Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Persatuan Istri Tentara (Persit) Di Batalyon Arhanudse 6

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA PERSATUAN ISTRI TENTARA
(PERSIT) DI BATALYON ARHANUDSE 6

ANNISA PRATIWI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan dan Sikap
Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Persatuan Istri Tentara (Persit) di
Batalyon Arhanudse 6 adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Annisa Pratiwi
NIM I14100113

ABSTRAK
ANNISA PRATIWI. Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI
Eksklusif pada Persatuan Istri Tentara (Persit) di Batalyon Arhanudse 6.
Dibimbing oleh M RIZAL M DAMANIK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu
terhadap pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian adalah cross sectional study
dengan metode pengisian kuesioner yang dilakukan di Batalyon Arhanudse 6,
Jakarta pada bulan Mei-Juni 2014. Populasi pada penelitian ini berjumlah 84
subjek yang sedang menyusui. Pengambilan subjek dilakukan dengan purposive
sampling. Subjek penelitian berjumlah 45 subjek yang memenuhi kriteria inklusi
dan bersedia menjadi responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis bivariat yaitu Rank-Spearman. Hasil korelasi menunjukkan,
pendidikan subjek berkorelasi positif terhadap pengetahuan subjek (r=0.319,
p 30 tahun

Pendidikan contoh adalah pendidikan formal yang telah ditamatkan ibu dimulai
dari jenjang SD, SLTP,SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Akses informasi tentang ASI adalah meliputi jenis media massa yang
didengar/dibaca/dilihat mengenai ASI eksklusif serta sumber memperoleh
informasi tersebut dan sumber informasi dalam hal gizi dan kesehatan
yang dapat memberikan wawasan baru bagi ibu khususnya ASI eksklusif.
Pendapatan adalah pendapatan yang diterima contoh setiap bulannya dari suami
contoh
Pengetahuan Ibu tentang ASI adalah kemampuan ibu dalam menjawab
pertanyaan mengenai ASI. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dihitung

9
dalam persentase serta dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu kurang,
sedang, dan baik.
Sikap ibu tentang pemberian ASI adalah ungkapan perasaan ibu dan
kecenderungan perilaku ibu tentang pemberian ASI eksklusif yang diukur
dari beberapa pertanyaan kemudian dikategorikan menjadi tiga yaitu
kurang, sedang, dan baik.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi yang berusia 0-6 bulan
tanpa pemberian makanan atau minuman tambahan.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Batalyon Arhanudse 6 merupakan perwujudan dan rencana pembangunan
delapan tahun TNI Angkatan Darat dalam rangka pembangunan komando
Pertahanan Udara Angkatan Darat. Pada saat pertama kali dibentuk bernama
Batalyon Kuning yang berkedudukan di Yosowilangun, Jawa Timur. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Panglima Angkatan Darat Nomor: Skep/Kpts1620/II/1962 pada tanggal 26 November 1962 terhitung mulai tanggal 4
Desember 1962 disahkan menjadi Batalyon Artileri Sasaran Udara Sedang 6
(Yonarsuse 6) dan pada tahun 1965 istilah Arsuse 6 dirubah menjadi Arhanudse
(Artileri Pertahanan Udara Sedang 6). Surat Perintah Kepala Staf Angkatan Darat
Nomor: SP-1 14-2/2/1983 tanggal 4 Februari 1983, kedudukan satuan
dipindahkan dari Yosowilangun ke Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lokasi Yon
Arhanudse-6 bertempat di Jalan Lagoa Kanal, Tg.Priok, Jakarta Utara. Tugas
pokok yaitu melaksanakan pertahanan udara dari serangan musuh, serta
melaksanakan tugas tambahan berupa penembakan langsung terhadap sasaran
yang datang dari darat dan laut.
Jumlah penduduk di Batalyon sebanyak 1586 jiwa, terdiri dari 402 kepala
keluarga (KK) dengan mayoritas beragama islam. Terdapat 6 RT dan 4 baterai
didalam ruang lingkup Batalyon Arhanudse-6 yaitu baterai M, P, Q, dan R. Para

