Hubungan Antara Prestasi Anak Terhadap Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Di SMA N I Barus Jahe
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI ANAK TERHADAP JENIS
PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DI
SMA N I BARUS JAHE
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli madya
FRIMI TIVA COLEXTA SITEPU
052407012
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
(2)
PERSETUJUAN
Judul : HUBUNGAN ANTARA PRESTASI ANAK
TERHADAP JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DI SMAN 1 BARUS JAHE.
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : FRIMI TIVA COLEXTA SITEPU
Nomor Induk Mahasiswa : 052407012
Program Studi : DIPLOMA -3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2008
Diketahui / Disetujui oleh Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Ketua
Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs.Pangeran Sianipar,M.Si
(3)
PERNYATAAN
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI ANAK TERHADAP JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2008
FRIMI TIVA COLEXTA SITEPU 052407012
(4)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-NYA kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya saya sampaikan kepada :
¬ Bapak Drs. Pangeran Sianipar, M.Si.selaku Dosen pembimbing pada
penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini.
¬ Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc. selaku ketua Departemen Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
¬ Bapak Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si. selaku Sekretaris Departemen
Matematika.
¬ Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara.
¬ Semua Dosen di Departemen Metematika beserta Pegawai di FMIPA USU dan
(5)
¬ Ayahanda tercinta R.Sitepu dan Ibunda tercinta R.br Tarigan, yang telah membesarkan saya dengan cinta dan kasih sayang serta telah memberikan saya dukungan baik secara moril maupun materil dan doanya yang tulus.Serta Kakak dan Abang saya tercinta yang telah membantu dan memberikan nasehat kepada saya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya. Namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna disebabkan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh sebab itu saran maupun kritik yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar isi v
Daftar tabel vi
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Indentifikasi Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Maksud dan Tujuan 4
1.5 Metode Penelitian 5
1.6 Tinjauan Pustaka 6
1.7 Sistematika Penulisan 9
(7)
2.1 Statistik Non Parametrik 10
2.2 Hipotesa 12
2.3 Analisa yang Digunakan 13
2.4 Uji Chi-Kuadrat 13
Bab 3 Sejarah Singkat tempat Riset 22
3.1 Sejarah singkat 22
3.2 Struktur Organisasi 24
Bab 4 Analisa dan Evaluasi 25
4.1 Hubungan Prestasi Anak dengan
Jenis Pekerjaan Orang Tua 27
4.2 Hubungan Prestasi Anak dengan
Tingkat Pendidikan Orang Tua 33
Bab 5 Implementasi Sistem 39
5.1 Pengenalan Excel 39
5.2 Type Data dalam Microsoft Excel 42
(8)
5.4 Mengedit Worksheet dan Workbook 45
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 46
6.1 Kesimpulan 46
6.2 Saran 47
Daftar Pustaka Lampiran
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.4.1 Daftar Kontingensi 19
Tabel 2.4.2 Daftar Kontingensi Dari Frekuensi Yang Diharapkan 20
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Rata – rata raport 28
Tabel 4.1.1 Tingkat Prestasi Anak Menurut Pekerjaan Orang Tua 30
Tabel 4.1.2 Daftar Frekuensi Yang Diharapkan 32
Tabel 4.1.3 Penentuan Harga Chi Kuadrat 32
Tabel 4.2.1 Tingkat Prestasi Anak Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua 35
Tabel 4.2.2 Daftar Frekuensi Yang Diharapkan 37
(10)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan kita. Oleh sebab itu hubungan antara pendidikan dan masyarakat terasa penting sehingga merupakan bidang studi tersendiri di dalam ilmu pendidikan
Sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa lepas dari orang lain. Artinya ia akan menjadi pribadi yang sungguh – sungguh autentik apabila mempunyai hubungan dengan orang lain secara memadai.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama – tama dalam kehidupan dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan intraksi
(11)
dengan keluarganya. Keadaan sosial ekonomi keluarga tentunya mempunyai hubunga erat dengan pekerjaan dan pendidikan orang tua mempunyai peranan yan penting terhadap perkembangan anak – anak. Apabila kita pikirkan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan materi yang dihadapi anak di dalam keluarganya itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam – macam kecakapan yang tidak dapat dikembanggkan apabila tidak ada faktor – faktor pendukungnya.
