Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Ruang Kebidananan di RSUP Haji Adam Malik Medan

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

Oleh:

AARCHANA PAPAIYA

100100292

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

Karya Tulis Ilmiahi Ini Diajukan Sebagai Salah Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

AARCHANA PAPAIYA 100100292

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

(4)

ABSTRAK

ASI adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Standar emas makanan bayi diawali dengan tindakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di RSUP Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan September sampai Desember tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu sebanyak 100 orang responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode consecutive

sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10

pertanyaan pengetahuan dan 10 pertanyaan sikap tentang pemberian ASI Eksklusif.

Hasil penelitian tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa 23 orang (23%) termasuk ke dalam kategori baik, sebanyak 75 orang (75%) termasuk ke dalam kategori cukup, dan sebanyak 2 orang (2%) termasuk dalam kategori tidak baik. Bagi penelitian sikap menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakni 30 orang (30%) termasuk ke dalam kategori baik, sebanyak 70 orang (70%) termasuk dalam kategori sedang.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap ibu di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan berada dalam kategori cukup dan sedang. Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya peningkatkan arus informasi yang diterima oleh ibu tentang pemberian ASI eksklusif baik melalui Poliklinik, dokter praktik pribadi, media elektronik, pembagian leaflet, penempelan poster, maupun penyuluhan-penyuluhan.


(5)

ABSTRACT

Breast milk is the best food to be given to infants, because it contains almost all the nutrients needed by a baby. The gold standard of infant food beginning with the early initiation of the sucking action (IMD) followed by breast feeding exclusively for 6 months.

The purpose of this research is to know the level of knowledge and attitude of mother against exclusive breast feeding at RSUP Haji Adam Malik Medan. Type of this research is descriptive research with cross sectional approach. The location of this research was conducted in the Department Of Obstetric and Gynaecology, RSUP Haji Adam Malik Medan from September until December 2013. The population in this research is the mothers as much as 100 respondents. The technique of sampling in this research is consecutive sampling method. Instruments that used in this research is in the form of a questionnaire containing 10 questions of knowledge and 10 questions about attitudes of exclusive breast feeding.

Knowledge level research results shows that 23 people (23%) belong to the good category, as many as 75 people (75%) belong to the category of sufficient, and as much as 2 people (2%) are included in the category of weak. The research showed that the attitude of the majority of the respondents i.e. 30 people (30%) belong to the category good, as many as 70 people (70%) are included in the category of moderate.

Conclusion in this study shows the level of knowledge and attitude of mother in Department of Obstetrics and Gynaecology, RSUP Haji Adam Malik Medan is sufficient and moderate. From the results of this research are expected to increase the flow of information received by mothers about exclusive breast feeding exclusively either through Clinics, private practice, physicians, electronic media, sharing of leaflet, poster.

Keywords: level, knowledge, pregnant mothers, early sucking initiation,


(6)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memelihara dan memampukan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Banyak sekali hambatan dan tantangan yang dialami penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan dorongan, bimbingan, dan arahan dari beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. dr. Bugis Mardina, Sp.A selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar M.Ked (OG), Sp. OG (K) dan dr. Widiraharjo, Sp. P selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan dan saranan yang telah diberikan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

6. Seluruh teman-teman penulis yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Untuk seluruh bantuan baik moril atau materi yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang


(7)

membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dan terima kasih.

Medan, Desember 2013 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN………..i

ABSTRAK………...………..vii

KATA PENGHANTAR………...………..ix

DAFTAR ISI………....ii

DAFTAR GRAFIK...……….…...……..iv

DAFTAR GAMBAR……….…...……...v

DAFTAR TABEL….……….…...……..vi

BAB 1 PENDAHULUAN………...………1

1.1. Latar Belakang………..1

1.2. Rumusan Masalah……….4

1.3. Tujuan Penelitian………..4

1.3.1. Tujuan Umum……….4

1.3.2. Tujuan khusus……….4

1.4. Manfaat Penelitian………4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………….……….6

2.1. ASI………6

2.1.1. Definisi ASI………6

2.1.2. Stadium ASI………6


(9)

2.1.4. Fisiologi Menyusui……..……….…10

2.1.5. Manfaat ASI………..11

2.2. ASI Eksklusif………..14

2.2.1. Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia………15

2.3. Inisiasi menyusu Dini………..16

2.3.1. Definisi………..15

2.3.2. Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan………....16

2.3.3. Hubungan Keberhasilan Menyusu dengan IMD………...17

2.4. Sikap………19

2.5. Pengetahuan……….………...20

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…………..22

3.1. Kerangka Konsep………22

3.2. Definisi Operasional………22

BAB IV METODE PENELITIAN ……….………..24

4.1. Jenis Penelitian………24

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……….24

4.3. Populasi dan Sampel………...24

4.3.1. Populasi……….24

4.3.2. Sampel………...24

4.4. Teknik Pengumpulan Data………..26


(10)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………..………28

5.1.2. Gambaran Umum Responden………...28

5.1.2.1. Karakteristik Umur Responden………28

5.1.2.2. Karakteristik Pendidikan Responden………...29

5.2. Pembahasan……….……34

5.2.1. Deskripsi Karakteristik Ibu………..34

5.2.2. Deskripsi Pengetahuan Ibu………...…………34

5.2.3. Deskripsi Sikap Ibu………..………34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………...36

6.1. Kesimpulan……….………36

6.2. Saran………..……….36

DAFTAR PUSTAKA………..………..37


(11)

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Halaman

2.1. Grafik 2.1. Estimasi angka kematian bayi per 1,000 12 Kelahiran hidup di provinsi Sumatera Utara tahun

2002- 2007

2.2. Grafik 2.2. Persentase pemberian ASI eksklusif di 14 Provinsi Sumatera Utara tahun 2004-2008

                                   


(12)

DAFTARGAMBAR

Nomor Judul Halaman

5.1. Gambar 5.1. Distribusi Kelompok Umur Responden 29 Di RSUP Haji Adam Malik Medan


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Grafik 5.1.Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat 29 Pendidikan di RSUP Haji Adam Malik Medan

5.2. Grafik 5.2.Frekuensi Pengetahuan Responden Bagi 30 Tiap Pertanyaan Pengetahuan ASI Eksklusif

5.3. Grafik 5.3.Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 31 Tentang Pemberian ASI Eksklusif di RSUP Haji Adam

Malik Medan

5.4. Grafik 5.4.Frekuensi Sikap Responden Bagi 31 Tiap Pertanyaan Pengetahuan ASI Eksklusif

5.5. Grafik 5.5.Frekuensi Sikap Responden Tentang Pemberian 33 ASI Eksklusif di RSUP Haji Adam Malik Medan


(14)

ABSTRAK

ASI adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Standar emas makanan bayi diawali dengan tindakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di RSUP Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan September sampai Desember tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu sebanyak 100 orang responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode consecutive

sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10

pertanyaan pengetahuan dan 10 pertanyaan sikap tentang pemberian ASI Eksklusif.

Hasil penelitian tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa 23 orang (23%) termasuk ke dalam kategori baik, sebanyak 75 orang (75%) termasuk ke dalam kategori cukup, dan sebanyak 2 orang (2%) termasuk dalam kategori tidak baik. Bagi penelitian sikap menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakni 30 orang (30%) termasuk ke dalam kategori baik, sebanyak 70 orang (70%) termasuk dalam kategori sedang.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap ibu di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan berada dalam kategori cukup dan sedang. Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya peningkatkan arus informasi yang diterima oleh ibu tentang pemberian ASI eksklusif baik melalui Poliklinik, dokter praktik pribadi, media elektronik, pembagian leaflet, penempelan poster, maupun penyuluhan-penyuluhan.


(15)

ABSTRACT

Breast milk is the best food to be given to infants, because it contains almost all the nutrients needed by a baby. The gold standard of infant food beginning with the early initiation of the sucking action (IMD) followed by breast feeding exclusively for 6 months.

The purpose of this research is to know the level of knowledge and attitude of mother against exclusive breast feeding at RSUP Haji Adam Malik Medan. Type of this research is descriptive research with cross sectional approach. The location of this research was conducted in the Department Of Obstetric and Gynaecology, RSUP Haji Adam Malik Medan from September until December 2013. The population in this research is the mothers as much as 100 respondents. The technique of sampling in this research is consecutive sampling method. Instruments that used in this research is in the form of a questionnaire containing 10 questions of knowledge and 10 questions about attitudes of exclusive breast feeding.