tentara wajib tinggal dan menaati peraturan yang berlaku. Istri-istri prajurit
tergabung dalam suatu persatuan yaitu Persatuan Istri Prajurit (Persit). Kegiatan
rutin tiap minggu yang wajib diikuti yaitu senam, volley, dan pengajian. Kegiatan
tiap minggu tersebut wajib diikuti karena jika anggota Persit tidak hadir maka
akan dikenakan sanksi kepada suaminya.
Karakteristik Contoh
Umur
Sebaran umur ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu ibu yang berumur ≤
30 tahun dan ibu yang berumur > 30 tahun (Nurini 2009). Rata-rata ibu yang
berumur ≤ 30 tahun lebih banyak sebarannya dibandingkan dengan ibu yang
berumur > 30 tahun. Umur ibu minimum yaitu contoh dengan umur 21 tahun dan
umur ibu maksimum yaitu contoh dengan umur 38 tahun.

10
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan umur (tahun)

≤ 30

Frekuensi
(n)

31

Persen
(%)
68,9

> 30

14

31,1

Total

45

100

Umur


Rata-rata ± SD

28.84 ± 4.14

Contoh dalam penelitian ini sebagian besar berumur dibawah sama dengan
30 tahun yaitu sebanyak 31 contoh (68.9%) dan contoh yang berumur diatas 30
tahun sebanyak 14 contoh (31.1%). Rata-rata umur contoh dalam penelitian ini
adalah 29 tahun.
Pendidikan
Hidayat (2005), pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Juga menurut Notoadmodjo (2007)
sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
mendapatkan informasi dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SLTP
SLTA

DIII
S1
Total

Frekuensi (n)
33
9
3
45

Persen (%)
73.3
20.0
6.7
100.0

Pendidikan terakhir contoh sebagian besar yaitu pada tingkat SLTA
(73.3%), pada tingkat DIII (20%), dan hanya (6.7%) contoh pada tingkat S1.
Semua contoh dalam penelitian ini berstatus non pekerja atau sebagai ibu rumah
tangga, meskipun terdapat contoh dengan pendidikan sarjana.

Pendapatan
Salah satu ukuran ekonomi adalah tingkat pendapatan keluarga. Tingkat
pendapatan yang lebih tinggi memberikan peluang lebih besar bagi keluarga untuk
memilih pangan yang baik dari jumlah maupun jenisnya. Besar pendapatan
keluarga menggambarkan tingkat kesejahteraan keluarga. Hal ini akan
mempengaruhi pola pengeluaran dalam rumah tangga terutama untuk konsumsi
pangan anggota rumah tangga yaitu bayi dan anak balita (Lawoyin 2001).
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diterima contoh
dikategorikan menjadi lima kategori yaitu contoh dengan pendapatan kurang dari
lima ratus ribu/bulan, 1-2 juta/bulan, 2-3 juta/bulan, 3-4 juta/bulan, dan
pendapatan diatas 5 juta/bulan. Contoh dalam penelitian sebagian besar
berpendapatan 2-3 juta/bulan (44.4%), contoh dengan pendapatan terbesar kedua

11
yaitu pada rentang 1-2 juta/bulan (31.1%), dan sebanyak (17.8%) pendapatan
contoh pada rentang 3-4 juta/bulan, dan hanya (6.7%) contoh dengan pendapatan
dibawah lima ratus ribu/bulan.
Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan yang diterima (Rp/bulan)
Kategori
< 500000

1000000-2000000
2000000-3000000
3000000-4000000
> 5000000
Total

Frekuensi (n)
3
14
20
8
45

Persen (%)
6.7
31.1
44.4
17.8
100.0


Jumlah Anak
Penelitian Wulandari (2007) menyatakan bahwa pengalaman memegang
peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan terhadap tata laksana laktasi.
Pengalaman seorang ibu dalam hal ini dilihat dari jumlah anak yang dilahirkan.
Ibu yang melahirkan anak lebih dari satu kali cenderung untuk memberikan ASI
kepada bayinya. Jumlah anak dibagi berdasarkan dua kategori yaitu primipara jika
ibu pernah melahirkan seorang anak, dan multipara jika ibu melahirkan lebih dari
satu anak.
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan jumlah anak
Jumlah anak
Primipara
Multipara
Total
Rata-rata ± SD

