2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bigeye Tuna
Menurut Saanin 1986, klasifikasi bigeye tuna adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata Class : Pisces
Sub Class : Teleostei Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Scombroidae Family : Scombridae
Genus : Thunnus Species : Thunnus obesus
Bigeye tuna termasuk jenis tuna besar, sirip dada cukup panjang pada individu yang besar dan menjadi sangat panjang pada individu yang sangat kecil. Warna bagian
bawah dan perut putih, garis sisi pada ikan yang hidup seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan, sirip punggung pertama berwarna kuning terang, sirip
punggung kedua dan sirip dubur berwarna kuning muda, jari-jari sirip tambahan finlet berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya. Panjang cagak maksimum lebih dari
200 cm, dan pada umumnya 180 cm. Ikan ini tersebar di seluruh perairan di dunia baik di perairan tropis maupun subtropis yang meliputi perairan Samudera Atlantik,
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik tetapi tidak terdapat di Laut Mediterania. Tuna jenis ini bersifat epipelagik, mesopelagik, berada pada permukaan sampai kedalaman
250 m, dapat ditemukan pada perairan dengan suhu 13 – 29
C, tetapi batas optimumnya antara 17
– 22 C FAO, 1983.
5
Sumber : www.fishbase.com
Gambar 1. Bigeye tuna Thunnus obesus
Menurut Fukofuka dan Itano 2006, bigeye tuna mempunyai ciri-ciri luar sebagai berikut :
• Sirip ekor mempunyai lekukan yang dangkal pada pusat celah sirip ekor;
• Pada ikan dewasa matanya relatif besar dibandingkan dengan tuna-tuna yang
lain; •
Profil badan seluruh bagian dorsal dan ventral melengkung secara merata; •
Sirip dada pada ikan dewasa, 14 - 13 kali FL; •
Sirip dada pada ikan yuwana lebih panjang dan selalu melewati belakang sebuah garis yang digambar di antara tepi-tepi anterior sirip punggung kedua dan sirip
anal; •
Ikan-ikan 75 cm 10 kg mempunyai sirip dada yang lebih panjang dari pada madidihang dari ukuran-ukuran yang sebanding;
• Ikan-ikan yuwana sering mempunyai 7-10 strip-strip yang berwarna putih dan
tidak terputus-putus, menyilang tegak lurus pada sisi-sisi bagian bawah, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan madidihang.
Di Indonesia, daerah penyebaran tuna, termasuk bigeye tuna, secara horisontal meliputi perairan barat dan selatan Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,
Laut Banda dan sekitarnya, Laut Sulawesi dan perairan barat Papua Anonym, 1960
6
dalam Anugrahawati, 2005. Semua jenis tuna terdapat di Indonesia kecuali tuna sirip biru utara dan tuna sirip hitam, karena tuna sirip biru utara menghuni Samudera Pasifik
dan Atlantik, sedangkan tuna sirip hitam hanya terdapat di Samudera Atlantik Uktolseja, 1988.
Sumber : www.figisfao.org
Gambar 2. Peta penyebaran bigeye tuna di dunia
Daerah pemijahan bigeye tuna di Samudera Hindia terdapat di bagian timur dan barat Samudera Hindia Sivasubramaniam, 1965. Menurut Nootmorn 2004, musim
pemijahan dari betina dan jantan bigeye tuna ditemukan pada bulan Desember hingga Januari dan Juni.
Stequert and Conand 2000 melaporkan bahwa bigeye tuna mencapai 58 cm
pada umur 1 tahun, 91 cm pada umur 2 tahun dan 120 cm pada umur 3 tahun. Hubungan panjang dan umur bigeya tuna telah diteliti oleh Sivasubramaniam pada
tahun 1965 dengan hasil sebagai berikut : Umur
tahun I
II III
IV V
VI Ukuran
cm 35 ± 5,9
55 ± 4,1 75 ± 2,6
90 ± 1,8 115 ± 2,2
130 ± 3,5 145 ± ?
Farley et al., 2003 melaporkan bahwa ukuran pertama kali matang gonad dan umur bigeye tuna dari hasil tangkapan tuna longline adalah 103,4 cm dan 1,8 tahun
untuk betina dan 86,6 cm dan 1,1 tahun untuk jantan. Sedangkan Nootmorn 2004, melaporkan bahwa ukuran pertama kali matang gonad bigeye tuna di bagian barat
Samudera Hindia untuk betina dan jantan adalah 88,08 cm, 1,47 tahun dan 86,85 cm, 1,41 tahun.
7
2.2 Penentuan Umur Ikan