian PD. BPR Bank Pasar Madiun sebagai berikut: 1. SK Menteri Keuangan No. S-088/MK.11/1984
2. SK Menteri Keuangan No.Kep.-552/KM.17/1997 3. Peraturan Daerah Kota Madiun No.3 Tahun 2004
(53)
39
5. Struktur Organisasi PD BPR Bank Daerah Kota Madiun Gambar 4.1
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PD. BPR BANK DAERAH KOTA MADIUN
Sumber: PD BPR Bank Daerah Kota Madiun
DEWAN PENGAWAS
BAGIAN PERKREDITAN
BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PENGAWASAN
BAGIAN UMUM
SEKSI Sekretariat
SEKSI Rumah Tangga
SEKSI Pembukuan SEKSI
Simpanan SEKSI
Keuangan
SEKSI Pengawas Perkreditan SEKSI
Pengawas Keuangan SEKSI
Penagihan
SEKSI Kredit DIREKSI
(54)
commit to user
6. Uraian Jabatan
Adapun uraian jabatan pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Tugas utamanya adalah:
a. Mengatur dan menentukan kebijaksanaan dalam pengembangan usaha baik intern maupun ekstern
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar dengan dasar pedoman Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, ketentuan dan kebijaksanaan kepala daerah.
b. Menandatangani surat persetujuan pinjaman > Rp 25.000.000,- s/d Rp 75.000.000,-
c. Koordinasi dengan direktur maupun pejabat dibawahnya dan atau instansi lain demi kelancaran pengurusan PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun.
d. Mengadakan kegiatan pengawasan intern.
e. Mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugas-tugas kepada kepala daerah.
2. Direktur
Tugas utama dari direktur adalah:
a. Didalam batas kewenangan yang diatur bersama dengan direktur utama, apabila direktur utama berhalangan atas sebab lain melaksanakan tugas mewakili direktur utama baik intern maupun ekstern perusahaan.
(55)
commit to user
b. Meneliti berkas-berkas permohonan pinjaman dan menanda tangani surat persetujuan pinjaman > Rp 7.500.000,- s/d Rp 25.000.000,-
c. Memproses kegiatan penagihan dan penunggakan.
d. Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
e. Mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya kepada direktur utama.
3. Bagian Umum
Tugas bagian umum adalah:
a. Membantu direksi sesuai dengan hirarki dibidang tugasnya. b. Menyelenggarakan tata usaha dan dokumentasi peraturan
di Bank.
c. Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen penting yang berkenan dengan tugas-tugas bagian umum.
d. Mempersiapkan penyelenggaraan rapat-rapat direksi ataupun pertemuan yang diadakan direksi dan membuat serta meyebarkan catatan-catatan keputusan rapat atau pertemuan yang diselenggarakan, serta mengikuti pelaksanaanya.
e. Menyediakan perlengkapan atau peralatan yang dibutuhkan oleh Bank Pasar berupa harta bergerak atau tidak bergerak. f. Menjaga dan memelihara harta benda yang dikuasai oleh
(56)
commit to user
g. Menyusun program-program kerja bidang kepegawaian dan mengatur pelaksanaanya.
h. Membina, mengurus , dan menyelenggarakan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah kepegawaian. i. Mengurus dan menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan
dalam rangka meningkatkan sesuatu manajemen dan organisasi Bank dan tersedianya tenaga-tenaga oleh perbankan.
j. Menyelenggarakan hubungan dengan masyarakat khususnya nasabah dan relasi Bank, dengan tujuan memelihara dan meningkatkan pengertian baik tentang tugas, wewenang dan kedudukan Bank.
k. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan pertimbangan kepada direksi sesuai dengan hirarki tentang langkah-langkah atau tindakan tindakan yang perlu dibidang tugasnya.
4. Seksi Rumah Tangga
Tugas seksi rumah tangga adalah:
a. Malaksanakan tata laksana rumah tangga perusahaan. b. Menyediakan segala kebutuhan pelaksanaan rapat
dilingkungan Perusahaan dan acara dinas lainnya.
c. Memelihara serta menyimpan alat-alat rumah tangga perusahaan.
