4.4 Tata Guna Lahan dan Jaringan Jalan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan disimpulkan bahwa kawasan ini didominasi oleh kawasan perumahan,
perdagangan, jasa serta kawasan pendidikan. Berdasarkan nilai lahan sesuai teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat dikatakan bahwa nilai lahan
yang berada di sekitar kampus tergolong tinggi dikarenakan faktor lokasi yang tepat berada di pusat kota, aksesibilitas, jaringan infrastruktur yang memadai serta
terbukti dalam 3 tahun terakhir berdiri suatu kompleks perdagangan yang merupakan satu point sentral pergerakan ekonomi Kota Pematangsiantar yang
dinamakan Kompleks Megaland. Peta Penggunaan Lahan Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada Gambar 4.4 dibawah ini.
Selain itu faktor penyebab nilai lahan tinggi karena letak lokasi penelitian yang sangat strategis karena terletak di pusat kota dan merupakan suatu lahan
yang akan dikembangkan pemerintah setempat untuk kawasan pendidikan. Sehingga dengan merujuk pada tiga cara perkembangan kota Zahnd, 1999, maka
perkembangan kota di lokasi penelitian mengikuti pola perkembangan Interstisial artinya bahwa daerah dan ketinggian bangunan rata-rata tetap sama, sedangkan
kuantitas lahan terbangun coverage bertambah. Berdasarkan jenis dan fungsi bangunan di lokasi penelitian adalah mayoritas
kawasan perumahan dan pertokoanperdagangan terutama di sepanjang Jalan Sangnaulauh. Kondisi dan konstruksi bangunan merupakan bentuk dari
keterkaitan aspek fisik dari suatu bangunan, dimana di lokasi peneltian hampir seluruhnya ditemukan kondisi bangunan sudah baik maupun sudah permanent
49
Universitas Sumatera Utara
walaupun masih ada beberapa bangunan semi permanent yaitu berfungsi sebagai kios-kios saja.
Fungsi pelayanan jalan di daerah lokasi penelitian dikategorikan sebagai jalan nasional. Jika melihat aktivitas transportasi di lokasi penelitian, dapat
dikatakan cukup tinggi dikarenakan volume lalu lintas yang ada melebihi daerah- daerah lain seperti akses jalan menuju perindustrian rokok, bisnis, dan sebagainya.
Selain sebagai jalur lalu lintas dalam kota untuk kendaraan pribadi, juga banyaknya trayek angkutan umum dalam dan luar kota. Sistem transportasi
dibentuk dari sistem kegiatan, sistem pergerakan, sistem bangkitan dan sistem tarikan dari keseluruhan wilayah kota yang memberi pengaruh di wilayah
penelitian. Jaringan jalan yang menjadi akses utama dalam sistem kegiatan adalah Jalan Sangnaulauh. Peta jaringan jalan Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada
Gambar 4.5 dibawah ini. Untuk pola dan hierarki jaringan jalan yang terdapat di lokasi penelitian
terdiri dari jalan lokal dan jalan lingkungan. Berdasarkan hierarki jalan eksisting yang masuk dalam kategori jalan lokal adalah Jalan Sangnaualuh, sedangkan jalan
lingkungan dikategorikan jalan-jalan kecil dan gang. Arah dan pola lalu lintas yang terdapat di lokasi penelitian seluruhnya menggunakan sisten 2 dua arah
baik jalan lokal maupun jalan lingkungan. Angkutan Umum yang beroperasi atau melintas di lokasi penelitian cukup
banyak seperti Sinar Siantar, Bandar Jaya, Rama Indah, Serigala, Sinar Bangun, dan GMSS Jaya. Selain angkutan umum terdapat juga angkutan becak yang
merupakan moda angkutan penumpang yang populer dengan sebutan nama Becak BSA Birmingham Society Art.
50
Universitas Sumatera Utara
51
Universitas Sumatera Utara
52
Universitas Sumatera Utara
4.5. Gambaran Aktivitas Ekonomi Masyarakat