Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya BRSBK Cisarua Bandung Barat
27 Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi
Teknis Dinas dan Badan Provinsi Jawa Barat nomenklatur Balai Pemulihan Sosial Bina Karya BPSBK berubah menjadi Balai
Rehabilitasi Sosial Bina Karya BRSBK yang beralamat di Jalan Kolonel Masturi Desa Jambudipa Kp. Panagelan No.1 Cisarua
Bandung Barat dengan membawahi 2 Sub Unit yaitu Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial Bina Mandiri Palimanan Cirebon yang
beralamat di Jalan KH Agus Salim 126 Palimanan Desa Pegagan Kec. Palimanan Kab. Cirebon dan Sub Unit Rumah Persinggahan
Caringin Bandung yang beralamat di Jalan Caringin Cikungkurak No. 54 Kel. Babakan Ciparay Kec. Babakan Ciparay Kota Bandung.
Visi BRSBK adalah ”Terpenuhinya Kesejahteraan Sosial Klien Bina Karya”. Dari visi tersebut dijabarkan dalam suatu misi:
1 meningkatnya pelayanan rehabilitasi sosial bina karya bagi gelandangan, pengemis, orang terlantar, trafficking, korban
tindak kekerasan dan anak jalanan; 2 meningkatnya peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan rehabilitasi sosial bina karya gelandangan, pengemis, orang terlantar, trafficking, korban tindak kekerasan dan anak
jalanan.
Dalam memberikan pelayanan, BRSBK mempunyai tujuan: untuk membina dan merehabilitasi sikap mental para keluarga
binaan sosial KBS yang ada di balai dan klien dari sub unit agar mereka dapat merubah sikap dan perilaku, sehingga mereka
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan mampu melaksanakan fungsi sosial secara wajar serta mampu berperan
aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Sasaran pelayanan BRSBK meliputi gelandangan, pengemis, orang terlantar, korban traficking, korban tindak kekerasan dan
anak jalanan. Pembagian pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya Cisarua- Bandung Barat memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi gelandangan
dan pengemis yang telah berkeluarga.
28 Sutaat dkk.
2. Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial Bina Mandiri Palimanan Cirebon memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi anak
jalanan. 3. Sub Unit Rumah Persinggahan Caringin Bandung memberikan
pelayanan rehabilitasi sosial bagi orang terlantar, korban trafficking dan korban tindak kekerasan.
Sumber Daya Manusia Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor
113 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, maka struktur organisasi Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya seperti gambar berikut.
Struktur Organisasi BRS Bina Karya Cisarua Bandung Barat
Selain pegawai yang berstatus PNS, BRSBK juga didukung oleh tenaga honorer dan instruktur dari instansi lain. Tenaga
honorer terdiri dari Satpam, Penjaga aset dan Cleaning Service sedangkan instruktur berasal dari Dinas Pendidikan, Koramil
Sumber : BRSPC Cisarua, 2012
29 Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi
maupun dari Kementerian Agama. Jika dilihat dari perbandingan antara pekerja sosial dan klien maka masih terjadi ketimpangan
antara pekerja sosial dan klien yang harus ditangani.
Tabel 7. Jumlah Pekerja Sosial Daya Tampung BRSBK
Nama BalaiSub Unit Jumlah Pekerja
Sosial Daya Tampung
Klien Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya
3 250
Sub Unit Rehabilitasi Sosial Bina Mandiri 4
100 Sub Unit Rumah Persinggahan Caringin
1 450
Sumber : BRSPC Cisarua, 2012
Sarana dan prasarana Sarana ruang kantor merupakan sarana yang baru dibangun
dengan menggunakan program revitalisasi sarana dan prasarana balai dan sub unit Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat tahun 2011.
Permasalahan yang menyangkut sarana dan prasarana adalah status tanah Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya sampai saat ini
sertifikat tanah dari BPN belum terbit.
Ada perbedaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BRSBK dengan Balai yang lain. Hal tersebut terkait dengan sistem
pelayananya pada beberapa balai rehabilitasi sosial menggunakan sistem pelayanan asrama sedangkan di BRSBK menggunakan
sistem lingkungan pondok sosial Liposos sehingga keberadaan sarana wismapondok merupakan pembeda sarana BRSBK
dengan balai yang lain.