Tentunya status sosial ekonomi itu tidak merupakan faktor mutlak dalam perkembangan sosia, sebab hal ini tergantung pada sikap – sikap orang tuanya dan bagaimana corak interaksi dalam keluarga itu. Walaupun status sosial ekonomi orang tuanya memuaskan tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan pendidikan anaknya atau senantiasa bercekcok, hal ini juga tidak menguntungkan perkembangan sosial anak itu turut ditentukan pula oleh sikap – sikap anak itu sendiri terhadap keadaan keluarganya. Mungkin sekali status sosial ekonomi orang tua mencakupi, serta corak interaksi sosial di rumah pun tidak kekurangan, namun anak itu berkembang secara tidak wajar. Perkambangan sosial memang ditentukan oleh saling pengaruh dari banyak faktor di luar dirinya sendiri, sehingga tidak mudah pula untuk menentukan faktor manakah yang menyebabkan kesulitan dalam perkembangan sosial seseorang yang pada suatu saat mengalami kegagalan didalamnya.
(12)
Hal yang menentukan faktor – faktor yang dapat menguntugkan atau hal yang dapat menghambat perkembangan telah diteliti secara intensif dan ekstensif oleh sarjana – sarjana psikologi di berbagai Negara di dunia yaitu dengan mengadakan eksperimen – eksperimen kepada sejumlah orang yang cukup banyak.
Seorang penyelidik Jerman, Prestel telah membandingkan prestasi anak – anak sekolah kelas pertama dari beberapa sekolah dasar di sebuah kota di Jerman. Ia menghitung angka – angka rapot kelas pertama, anak – anak yang berasal dari statusnya yang agak tinggi dibandingkannya dengan angka rata – rata raport anak – anak yang berasal dari status sosial ekonominya yang rendah. Yang menjadi kriteria rendah tingginya status sosial ekonomi dalam percobaan ini antara lain : kondisi rumah, penghasilan keluarganya dan beberapa kriteri lainnya mengenai kesejahtraan keluarga. Sebagai hasil dari percobaan itu didapatinya bahwa prestasi anak – anak dari keluarga yang rendah status sosial ekonominya adalah pada akhir kelas pertama lebih tinggi dari pada prestasi anak – anak dari keluarga status ekonominya yang mencukupi. Tetapi keunggulan itu pada akhirnya di kelas dua bergeser, dan golongan anak dari keluarga yang status sosial ekonominya lebih tinggi telah mengejar kemajuan dari anak golongan rendah tadi, sehingga menyamai.
(13)
Hasil eksperimen ini menyatakan adanya pengaruh tertentu yang menguntungkan dari pada latar belakang status sosial ekonomi yang tinggi yaitu anak – anak atau lebih cepat menyesuaikan diri dengan sebuah tugas baru daripada anak – anak dari latar belakang sosial ekonomi yang rendah.
Di sini penulis ingin menyelidiki apakah latar belakang sosial ekonomi ( dalam hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua ) mempengaruhi prestasi anak di SMA N 1 BARUS JAHE atau tidak.
1.2 Indentifikasi Masalah
Hubungan antara pendidikan dan persoalan – persoalan sosial terasa semakin penting mengingat semakin rumitnya kehidupan masyarakat sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, tanggung jawab kita sebagai orang tua memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak – anaknya. Salah satunyaa adalah memilih sekolah yang mempunyai fasilitas belajar yang lengkap.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini mendorong pihak sekolah dalam hal ini SMA N 1 Barus Jahe untuk menerapkan atau
(14)
menggunakan perencanaan pendidikan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan prestasi belajar siswa – siswi nya. Salah satu contoh adalah mengadakan les tambahan setelah pulang sekolah, melengkapi fasilitas belajar dan memberikan pelajaran sesuai kurikulum yang telah ditentukan.
Dari beberapa masalah di atas, penulis mengangkat satu permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua di SMA N 1 Barus Jahe.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka yang menjadi permasalahan adalah apakah benar anggapan atau pendapat bahwa status sosial ekonomi dalam hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa – siswi di SMA N 1 Barus Jahe.
(15)
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pengaruh jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap keberhasilan anak, khususnya siswa di SMA N 1 Barus Jahe.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini yaitu :
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Barus Jahe, Kabupaten Karo untuk mengambil data.
2. Penelitian Kepustakaan
Suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku – buku, referensi, dan bahan – bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir ini.
(16)
3. Data diolah dengan Chi-kuadrat
4. Penelitian Lapangan
Suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara terjun langsung ke lapangan dan melihat keadaan yang sesungguhnya. Data ini bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari SMA N 1 Barus Jahe.
1.6Tinjauan Pustaka
Chi-kuadrat adalah teknik analisis statistik untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara proporsi (probabilytas) subjek atau objek penelitian yang datanya telah terkategorikan. Dasar pijakan analisis dengan Chi-kuadrat adalah jumlah frekuensi yang ada. Frekuensi tersebut terbagi dua kelompok yaitu frekuensi hasil pengamatan dan frekuensi yang diharapkan.
