Teofilin PENDAHULUAN Perbandingan Metode Penetapan Kadar Teofilin secara Argentometri dan Spektrofotometri dengan Pereaksi Folin-Cioucalteu.

C. Tinjauan Pustaka

1. Teofilin

Teofilin mempunyai nama kimia 1,3 dimetilksantina dengan rumus molekul C 7 H 8 N 4 O 2 . H 2 O dengan berat molekul 198,18 dengan rumus struktur seperti pada gambar 1. N N N N O H CH 3 CH 3 O .H 2 O Gambar 1. Struktur Teofilin Anonim,1979 Teofilin merupakan suatu senyawa turunan dari ksantin. Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 dan tidak lebih dari 101,0 C 7 H 8 N 4 O 2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Teofilin dalam bentuk murni merupakan serbuk hablur putih tidak berbau, pahit dan mantap di udara. Teofilin larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut dalam air panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol 95 P, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonia encer P Anonim,1979. Efek terpenting ksantin ialah relaksasi otot polos bronkus, terutama bila otot bronkus dalam keadaan konstriksi, secara eksperimental akibat histamin atau secara klinis pada penderita asma bronkial. Dalam hal ini teofilin paling efektif menyebabkan peningkatan kapasitas vital. Oleh karena itu, teofilin sangat bermanfaat untuk pengobatan asma bronkial Sunaryo, dkk, 1995 . Turunan ksantin menghambat reabsorsi melalui tubulus dari ion Na + dan Cl - dan dengan demikian bekerja diuretik. Disamping itu meningkatkan suplai darah ke ginjal dan kemungkinan juga laju filtrasi primer. Teofilin mempunyai aktivitas diuretik terbesar, umumnya digunakan sebagai garam etilendiamin Ebel,1992. Turunan ksantin selain berasal dari alam juga dapat dibuat menurut sintesis Traube yang dikembangkan sekitar tahun 1990. Cara síntesis yang sama dapat ditempuh pada pembuatan turunan pirimidin. Sintesis teofilin dapat dilihat pada gambar 2. C H 3 N H O H O O C C H 3 P O C l 3 N H C H 3 C N H 3 C H N O O C H 3 N H 2 C N O H - + H 3 C N O O N H 2 H C O O H N N H 2 C H 3 C H 3 N O O N C H 3 N H N H 3 C N O O O H N O 2 H 3 C N O O N O H N H C H 3 C H 3 N H N H R e d a sa m a se ta t Teofilin Gambar 2. Reaksi Sintesis Teofilin Ebel, 1992 Sebagai senyawa awal untuk pembuatan teofilin adalah N,N’–dimetilureum dan estersianasetat, dengan adanya asetat akan terkondensasi kemudian dalam suasana basa akan tersiklisasi menjadi 1,3 –dimetil-urasil. Dengan nitrasi dan reduksi menggunakan natrium ditionit akan didapat tururnan 5,6-diamino. Penutupan cincin imidazol terjadi melalui reaksi dengan asam format atau melalui pemanasan dengan formamida. Setelah itu dapat dilakukan nitrasi, reduksi, dan penutupan cincin menggunakan formamida sebagai pelarut dan pasangan reaksi tanpa isolasi hasil antara yang terjadi Schunack,dkk,1990. Untuk mengetahui adanya senyawa teofilin menggunakan uji Murekside. Sistem cincin purin diuraikan secara oksidatif, sedangkan cicncin pirimidin akan tetap tidak berubah. Melalui kondensasi jembatan pirimidin kedua dengan gugus amino akan terjadi asam purpurat yang gugus metilnya tersubstitusi dengan penambahan amoniak akan berubah menjadi garam amonium yang berwarna violet. Dimana reaksinya terlihat pada gambar 3 C H 3 C H 3 C H 3 O O N N H N N N N O O O O O C H 3 N N C H 3 N C H 3 C H 3 N C H 3 C H 3 O - O H N N N N O O O O O C H 3 C H 3 C H 3 N N N N N O O O O O - C H 3 O C H 3 N H 3 N H 4 + H 2 O 2 H C l Gambar 3. Reaksi Murekside Roth dan Blaschke,1998

2. Titrasi Argentometri