(57)
commit to user Tugas bagian kredit adalah:
a. Membantu direktur sesuai dengan hirarki dibidang tugasnya.
b. Memberikan penjelasan kepada peminat-peminat kredit Bank.
c. Menerima permohonan, membahas dan menilai kredit, menyimpan atau mengurusi jaminan kredit serta mengurus pengambilan atau pelunasan kredit tersebut.
d. Meneliti berkas-berkas permohonan pinjaman dan menandatangani surat persetujuan pinjaman > Rp 100.000,- s/d Rp 7.500.000,-
e. Menyelenggarakan langkah-langkah kelanjutan dari pembayaran dan tagihan kredit serta mengusahakan pembinaan nasabah.
f. Menyelenggrakan adminitrasi kredit dan membuat laporan berkala yang berhubungan pelaksanaan tugasnya.
g. Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen penting yang berkenan dengan tugas penyelenggaraan pemberian kredit.
h. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan hirarki tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
(58)
commit to user Seksi kredit tugasnya adalah:
a. Mengkoordinir proses permohonan kredit untuk diadakan analisis dan diajukan kepada penanggung jawab bagian kredit.
b. Mengadministrasikan serta bertanggungjawab terhadap jaminan kredit.
7. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan tugasnya adalah:
a. Mengadakan pengecekan terhadap kredit kurang lancar. b. Membuat surat penagihan terhadap kredit-kredit kurang
lancar, diragukan dan macet agar menjadi lancar kembali. c. Mengadministrasikan penagihan kredit kurang lancar. d. Membuat penagihan kredit pegawai dalam setiap bulannya. 8. Bagian Keuangan
Bagian keuangan tugasnya adalah:
a. Membantu Direksi sesuai dengan hirarki dibidang tugasnya. b. Menyusun perencanaan keuangan bank termasuk anggaran
pendapatan dan belanja perusahaan.
c. Mengusahakan perbaikan sistem administrasi keuangan Bank.
d. Mengurus dan mengusahakan dana-dana berupa tabungan wajib dan deposito dari luar.
(59)
commit to user
e. Menyelenggarakan administrasi lengkap berkenaan dengan transaksi keuangan dan administrasi yang berkaitan dengan perhimpunan dana.
f. Menyelenggarakan administrasi pembukuan dari seluruh aktivitas atau operasi Bank serta membuat laporan posisi keuangan dan posisis likuiditasi.
g. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Direksi, sesuai dengan hirarki tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
9. Seksi Pembukuan
Seksi pembukuan tugasnya adalah:
a. Membuat jurnal harian dari transaksi setiap hari. b. Mengadakan kontrol atau ceking antar Bank aktiva.
c. Membuat laporan keuangan harian maupun dalam setiap bulan.
d. Membuat laporan penyusunan aktiva tetap dan inventaris. e. Menghitung PPh, Pasal 21,25 dan pasal 4 ayat 2.
f. Menghitung honor bendaharawan gaji masing-masing kantor.
10. Seksi Simpanan
Seksi simpanan tugasnya adalah:
(60)
commit to user
b. Membuat Bilyet Deposito untuk dimintakan tanda tangan direksi.
c. Mengadministrasikan dana bergulir bagi nasabah koperasi. d. Mengadministrasikan dana bergulir bagi nasabah pertanian. 11. Bagian Pengawas
Bagian pengawas tugasnya adalah:
a. Membantu direksi sesuai dengan hirarki dibidang tugasnya. b. Melakukan audit dan administrasi keuangan dengan
pengelolan penggunaan dana dan seluruh kekayaan milik bank.
c. Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan-laporan keuangan terutama neraca dan perhitungan Rugi/ Laba. d. Mengadakan pengawasan atas anggaran pendapatan dan
belanja Bank.
e. Mengadakan pengawasan terhadap penyelenggaraan tata kerja dan prosedur menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta meninjau efisiensi.
f. Mengadakan pengawasan keamanan dan ketertiban bank. g. Mengawasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan operasional
Bank dan memberikan penilaian pembahasan secara periodik atau berkala.
h. Mengurus atau mengelola debitur-debitur dan piutang piutang lainnya yang telah diputus oleh Direksi.
(61)
commit to user
i. Melakukan penagihan secara intensi dan semaksimal mungkin atas debitur-debitur tersebut diatas dan dimana perlu memberikan bimbingan padanya.
j. Mengadakan supervise atas agunan-agunan dan lain-lain jaminan yang diterima bank serta merealisasikan agunan atau jaminan.
