3.2. Latar Belakang Sosial Budaya a. Adat-istiadat
Desa Simangumban Jae bisa dikatakan desa yang penduduknya homogen karena mayoritas penduduknya adalah suku Batak Toba, sehingga adat-istiadat yang
paling menonjol di desa ini adalah Adat Batak Toba, namun sebahagian penduduk juga menggunakan adat Batak Mandailing karena hal ini disebabkan oleh pengaruh
agama dan pengaruh daerah yang sudah berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, begitu juga dengan bahasa sehari-hari sebahagian daerah di desa ini sudah
menggunakan bahasa daerah Mandailing terutama pada dusun V.
b. Mata Pencaharian
Penduduk Desa Simangumban Jae memiliki beragam mata pencaharian, namun mayoritas dari penduduk adalah Petani, hal ini sesuai dengan geografis
daerahnya yang berupa daerah pertanian. Kebun dan sawah merupakan tujuan aktivitas utama kebanyakan warga dalam mengisi waktu sehari-harnya. Dengan
rincian, mata pencaharian penduduk yaitu petani sekitar 1132 orang, pedagang sebanyak 23 orang, pengrajin sebanyak 4 orang, pengusaha sebanyak 10 orang,
Pegawai Negeri sebanyak 18 orang, POLRI sebanyak 1 orang, Bidan Desa sebanyak 7 orang serta Dokter 1 orang.
3.3. Sarana dan Prasarana
Desa simangumban Jae yang merupakan salah satu desa yang dilintasi oleh Jalan Lintas Sumatera secara umum dapat dikatakan telah memiliki sarana dan
prasarana yang sukup lengkap, walaupun ada sarana dan prasarana yang belum ada tetapi masih dapat dijangkau keseluruh wilayah lainnya, adapun saranan dan
prasarana yang terdapat di Desa Simangumban Jae yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Tempat Ibadah
Di Desa Simangumban Jae terdapat 12dua belas unit tempat ibadah yaitu 6 enamunit diantaranya adalah Mesjid sebagai tempat ibadah bagi umat Islam,
Mushalla 3 tiga unit, sedangkan 3 tiga unit lagi adalah Gereja sebagai sarana tempat ibadah umat Kristen. Mesjid tersebut berada di masing-masing dusun yaitu di
Dusun II Parsanggarahan terdapat 2 unit, dusun III Aeksyah terdapat 2 unit, dusun IV Sipetang dan dusun V Simajambu masing-masing 1 unit. Sehingga tempat ibadah bagi
umat Islam di desa ini dirasakan sangat strategis karena dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat di masing-masing dusun. Sedangkan Gereja hanya terdapat di dusun I
Banjar Nainggolan 1 unit, dusun IV Sipetang 1 unit namun gereja di dusun ini masih dalam tahap pembangunan dan 1 unit lagi terdapat di dusun II Parsanggarahan.
Sehingga umat Kristen yang ada di dusun III harus ke dusun I, II atau dusun IV untuk melaksanakan Ibadah, sedangkan di dusun V semua masyarakatnya adalah beragama
Islam.
b. Sekolah