Knowledge level research results shows that 23 people (23%) belong to the good category, as many as 75 people (75%) belong to the category of sufficient, and as much as 2 people (2%) are included in the category of weak. The research showed that the attitude of the majority of the respondents i.e. 30 people (30%) belong to the category good, as many as 70 people (70%) are included in the category of moderate.

Conclusion in this study shows the level of knowledge and attitude of mother in Department of Obstetrics and Gynaecology, RSUP Haji Adam Malik Medan is sufficient and moderate. From the results of this research are expected to increase the flow of information received by mothers about exclusive breast feeding exclusively either through Clinics, private practice, physicians, electronic media, sharing of leaflet, poster.

Keywords: level, knowledge, pregnant mothers, early sucking initiation,


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang sempurna untuk bayi dan tidak ada produk makanan pengganti ASI yang kualitasnya menyamai ASI. ASI adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Kandungan ASI sesuai untuk kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi (Anon., 1982). Anak yang mendapat ASI dapat terhindar dari kekurangan gizi dan obesitas( Kries, et al. 1999).

Hak bayi mendapat ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan resolusi

World Health Assemby(WHA,2001) yaitu bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir

sampai usia 6 bulan, selanjutnya diberikan makanan pendamping air susu ibu(MPASI) atau pemberian ASI diteruskan samai usia 2 tahun atau lebih (IDAI. Cab. DKI Jakarta, 2008)

World Health Organization/United Nations Children’s Fund

(WHO/UNICEF), pada tahun 2003 melaporkan bahwa 60% kematian balita

langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan praktek pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Oleh karena itu penting sekali penerapan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak (Depkes RI, 2007)

Keberhasilan menyusui sangat tergantung pada Inisiasi Menyusu Dini( IMD)( Edmond, et al, 2006). Penundaan saat permulaan menyusu akan menyebabkan bayi sukar menyusu. Satu jam pertama kelahiran merupakan kunci sukses dalam proses menyusui. Menurut Clemens, et al. (1999), tindakan IMD berhubungan dengan penurunan angka kejadian diare sebesar 26% pada bayi dalam enam bulan pertama setelah lahir dikarenakan adanya kandungan kolostrum di dalam ASI.

UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 tahun. Suatu


(17)

penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI sejak pertama kelahirannya. Angka ini naik 22% jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi (Prasetyono, 2009)

Dalam hal pemberian ASI secara eksklusif, Departemen Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan No: 450/Menkes/SK/IV/2004 telah menetapkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI secara eksklusif (Depkes RI, 2007).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI), 2007) melaporkan bahawa di Indonesia terdapat 95% anak di bawah umur 5 tahun yang pernah mendapat ASI. Akan tetapi, hanya 44% yang mendapat ASI satu jam pertama setelah lahir dan 62% yang mendapat ASI dalam hari pertama setelah lahir. Median durasi pemberian ASI adalah 22,3 bulan. Jumlah bayi di bawah umur 2 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 48%, angka tersebut mengalami penurunan menjadi 18% pada umur 4 hingga 5 bulan.

Menurut UNICEF (2010), Indonesia merupakan negara dengan peringkat kesembilan dalam jumlah kematian neonatus di dunia setelah India, Cina, Nigeria, Pakistan, Kongo, Etiopia, Bangladesh, dan Afganistan. Tanzania merupakan negara dengan peringkat kesepuluh dengan jumlah kematian neonatus yang lebih kecil daripada Indonesia. DinKes Provinsi Sumatera Utara (2009) melaporkan bahwa Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara mengestimasi Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2007 sebesar 26,90 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan AKB tahun sebelumnya yang sebesar 28,2 per 1.000 kelahiran hidup.

Jones, et al, (2003) menemukan bahwa menyusui dapat mencegah 13% kematian balita. 16% kematian neonatus dapat dicegah bila bayi mendapat ASI pada hari pertama setelah lahir, dan angka tersebut meningkat menjadi 22% bila bayi melakukan IMD dalam 1 jam pertama setelah lahir(Edmond, et al, 2006)


(18)

Terkait dengan hal tersebut, WHO/UNICEF dalam Global Strategy on

Infant and Young Child Feeding tahun 2002, merekomendasikan bahwa pola

makan terbaik untuk bayi dan anak sampai usia 2 (dua) tahun adalah: 1. IMD dalam 30 sampai 60 menit setelah bayi lahir.

2. Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. 3. Mulai memberikan makanan pendamping ASI sejak bayi berusia 6 bulan. 4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia dua tahun atau lebih.

Menurut Borade dan Hanumante (2007), pemberian ASI eksklusif lebih banyak dilaksanakan di kalangan multigravida daripada primigravida dan juga menemukan adanya hubungan antara pemberian ASI dengan tingkat pengalaman ibu sebagai multigravida.

Berdasarkan data di atas, hanya sedikit realisasi tindakan IMD sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan ibu, padahal keberhasilan menyusu sangat tergantung pada tindakan IMD. Oleh karena itu, penulis menganggap perlu dilakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

“Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. 2. Mengetahui sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif


(19)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi Peneliti

Yang menjadi manfaat bagi peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan peneliti tentang cara pembuatan karya tulis ilmiah yang baik dan benar.

2. Menambah pengetahuan peneliti tentang ASI eksklusif 1.4.2 Manfaat bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi ibu tentang manfaat ASI eksklusif dengan dibagikannya leaflet tentang ASI eksklusif 1.4.3 Manfaat bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayananya terutama pemberian edukasi dan penyuluhan tentang ASI eksklusif kepada ibu

1.4.4 Manfaat bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan kwalitas dalam memberikan promosi, penyuluhan serta edukasi

1.4.5 Manfaat bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI 2.1.1 Definisi ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu (mammae), sebagai makanan utama bagi bayi. ASI merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi bayi dan dalam jumlah yang cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4-6 bulan pertama ( Soetjinigsih, 1997).

ASI mengandung nutrisi, hormone, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi sehingga ASI adalah makanan yang mencakupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, social mahupun spiritual (Purwanti, 2004).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 240/Men Kes/ Per/ V/85 tentang Pengganti ASI, ASI adalah makanan bayi yang paling baik dan tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi dan oleh karena itu, penggunaannya perlu dilestarikan.

2.1.2 Stadium ASI

ASI yang pertama keluar disebut dengan fore milk dan selanjutnya disebut dengan hind milk. Fore milk merupakan ASI awal yang banyak mengandung air, sedangkan hind milk lebih banyak mengandung karbohidrat dan lemak (Roesli, 2002)

ASI Stadium I

ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4, setelah persalinan komposisi kolostrum mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usu bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasindan feses berwarna hitam ( Purwanti, 2004).

Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibody yang siap melindungi bayi saat kondisinya masih lemah. Kandungan protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein globulin


(21)

membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.

Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolestrol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolestrol. Kandungan hidrat arang kolostrum lebih rendah dibandingkan susu matur akibat dari aktivitas bayi pada 3 hari pertama masih sedikit dan tidak memerlukan banyak kalori. Total kalori kolostrum hanya 58kcal/100mi kolostrum (Roesli, 2002).

ASI Stadium II

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif kerana bayi sudah beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil, begitu juga dengan kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu (Suraatmaja, 1997).

ASI Stadium III

ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 dan seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain dari ASI (Purwanti, 2004).

2.1.3 Zat Gizi ASI

Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utamadalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energy untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hamper 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan pada susu sapi. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibandingkan laktosa susu sapi. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini, maka kadar karbohidrat ASI relative stabil (IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008).


(22)

Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari whey yang lebih udah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi dengan kandungan lebih tinggi (80%). Beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat pada susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.

ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organic yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik disbanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik yang di dalam usu, dan meningkatkanpenyerapan besi dan daya tahan tubuh (IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008).

Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi disbanding dengan susu sapi. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan pada ASI dan susu sapi. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Di samping itu, ASI banyak mengandung asam lemak rantai panjang yang di antaranya asam dokosaheksonik (DHA) dan asam arakhidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

ASI mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh yang seimbang disbanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti yang kita ketahui, konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesihatan jantung dan pembuluh darah (IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008), (Hegar, 2008).

Karnitin

Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energy yang diperlukan untuk mempertahankan metabolism tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar


(23)

karnitin lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi disbanding dengan bayi yang mendapat susu formula (IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008).

Vitamin

Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yng berfungsi sebagai faktor pembekuan. Vitamin D untuk mencegah bayi menderita penyakit tulang. Vitamin C berfungsi untuk kesihatan mata dan juga untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan (Hegar, 2008).