(17)
X2 =
∑
(
)
= − k i i i i E E O 1 2 Dengan :X2 = Chi kuadrat
Oi= Nilai pengamatan yang diperoleh pada kategori yang ke- i Ei= Nilai pengharapan pada kategori yang ke – i
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Tolak Hojika X2 hitung ≥ X2 tabel Terima Hojika X2 hitung < X2 tabel
Dalam taraf nyata = 0,05 dan drajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi- kuadrat adalah (b-1)(k-1), dalam hal yang lainnya kita terima hipotesa Ho.
Setelah mendapatkan harga Chi-kuadrat, biasanya kita menghitung harga koefisien yang diberi symbol C. Kegunaanya adalah untuk mencari atau menghitung
(18)
keeratan hubungan antara dua variable yang mempunyai gejala ordinal ( kategori) paling tidak berjenis nominal.
Rumus yang digunakan adalah :
C =
N hitung X
hitung X
+
2 2
Keterangan :
C = Koefisien kontingensi
X2 hitung = Hail perhitungan Chi kuadrat
N = Banyak data
Harga koefisien kontingensi maksimum dihitung dengan rumus sebagai berikut :
C maks = m
(19)
Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara baris dan kolom. Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan hubungan variable I dan II ditentukan oleh persentasenya. Hubungan itu disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara -1 dan 1 maka hubungan tambah erat dan bila Q menjauhi 1 maka hubungannya semakin kurang erat.
Q = x100%
Cmaks C
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-kuadrat,
yaitu:
1. Chi-Kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi.
2. Chi-Kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya korelasi dari varabel-variabel yang dianalisa.
3. Chi-Kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang memuaskan.
4. Chi-Kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data nominal.
(20)
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir, yaitu sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, indetifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang hal – hal yang berhubungan dengan permasalahan tugas akhir.
BAB 3 : SEJARAH TEMPAT RISET
Pada bab ini berisi tentang sejarah singkat tempat riset dan struktur organisasinya.
BAB 4 : ANALISA DAN EVALUASI
Pada Bab ini berisi tentang cara penggunaan rumus yang telah ditentukan penulis.
(21)
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada Bab ini berisi tentang cara memasukkan data dan menganalisa data dengan EXCEL
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk permasalahan Tersebut.
(22)
BAB 2
KONSEP DAN DEFENISI
2.1 Statistik Non Parametrik
Metode statistik Non Paramtrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran adalah test yang modelnya tidak menetapkan syarat – syarat yang mengenai parameter – parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Oleh karena itu observasi – observasi independent dan variable yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas.
Dalam kegiatan penelitian, biasanya lebih banyak menggunakan analisis statistik parametrik dari pada statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika kita telah mengetahui model matematis dari distribusi populasi dari suatu data dan
(23)
jumlah data relative kecil atau asumsi kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh, maka kita harus menggunakan statistik non parametrik.
Statistik non parametrik mempunyai kelebihan – kelebihan yaitu :
1. Nilai probabilitas dari sebagian besar uji statistik non parametrik diperoleh dalam bentuk yang lebih pasti (kecuali untuk sample yang besar), tidak peduli bagaimana bentuk distribusi populasi yang merupakan induk dari sample – sampelnya.
2. Apabila sample – sampelnya kecil atau terpaksa kecil karena sifat hakikat
sample itu sendiri (misalnya n = 6), hanya uji statistik non parametrik yang dapat digunakan, kecuali jika sifat distribusi populasinya diketahui secara pasti
3. Dapat digunakan untuk menganalisis data yang pada dasarnya merupakan
jenjang atau rangking dan juga untuk data yang skor – skor keangkaannya secara sepintas kelihatan memiliki kekuatan ranking, bahkan bagi data yang hanya dapat dikategorikan sebagai plus atau minus, lebih atau kurang, lebih baik atau lebih buruk, dan sebagainya.
4. Dapat digunakan untuk menganalisis data yang hanya merupakan klasifikasi
semata, yakni data yang diukur dalam skala nominal.
5. Tersedia uji – uji statistik non parametrik untuk menganalis sample – sample yang terdiri dari observasi – observasi dari beberapa populasi yang berlainan.
(24)
6. Uju – uji statistik non parametrik sederhana perhitungannya sehingga mudah dipelajari dan diterapkan dibanding dengan uji – uji parametrik.