Frekuensi
(n)
17
28
45


Persen
(%)
37.8
62.2
100.0
1.73 ± 0.68

Contoh dalam penelitian ini sebagian besar memiliki jumlah anak sebanyak
dua anak (53.3%), contoh yang memiliki anak satu sebanyak 24 contoh (37.8%),
contoh yang memiliki tiga anak hanya tiga contoh (6.7%), dan contoh yang
memiliki empat anak sebanyak satu contoh (2.2%).
Sebagian besar umur anak contoh yaitu anak dengan umur di bawah delapan
bulan, dan sisanya di atas umur delapan bulan dengan umur paling besar yaitu
anak dengan umur 23 bulan.
Akses Informasi
Madanijah (2003), pengetahuan ibu selain dipengaruhi oleh pendidikan ibu,
pendidikan ayah dan keadaan sosial ekonomi keluarga (pendapatan keluarga),
juga dipengaruhi oleh akses terhadap informasi.
Berdasarkan Tabel 7 Sebagian besar contoh mendapatkan informasi seputar
ASI eksklusif dari kader posyandu yaitu sebanyak 23 contoh (51.1%). Contoh
mendapatkan informasi melalui TV sebesar (15.6%), melalui internet sebesar
(13.3%), dan informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan, keluarga, teman
dan tetangga sebesar (6.7%). Contoh mendapatkan info dari internet yaitu contoh
memiliki rasa keingintahuan yang cukup tinggi mengenai ASI eksklusif.

12

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan akses informasi mengenai pemberian ASI
Jenis Informasi
Kader posyandu
Media cetak
Petugas kesehatan
Keluarga
Teman/tetangga
TV
Radio
Internet
Total

Frekuensi (n)
23
3
3
3
7
6
45

Persen (%)
51.1
6.7
6.7
6.7
15.6
13.3
100.0

Kader posyandu memiliki peran sangat aktif kepada masyarakat di sekitar.
Kader posyandu aktif mengikuti berbagai penyuluhan tentang kesehatan ibu dan
anak, sehingga materi yang di dapat selanjutnya akan diinformasikan kepada ibuibu lainnya. Kader posyandu tidak sungkan untuk mengingatkan dan memberikan
masukan ketika ibu menyusui secara non eksklusif. Kader posyandu memahami
pengertian, kandungan, manfaat mengenai ASI eksklusif dan dampak dari
meyusui secara tidak eksklusif. Kader posyandu juga mengetahui adanya UndangUndang tentang ASI eksklusif.
Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang baik berhubungan dengan
frekuensi pemberian ASI. Menurut Soekirman (2000) pengetahuan gizi yang tidak
memadai, kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta
pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi dari berbagai jenis makanan akan
menimbulkan masalah kecerdasan dan produktifitas.
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan
Kategori
Baik
Sedang
Rendah
Total

Frekuensi (n)
35
10
45

Persen (%)
77.8
22.2
100

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat rata-rata kategori pengetahuan contoh
termasuk dalam kategori baik (77.8%) dan sisanya termasuk dalam kategori
sedang (22.2%), tidak ada contoh yang tergolong dalam kategori rendah yang
menunjukkan pengetahuan contoh dalam penelitian ini cukup baik terkait
pemberian ASI eksklusif.

13
Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pertanyaan pengetahuan yang dijawab benar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Pertanyaan
ASI yang pertama kali keluar disebut..................
Pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan
disebut.....................
ASI memiliki banyak manfaat karena ASI mengandung............
Makanan terbaik yang diberikan kepada bayi yang baru lahir
adalah.......
Makanan yang sebaiknya dikonsumsi ibu ketika menyusui yaitu........
Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui yaitu................
Kapan sebaiknya ASI diberikan kepada bayi......................
ASI eksklusif terutama bermanfaat bagi..............
Manfaat dari pemberian ASI eksklusif seperti di bawah ini,
kecuali........
Sesuai dengan anjuran pemerintah, berapa lama ASI eksklusif
sebaiknya diberikan............
Makanan tambahan ASI (MPASI) dapat diberikan pada bayi ketika
berusia.....................
Porsi makan pada ibu ketika menyusui adalah..........................
Kapan waktu yang tepat untuk memberikan susu formula kepada
bayi..........................
Manfaat ASI bagi ibu adalah seperti di bawah ini, kecuali.................
Pemberian susu formula pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan
dapat menyebabkan..........................
Ketika ibu harus meninggalkan bayi ibu, maka yang harus ibu
siapkan adalah........................
Cara memerah ASI yang benar adalah dengan cara......................
ASI tidak mudah basi dan tahan jika disimpan pada suhu..................
Cara untuk mencairkan ASI yang beku adalah dengan cara............
ASI yang disimpan pada suhu ruang dapat bertahan
sampai.................

