56 Berdasarkan perhitungan uji-t yang telah dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol maka didapatkan t
hitung
memperoleh nilai 17,268 dan t
tabel
adalah 1,6860 sehingga hasilnya t
hitung
t
tabel
yang artinya H
1
diterima dan H
ditolak. Jadi, dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran time token terhadap kemampuan berbicara.
C. Pembahasan
Pada penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas III A sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran time token dan kelas III
B sebagai kelas kontrol dengan menerapkan metode konvesional yaitu diskusi. Penelitian ini dilakukan di MIN 7 Bandar lampung dengan jumlah 20 peserta
didik. Penelitian ini dilakukan pada 2 kali pertemuan pada kelas eksperimen dan 2 kali pertemuan pada kelas kontrol dengan masing-masing 2 jam pelajaran pada
setiap kali pertemuan. Pada setiap kali pertemuan peserta didik melaksanakan diskusi dan tanya jawab pada materi bahasa indonesia. Penelitian ini memiliki
tujuan yaitu untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik . Pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran time token
peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Banyak terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru maupun interaksi antara peserta didik
dengan peserta didik lainnya. Semua peserta didik diwajibkan untuk berbicara di dalam kelas, sehingga tidak hanya peserta didik yang pandai saja yang selalu
berbicara di dalam kelas. Hal ini mengakibatkan semua peserta didik ikut
57 berpartisipasi saat proses pembelajaran berlangsung. Suasananya yang terjadi
dalam proses pembelajaranpun menjadi lebih menyenangkan dan kondusif sehingga peserta didik menjadi lebih mudah untuk menerima pelajaran yang
diberikan, di kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaran time token ini peserta didik menjadi tidak malu-malu untuk memberikan tanggapan, saran
atau praktik berbicara didepan kelas, karena masing-masing peserta didik telah diberikan kupon berbicara yakni sebelum peserta didik berbicara di depan kelas
peserta didik hendaknya menyerahkan kupon berbicara terlebih dahulu sebelum memulai berbicara atau menanggapi materi yang diberikan, dengan adanya
kupon berbicara semua peserta didik menjadi tidak ragu untuk berbicara di depan kelas karena semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama rata untuk
berbicara di depan kelas, dengan model pembelajaran tersebut peserta didik menjadi aktif dan tidak malu-malu dalam memberikan pendapatnya.
Pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional bahwa tidak semua peserta didik ikut aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Banyak
peserta didik yang malu-malu untuk memberikan tanggapan dan saran, hanya peserta didik yang pandai saja yang aktif berbicara di dalam kelas sedangkan
peserta didik yang lainnya hanya duduk diam mendengarkan pelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. Suasana didalam kelaspun menjadi sedikit
lebih membosankan karena interaksi yang terjadi di dalam kelas tidak cukup baik. Akibatnya tujuan pembelajaranpun tidak sepenuhnya tercapai. Selain itu
58 juga terjadi perbedaan rata-rata kemampuan berbicara peserta didikdalam kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil kemampuan berbicara peserta didik dapat dilihat dari nilai pretest-
post test. Nilai pretest kelas eksperimen dengan nilai tertinggi diperoleh 68 dan nilai terendah diperoleh 32 memiliki nilai rata-rata 48 sedangkan nilai posttest
memperoleh dengan nilai tertinggi adalah 88 dan nilai terendah adalah 68 memiliki nilai rata-rata 75,2. Nilai Pretest pada kelas dengan nilai tertinggi
diperoleh 64 dan nilai terendah 36 memiliki nilai rata-rata 48,8 sedangkan nilai posttest memperoleh nilai tertinggi diperoleh 76 dan nilai terendah diperoleh 60
memiliki niali rata-rata 68,2. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran time token
yang diterapkan pada pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada aspek berbicara memiliki pengaruh. Hal ini menegaskan bahwa penggunaan metode tersebut
dapat diaplikasikan dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbicara mata pelajaran bahasa Indonesia.
Berdasarkan uji normalitas kelas eksperimen L
hitung
= 0,17165 dan kelas kontrol L
hitung
= 0,1739 dengan L
tabel
= 0,19 , maka dapat dinyatakan “berdistirbusi normal” karena Jika L
Hitung
L
tabel
yaitu 0,17165 0,19 dan 0,1739 0,19. Hasil uji homogenitas untuk F
hitung
= 1,333 dan F
tabel
= 2,12 dengan taraf signifikan 0,05. Maka F
Hitung
F
tabel
yaitu 1,333 2,12. Hal ini menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan berarti data dinyatakn homogen
atau sama, karena kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen, maka
59 langkah selanjutnya yaitu menguji hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil uji
t nilai tes akhir menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
= 17,268 1,6860 maka H diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jawaban dari permasalahan yang diajukan adalah “ ada pengaruh penerapan model pembelajaran time token terhadap
kemampuan berbicara peserta didik kelas III pada mata pelajaran bahasa Indonesia MIN 7 Bandar Lampung” .
Hal ini terlihat pada rata-rata nilai kemampuan berbicara peserta didik yang menggunakan model pembelajaran time token lebih tinggi daripada
kemampuan berbicara peserta didik yang tidak menerapkan model pembelajaran time token. Demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran time token memiliki pengaruh terhadap kemampuan berbicara peserta didik karena dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta
didik kls III MIN 7 Bandar Lampung.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Time Token berpengaruh terhadap kemampuan
berbicara siswa kelas III MIN 7 Bandar Lampung dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Rata-rata kemampuan siswa
berbicara menggunakan model pembelajaran Time Token pada kelas eksperimen, mencapai
adalah 75,2 sedangkan rata-rata pada kelas kontrol yang diajar menggunakan metode konvensional, yang diajar dengan metode diskusi
kemampuan berbicara siswa mencapai nilai adalah 68,2 . jadi, demikian dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran time token dapat diaplikasikan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
B. SARAN 1. Bagi Guru
a. Diharapkan dalam proses belajar mengajar, hendakanya guru lebih menerapkan model pembelajaran time token dalam rangka meningkatkan
kemampuan siswa dalam berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia.