Pengembangan Kepariwisataan URAIAN TEORITIS TENTANG PENGERTIAN OBJEK

2.2 Pengembangan Kepariwisataan

Pengembangan pariwisata merupakan segala kegiatan dan usaha yang tekoordinir untuk menarik wisatawan , menyediakan semua sarana dan prasarana , barang dan jasa fasilitas yang dibutuhkan guna melayani kebutuhan wisatawan. Larry E. Herber mengemukakan di dalam PATA workshop 1979 unsur-unsur dalam rencana pengembangan destinasi, unsur yang diutamakan adalah analisa pasar, atraksi budaya, tenaga kerja, sarana dan prasarana, transfortasi, jasa pendukung, dan akomodasi, selain itu juga pemasaran, analisis ekonomis dan financial, lingkungan dan dampak sosial. Salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan devisa dalam era pembangunan ini adalah dengan menggalakkan sektor pariwisata. Secara sederhana diperkirakan yang disebut pengembangan ini adalah pengembangan hotel dan penambahan jumlah penerbangan yang akan memperlancar arus wisatawan. Ada beberapa tujuan dan sasaran nasional dalam pelaksanaan kebijakan umum dalam pengembangan kepariwisataan : a. Sasaran internasional - Penerimaan devisa yang meningkat - Pengembangan ekonomi yang lebih banyak memberi kesempatan kerja - Pendapatan nasional meningkat, lebih banyak penerimaan pajak, perluasan prasarana. - Pendapat umum di luar negeri menguntungkan dan peningkatan pengertian di negara-negara lain mengenai kebijaksanaan Indonesia. Universitas Sumatera Utara - Apresiasi meningkat di luar negeri mengenai hasil dan kontribusi budaya Indonesia. - Hubungan diplomatik dengan negara lain terbina baik. b. Sasaran dalam negeri - Persatuan dan kesatuan identitas nasional Indonesia - Pengertian umum, kelembagaan nasional dan dari kewajiban penduduk. - Kesehatan dan kesejahteraan umum - Pertumbuhan ekonomi dan redistribusi pendapatan nasional yang seimbang. - Perhatian umum terhadap lingkungan - Preservasi tradisi adat istiadat daerah serta minoritas - Perlindungan dari hak perseorangan untuk berlibur. Sasaran-sasaran tersebut tersirat dalam undang-undang No. 51992 tentang kepariwisataan. Direktorat Jenderal Pariwisata c.q. Departemen Pariwisata, pos dan telekomunikasi relatif masih muda, maka tugas-tugas belum begitu kental. Mengenai inbound tourism wisata mancanegara konflikkendala bisa terjadi dengan lembaga-lembaga lain seperti misalnya mengenai keamanan negara, pencegahan penyelundupan, perlindungan lingkungan dan preservasi sumber daya dan budaya. Birokrasi dapat pula memperlambat kelancaran pengembangan pariwisata. Maka adanya Badan Penasihat Pengembangan Pariwisata Daerah BAPPARDA dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas Dinas Pariwisata Daerah Diparda Universitas Sumatera Utara Perencanaan pengembangan pariwisata juga mempunyai dasar pijakan yang kuat, yakni adanya struktur administratif pariwisata yang formal dan banyak melakukan kebijakan dan program yang terkait dengan pariwisata, yakni : - Departemen Pariwisata Secara kelembagaan kementrian pariwisata bertanggung jawab dalam perencanaan pariwisata nasional dan pemasarannya di level internasional. - Dinas Pariwisata Daerah Dinas pariwisata daerah provinsi maupun kabupatenkota sangat intensif melakukan perencanaan makro pariwisata di daerah masing-masing. - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS Lembaga ini menyusun rencana pembangunan di semua sektor yang dikenal dengan Rencana Strategis Nasional RENSTRANAS - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Lembaga ini adalah lembaga khusus daerah yang menyusun semua perencanaan dan program-program pembangunan daerah. - Kementerian Lingkungan Hidup Berkepentingan dalam pengendalian dampak lingkungan dari setiap pembangunan. - Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan perluasan jaringan infrastruktur jalan dan perbaikan kualitasnya merupakan tugas dan tanggung jawba lembaga ini. Universitas Sumatera Utara - Departemen Perhubungan Transportasi darat, laut dan udara merupakan faktor essensial dalam mengalirkan mobilitas wisatawan menjadi tanggung jawab pokok departemen perhubungan. - Departemen pertanian dan kehutunan Pertanian dan kehutanan adalah salah satu bidang yang terkait dalam pariwisata. - Industri kepariwisataan PHRI, ASITA, HPI, Assosiasi penyelenggara Mice, dsb - Lembaga – lembaga studi kepariwisataan - Lembaga swadaya masyarakat - Lembaga keuangan Peran lembaga keuangan ikut menentukan apakah misalnya suatu atraksi wisata layak secara ekonomi dikembangkan dengan memberikan profit yang kompetitif. Universitas Sumatera Utara 11

BAB III LEMBAH SORIK MARAPI DI KABUPATEN

Dokumen yang terkait

Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Mata Air Aek Arnga di Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal

12 92 53

Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)

3 65 167

Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Pembangunan Prasarana Transportasi Darat (Studi Deskriptif: Pada Desa Hutatinggi, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara)

2 58 96

Strategi Toke Dalam Membentuk Jaringan Sosial Ekonomi Untuk Mendapatkan Gula Aren (Studi Deskriptif di Desa Hutabaringin Kec. Puncak Sorik Marapi Mandailing Natal)

1 61 84

Pronomina Bahasa Pesisir Batahan Di Kabupaten Mandailing Natal (Tinjauan Sosiolinguistik)

0 58 67

ANALISIS OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIBANGGOR DI KECAMATAN PUNCAK SORIK MARAPI KABUPATEN MANDAILING NATAL.

2 6 22

DAMPAK KEBERADAAN YAYASAN AL-JUNAIDIYAH TERHADAP PENDIDIKAN DAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT TARLOLA TAHUN 1929-2006 DI KECAMATAN PUNCAK SORIK MARAPI KAB. MANDAILING NATAL.

0 1 21

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID (TT) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGA KECAMATAN LEMBAH SORIK MARAPI KABUPATEN MANDAILING NATAL

0 1 20

Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Mata Air Aek Arnga di Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal

0 1 11

PENYULUHAN PENGGUNAAN PESTISIDA ALAMI BAGI KELOMPOK TANI DI DESA HUTANAMALE KEC. PUNCAK SORIK MARAPI MANDAILING NATAL

0 0 7