Frekuensi
(n)
43
44

Persen
(%)
95.6
97.8

45
42

100
93.3

43
41
33
38
38

95.6
91.1
73.3
84.4
84.4

40

88.8

45

100

41
42

91.1
93.3

43
44

95.6
97.8

44

97.8

17
43
14
32

37.8
95.6
31.1
71.1

Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian terkait ASI yang pertama kali
keluar, sebanyak 43 contoh (95.6%) dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan
benar yaitu contoh menjawab kolostrum. ASI yang pertama kali keluar disebut
kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuningkuningan, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel
epitel (Kristiyansari 2009).
Pertanyaan mengenai pemberian ASI saja selama enam bulan tanpa
makanan tambahan, sebanyak 44 contoh (97.8%) dapat menjawab pertanyaan
tersebut dengan benar yaitu pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan disebut ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah ASI saja tanpa minuman
lain termasuk air putih dan susu formula, tanpa makanan lain seperti bubur susu
atau pisang kerik, tetapi obat cair dan suplemen diperbolehkan (Februhartanty
2009).
Pertanyaan terkait ASI memiliki banyak manfaat karena ASI mengandung
komponen gizi yang lengkap, semua contoh (100%) dalam penelitian ini dapat
menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Nilai gizi ASI lebih besar
dibandingkan dengan susu formula, karena mengandung lemak, karbohidrat,
protein, dan air dalam jumlah yang tepat untuk pencernaan, perkembangan otak,

14
dan pertumbuhan bayi. Kandungan gizi yang lengkap tersebut menyebabkan ASI
memiliki keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh susu formula apapun (Hegar
2010).
Contoh dapat menjawab dengan benar pertanyaan mengenai makanan
terbaik yang diberikan kepada bayi yang baru lahir yaitu sebanyak 42 contoh
(93.3%) menjawab kolostrum. Makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir adalah
kolostrum, karena kolostrum mengandung laktosa, lemak, dan vitamin larut air
lenbih rendah, tetapi memiliki kandungan protein, mineral, dan vitamin larut
lemak yang lebih tinggi. Selain itu kolostrum merupakan pencahar untuk
mengeluarkan meconium dari usus bayi dan mempersiapkan saluran pencernaan
bayi bagi makanan yang akan datang (Kristiyansari 2009).
Contoh dapat menjawab dengan benar mengenai makanan yang sebaiknya
dikonsumsi ibu ketika menyusui yaitu sebanyak 43 ibu (95.6%) menjawab
makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak,
vitamin, air dan mineral. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu
harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang
cukup, selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/hari.
Pertanyaan mengenai bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui,
sebanyak 41 contoh (91.1%) menjawab ubi, singkong, dan cabe, sisanya contoh
menjawab buah-buahan dan daging segar. Ibu menyusui harus memperhatikan
makanan dan minuman apa saja yang baik dikonsumsi dan yang harus dibatasi,
karena dapat berpengaruh terhadap laktasi ibu. Bahan makanan yang dibatasi
untuk ibu menyusui yaitu bahan makanan yang merangsang seperti cabe, merica,
jahe, kopi, dan alkohol; bahan makanan yang membuat kembung seperti ubi dan
singkong, serta bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak
(Kristiyansari 2009)
Pertanyaan mengenai kapan sebaiknya ASI diberikan kepada bayi,
sebanyak 33 contoh (73.3%) menjawab sesering mungkin, dan sisanya ibu
menjawab setiap satu jam sekali. Sebanyak 12 contoh dalam penelitian menyusui
bayinya setiap satu jam sekali dimungkinkan karena bayi tidak menangis, ibu
melakukan kegiatan rumah tangga, serta sesuai dengan keinginan ibu dalam
pemberian ASI. Contoh menjawab dengan benar pertanyaan mengenai ASI
eksklusif terutama bermanfaat bagi ibu dan bayi yaitu sebanyak 38 contoh
(84.4%) dan sisanya ibu menjawab ASI eksklusif bermanfaat hanya untuk bayi
saja. Contoh dalam penelitian belum memahami manfaat ASI terutama bagi bayi
dan ibu mungkin dikarenakan ibu kurang peduli dalam mencari informasi seputar
ASI. ASI eksklusif dapat memberikan manfaat bagi ibu dan bayi. Manfaat yang
dapat dirasakan oleh ibu bagi ibu yang memberikan ASI eksklusif yaitu dapat
mengurangi perdarahan setelah melahirkan karena pada ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk kontriksi/penutupan pembuluh
darah sehingga perdarahan akan lebih cepat terhenti, selain itu manfaat yang dapat
dirasakan ibu yaitu lebih ekonomis dan praktis karena dapat langsung diberikan
kepada bayi kapanpun dan dimanapun, serta memberi kepuasan, kebanggaan, dan
kebahagiaan yang mendalam karena telah berhasil memberikan ASI eksklusif
(Roesli 2005).
Contoh dalam penelitian dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang
tidak termasuk manfaat dari pemberian ASI eksklusif yaitu sebanyak 38 contoh
(84.4%) menjawab membuat bayi menjadi gemuk. Menurut Indiarti (2008) bayi