B. Analisis Data
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.30/2/UPPB dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 bahwa untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan analisis CAMEL. (Capital adequency, Asset quality, Management, Earning
ability, Liquidity). Analisis data merupakan pembahasan masalah tingkat
kesehatan bank yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang dikemukakan dalam BAB 1. Data yang dibutuhkan dalam penilaian kesehatan bank adalah data primer untuk penilaian manajemen dan data sekunder yaitu data laporan keuangan BPR Bank Daerah Madiun yang terdiri dari Neraca dan laopran Laba / Rugi serta laporan Kolektibilitas selama tiga tahun berjalan yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009.
Pemecahan masalah menggunakan analisis CAMEL (Capital
adequency, Asset quality, Management, Earning ability, Liquidity). Data yang
dianalisis adalah laporan keuanganPD BPR Bank Daerah Madiun. Berikut data yang akan dianalisis:
(62)
commit to user 1. Capital Adequancy (Permodalan)
Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
Tabel 4.1
Perhitungan Rasio Modal Tahun 2007
(dalam ribuan)
I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR
Kas 280.780 0% 0
Antar bank aktiva 7.984.434 20% 1.596.887
Kredit yang diberikan 16.072.661 100% 16.072.661
Aktiva tetap dan inventaris 250.673 100% 250.673
Rupa-rupa aktiva 686.365 100% 686.365
Jumlah ATMR 18.606.586
II Modal inti
Modal disetor 5.000.000
Cadangan umum 557.686
Cadangan tujuan 573.330
Laba/rugi tahun lalu 0
Laba tahun berjalan 766.498
Jumlah modal inti 6.897.514
III Modal pelengkap
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (1,25% dari ATMR)
232.582 Modal pinjaman
Pinjaman subordinasi
Jumlah modal pelengkap 232.582
Jumlah modal 7.130.096
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2007
(63)
commit to user
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
a. Rasio (CAR) = 100%
(ATMR)
Resiko X
rut imbangMenu AktivaTert
Modal Jumlah
= 100% 18.606.586 096 . 130 . 7 X = 38,32%
Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun pada tahun 2007 sebesar 38,2%.
b. NK Rasio Modal = 1
Kenaikan
Ketentuan +
CAR AngkaRasio
= 1
0,1% % 32 , 38 + = 384,2
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal 384,2 dianggap 100.
c. Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%.
NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30
(64)
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun untuk tahun 2007 adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30
2. Asset Quality (Aktiva Produktif)
Adalah penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD).
a. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tabel 4.2
Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2007
Kolektibilitas Jumlah aktiva
produktif
Bobot Aktiva
Produktif yang diklasifikasikan
Lancar 14.295.145.050 0% 0
Kurang lancar 234.651.250 50% 117.325.625
Diragukan 375.820.250 75% 281.865.188
Macet 1.167.044.550 100% 1.167.044.550
Jumlah APYD 1.566.235.363
Aktiva Produktif
Kredit yang diberikan 16.072.661.000
Antar bank aktiva 0
Giro / aktiva produktif lainnya
7.984.434.000 Jumlah aktiva
produktif
24.057.095.000 Sumber : Data sekunder diolah tahun 2007
(65)
commit to user
1. Rasio KAP = 100%
Produktif
asikan Diklasifik Yang
Produktif
X a
TotalAktiv Aktiva
= 100%
.000 24.057.095
363 1.566.235.
X
= 6,51%
Rasio aktiva produktif pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun tahun 2007 sebesar 6,51%.
2. Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP
Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas aktiva produktif.
NK KAP =
0,15 6,51 -22,5
= 106,6
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun sebesar 106,6. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal adalah 100, maka nilai kredit 106,6 dianggap 100.
3. Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25% 4. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)
Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan bobot faktor komponen KAP.
NKF = 100 X 25%
(66)
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva produktifnya sebesar 25.
b. Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tabel 4.3
Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2007
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Penghapusan
aktiva produktif yang wajib di bentuk
Lancar 14.295.145.050 0,50% 71.475.725
Kurang lancar 234.651.250 10% 23.465.125
Diragukan 375.820.250 50% 187.910.125
Macet 1.167.044.550 100% 1.167.044.550
Jumlah 1.449.895.525
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2007
1. 100%
Bank Dibentuk Wajib Yang PPAP Bank Dibentuk Yang
PPAP PPAP X
Rasio = % 100 525 1.449.895. 000 1.096.596. X = = 75,63%
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PD BPR Bank Daerah Kota Madiun sebesar 75,63%
2. Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP
Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan ketentuan kenaikan 1%.