Mineral

Mineral utama yang terdapat dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat besi di dalam ASI lebih mudah diserap yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4-7% pada susu formula. Sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk menglami kekurangan zat besi disbanding bayi yang mendapat susu formula. Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh kerana merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolism di dalam tubuh (Soetjiningsih, 1997).

2.1.4 Fisiologi Menyusui

Menurut Soetjinigsih (1997), secara vertikal payudara terletak di antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai ke linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan subkutan, tepatnya di antara jaringan subkutan superfisial dan profundus yang menutupi muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior, dan obliqus eksterna.

Menurut Roesli (2007), payudara terdiri dari bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal payudara terdiri dari sepasang buah dada, puting susu, dan areola mamae. Bagian internal terdiri dari mamary alveoli (kelenjar susu), sinus lactiferus (gudang susu) yang terletak di bawah areola mamae, ductus lactiferus (saluran susu), dan jaringan ikat dan lemak sebagai jaringan penunjang dan pelindung.

Pada waktu bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua refleks yang menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dan waktu yang tepat pula yaitu refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengaliran/pelepasan ASI (let down reflex). ASI diproduksi oleh mamary alveoli dan disalurkan melalui ductus lactiferus ke sinus lactiferous(Ariani, 2010).


(24)

Pada saat sinus lactiferus mengalami pengosongan ASI dan saat perangsangan ujung saraf di sekitar payudara oleh karena proses penghisapan, maka kelenjar hipofisa bagian depan akan menghasilkan hormon prolaktin yang akan merangsang mamary alveoli untuk memproduksi ASI. Selain itu, prolaktin juga menekan fungsi ovarium sehingga memperlambat fungsi kesuburan dan haid. Dengan kata lain, dapat menjarangkan kehamilan (Bobak, 2005).

Pada saat perangsangan ujung saraf di sekitar payudara oleh karena proses penghisapan, oksitosin juga akan dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian belakang. Proses pengeluaran ASI dari sinus lactiferus terjadi karena kontraksi sel otot polos di sekitar mamary alveoli yang merupakan kerja dari hormon oksitosin. Oleh karena itu, oksitosin berperan dalam refleks pengeluaran ASI (let down reflex).

2.1.5 Manfaat ASI

Manfaat pemberian ASI bagi bayi, yaitu:

1. ASI sebagai nutrisi, sesuai di Valevski, et al. (2005) terbukti rendahnya kadar tiamin dalam susu formula yang mengakibatkan kejadian defisiensi tiamin pada bayi.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh. Terdapat beberapa penelitian yang mendukung fungsi ASI sebagai peningkat daya tahan tubuh, yaitu:

 Menurut Beaudry (1995), angka kejadian infeksi gastrointestinal 47% lebih rendah pada bayi yang mendapat ASI dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.

 Menurut Bachrach, et al (2003), sejumlah sumber digunakan untuk meneliti hubungan pemberian ASI dengan risiko anak dirawat inap karena penyakit saluran pernapasan bawah. Penelitian tersebut dilakukan pada bayi sehat yang lahir cukup umur dan punya akses ke fasilitas kesehatan yang memadai. Kesimpulan di negara maju, bayi yang mendapat susu formula mengalami penyakit saluran pernapasan 3 kali lebih parah dan memerlukan rawat inap di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 4 bulan.

 Dengan meningkatnya daya tahan tubuh bayi, tentu saja Angka Kematian Bayi akan berkurang. Menurut DinKes Provinsi Sumatera Utara (2009),


(25)

Ba Ke hid seb bel up ku ber yan um me dil ES HID 3. AS men  Me lam sta dar adan Pusat ematian Bay dup. Angk belumnya y lum mencap aya dari pe ualitas hidup rjalannya w ng meningg mur 1 tahun

engenai esti lihat pada gr

TIMASI AN DUP DI PR

SI meningkat ndukung bah enurut Horw ma pemberi andar, penin ri 1.000 ana

Statistik yi (AKB) p ka ini men yang sebesar pai angka y emerintah u p masyarak waktu. Ang gal pada fa per 1.000 k imasi AKB rafik 2.1 be

NGKA KEM ROVINSI SU

Su

tkan kecerda hwa ASI dap wood dan F ian ASI ses ngkatan rank

ak yang diik

Provinsi S ada tahun 2 nurun bila

r 28,2 per 1 yang memua untuk memb kat Indonesi gka Kematia ase antara k

kelahiran hi dari Badan erikut ini. GRAFIK MATIAN B UMATERA

umber : DinK

asan.Terdapa at meningka Fergusson (1

suai dengan king di seko kuti sampai

Sumatera U 2007 sebesa dibanding 1.000 kelahi askan, sehin bantu penu ia dapat dit an Bayi me kelahiran hi

dup. Gamba n Pusat Stat

K 2.1 BAYI PER A UTARA T

Kes (2009)

at beberapa p atkan kecerda

1998), tamp n peningkat olah, dan pe

usia 18 tah

Utara meng ar 26,90 per gkan denga

iran hidup. P ngga perlu d urunan angk tingkatkan erujuk kepa

ngga bayi b aran perkem tistik Suma 1,000 KELA TAHUN 200 enelitian yan asan, yaitu: ak kecende an IQ, hasi eningkatan a

un.

gestimasi A r 1.000 kela an AKB Penurunan dilakukan u ka tersebut, dengan sem ada jumlah belum men mbangan ter atera Utara AHIRAN 02 – 2007

ng

erungan ken il tes kecerd

angka di se Angka ahiran tahun AKB paya-, agar makin h bayi ncapai rakhir dapat naikan dasan kolah


(26)

 Mortensen, et al. (2002) melakukan penelitian terhadap 3.253 orang di Denmark didapatkan hubungan antara lama pemberian ASI dan peningkatan IQ. Orang yang disusui kurang dari 1 bulan mempunyai IQ 5 poin lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7-9 bulan. Terdapat korelasi antara lamanya pemberian ASI dengan tingkat IQ.

 Dalam penelitian Smith, et al (2003) dilakukan penelitian pada 439 anak usia sekolah dengan berat badan lahir sangat rendah (di bawah 1.500 gram). Bayi yang tidak diberi ASI ternyata mempunyai skor yang lebih rendah dalam semua fungsi intelektual, kemampuan verbal, kemampuan visuo spasial, dan visuo motorik dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI.

4. ASI memenuhi kebutuhan awal bayi untuk tumbuh kembang secara

optimal baik fisik, kepandaian, emosional, spiritual, maupun sosialisasinya (Roesli, 2007).

5. Menurunkan resiko obesitas (kegemukan). Terdapat beberapa penelitian yang mendukung bahwa ASI dapat menurunkan resiko obesitas yaitu:

 Shields, Callaghan, Williams, Najman, dan Bor (2006) menyimpulkan bahwa anak yang disusui selama kurang dari 4 bulan mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi daripada anak yang disusui selama 4 bulan atau lebih.

 Pada penelitian Strawn dan Zuguo (2004) terhadap 177.304 anak yang lahir pada tahun 1988-1992 didapatkan persentase overweight yang tertinggi pada anak yang tidak pernah mendapat ASI.

6. Menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Terdapat

beberapa penelitian yang mendukung bahwa ASI dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu:

 Martin (2004) melakukan penelitian porspektif melibatkan 7.276 bayi Inggris selama 7,5 tahun. Pada usia tujuh tahun, bayi yang tidak diberi ASI memiliki tekanan diastolik dan sistolik yang lebih tinggi daripada bayi yang diberi ASI. Terjadi pengurangan tekanan darah sistolik 1% pada masyarakat berhubungan dengan 1,5% pengurangan angka kematian


(27)

secara keseluruhan. Hal ini merupakan keuntungan yang signifikan pada masa dewasa.

 Penelitian Owen, et al. (2008) di Inggris meneliti tingkat kolesterol pada 1.500 remaja umur 13-16 tahun. Mereka menemukan bahwa pemberian ASI memiliki keuntungan jangka panjang dalam mencegah penyakit kardiovaskuler dengan mengurangi kolesterol total dan kolesterol berkadar lipid rendah.

2.2 ASI Eksklusif

Pada awal kehidupan, seorang bayi akan menggantungkan hidupnya kepada makanan berupa ASI sampai usia enam bulan. Biasanya tidak terdapat gangguan pertumbuhan dalam usia enam bulan, kecuali jika anak menderita penyakit. ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan selama jangka waktu minimal empat bulan dan akan lebih baik apabila diberikan sampai bayi berusia enam bulan serta bayi tanpa diberi tambahan cairan lain seperti: susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih dan tidak diberi makanan padat lain seperti : pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, dan lain-lain (Roesli, 2007).