Di samping itu statistik non parametrik juga mempunyai kelemahan – kelemahan yaitu :
1. Tidak dapat digunakan untuk menguji intraksi seperti dalam model analisis
variance.
2. Tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) seperti dalam model
analisis regresi, karena asumsi distribusi normal tidak dapat dipenuhi.
3. Apabila persyaratan – persyaratan bagi model statistik parametrik (terutama asumsi distribusi normal) dapat dipenuhi dan apabila pengukuran data mempunyai kekuatan seperti yang disyaratkan, pemakaian uji statistik non parametrik, kekuatan efisiennya menjadi lebih rendah.
2.2 Hipotesa
Hipotesa secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu, hypo yang berarti kurang dan
thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang, yang masih belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan
(25)
membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan.
Adapun sifat – sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah :
1. Hipotesis harus muncul dan ada hubungannya dengan teori serta masalah yang
diteliti.
2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti. 3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis
yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.
Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (Ho), hipotesis Alternatif (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah Ho yang merupakan bentuk dasar atau memiliki statement yang tidak ada hubungan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel independent (x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y).
2.3 Analisa Yang Digunakan
Untuk menguji hipotesa ini kita menghitung banyak kasus dari masing – masing kelompok yang termasuk dalam berbagai kategori dan membandingkan proporsi dari
(26)
kasus – kasus dari satu kelompok dalam berbagai kategori dengan proporsi kasus dari kelompok yang lain. Dalam analisa ini digunakan hipotesa Chi-Kuadrat.
2.4 Uji Chi-Kuadrat
Uji chi-kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Teknik Chi-Kuadrat (Chi-Square; Chi dibaca: Kai; simbol dari huruf Yunani: X2 ) ditemukan oleh Helmet pada tahun 1875, tetapi baru pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan kembali oleh Karl Pearson.
Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sample (variabel) yang disusun dalam table baris dan kolom atau menguji keselarasan dimana pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas apakah data sebuah sample yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sample tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, uji ini dapat juga disebut uji keselarasan, karena untuk menguji apakah sebuah sample selaras dengan salah satu distribusi teporitis (seperti distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya).
(27)
Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar, karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan tertentu.
Perhitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan persentase, proporsi atau yang lain yang sejenis. Chi-Kuadrat adalah teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar – benar terjadi, frekuensi yang diobservasi, observed frequencies (disingkat Fo atau O) dengan frekuensi yang diharapkan, expected frekuencies (disingkat Fh atau E).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-Kuadrat yaitu:
1. Chi-Kuadrat dapat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk
ftrekuensi.
2. Chi-Kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya
(28)
3. Chi-Kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang memuaskan.
4. Chi-Kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data
nominal.
Cara memberikan interprestasi terhadap Chi-Kuadrat adalah dengan menentukan df (dgree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi table harga kritis Chi-Kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-Kuadrat dengan hasil perhitungan dengan harga kritis Chi-Kuadrat akhirnya mengambil kesimpulan dengan ketentuan:
1. Bila harga Chi-Kuadrat ( X2 ) sama atau lebih besar dari table Chi-Kuadrat maka hipotesa nol ( Ho) ditolak dan hipotesa alternative (Ha) diterima.
2. Bila harga Chi-Kuadrat ( X2 ) lebih kecil dari table Chi-Kuadrat maka hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak.
Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat dari Chi-Kuadrat diantaranya adalah:
(29)
Secara umum untuk menguji independent antara dua faktor dapat dijelaskan sebagai berikut : misalkan diambil sebuah sample acak berukuran n dan tiap pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan II. Faktor I terbagi atas b taraf atau tingkatan dan faktor II terbagi atas k taraf. Banyak pengamatan yang terjadi karena taraf ke-I faktor ke-I (I=1,2,….,b) dan taraf ke-j faktor ke-II (j=1,2,….,k) akan dinyatakan dengan Oij . Hasilnya dapat dicatat
dalam sebuah daftar kontingensi b x k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut:
Ho : Tidak ada hubungan antara prestasi anak dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua.
H1 : Ada hubungan antara prestasi anak dengan jenis pekerjaan dan tingkat
pendidikan orang tua.
Sehingga rumus yang digunakan adalah :
X2 =
∑
= − k i Ei Ei Oi 1 2 ) (Dengan :
X2 = Chi kuadrat
(30)
Ei = Nilai pengharapan pada kategori yang ke-i Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Tolak Ho jika X2 hitung ≥ X2 tabel
Terima Ho jika X2 hitung ≤ X2 tabel
Dalam taraf nyata = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1), dalam hal yang lainnya kita terima hipotesis Ho.