15
yang mendapat ASI jarang mengalami kegemukan, ASI mengandung zat-zat gizi
yang berkualitas tinggi yang berguna untuk kecerdasan, pertumbuhan, dan
perkembangan anak. Contoh dapat menjawab pertanyaan dengan benar terkait
sesuai dengan anjuran pemerintah, berapa lama ASI eksklusif sebaiknya diberikan
yaitu sebanyak 40 contoh (88.8%) menjawab 0-6 bulan. Air Susu Ibu Eksklusif
yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (PP Nomor 33 Tahun 2012).
Makanan tambahan ASI (MPASI) dapat diberikan kepada bayi ketika bayi
berusia diatas enam bulan, semua contoh dalam penelitian dapat menjawab
pertanyaan tersebut dengan benar. Makanan pendamping ASI tidak diperlukan
sebelum usia enam bulan karena ASI masih dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi,
serta saluran cerna belum siap/matang dalam mencerna makanan selain ASI
(Nasar 2010).
Pertanyaan mengenai porsi makan pada ibu ketika menyusui, sebanyak 41
contoh (91.1%) menjawab lebih banyak dari porsi biasanya. Selama kehamilan
dan menyusui kebutuhan gizi maternal meningkat untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan janin dan bayi selain untuk metabolisme
maternalnya sendiri sehingga diperlukan kebutuhan yang lebih tinggi dari
biasanya dengan meningkatkan porsi makan ibu (Prasmusinto 2010).
Contoh dapat menjawab dengan benar pertanyaan mengenai waktu yang
tepat untuk memberikan susu formula kepada bayi yaitu sebanyak 42 contoh
(93.3%) menjawab saat bayi berumur diatas enam bulan. Pertanyaan terkait
bahaya susu formula yang diberikan pada bayi kurang dari umur enam bulan,
sebanyak 44 contoh (97.8%) menjawab dengan benar yaitu diare dan alergi. Bayi
yang mendapatkan susu formula dibawah umur enam bulan sangat rentan
terserang penyakit. Bahaya yang dapat dirasakan bayi yaitu infeksi saluran
pencernaan, infeksi saluran pernapasan, meningkatkan resiko alergi, menurunkan
perkembangan kecerdasan kognitif, dan meningkatkan resiko kegemukan (Roesli
2008). Pertanyaan terkait yang tidak termasuk manfaat ASI bagi ibu yaitu
sebanyak 43 contoh (95.6%) menjawab menyita waktu ibu dan merepotkan.
Contoh dapat menjawab dengan benar pertanyaan terkait yang harus
disiapkan ibu ketika harus meninggalkan bayi yaitu sebanyak 44 contoh (97.8%)
menjawab mempersiapkan ASI yang diperah dan disimpan sehingga bayi tetap
menerima ASI. ASI eksklusif dapat berjalan meskipun ibu sibuk beraktivitas
terutama di luar rumah dengan cara ibu dapat mempersiapkan ASI yang diperah
dan disimpan dalam wadah yang steril (Indiarti 2008).
Pertanyaan mengenai cara memerah ASI yang benar dapat dijawab dengan
benar oleh contoh sebanyak 17 contoh (37.8%) menjawab dengan cara memerah
ASI secara bergantian setiap 3-5 menit pada payudara kiri dan kanan. Contoh
dalam penelitian kurang memahami langkah-langkah laktasi dengan baik terutama
pada saat contoh harus meninggalkan bayi mereka. Kurangnya pengetahuan
contoh dalam hal ini mungkin dikarenakan contoh menjawab pertanyaan sesuai
dengan apa yang dilakukan oleh contoh tanpa mengetahui hal-hal apa saja yang
harus diperhatikan ketika ibu harus meninggalkan bayi. Sebagian besar ibu
memerah ASI dengan cara memerah ASI pada payudara kiri sampai kosong lalu
beralih ke payudara kanan. Menurut Wilar dalam Suradi (2010) cara memerah