ASI eksklusif diberi selama 6 bulan kerana bayi dengan usia 6 bulan ke bawah belum memiliki system pencernaan yang sempurna sehingga belum siap menerima jenis makanan dan minuman lainnya. Enzim semacam pemecah protein, lipase, amylase, pepsin dan sebagainya belum diproduksi secara sempurna di usia 1-6 bulan. Bayi di bawah usia 6 bulan belum memiliki system imun yang sempurna sehingga ia belum bisa memproteksi diri dari kuman yang terdapat dalam makanan dan minuman selain ASI (WHO/UNICEF, 2001).

2.2.1 Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia

Menurut Dinkes (2009), persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 di Provinsi Sumatera Utara tidak menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan seperti tergambar pada grafik 2.2 dibawah ini.


(28)

Ca dengan 20 peningkata Oleh kare yang lebih Indonesia. 2.3 Ini 2.3.1 De Menurut R lahir. Asal satu jam s

crawl atau

Da antara bay PER DI PROV akupan pers 007 cenderu

an yang cu ena itu, dih

h memuask . isiasi Meny efinisi Roesli (200 lkan dibiark segera setel u merangkak alam satu j yi dan ibuny

 Ibu da setelah RSENTASE VINSI SUM Sum entase bayi ung menuru ukup berarti harapkan pa kan guna m

yusu Dini

08), IMD ad kan kontak lah lahir. C k mencari p am pertama ya. Dari has an bayi sud h lahir, jika

GRAFIK PEMBERI MATERA UT

mber : DinK

yang diber un secara si i yaitu sebe ada tahun-t meningkatka

dalah bayi kulit bayi d Cara bayi m

payudara. a setelah m il pengamat dah dapat be bayi segera

K 2.2

IAN ASI EK TARA TAH

Kes (2009)

ri ASI ekskl ignifikan, n esar 10,33% tahun berik an kesejahte

mulai men dengan kuli melakukan IM

melahirkan, tan menunju erinteraksi d a diletakkan

KSKLUSIF HUN 2004-2

usif dari tah namun pada % dibanding

kutnya dapa eraan hidup

yusu sendir t ibunya, se MD ini din

ada perilak ukkan bahw dalam meni n di perut ibu

F 2008

hun 2004 sa a tahun 200 gkan tahun at dicapai a p masayarak

ri segera se etidaknya se namakan the

ku menakju wa: it-menit per bu. ampai 8 ada 2007. angka kat di etelah etelah e best ubkan rtama


(29)

 Dalam beberapa menit, bayi dapat merangkak ke payudara dan menyusu sendiri (the best crawl).

 Kulit ibu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi (thermoregulator, thermal

synchrony).

2.3.2 Inisiasi Menyusu Dini Yang Dianjurkan

Berikut ini langkah-langkah melakukan IMD secara umum yang dianjurkan :  Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu.

 Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya.

 Tali pusat dipotong, lalu diikat.

Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak

dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.

 Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya. Menurut penelitian Dr. Neils Bergman dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas daripada kulit dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayinya. Kulit ibu bersifat thermoregulator atau thermal sinchrony bagi suhu bayi.  Apabila bayi belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu

jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.

 Rawat gabung yaitu ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-bayi tetap tidak terpisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu.


(30)

2.3.3 Hubungan Keberhasilan Menyusu dengan Inisiasi Menyusu Dini

Edmond, et al. (2006) menyatakan bahwa keberhasilan menyusui sangat tergantung pada IMD. Penundaan saat permulaan menyusu akan menyebabkan bayi sukar menyusu. Satu jam pertama kelahiran merupakan kunci sukses dalam proses menyusui. Menurut Kramer, et al. (2001), bayi yang melakukan IMD lebih berhasil disusui secara eksklusif dan lebih lama disusui.

Menurut Roesli (2008), hasil penelitian menunjukkan hubungan antara saat kontak ibu-bayi pertama sekali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui di usia yang sama. Penelitian di Jakarta-Indonesia ini menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif.

WHO/UNICEF telah mempublikasikan tentang sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui dan telah dikembangkan oleh DepKes RI dan BKPPASI (Badan Kerja Peningkatan Penggunaan ASI), yaitu:

 Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui.

 Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan.

 Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya. Pada klinik pranatal, kepada para ibu hamil diberikan informasi tentang keuntungan menyusui dan membimbing mereka untuk menyelesaikan masalah laktasi.

 Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan. Petugas memberi bantuan agar ibu dapat saling bersentuhan dengan anaknya untuk memulai pemberian ASI; sedangkan pada ibu dengan bedah sesar yang dibius diberikan waktu setangah jam sampai ibu sadar kembali dan dapat mengawali proses menyusui

 Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankannya.


(31)

 Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.

 Melaksanakan rawat gabung.

 Mendukung pemberian ASI kepada bayi tanpa dijadwal karena pemberian ASI sekehendak hati akan melancarkan produksi ASI.

 Tidak memberikan dot atau kompeng karena dapat mengakibatkan bayi bingung puting. Oleh karena itu, bila bayi dirawat pisah, maka ASI diberikan dengan pipet, sonde, atau sendok.

 Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu menyusui. Setiap RS/Rumah Bersalin/Puskesmas sebaiknya membentuk KP-ASI (Kelompok Pelindung ASI) untuk membantu ibu-ibu yang mengalami masalah laktasi dan meyakinkan mereka tentang manfaat menyusui, terutama pada mereka yang pertama sekali menyusui bayinya.

2.4 Sikap

Sikap adalah kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2005). Fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau merupakan reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan baru yang diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang telah diketahuinya (Notoatmodjo, 2003). Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2005), sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya,

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, bagaimana

penilaian orang tersebut terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan).


(32)

Kemudian, Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap terdiri atas berbagai tingkatan, yaitu:

a. Menerima(receiving)

Menerima diartikan dimana orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons (responding)

Merespons diartikan dimana orang (objek) memberikan tindak balas terhadap stimulus yang diberikan (objek), seperti menjawab bila ditanya.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga. Misalnya, seseorang ibu mengajak ibu lainnya untuk pergi ke posyandu.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dengan menanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2003).

2.5 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Domain kognitif mempunyai enam tahapan yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian kembali. Untuk dapat menjalani perilaku yang diinginkan seseorang harus melampui semua tahap tersebut. (Notoatmodjo, 2007).

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

 Pengalaman yang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.  Tingkat pendidikan yang dapat menambah wawasan atau pengetahuan


(33)

 Keyakinan bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang  Fasilitas, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku

 Penghasilan berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mampu menyediakan atau membeli fasilitas – fasilitas sumber informasi

 Sosial budaya dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.


(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Skema 3.1 Kerangka konsep tingkat pengetahuan sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di ruang kebidanan RSUP Adam Malik

3.2 Definisi Operasional

Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian maka sebagai pedoman awal pengumpulan informasi digunakan definisi operasional yang dikembangkan seperti uraian di bawah ini :

 Sikap ibu adalah respon atau keyakinan ibu terhadap ASI eksklusif.

 Pengetahuan merupakan apa yang diketahui oleh responden mengenai pengertian dan manfaat pemberian ASI eksklusif

 ASI eksklusif adalah ASI yang diberi selama jangka waktu minimal 4 bulan dan akan lebih baik apabila diberikan sampai bayi berusia 6 bulan  Cara ukur : wawancara

 Alat ukur : kuesioner  Kategori :

- Baik : jika total nilai yang diperoleh >75 % - Sedang : jika total nilai yang diperoleh 40-75 %

Tingkat pengetahuan

Sikap

Pemberian ASI Eksklusif


(35)

- Kurang : jika total nilai yang diperoleh < 40 %  Skala pengukuran : ordinal


(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survey cross-sectional yang bersikap deskriptif yang dilakukan untuk menentukan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di ruang kebidanan RSUP Adam Malik pada tahun 2013. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang kebidanan Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Medan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret – Desember 2013 sedangkan pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dari September – November 2013.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang melahirkan di ruang kebidanan RSUP Adam Malik, Medan.

4.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling, yaitu sampel seluruh populasi di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan yang memenuhi criteria penelitian dimasukkan dalam penelitian selama periode September – November 2013.

Kriteria yang telah ditentukan ialah :

 Semua ibu yang melahirkan di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan.


(37)

Besar Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus estimasi proposi untuk populasi ( Wahyuni, 2007).

Dimana :

n = besar sampel minimum

Z²1 - α/2 = nilai distribusi normal baku ( table Z ) pada α tertentu p = harga proporsi di populasi

d = kesalahan ( absolut ) yang dapat ditolerir

Pada penelitan ini, tingkat kepercayaan dikehendaki sebesar 90% sehingga untuk Zα dua arah diperoleh nilai Z²1 - α/2 = 1,96. Nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan p= 0,5 mempunyai nilai р(1-P) paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10% . Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

2 2 / 1 2 ) 1 ( d P P Z

n a

2 2 / 1 2 ) 1 ( d P P Z


(38)

04 , 96 10 , 0 9604 , 0 10 , 0 ) 5 , 0 1 ( 5 , 0 96 , 1 2 2 2       n n n

Dengan demikian besar sampel yang diperlukan adalah 96,04 orang, yang dibulatkan menjadi 100 orang. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada ibu yang melahirkan di ruang kebidanan di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer, yaitu kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif.

Adapun prosedur pengumpulan data yaitu dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

 Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada instansi pendidikan.

 Setelah mendapatkan izin dari instansi pendidikan, kemudian mengajukan permohonan izin kepada RSUP Adam Malik..

 Memilih ibu yang melahirkan di ruang kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan yang memenuhi syarat atau kriteria sampel dan menjelaskan tujuan penelitian kepada responden serta meminta kesediaanya untuk ikut serta dalam penelitian sebagai sample penelitian.

 Setelah mendapat izin maka meminta persetujuan responden menjadi responden secara sukarela, setelah responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).


(39)

 Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya mempersilahkan responden untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh masing-masing ibu, kemudian setelah selesai dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya, apabila ada yang tidak lengkap diselesaikan pada saat itu juga.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain: tahap pertama editing, yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk; tahap kedua coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisa; tahap ketiga processing, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program komputer; tahap keempat cleaning, yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara,Aceh,Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km 12,Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara.

Dalam rangka melayani kesehatan masyarakat umum,RSUP H.Adam Malik Medan didukung oleh 1.995 orang tenaga yang terdiri dari 790 orang tenaga medis dari berbagai spesialisasi dan sub spesialisasi,604 orang paramedis perawatan,298 orang paramedik non perawatan dan 263 orang tenaga non medis serta ditambah dengan Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8 orang.

RSUP H.Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap,perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart(CSSD), bioelektrik medik, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien,teknik sipil pemulasaraan jenazah).

5.1.2. Gambaran Umum Responden 5.1.2.1.Karakteristik Umur Responden

Pada gambar 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada dalam kelompok umur 20 hingga 30 tahun yang mencakupi 79%. Responden dalam kelompok umur ini dianggap memiliki kemampuan laktasi yang baik jika


(41)

dibandingkan dengan responden pada kelompok umur yang melebihi 30 tahun (21%) Dengan demikian diharapkan jumlah ibu yang memberi ASI eksklusif akan lebih banyak.

5.1.2.2. Karakteristik Pendidikan Responden

Tabel 5.1 Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP Haji Adam Malik Medan

TINGKAT PENDIDIKAN

BILANGAN RESPONDEN

PERSENTASE (%)

SD 14 14

SLTP 31 31

SMA 55 55

TOTAL 100 100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahawa responden pada umumnya sudah memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu paling banyak pada tingkat SMA sebanyak 55% . Dengan demikian diharapkan responden memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang laktasi.

Gambar 5.1 Distribusi Kelompok Umur

Responden di RSUP Haji Adam Malik

Medan

20‐30 tahun 31‐40 tahun


(42)

TABEL 5.2 Frekuensi Pengetahuan Responden Bagi Tiap Pertanyaan Pengetahuan ASI Eksklusif

No Pengetahuan Jawaban Jumlah

Benar Salah

f % f % f % 1 Menurut ibu, apa

yang dimaksudkan dengan ASI eksklusif

73 73 27 27 100 100

2 Kapan sebaiknya bayi diberikan ASI pertama kali

93 93 7 7 100 100

3 Menurut ibu, ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) berwarna apa

44 44 56 56 100 100

4 Pada hari pertama sampai hari keberapa kolostrum

keluar

27 27 73 73 100 100

5 Isyarat bayi ingin menyusu adalah

91 91 9 9 100 100

6 Apa manfaat

pemberiaan ASI kepada ibu

59 59 41 41 100 100

7 Langkah pemberian ASI yang benar adalah

68 68 32 32 100 100

8 Cara penyimpanan ASI yang diperah


(43)

9 Kapan saja sebaiknya ASI diberikan

62 62 38 38 100 100

10 Dari segi apa zat antibody dalam ASI dapat melindungi bayi

64 64 36 36 100 100

Pada table 5.2 dapat dilihat bahwa sebanyak 93 orang (93%)telah menjawab pertanyaan pengetahuan dengan benar mengenai kapan pertama kali sebaiknya ASI eksklusif diberikan sedangkan sebanyak 68 orang (68%)telah mengetahui cara pemberiaan ASI yang benar dan manfaatnya untuk bayi dan ibu. Namun hanya 73 orang (73%) yang mengetahui pengertian ASI eksklusif yang benar yaitu pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi tanpa makanan tambahan lain.

Tabel 5.3 Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pemberian ASI Eksklusif di RSUP Haji Adam Malik Medan

TINGKAT PENGETAHUAN JUMLAH RESPONDEN

BAIK 3 CUKUP 75

TIDAK BAIK 2

TOTAL 100

Dari table 5.3 didapati lebih dari sebagian besar responen yaitu 75% dari 100 orang rsponden memiliki pengetahuan yang cukup tentang ASI eksklusif.


(44)

Tabel 5.4 Frekuensi Sikap Responden Bagi Tiap Pertanyaan Tentang ASI Eksklusif

NO PERTANYAAN SIKAP f %

1 Menurut saya, pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk bayi

SANGAT SETUJU 48 48

SETUJU 52 52

2 Menurut saya, ibu menyusui harus siaga memberikan ASI eksklusif

SANGAT SETUJU 29 29

SETUJU 71 71

3 Menurut saya, pemberian ASI eksklusif sebaiknya tidak diberi makanan dan minuman tambahan

SANGAT SETUJU 9 9

SETUJU 57 57

RAGU RAGU 34 34

4 Saya yakin pemberian ASI ekslusif dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

SANGAT SETUJU 77 77

SETUJU 23 23

5 Menurut saya, menyusui bayi harus segera setelah lahir

SANGAT SETUJU 46 46

SETUJU 54 54

6 Menurut saya, pada saat bayi menyusui daerah kecoklatan sekitar putting susu harus ditutupi


(45)

oleh mulut bayi

SANGAT SETUJU 4 4

SETUJU 39 39

RAGU RAGU 57 57

7 Menurut saya, bayi yang diberi ASI memiliki resiko kecil mengalami kegemukan

SANGAT SETUJU 9 9

SETUJU 32 32

RAGU RAGU 54 54

TIDAK SETUJU 5 5

8 Saya yakin jika memberi ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan anak

SANGAT SETUJU 36 36

SETUJU 64 64

9 Menurut saya, berat badan ibu dapat kembali seperti biasa semula dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

SETUJU 37 37

RAGU RAGU 53 53

TIDAK SETUJU 10 10

10 Menurut saya, ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi

SANGAT SETUJU 29 29

SETUJU 44 44

RAGU RAGU 22 22


(46)

Pada table 5.4 idapati 58% setuju bahwa pemberian ASI sangat penting untuk bayi dan 71% setuju ibu harus siaga memberikan ASI eksklusif. Sebanyak 77% mengaku pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan ikatan kasih saying antara ibu dan bayi. Dalam penelitian juga didapati 57% mengaku masih ragu ragu apakah daerah kecoklatan sekitar puting susu harus ditutupi saat bayi menyusui. Sebanyak 10% tidak setuju bahwa berat badan ibu dapat kembali seperti semula dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Tabel 5.5 Frekuensi Sikap Responden Tentang Pemberian ASI Eksklusif di RSUP Haji ADAM Malik Medan

SIKAP JUMLAH RESPONDEN (%)

BAIK 30 SEDANG 70 KURANG 0 TOTAL 100

Dari table 5.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki sikap sedang dalam pemahaman tentang ASI eksklusif yaitu sebesar 70%. Sedangkan responden dengan sikap baik sebanyak 30%.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Deskripsi Karakteristik Ibu

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, didapati bahwa umur ibu yang menjadi responden berada dalam lingkungan 20-40 tahun, tetapi kategori umur yang paling banyak adalah 20-30 tahun sebanyak 79 orang (79%).