(67)
commit to user NK Rasio PPAP
1% 75,63% =
= 75,63% 3. Menentukan Niai Kredit Faktor
Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%
NKF = 75,63% X 5% = 3,78%
4. Menentukan NKF keseluruhan
Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.
NKF = 25 + 3,78 = 28,78
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24.3 < NKF ≤ 30
3. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajeman.
(68)
commit to user Tabel 4.4
Perhitungan Manajemen Tahun 2007
Sumber : data primer diolah a. NK Faktor Manajemen
0,4 88
= x 1
= 220
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 220.
b. NKF = 88 x 20%
= 17,6%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun 2007 sebesar 17,6%. Predikat faktor manajemen PD BPR Bank Daerah Madiun Tahun 2007 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20 < NKF ≤ 20.
No Komponen Penilaian Jumlah Pertannyaan Jumlah Nilai
1 Manajemen Umum
a. Strategi/sasaran 1 3
b. Struktur 2 7
c. Sistem 4 15
d. Kepemimpinan 3 10
Sub jumlah 10 35
II Manajemen Resiko
a. Resiko likuiditas 2 6
b. Resiko kredit 3 11
c. Resiko operasional 3 11
d. Resiko hukum 3 12
e. Resiko pemilik dan pengurus 4 13
Sub jumlah 15 53
(69)
commit to user
4. Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk menghitung atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak mengalami kerugian. Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.5
Perhitungan Rentabilitas Tahun 2007
No Komponen Penilaian Jumlah
I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA)
A Laba sebelum pajak 2.210.594.000
B Total aktiva 24.178.317.000
Rasio (a:b) 9,14%
II Rasio Operasional terhadap Pendapatan Operasional
A Beban Operasional 3.325.945.000
B Pendapatan Operasional 5.320.343.000
Rasio (a:b) 62,5%
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2007
1. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a. ROA = LabaSebelumPajak X100% Aktiva
Total
= 100%
000 . 317 . 178 . 24
000 2.210.594.
X = 9,14%
(70)
commit to user
b. NK Rasio ROA = AngkaRasioROA
enaikan KetentuanK
= 015 , 0
9,14
= 609,3
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 609,3, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 609,3 dianggap 100. c. Menentukan NKF
NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA = 100 x 5%
= 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor ROA sebesar 5.
2. Rasio BOPO
a. BOPO = 100%
l Operasiona Pendapatan
l Operasiona Beban
X
= 100%
5.320.343 945 . 325 . 3
X = 62,5%
(1)
commit to user
terkandung pada komponen kredit yang diterima dari bank. Sedangkan untuk rasio PPAP yang dihasilkan pada tahun 2007 adalah sebear 75,63% dan mengalami penurunan di tahun 2008 sebesar 68,6%, kemudian ditahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 74,52%, artinya PD BPR Bank Daerah Kota Madiun berhasil dalam analisis kredit yaitu layak atau tidaknya kredit diajukan kepada masyarakat.
3. Manajemen
Rasio manajemen tahun 2007 sebesar 88, mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi 90, dan ditahun 2009 juga mengalami peningkatan menjadi 94. Hal ini berarti terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam mengatur strategi dalam usaha pencapaian tujuan bank.
4. Rentabilitas
Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada 2 rasio yaitu ROA dan BOPO. Rasio ROA pada tahun 2007 sebesar 9,14%, mengalami penurunan ditahun 2008 menjadi 6,5%, dan ditahun 2009 mengalami penurunan lagi menjadi 6,09%, artinya keuntungan yang dicapai PD BPR Bank Daerah Kota Madiun mengalami penurunan. Sedangkan untuk rasio BOPO pada tahun 2007 sebesar 62,5%, mengalami peningkatan ditahun 2008 menjadi 65,5% dan tahun 2009 mengalami peningkatan lagi menjadi 66%, artinya pendapatan operasional yang dihasilkan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun lebih besar dari pada biaya operasional yang ditanggung oleh bank.
5. Likuiditas
Likuiditas diukur dengan dua rasio yaitu cash ratio dan LDR. Komponen
(2)
commit to user
signifikan. Rasio Cash Ratio ditahun 2007 sebesar 67,91% mengalami penurunan ditahun 2008 menjadi 47,17% dan pada tahun 2009 mengalami penurunan lagi menjadi 23,13%, artinya dalam pengelolaan asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar menurun. Sedangkan rasio LDR mengalami peningkatakan di tiga tahun terakhir. Pada tahun 2007 sebesar 81,15%, di tahun 2008 menjadi menjadi 85,40% dan ditahun 2009 menjadi 89,47%. Hal ini berarti dana yang diterima oleh PD BPR Bank Daerah Kota Madiun mengalami peningkatan, baik dari tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan dalam menyalurkan kreditnya meningkat.