16
ASI yang benar adalah dengan cara memerah satun payudara selama 3-5 menit,
kemudian beralih ke payudara lainnya.
Pertanyaan mengenai suhu yang tepat dalam penyimpanan ASI agar tidak
mudah basi dapat dijawab dengan benar oleh 43 contoh (95.6%) yang menjawab
dengan suhu rendah. Sebanyak 32 contoh (71.1%) dapat menjawab pertanyaan
mengenai berapa lama ASI dapat bertahan jika disimpan pada suhu ruang yaitu
contoh menjawab 6-8 jam, dan sisanya contoh menjawab selama 1 minggu. ASI
banyak mengandung zat gizi, zat anti bakteri, dan anti virus sehingga perlu
diperhatikan cara penyimpanan ASI. ASI akan tahan lama dan tidak mudah basi
jika disimpan pada suhu yang rendah sehingga dapat menjaga komponenkomponen yang terkandung didalamnya. ASI dapat tahan selama 6-8 jam jika
disimpan pada suhu ruang. Semakin rendah suhu maka ASI dapat bertahan lama
bahkan hingga berbulan-bulan (Wilar dalam Suradi 2010).
Pertanyaan mengenai cara untuk mencairkan ASI yang beku dapat dijawab
dengan benar oleh 14 contoh (31.1%) yaitu menjawab dengan cara dialirkan
diatas air hangat yang mengalir. Sebagian besar ibu menjawab pertanyaan tersebut
dengan memilih direbus diatas kompor dan dengan cara didiamkan saja sampai
mencair. Menurut Indiarti (2008) ASI yang beku sebelum diberikan kepada bayi,
dihangatkan terlebih dahulu dengan cara merendam wadah ASI dalam mangkuk
yang berisi air hangat. ASI beku dapat dicairkan dengan cara menempatkan
wadah penyimpanan ASI pada air hangat yang mengalir atau mangkuk yang berisi
air hangat, dalam menghangatkan ASI sebaiknya tidak menggunakan microwave
oven atau kompor untuk memanaskan ASI karena tindakan tersebut dapat
meninggalkan noda serta menghancurkan antibodi yang terkandung didalam ASI.
Sisa ASI pada wadah yang tidak dihabiskan saat menyusui tidak boleh
dipergunakan ulang dan tidak dianjurkan membekukan kembali ASI setelah
dicairkan atau dihangatkan (Wilar dalam Suradi 2010).
Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan seharihari adalah merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Mubarak et al. 2007).
Berdasarkan Tabel 10, sikap contoh dalam penelitian ini sebagian besar termasuk
dalam kategori baik (84.4%) dan sebanyak (15.6%) contoh termasuk dalam
kategori sedang. Hal ini menggambarkan kecenderungan contoh dalam bersikap
yaitu positif, dimana contoh ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya
terutama dalam pemberian ASI eksklusif, meskipun tidak 100% contoh bersikap
positif yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan kategori sikap dalam pemberian ASI
eksklusif
Kategori
Baik
Sedang
Rendah