Bagi tingkat pendidikan diperoleh bahwa kebanyakan ibu berpendidikan tinggi (SMA), yaitu sebanyak 55 orang (55%), diikuti 31 orang (31%) yang berpendidikan sedang (SMP) dan 14 orang (14%) berpendidikan rendah (SD). Pendidikan dapat membentuk dan meningkatkan kemampuan manusia. Konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses belajar yang membawa maksud bahwa, dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan atau perkembangan ke arah yang lebih baik, pandai, mampu dan tahu.


(47)

5.2.2 Deskripsi Pengetahuan Ibu

Pada hasil penelitian tingkat pengetahuan, distribusi terbesar didapati pada ibu berpengetahuan cukup, diikuti berpengetahuan baik dan berpengetahuan tidak baik. Hasil ini berbeda dengan penelitian Gita (2010) tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif di desa Jawa menyatakan pengetahuan ibu dalam kategori baik.

Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, semakin tinggi peluang ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Begitu juga sebaliknya, yaitu semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, semakin kurang peluang untuk ibu memberikan ASI eksklusif (Rulina, 1992). 5.2.3 Deskripsi Sikap Ibu

Sikap adalah kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2005). Pada hasi penelitian, didapati ibu-ibu memiliki sikap sedang dalam pemberian ASI eksklusif sebanyak 70 orang (70%) dan 30 orang (30%) memiliki sikap baik.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam kategori cukup

2. Sikap ibu tentang pemberian ASI eksklisif di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam kategori sedang

6.2. Saran

1. Perlu peningkatan pemberian ASI eksklusif dengan melakukan sosialisasi informasi ilmu pengetahuan dan manfaat ASI eksklusif bagi para ibu hamil dan menyusui, di samping itu peranan sikap dan perhatian petugas kesehatan juga ditingkatkan berkaitan dengan menyusui, sehingga diharapkan pemberian ASI eksklusif menjadi gaya hidup dan budaya keluarga.

2. Perlu dilakukan pendidikan kesehatan pada keluarga (masyarakat) yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan melalui beberapa cara antara lain : kerjasama dengan dukun bersalin, bekerja melalui kelompok dalam masyarakat, menyuluh ibu-ibu, melalui pengunaan media dan melalui selembaran atau poster.

3. Menumbuhkan sikap positif ibu tentang ASI eksklusif melalui pendidikan kesehatan teerhadap ibu selama hamil dan setelah melahirkan, keluarga maupun masyarakat.

4. Disarankan kepada pihak puskesmas, rumah sakit dan tenaga kesehatan agar menggiatkan penyuluhan tentang gizi ibu (hamil dan menyusui) agar ibu mengetahui cara supaya ASI dapat mencukupi bagi bayinya sehungga dapat memberikan ASI eksklusif.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics, 1982. The Promotion of Breast-Feeding: Policy

Statement Based on Task Force Report. Special report from AAP 69:

654-661

Arikunto, S., 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 355

Bachrach, V.R.G., Schwarz, E., & Bachrach, L.R., 2003. Breastfeeding and the

Risk of Hospitalization for Respiratory Disease in Infancy. American

Medical Association 157: 237-243.

Cesar, J.A., Victoria, C.G., Barros, F.C., Santos, I.S., & Flores, J.A., 1999. Impact of Breast Feeding on Admission for Pneumonia during Postneonatal Period

in Brazil: Nested CaseControl Study. BMJ 318: 1316-1320.

Clemens, J., et al., 1999. Early Initiation of Breastfeeding and the Risk of Infant

Diarrhea in Rural Egypt. Pediatrics 104: e3..

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2009. Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara. Available from:

www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20sumut%202008.pdf [accessed on 29 April 2013]

Departmen Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2005. Manajeman Laktasi, Jakarta.

Departmen Kessehatan RI, USAID Indonesia, Health Service Program (HSP), 2008. Paket Modul Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI

Eksklusif 6 Bulan - Panduan Kegiatan Belajar Bersama Masyarakat,

Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2005. Buku Saku Cara Menyusui Yang

benar, Medan.

Edmond, K.M., Zandoh, C., Quigley, M.A., Etego, S.A., Agyei, S.O., & Kirkwood, B.R., 2006. Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of

Neonatal Mortality. Pediatrics 117: e380-e386.

Foroushani, A.R., Mohammad, K., Mahmoodi, M., & Siassi, F., 2010. Effect of

Breastfeeding on Cognitive Performance in A British Birth Cohort. EMHJ


(50)

Horwood, L.J. & Fergusson, D.M., 1998. Breastfeeding and Later Cognitive and

Academic Outcomes. Pediatrics 101: e9.

Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta, 2008. Bedah ASI – Kajian dari

Berbagai Sudut Pandang Ilmiah, Jakarta : Balai Penerbit Fakultas

kedokteran Universitas Indonesia.

Jones, G., et al., 2003. How Many Child Deaths Can We Prevent This Year?

Lancet 362: 65–71.

Lestari, S., 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kelurahan Bagan Deli

Kecamatan Medan Belawan tahun 2009. Diperoleh dari:

http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com journal_review&id=1187&task=view [accessed on 01 Mei 2013]

Martin, R.M., Middleton, N., Gunnel, D., Owen, C.G., & Smith, G.D., 2005. Breast-Feeding and Cancer: The Boyd Orr Cohort and a Systematic Review

With Meta-Analysis. Journal of the National Cancer Institute 97 (19):

1457.

Mortensen, E.L., et al., 2002. The Association Between Duration of Breastfeeding

and Adult Intelligence. JAMA 287(18) :2365-2371.

Notoatmodjo, S., 2007. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan.In: Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 139-142.

Purwanti, H.S., 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Jakarta. : EGC.

Rahayuningsih, T., 2005. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

ASI Dengan Pemberian Kolostrum Dan ASI Eksklusif Di Kelurahan

Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Kotamadya Semarang. Diperoleh dari:

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/103.pdf [accessed on 05 Mei 2013 ]

Roesli, U., 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda, 3-67.

Roesli, U., 2007. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya, 5-35.

Rulina, Suradi Suharyono d.k.k.1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Shields, L., Callaghan, M.O., Williams, G.M., Najman, J.M., & Bor, W., 2006.

Breastfeeding and Obesity at 14 Years: A Cohort Study. Journal of


(51)

Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: CV Sagung Seto, 49; 95; 99.


(52)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aarchana A/P Papaiya Tempat/ tangal lahir : Perak / 06 JUNI 1992

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Hindu

Alamat : Jl. Dr. Mansur, Gg.Berkat No.5, Medan Nomor Telepon : +6283197535006

Orang tua : Papaiya / Devi

Riwayat pendidikan : Sijil Pelajaran Menengah (SPM) – 2009

: President College – 2010

: Fakultas Kedokteran USU – sekarang Riwayat Organisasi : Ahli, Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar

Malaysia

Indonesia Cawangan Medan (PKPMI-CM) : Ahli, Kelab Kebudayaan India Malaysia (KKIM)


(53)

(54)

(55)

(56)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bernama Aarchana Papaiya (100100292) adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang pemberian ASI eksklusif Di Ruang Kebidanan RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi Sarjana Kedokteran USU.

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jujur dan apa adanya.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, bebas untuk ikut serta atau tidak tanpa adanya sanksi apapun. Informasi yang ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Jika ibu bersedia, silahkan menandatangani formulir ini. Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti, Medan, 2013

Responden,

( Aarchana ). ( )  


(57)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

No Responden (diisi oleh peneliti) : Tanggal : Nama Inisial :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

A. Pengetahuan responden tentang pemberian ASI Eksklusif

 Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang menurut ibu paling benar

 Semua pernyataan harus diisi

 Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

1. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan air susu ibu ( ASI ) eksklusif? a. Pemberian ASI saja selama 3 bulan

b. Pemberian ASI saja selam 6 bulan

c. Pemberian ASI ditambah makanan tambahan (bubur, nasi tim, pisang, pepaya, biscuit, dll) dan cairan tambahan (susu formula, air putih, madu, dll) selama 2 tahun.

