mesin-mesin, dynamo, generator, mikroskop, alat-alat pemancar radio, alat-alat pemotretan, frigidair, alat-alat proyeksi dan lain sebagainya;
Peralatan kantor seperti mesin tik, mesin stensil, mesin pembukuan, mesin
hitung, komputer, mesin jumlah, brankas, radio, jam, kipas angin, almari, meja, kursi dan lain-lainnya; sedangkan inventaris kantor yang tidak
seberapa harganya seperti asbak, keranjang sampah, dan sebagainya tidak usah dimasukkan;
Semua inventaris perpustakaan dan lain-lain inventaris barang-barang
bercorak kebudayaan;
Alat-alat pengankutan seperti kapal terbang, kapal laut, bus, truck, mobil, sepeda motor, scooter, sepeda kumbang, sepeda dan lain-lain;
Inventaris perlengkapan rumah sakit, sanatorium, asrama, Rumah Yatim
danatau Piatu, Koloni Penderita Penyakit Kusta, Rumah Penjara dan lain- lain, seperti Rontgenapparaat, mokroskop dan lain-lain;
c. Hewan-hewan seperti sapi, kerbau, kuda, anjing, kerbau, dan lain-lain
hewan; d.
Barang-barang persediaan adalah barang-barang yang disimpan dalam gudang veem atau tempat penyimpanan lainnya.
3. Penatausahaan Barang Milik Negara.
a. Menteri keuangan mengatur pengelolaan barang milik negara.
b. Menteripimpinan lembaga adalah pengguan barang bagi kementerian
negaralembaga, dan kepala kantor adalah kuasa pengguna barang di kantor yang bersangkutan;
Universitas Sumatera Utara
c. GubernurBupatiWalikota menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik
daerah. d.
Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah melakukan pengawasan atas penyelanggaraan pengelolaan barang milik daerah, sedangkan Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah pengguna barang bagi satuan kerja daerah.
e. Pengguna Barang danatau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan
menatausahakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya. f.
Barang milik negara yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan negara tidak dapat dipindahtangankan, pemindahtanganan
dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modal pemerintah setelah mendapat persetujuan dari DPRDPRD untuk
pemindahtanganan barang milik negara selain tanah danatau bangunan yang bernilai labih dari seratus miliar rupiah, sedangkan yang bernilai lebih
dari sepuluh miliar sampai dengan seratus miliarrupiah dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Presiden, dan yang bernilai sepuluh miliar rupiah
atau kurang dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan. g.
Ketentuan mengenai pedoman teknis dan administrasi pengelolaan barang milik negara diatur dengan peraturan pemerintah.
h. Larangan penyitaan uang dan barang milik negara danatau yang dikuasai
negara.
4. Dasar Hukum Penatausahaan Barang Milik Negara
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan tujuan penatausahaan barang milik negara yaitu mewujudkan tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan barang milik negara maka
ketaatan pada peraturan perundang-undangan mutlak diperlukan. Hal ini mendorong para pejabat yang berwenang dalam penatausahaan barang milik
negara untuk selalu melaksanakan penatausahaan barang milik negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sehingga terwujud penatausahaan barang
milik negara yang transparan dan akuntabilitas. Selain itu, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan akan membuat
pelaksanaan penatausahaan barang milik negara terhindar dari kesalahan- kesalahan. Oleh karena itu, ketaatan terhadap dasar hukum yang mengatur sangat
diperlukan dalam pelaksanaan penatausahaan barang milik negara. Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan penatausahaan barang
milik negara adalah sebagai berikut : 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, 2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik NegaraDaerah,
Universitas Sumatera Utara
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah,
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91PMK.062007 tentang Bagan Akun
Standar, 7.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara, 8.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara,
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007 tentang
Penatausahaan Barang Milik Negara, 10.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
B. Pembahasan Penatausahaan Barang Milik Negara Pada Sub Bagian Perlengkapan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
Sub Bagian Perlengkapan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam melaksanakan penatausahaan barang milik negara terlepas dari kekurangan,
Universitas Sumatera Utara
hambatan, maupun kelemahan telah menggunakan aplikasi Sistem Informasi dan Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara SIMAK-BMN.
1. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Pembukuan Barang Milik Negara