Total

Frekuensi (n)
38
7
-

Persen (%)
84.4
15.6
-

45

100

17
Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan sikap positif ibu dalam pemberian ASI
eksklusif
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

29
30

Pernyataan
Apakah ibu setuju bahwa ibu harus memberikan susu formula ketika bayi baru lahir
Apakah ibu setuju bahwa memberikan susu formula lebih ekonomis dan praktis
daripada memberi ASI
Apakah ibu setuju ASI eksklusif bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak
Apakah ibu setuju ASI eksklusif hanya diberikan pada bayi yang berusia 0-6 bulan
Apakah ibu setuju makanan prelaktal (seperti madu dan air putih) penting untuk
diberikan pada bayi yang baru lahir
Apakah ibu setuju ibu akan memberikan ASI sesuai dengan keinginan ibu
Apakah ibu setuju bahwa ibu memberikan makanan tambahan lain selain ASI saat bayi
berusia di bawah 6 bulan
Apakah ibu setuju bahwa mengkonsumsi makanan lebih dari biasanya agar produksi
ASI lancar
Apakah ibu setuju bahwa mengkonsumsi makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan
ASI
Apakah ibu setuju promosi susu formula pada bayi sangat penting dilakukan karena
lebih praktis dan bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi
Apakah ibu setuju susu formula sama baiknya/manfaatnya dengan ASI
Apakah ibu setuju menyusui lebih sering agar produksi ASI lebih lancar serta hubungan
ibu dan bayi menjadi lebih dekat
Apakah ibu setuju bahwa mendapatkan informasi mengenai ASI dari kader posyandu
Apakah ibu setuju bahwa ibu harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyusui
anak ibu
Apakah ibu setuju bahwa ibu harus mencari tahu informasi seputar ASI dalam
pemberian ASI eksklusif
Apakah ibu setuju kombinasi ASI dan susu formula adalah yang terbaik bagi bayi
Apakah ibu setuju ketika bayi mengalami diare maka ibu tidak memberikan ASI
melainkan menggantinya dengan memberikan susu formula
Apakah ibu setuju ibu harus menyiapkan ASI seperti memerah ASI dan menyimpan
ASI untuk persediaan bayi di rumah ketika ibu harus meninggalkan bayi di rumah
karena ada kepentingan di luar
Apakah ibu setuju di berbagai tempat umum seperti pusat perbelanjaan atau tempat
kerja sebaiknya disediakan tempat menyusui/ruang laktasi yang memadai
Apakah ibu setuju salah satu cara agar produksi ASI dapat meningkat yaitu minum
segelas air putih pada saat sebelum dan sesudah menyusui
Apakah ibu setuju bahwa ibu belum memahami tentang proses inisiasi menyusu dini
Apakah ibu setuju bahwa menyusui dengan perasaan tenang dan nyaman dapat
meningkatkan produksi ASI
Apakah ibu setuju bahwa ASI yang di produksi ibu tidak mencukupi kebutuhan bayi
Apakah ibu setuju bahwa bayi di sapih ketika bayi berusia 2 tahun
Apakah ibu setuju bahwa pada saat kegiatan senam, volley, dan kegiatan asrama
lainnya, ibu merasa malu dan canggung untuk menyusui di depan umum
Apakah ibu setuju bahwa ibu memberikan susu formula atau bubur dan makanan
lainnya ketika mengikuti kegiatan di dalam asrama pada saat keadaan ibu menyusui
Apakah ibu setuju bahwa lebih memilih untuk membeli makanan dari kantin atau luar
asrama dibanding memasak makanan sendiri
Apakah ibu setuju bahwa sering bertukar pikiran dengan tetangga atau keluarga
mengenai hal-hal yang terkait menyusui agar dapat memberikan yang terbaik untuk
anak
Apakah ibu setuju bahwa suami dan keluarga harus memberikan dukungan untuk
pr