2. Kapan sebaiknya bayi diberikan ASI pertama kali? a. Segera setelah bayi lahir

b. Diberikan setelah ibu pulang dari rumah sakit c. Sebaiknya seminggu setelah lahir


(58)

3. Menurut ibu, ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) berwarna apa? a. Putih kehijau-hijauan

b. Kekuning-kuningan

c. Putih seperti susu lainnya/ tidak ada beda dengan susu lainnya 4. Pada hari pertama sampai hari ke berapa kolostrum keluar? a. Lebih dari satu minggu

b. Tiga atau empat hari setelah bayi lahir c. Sampai 6 bulan setelah bayi lahir 5. Isyarat bayi ingin menyusu adalah :

a. Menggerakkan kepala terutama dengan gerakan mulut mencari-cari b. Tidur pulas

c. Mengepalkan tangan

6. Apa manfaat diberikannya ASI bagi ibu?

a. Meningkatkan kepercayaan diri ibu sehari-hari b. Mencegah kehamilan selamanya

c. Sebagai alat kontrasepsi (KB) alamiah bagi ibu 7. Berikut salah satu langkah pemberian ASI yang benar?

a. Sebelum memberikan ASI sebaiknya ibu memerah sedikit ASI dan mengoleskan ke puting dan areola sekitarnya.

b. Sebelum memberikan ASI ibu seharusnya minum susu terlebih dahulu c. Sebelum memberikan ASI bayi perlu diberi madu

8. Cara menyimpan ASI yang diperah?

a. ASI sisimpan dalam lemari es selama 24-48 jam

b. ASI dipanaskan terlebih dahulu,lalu disimpan dalam lemari es selama 24-48 jam.

c. ASI disimpan dalam lemari es selama 24-48 jam kemudian direbus sebelum diberi pada bayi.

9. Kapan saja sebaiknya ASI diberikan? a. Tiga kali sehari

b. Tidak dijadwalkan,sesuai keinginan bayi c. Diberi bergantian dengan susu formula


(59)

10. Penyebab puting susu ibu lecet adalah?

a. Bayi menyusu tidak sampai pada bagian gelap disekitar puting b. ibu memakai BH ketat

c. bayi menggigit puting ibu

B. Sikap responden tentang pemberian ASI Eksklusif

 Berilah tanda () pada setiap jawaban yang anda pilih Keterangan :

SS : Sangat Setuju S : Setuju RR : Ragu-Ragu TS : Tidak Setuju

 Semua pernyataan harus diisi

 Bila ada yang kurang dimengerti dapat dinyatakan kepada peneliti

No Pernyataan SS S RR TS

1 Menurut saya, pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk bayi. 2 Menurut saya, ibu menyusui harus

siaga memberikan ASI eksklusif 3 Menurut saya, pemberian ASI

eksklusif sebaiknya tidak diberi makanan dan minuman tambahan lainnya

4 Saya yakin, memberi ASI eksklusif dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

5 Menurut saya, menyusui bayi seharusnya segera setelah bayi lahir.


(60)

6 Menurut saya, pada saat bayi menyusu, daerah kecoklatan sekitar puting susu harus tertutupi oleh mulut bayi.

7 Menurut saya, bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki resiko kecil mengalami kegemukan.

8 Saya yakin, bila saya memberikan ASI eksklusif, akan meningkatkan kecerdasan anak.

9 Menurut saya, berat badan ibu dapat kembali seperti semula dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

10 Menurut saya, ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.


(1)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

No Responden (diisi oleh peneliti) : Tanggal : Nama Inisial :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

A. Pengetahuan responden tentang pemberian ASI Eksklusif

 Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang menurut ibu paling benar

 Semua pernyataan harus diisi

 Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

1. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan air susu ibu ( ASI ) eksklusif? a. Pemberian ASI saja selama 3 bulan

b. Pemberian ASI saja selam 6 bulan

c. Pemberian ASI ditambah makanan tambahan (bubur, nasi tim, pisang, pepaya, biscuit, dll) dan cairan tambahan (susu formula, air putih, madu, dll) selama 2 tahun.

2. Kapan sebaiknya bayi diberikan ASI pertama kali? a. Segera setelah bayi lahir

b. Diberikan setelah ibu pulang dari rumah sakit c. Sebaiknya seminggu setelah lahir


(2)

3. Menurut ibu, ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) berwarna apa? a. Putih kehijau-hijauan

b. Kekuning-kuningan

c. Putih seperti susu lainnya/ tidak ada beda dengan susu lainnya 4. Pada hari pertama sampai hari ke berapa kolostrum keluar? a. Lebih dari satu minggu

b. Tiga atau empat hari setelah bayi lahir c. Sampai 6 bulan setelah bayi lahir 5. Isyarat bayi ingin menyusu adalah :

a. Menggerakkan kepala terutama dengan gerakan mulut mencari-cari b. Tidur pulas

c. Mengepalkan tangan

6. Apa manfaat diberikannya ASI bagi ibu?

a. Meningkatkan kepercayaan diri ibu sehari-hari b. Mencegah kehamilan selamanya

c. Sebagai alat kontrasepsi (KB) alamiah bagi ibu 7. Berikut salah satu langkah pemberian ASI yang benar?

a. Sebelum memberikan ASI sebaiknya ibu memerah sedikit ASI dan mengoleskan ke puting dan areola sekitarnya.

b. Sebelum memberikan ASI ibu seharusnya minum susu terlebih dahulu c. Sebelum memberikan ASI bayi perlu diberi madu

8. Cara menyimpan ASI yang diperah?

a. ASI sisimpan dalam lemari es selama 24-48 jam

b. ASI dipanaskan terlebih dahulu,lalu disimpan dalam lemari es selama 24-48 jam.

c. ASI disimpan dalam lemari es selama 24-48 jam kemudian direbus sebelum diberi pada bayi.

9. Kapan saja sebaiknya ASI diberikan? a. Tiga kali sehari

b. Tidak dijadwalkan,sesuai keinginan bayi c. Diberi bergantian dengan susu formula


(3)

10. Penyebab puting susu ibu lecet adalah?

a. Bayi menyusu tidak sampai pada bagian gelap disekitar puting b. ibu memakai BH ketat

c. bayi menggigit puting ibu

B. Sikap responden tentang pemberian ASI Eksklusif

 Berilah tanda () pada setiap jawaban yang anda pilih Keterangan :

SS : Sangat Setuju S : Setuju RR : Ragu-Ragu TS : Tidak Setuju

 Semua pernyataan harus diisi

 Bila ada yang kurang dimengerti dapat dinyatakan kepada peneliti

No Pernyataan SS S RR TS

1 Menurut saya, pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk bayi. 2 Menurut saya, ibu menyusui harus

siaga memberikan ASI eksklusif 3 Menurut saya, pemberian ASI

eksklusif sebaiknya tidak diberi makanan dan minuman tambahan lainnya

4 Saya yakin, memberi ASI eksklusif dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

5 Menurut saya, menyusui bayi seharusnya segera setelah bayi lahir.


(4)

6 Menurut saya, pada saat bayi menyusu, daerah kecoklatan sekitar puting susu harus tertutupi oleh mulut bayi.

7 Menurut saya, bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki resiko kecil mengalami kegemukan.

8 Saya yakin, bila saya memberikan ASI eksklusif, akan meningkatkan kecerdasan anak.

9 Menurut saya, berat badan ibu dapat kembali seperti semula dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

10 Menurut saya, ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.


(5)