30 Sutaat dkk.
Tabel 8. Ketersediaan sarana dan prasarana BRSBK Cisarua Bandung Barat
NO SARANA
TIDAK ADA ADA
JUMLAH 1
Ruang Kantor a. Ruang pimpinan
b. Ruang staf c. Ruang rapat
d. Ruang pekerja sosial V
V V
V 1
1 1
2 Ruang umum
a. Ruang Tamu b. Ruang makan
c. Wismapondok d. Ruang ibadah
e. Ruang serba guna f. Kamar mandiWC
g. Dapur h. Gudang
i. Rumah Dinas j. Lainnya
V V
V V
V V
V V
V V
1 30
1 1
1 1
12 3
Ruang Pelayan a. Ruang case conference
b. Ruang konseling c. Ruang isolasi
d. Ruang keterampilan e. Ruang belajar
f. Ruang kesehatan g. Ruang bermainolah raga
h. Ruang perpustakaan V
V V
V V
V V
V 4
Peralatan kantor a. Komputer
b. Mesin tik c. Mesin fax
d. Filling kabinet e. Meja kursikantor
f. Sepeda motor g. Mobil
h. Sepeda V
V V
V V
V V
V
5 Peralatan pelayanan
a. Peralatan belajar b. Peralatan bermain
c. Peralatan kesenianolah raga d. Peralatan keterampilan
V V
V V
31 Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi
6 Peralatan pendukung
a. Asrama b. Perlatan kebersihan
c. Televisiradio V
V V
12 Sumber : BRSPC Cisarua, 2012
Sumber Dana Keseluruhaan pembiayaan BRSPC bersumber dari APBD
Provinsi Jawa Barat, ada peningkatan jumlah dana dari tahun ke tahun. Peningkatan dana tersebut terutama dialokasikan untuk
peningkatan sarana dan prasarana balai dan sub unit yang dilakukan sejak tahun 2011.
Selain untuk peningkatan sarana dan prasarana, alokasi dana tersebut digunakan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana
dan pelayanan rehabilitasi sosial.
Tabel 9. Jumlah Alokasi Dana BRSBK Cisarua Bandung Barat
NO TAHUN
JUMLAH DANA SUMBER DANA
1. 2010
1.884.340.000 APBD
2. 2011
3.364.340.000 APBD
3. 2012
3.911.102.500 APBD
Sumber : BRSPC Cisarua, 2012
Besarnya rupiah SOSH untuk makan setiap klien panti sosial adalah Rp. 20.000 setiap orang yang bersumber dari APBD.
Proses Pelayanan Proses pelayanan rehabilitasi sosial bagi Keluarga Binaan
Sosial KBS pada Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya Cisarua Bandung Barat dan Klien di Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial
Bina Mandiri Palimanan Cirebon, dalam setiap tahun anggarannya terbagi atas 2 angkatan, setiap angkatan selama 4 bulan atau
120 hari. Khusus untuk Sub Unit Rumah Persinggahan Caringin Bandung melaksanakan pelayanan bagi setiap orang terlantar
selama 3 hari sedangkan bagi korban traffickingtindak kekerasan selama 7 hari.
32 Sutaat dkk.
Keluarga Bina Sosial KBS yang memperoleh pelayanan di BRSBK pada setiap angkatan berjumlah 30 Kepala Keluarga 125
orang, klien Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial Bina Mandiri sebanyak 50 orangangkatan sedangkan klien Sub Unit Rumah
Persinggahan Caringin sebanyak 360 orang dan 20 orang korban trafickingtindak kekerasan dalam 1 tahun.
Tahapan-tahapan proses pelayanan di BRSBK terdiri dari beberapa tahap.
» Tahap Persiapan meliputi kegiatan:
a. Studi kelayakan
b. Identifikasi, motivasi dan seleksi c. Pengiriman calon Keluarga Binaan Sosial KBS dan Klien
d. Penerimaan, assesment dan penempatan Keluarga
Binaan Sosial »
Tahap Pelaksanaan meliputi kegiatan: a. Bimbingan
sosial b. Bimbingan mental keagamaan
c. Bimbingan fisik
d. Bimbingan pelatihan keterampilan: Olahan pangan, pertanian, pertukangan kayu, handycraft, tata rias
rambut e. Resosialisasi, penyaluran, bimbingan lanjut dan
terminasi Jaringan Kerja Sama
Jaringan kerjasama dilakukan dengan Kementerian Sosial RI, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial Kabupaten
Kota se Provinsi Jawa Barat dalam rangka koordinasi program pelayanan. Sementara itu kerjasama dengan Dinas Pendidikan,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Agama RI dilaksanakan dalam rangka pengadaan instruktur.
33 Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi
Permasalahan Permasalahan yang menonjol adalah status kepemilikan
tanah masih belum jelas, sertifikat tanah dari BPN belum terbit, sementara beberapa masyarakat sekitar telah memanfaatkan
lahan BRSBK untuk lahan pertanian. Permasalahan yang menyangkut pelayanan adalah materi bimbingan sosial
khususnya yang diberikan kurang relevan lagi dengan perkembangan dan kompleksitas permasalahan gelandangan
dan pengemis. Permasalahan lainnya adalah sulitnya untuk Keluarga Bina Sosial KBS untuk hidup mandiri pasca menerima
pelayanan di BRSBK.