METODE PENELITIAN Ideal-Typical Career Path of Male Femaling pada Waria

21

BAB III METODE PENELITIAN

III.A. Pendekatan Kualitatif Metode penelitian merupakan unsur terpenting dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya Hadi, 2000. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2000, metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini juga digunakan untuk menggambarkan dan menjawab pertanyaan seputar subjek penelitian beserta konteksnya. Poerwandari 2001 menyatakan bahwa salah satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti, sebagian besar aspek psikologis manusia juga sangat sulit direduksi dalam bentuk elemen dan angka sehingga akan lebih ‘etis’ dan konstektual bila diteliti dalam seting alamiah. Artinya tidak cukup mencari “what” dan “how much”, tetapi perlu juga memahaminya why dan how dalam konteksnya. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah studi kasus. Poerwandari 2001, menyatakan studi kasus sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok Universitas Sumatera Utara 22 dengan karakteristik tertentu, ataupun situasi unik secara mendalam, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang utuh dan terintegrasi mengenai keterkaitan berbagai fakta dan dimensi dari suatu kasus utuh. Konsep teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu konsep ideal- typical career path of male femaling yang dikemukakan Ekins 1997, yang merupakan sebuah proses sosial yang terdiri dari sekumpulan fase, dimana individu yang secara genetik merupakan laki-laki, menjadi “perempuan” dengan berbagai cara, mengadopsi pikiran, perasaan, sikap, perilaku, perlengkapan dan atribut perempuan. Dimulai dari fase beginning male femaling fase terjadinya perilaku femaling awal hingga fase consolidating male femaling adanya identitas yang utuh. Peneliti ingin memperoleh data deskriptif serta pemahaman yang menyeluruh dan utuh mengenai proses ideal-typical career path of male femaling pada waria untuk menjawab pertanyaan “how” atau bagaimana proses ini terjadi pada waria yang akan diteliti. III.B. Metode Pengumpulan Data Lofland Lofland dalam Moleong, 2002 menyatakan, bahwa sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan ini dapat dicatat melalui perekaman suara atau melalui catatan tertulis. Pencatatan sumber data utama dapat dilakukan dengan wawancara dan observasi yang merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Universitas Sumatera Utara 23 III.B.1. Wawancara Rahayu Ardani 2004 menyatakan, pengumpulan data kualitatif melalui wawancara bertujuan untuk memperoh informasi yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang suatu fenomena yang diteliti. Informasi tersebut bersifat mendalam dan individual. Hal ini sesuai dengan pernyataan Banister, dkk. dalam Poerwandari, 2001 yang menyatakan bahwa, wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini sifatnya tidak terstruktur memberi kesempatan pada subjek untuk mengeluarkan buah pikiran, pandangan dan perasaannya dengan bebas Nasution, 1996. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam in depth interview. Wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun fungsinya tidak seketat wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berfungsi semata-mata untuk memuat pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan yaitu open-ended questions pertanyaan- pertanyaan terbuka, yang bertujuan menjaga agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2001. III.B.2. Observasi Minauli 2002 menyatakan, metode observasi dan wawancara memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini dikarenakan perilaku nonverbal merupakan bagian Universitas Sumatera Utara 24 terpenting dalam metode wawancara. Mengobservasi aspek-aspek nonverbal selama melakukan wawancara akan sangat bermanfaat terutama pada saat menggali dan melihat sinkronisasi antara apa yang dikatakan sunjek bahasa verbal dengan apa yang secara tersirat sebenarnya ingin disampaikannya bahasa nonverbal. Oleh karena itu, observasi menjadi metode pengumpulan data yang esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif Patton dalam Poerwandari, 2001. III.C Alat bantu Pengumpul Data Alat bantu pengumpul data dalam penelitian ini digunakan pada saat melakukan wawancara dengan subjek penelitian yaitu menggunakan peralatan bantu sebagai berikut: 1. Alat perekam voice recorder. Poerwandari 2001 menyatakan, sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkipnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak bijaksana bila peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali apabila masih ada hal yang belum lengkap atau belum jelas. Dengan adanya alat perekam ini, hasil wawancara yang direkam juga merupakan data yang utuh karena sesuai dengan apa yang disampaikan subjek dalam wawancara. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan seizin subjek. Universitas Sumatera Utara 25 2. Pedoman Umum Wawancara. Pedaman umum wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan. Hal ini dimaksudkan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Selain itu, pedoman wawancara berfungsi sebagai alat bantu untuk mengkategorikan jawaban sehingga memudahkan peneliti pada tahap analisis data Poerwandari, 2001. 3. Lembar observasi dan Catatan subjek. Lembar observasi dan catatan subjek digunakan untuk mempermudah proses observasi yang dilakukan. Observasi dilakukan seiring dengan wawancara. Lembar observasi dan catatan subjek antar lain memuat tentang penampilan fisik subjek, setting wawancara, suasana lingkungan, sikap dan reaksi subjek, serta hal-hal yang menarik maupun mengganggu dalam pelaksanaan wawancara. III.D. Subjek Penelitian III.D.1. Kriteria Subjek Penelitian Kriteria yang digunakan untuk memilih subjek penelitian adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 26 Waria transseksual male-to-female, yakni individu yang mengakui dan menyadari bahwa dirinya memiliki jenis kelamin laki-laki, tetapi secara psikis cenderung menampilkan dirinya sebagai seorang perempuan. III.D.2. Jumlah Subjek Penelitian Prosedur penentuan subjek dalam penelitian kualitatif menurut Sarankatos memiliki karakterisitik berikut ini yaitu: tidak ditentukan secara kaku sejak awal tetapi dapat berubah, baik dalam hal jumlah maupun karakteristik subjek sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian. Yang kedua, tidak diarahkan pada keterwakilan melainkan pada kecocokan konteks. Ketiga, subjek tidak diarahkan pada jumlah yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian. Miles Huberman juga menyatakan bahwa, penelitian kualitatif sedikit banyak dapat dianalogikan dengan pekerjaan detektif yang harus mendapatkan gambaran tentang fenomena yang dicarinya dalam Poerwandari, 2001. Jumlah subjek dalam penelitian ini direncanakan berjumlah tiga sampai lima orang. Hal ini mengacu pada alasan kesulitan untuk mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan bersedia untuk dijadikan subjek penelitian. Di samping itu terdapat juga pertimbangan kesanggupan peneliti dalam melakukan penelitian. Universitas Sumatera Utara 27 III.D.3. Prosedur Pengambilan Subjek Penelitian Penelitian in menggunakan prosedur pengambilan subjek dengan tehnik sampling purposif, yaitu pengambilan sampel purposif yang terstratifikasi stratified purposeful sampling. Penelitian kualitatif fokus pada kedalaman kasus dari beberapa subjek penelitian yang dipilih berdasarkan tujuan tertentu purposefully dalam Patton,1990. III.E. Prosedur Analisis Data Pengolahan dan analisis data dimulai dengan mengorganisasikan data, koding, analisis dan terakhir adalah interpretasi Poerwandari, 2001. 1. Organisasi Data Data kualitatif sangat banyak dan beragam, sehingga perlu untuk diorganisasikan secara rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Highlen Finley dalam Peorwandari, 2001 menyatakan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumetasikan analisis yang dilakukan serta menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Hal-hal yang penting untuk disimpan dan diorganisasikan adalah data mentah catatan lapangan, kaset hasil rekaman, data yang telah dibubuhi kode spesifik dan dokumentasi umum yang kronologis mengenai pengumpulan data dan langkah analisis. 2. Koding dan Aanalisis Langkah penting pertama sebelum analisis dilakukan adalah menambahkan kode-kode pada materi-materi yang diperoleh. Langkah awal koding dapat Universitas Sumatera Utara 28 dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun transkrip verbatim kata demi kata atau catatan lapangan sedimikian rupa, sehingga ada kolom yang lebih besar disebelah kanan transkrip tersebut. Kemudian memberi penomoran secara berurutan dan kontinu pada baris-baris ktranskrip tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan nama untuk msaing-masing berkas dengan kode tertentu. 3. Interpretasi Data Kuale dalam Poerwandari, 2001 menyatakan bahwa interpretasi mengacu pada upaya memahami dan secara lebih ekstensif sekaligus mendalam peneliti memiliki perspektif tersebut. Peneliti beranjak melalui apa yang secara langsung dikatakan oleh subjek, untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak segera ditampilkan dalam data mentah. Proses interpretasi memerlukan distansi upaya mengambil jarak dari data, dicapai melalui langkah-langkah metodis dan teoritis yang jelas, serta melalui dimasukkannya data kedalam konteks konseptual yang jelas. Universitas Sumatera Utara 29

BAB IV ANALISA DATA