DA    21  1  3  0  1  0  0  1  1 1 1  0 0 2  4 4 2  4  3  3  2 4 2  3 1 RS     35  1  3  1  1  0  0  1  1 1 0  1 0 2  4 4 2  4  3  3  2 4 2  3 1 HJ     28  1  3  1  1  1  1  1  0 1 0  0 1 2  4 4 2  4  3  3  2 4 2  3 1 DS     34  1  3  0  1  0  1  1  1 1 0  1 1 2  4 4 2  4  3  3  2 4 2  3 1 ER     24  1  3  1  1  1  0  1  1 1 0  1 1 1  4 4 2  4  3  2  2 4 2  3 2 AE     26  1  2  0  1  0  0  1  1 1 0  1 1 2  4 3 2  4  3  2  3 4 2  4 2 SM    32  1  3  0  1  0  1  1  0 1 0  1 1 2  4 3 2  4  3  2  3 3 2  4 2 LM    33  1  1  1  1  0  0  1  1 1 1  1 1 2  4 3 3  4  3  2  3 3 3  4 2 IS      23  1  2  1  1  0  0  1  1 1 1  1 1 1  3 3 3  4  3  2  3 3 3  4 1 NH    25  1  2  1  1  0  0  1  1 1 1  1 1 1  3 3 3  4  3  3  3 3 3  4 1 LS     25  1  2  1  1  0  0  1  1 1 1  0 1 2  3 3 3  4  3  3  3 4 2  4 1 SN     25  1  2  1  1  0  0  1  1 1 0  0 1 2  3 4 3  4  3  3  3 4 2  4 1 Y       40  1  2  1  1  0  0  1  1 1 0  0 1 2  3 4 3  4  3  3  3 4 2  4 1 AD    35  1  3  0  1  1  0  1  1 1 0  0 1 2  3 4 3  4  4  3  3 4 2  3 1 NH    37  1  2  0  1  1  0  1  1 1 0  0 1 3  3 4 3  4  4  3  4 4 1  2 1 ES     35  1  2  0  1  1  0  1  1 1 0  0 0 3  3 4 3  4  4  3  4 3 1  2 2 EH     32  1  2  1  1  1  0  1  1 1 1  1 0 1  3 4 3  4  4  2  4 3 1  2 2 CD    28  1  3  1  1  1  1  1  1 1 1  1 0 1  3 3 3  4  4  2  4 3 1  2 2 SH     28  1  3  1  1  1  1  1  0 1 1  1 0 2  4 3 3  4  4  2  4 3 1  2 2 S       29  1  3  1  1  1  1  1  0 1 1  0 0 2  4 3 2  4  4  2  4 3 2  3 2 J        30  1  3  1  1  1  1  0  0 1 1  0 0 2  4 3 2  4  4  2  2 4 2  3 2 M      21  1  3  1  1  1  1  0  0 1 1  0 0 2  4 3 2  4  4  3  2 4 2  3 2 EM    22  1  3  1  1  0  1  0  0 1 1  0 0 2  4 3 2  4  3  2  2 4 2  3 2 D       23  1  2  1  1  0  1  0  0 1 1  1 0 2  4 3 2  4  3  3  2 4 2  3 2 S       24  1  2  1  1  0  1  0  0 1 0  1 0 2  4 3 2  4  3  2  2 4 2  3 2 Y       25  1  2  1  0  0  1  0  0 1 0  1 0 2  4 3 2  4  3  3  2 4 2  3 2 K       26  1  3  1  0  0  1  0  0 1 0  1 0 2  4 3 2  4  3  2  3 4 2  3 2 KH    27  1  3  1  0  1  0  0  0 1 0  1 0 2  4 3 2  4  3  3  3 4 2  3 2 RB     28  1  3  1  0  1  0  0  0 1 0  1 0 2  4 3 2  4  4  2  3 4 3  3 1 J        29  1  2  1  0  1  0  1  0 1 0  1 0 2  4 3 2  4  4  3  3 4 3  3 1 DA    30  1  2  1  0  1  0  1  0 1 1  1 0 2  4 3 2  4  4  2  2 4 3  4 1 M      22  1  1  1  0  1  0  1  0 1 1  1 1 2  4 3 3  4  4  2  2 4 3  4 1 R       24  1  1  1  1  1  0  1  0 1 1  1 1 2  4 3 3  4  4  2  2 4 3  4 1 K       26  1  3  0  1  1  0  1  0 1 1  1 1 2  4 3 3  4  3  2  2 4 2  4 1 J        28  1  3  0  1  1  0  1  0 1 0  1 1 2  4 3 3  4  3  2  2 4 2  4 1 N       21  1  3  0  1  1  0  1  0 1 0  1 1 2  4 3 3  4  3  2  3 4 2  4 1 T       23  1  3  0  1  1  0  1  0 1 0  1 1 2  4 3 3  4  3  3  3 4 2  4 1 H       25  1  2  0  1  1  0  1  0 1 0  1 1 2  4 3 3  4  3  3  3 4 2  1 2 NF     27  1  3  0  1  0  0  1  0 1 0  1 1 2  4 3 3  4  3  3  1 4 2  1 2 SH     29  1  3  0  1  0  0  1  0 1 0  0 1 2  3 3 3  4  3  3  1 4 2  1 2 M      22  1  3  0  1  0  0  1  0 1 0  0 1 2  3 4 3  4  4  2  1 4 2  1 2


(6)

NH    24  1  2  0  1  0  0  1  1 1 0  0 1 2  3 4 3  4  4  2  1 4 2  1 2 E       26  1  1  0  1  0  0  1  1 1 0  0 1 2  3 4 3  4  4  2  1 3 2  2 2 F       28  1  3  0  1  0  0  1  1 1 0  0 1 2  3 4 3  4  4  2  2 3 2  2 2 N       30  1  3  0  1  0  0  1  1 1 1  0 1 2  3 4 3  4  4  2  2 3 2  2 2 LP     21  1  3  0  1  0  0  1  1 1 1  0 1 2  3 4 3  4  4  3  2 3 2  2 2 NP    22  1  3  1  1  0  0  1  1 1 1  0 1 2  3 4 3  3  4  3  2 3 2  3 2 M      24  1  3  1  1  0  0  1  1 1 1  0 1 2  3 4 3  3  3  3  2 3 2  3 2 N       24  1  3  1  1  0  0  1  1 1 1  0 1 2  3 4 3  3  4  3  3 3 2  3 1 EW   26  1  3  1  1  1  0  1  1 1 1  0 1 1  3 4 3  3  3  2  3 3 2  2 2 H       29  1  3  1  1  1  0  1  1 1 1  0 1 1  3 4 3  3  4  2  3 3 1  2 2 NL     33  1  3  1  1  1  0  1  1 1 1  0 1 1  3 3 3  3  3  2  3 3 1  2 2 S       35  1  2  1  1  1  1  1  1 1 1  0 1 1  3 3 3  3  3  2  2 3 1  4 2 S       32  1  2  1  1  1  1  1  1 1 1  0 1 1  4 3 3  3  3  3  2 3 1  4 2 L        32  1  2  1  1  0  1  1  1 1 1  0 1 1  4 3 3  3  3  3  2 3 1  4 2 TW   30  1  2  1  1  0  1  1  1 1 1  0 1 1  4 3 2  3  3  3  2 3 2  4 2 R       30  1  3  1  1  0  1  1  1 1 1  0 1 1  4 3 2  3  3  3  2 3 2  4 2 G       28  1  3  1  1  0  0  1  1 1 1  0 1 1  4 3 2  3  4  2  2 3 2  4 2 J        27  1  3  1  1  0  0  1  1 1 1  0 0 1  4 3 2  3  3  2  4 3 2  3 2 H       29  1  3  1  1  0  0  1  1 1 1  0 0 1  4 3 2  3  4  2  4 3 2  3 2 DS     25  1  1  1  1  0  0  1  1 1 1  0 0 1  4 3 2  3  3  2  2 3 2  3 2 SS     26  1  1  1  1  0  0  1  1 1 1  0 0 1  4 3 2  3  4  2  2 3 2  3 2 H       29  1  1  1  1  0  0  1  1 1 1  0 0 1  4 4 2  3  3  2  2 3 2  3 2 J        29  1  3  1  1  0  0  1  1 1 0  0 0 1  4 4 3  3  4  2  2 3 2  3 2 D       31  1  3  1  1  0  0  1  1 1 0  1 0 1  4 4 3  3  4  3  2 3 3  3 2 E       30  1  3  1  1  0  0  1  1 1 0  1 0 1  4 4 3  3  4  3  2 3 3  3 2 H       25  1  3  1  1  0  0  1  1 1 0  1 0 1  3 4 3  3  4  2  3 3 3  3 2 I        24  1  1  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 4 3  3  3  2  3 3 3  3 2 O       23  1  1  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 4 3  3  3  2  3 3 3  3 2 S       22  1  1  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 3 4  4  3  2  2 3 3  3 2 D       22  1  1  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 3 4  4  3  3  2 3 3  2 2 HP    25  1  2  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 3 4  4  3  3  2 3 3  2 2 D       26  1  2  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 3 4  4  4  3  2 3 3  2 2 H       28  1  2  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 3 4  4  4  2  2 3 3  2 2 M      29  1  2  1  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 3 4  4  4  2  2 3 3  4 2 M      29  1  2  0  1  1  0  1  1 0 0  1 1 2  3 3 4  4  4  2  2 3 3  4 2 N       27  1  3  0  1  1  0  1  1 0 0  1 0 2  3 3 4  4  4  3  3 3 3  4 2 A       27  1  3  0  1  1  1  1  0 0 0  1 1 2  3 3 4  4  3  3  3 4 3  4 1 S       26  1  3  0  1  1  0  1  0 0 0  1 1 2  3 3 2  4  3  3  3 4 3  4 1 J        26  1  3  0  1  1  0  1  0 0 0  1 1 2  3 3 2  4  3  2  2 4 3  4 1 A       25  1  3  1  1  1  1  1  0 0 0  1 1 2  4 3 2  4  4  2  2 3 3  4 1 P       26  1  2  1  1  1  1  1  0 0 0  0 1 2  4 3 2  4  3  2  2 3 3  4 1 S       27  1  2  1  1  1  1  1  0 0 0  1 1 2  4 3 2  4  4  4  4 3 3  3 1