(3)
commit to user
Tabel 4.26
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
N
o Faktor yang Dinilai
NKF Tahun 2007
NKF Tahun 2008
NKF Tahun 2009
1 Capital (Permodalan) 30 30 30
2 Kualitas aktiva produktif
c. Rasio KAP 25 25 25
d. Rasio PPAP 3,78 3,43 3,72
3 Manajemen 17,6 18 18,8
4 Rentabilitas
c. ROA 5 5 5
d. BOPO 5 5 5
5 Likuiditas
c. Cash Ratio 5 5 5
d. LDR 5 5 5
Nilai akhir tingkat
kesehatan bank 96,38 96,43 97,52
Sumber: data sekunder diolah
Dari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat kesehatan bank setelah dihitung menggunakan CAMEL adalah sehat karena terletak pada nilai 81 < NKF ≤ 100. Pada tahun 2007 sebesar 96,38, tahun 2008 sebesar 96,43, dan tahun 2009 sebesar 97,52.
(4)
commit to user
93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penilaian tingkat kesehatan bank pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis CAMEL, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi rasio CAR (Permodalan) pada PD. BPR Bank Daerah Madiun tahun 2007 adalah sebesar 38,32% dan tergolong sehat karena lebih dari 8% sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan pada tahun 2008 mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 22,3% predikatnya juga masih sehat. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan nilai rasio CAR menjadi sebesar 36,23%. Jadi permodalan pada PD BPR Bank Daerah Madiun tahun 2007-2009 termasuk dalam kriteria sehat artinya bank mampu untuk mempertahankan pengelolaan terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta mampu menutup kerugian atas kredit yang diberikan.
2. Kondisi rasio KAP menurut aktiva yang diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif dan rasio PPAP adalah berpredikat sehat, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil dalam analisis kredit yaitu layak atau tidaknya kredit diajukan kepada masyarakat atau nasabah.
3. Nilai faktor manajemen pada BPR Bank Daerah Madiun pada tahun 2007-2009 sebesar 88,90,91. Berarti hal ini menunjukkan keberhasilan pihak manajemennya dalam upaya peningkatan kondisi keuangannya.
(5)
commit to user
4. Penilaian faktor rentabilitas PD BPR Bank Daerah Madiun dari tahun 2007-2009 adalah berpredikat sehat, hal ini berarti rasio rentabilitasnya yang dicapai adalah tinggi dan hal ini menunjukkan efektifnya penggunaan dana pada sisi aktiva dalam menghasilkan laba.
5. Cash Ratio pada PD. BPR Bank Daerah Madiun tahun 2007-2009 termasuk dalam kriteria sehat berarti bank memiliki kemampuan dalam mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar pada waktunya. Rasio LDR pada PD. BPR Bank Daerah Madiun mengalami kecenderungan penigkatan selama tahun 2007-2009 sehingga dana yang diterima oleh bank mengalami kenaikan baik dari tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya meningkat.
(6)
commit to user
B. Saran
Penilaian tingkat kesehatan bank pada PD BPR Bank Daerah Madiun secara keseluruhan dari tahun 2007—2009 adalah berpredikat sehat. Adapun saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Mengingat tujuan didirikannya PD BPR Bank Daerah Madiun adalah untuk membantu peningkatan kegiatan uaha ekonomi lemah, seyogyanya ketentuan-ketentuan tentang kebijakan penyaluran kredit lebih diarahkan untuk kepentingan pedagang, pengusaha, maupun karyawan yang masuk pada peringkat ekonomi lemah dengan persyaratan-persyaratan yang lunak dimungkinkan dapat dipenuhi oleh para debiturnya sehingga potensi usaha mereka semakin produktif.
2. Dalam menghadapi persaingan dalam dunia perbankan yang sangat ketat, PD BPR Bank Daerah Kota Madiun harus membangun kepercayaan kepada masyarakat. Langkah-langkah yang diambil yaitu dengan meningkatkan kemampuan perusahaan dengan menjaga likuiditas tetap tercukupi, ikut serta dalam program pemerintah yaitu penjaminan simpanan, dan memberikan serta mempertahankan pelayanan yang baik kepada nasabah.