2. Koefisien Kontingensi
Kegunaan koefisien kontingensi yang diberi symbol C adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal.
Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga koefisien kontingensi adalah :
C = N hitung X hitung X + 2 2 Keterangan :
(31)
X2hitung = Hasil perhitungan Chi kuadrat
N = Banyak data
3. Metode Analisa
Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah – langkah sebagai berikut :
Langkah 1 :
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian di SMA N 1 BARUS JAHE tanggal 29 Februari 2008 – 04 Maret 2008.
Langkah 2 :
Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam table frekuensi. Dalam menyusun distribusi frekuensi terlebih dahulu ditentukan :
a. Rentang : Data terbesar – data terkecil b. Tentukan banyak kelas interval
c. Tentukan panjang kelas interval, biasanya ditentukan oleh aturan :
P =
s BanyakKela
g rentan
d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama, bisa diambil data terkecil menjadi ujung bawah dari kelas interval pertama, bisa juga lebih kecil
(32)
Langkah 3 :
Dari data yang di analisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang diamati seperti dibawah ini ;
Tabel 2.4.1 Daftar Kontingensi
FAKTOR II (K TARAF)
1 2 K JUMLAH
1 O11 O12 ... O1k N10
2 O21 O22 ... O2k N20
… … … … … …
… … … … … … FAKTOR I ( B TARAF
)
B OB1 OB2 ... OBk nLO
JUMLAH N01 N02 ... N0k N
Dimana : faktor I dan faktor II adalah faktor – faktor yang membentuk daftar kontingensi dengan b baris dan k kolom.Nij adalah frekuensi yang diamati.
N(i) =
∑
; i = 1,2,3,…..,b=
h
i
Eij
(33)
N(j) =
∑
; i = 1,2,3,…..,k=
h
j
Eij
1
Langkah 4 :
Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan rumus
Eij = (ni0 x noj) / n
Dengan :
Eij adalah frekuensi yang diharapkan
N adalah jumlah data yang diamati.
Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan.
Tabel 2.4.2. Daftar Kontingensi Dari Frekuensi Yang Diharapkan FAKTOR II (K TARAF)
(34)
1 E11 E12 ... E1k N10
2 E21 E22 ... E2k N20
… … … … … …
… … … … … …
B EB1 EB2 ... EBK nBo
JUMLAH n01 n02 ... nok n
Langkah 5 :
Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat, perlu diperhatikan kriteria sebagai berikut:
1. Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20.
2. Frekuensi teoritis (Eij) minimum harus 5 setiap kotak, karena X2 hanya berlaku
apabila Eij ≥ 5, dengan kata lain apabila Eij < 5 maka X2 terhadap data tidak
dapat dipertanggung jawabkan. Untuk tabel dua baris dan dua kolom dan untuk tabel lebih dari 2 x 2 sebelum menghitung X2 perlu diperhatikan dahulu Eij pada setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa
kolom atau baris perlu digabung.
3. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1. Setelah ini dipenuhi, harga X2 dapat ditentukan dengan rumus :
(35)
X2 =
∑
= − k i Ei Ei Oi 1 2 ) (Untuk menguji apakah harga X2 dianggap berarti pada suatu level of
significant tertentu harus diketahui nilai kritis dari X2 dengan menggunakan daftar pencarian harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai Chi-Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan degree of fredomnya yaitu perkalian baris dengan kolom.
Degree of freedom = (b-1)(k-1)
Langkah 6 :
Hipotesa yang diajukan adalah seperti dibawah ini :
Ho : Tidak ada hubungan antara prestasi anak dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua.
H1 : Ada hubungan antara prestasi anak dengan jenis pekerjaan dan tingkat
pendidikan orang tua.
Dengan kriteria pengujian sebagai berkut : Tolak Ho jika X2 hitung ≥ X2 tabel
(36)
Langkah 7 :
Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontingensi ( C ) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
C =
N hitung X hitung X + 2 2 Keterangan :
C = Koefisien kontingensi
X2hitung = Hasil perhitungan Chi kuadrat
N = Banyak data
Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antara faktor – faktornya adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi maksimum yang dihitung dengan rumus :
Cmaks =
m
m−1
Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara baris dan kolom.
Langkah 8
Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan hubungan variabel I
(37)
disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara – 1 dan 1. Bila harga Q mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila Q menjauhi 1 maka hubungan kedua variabel semakin kurang erat.
Rumus yang digunakan adalah :
Q =
m m−1
x 100 %
Dengan ketentuan – ketentuan Davis (1971)sebagai berikut : 1. Sangat erat jika Q ≥ 0,70
2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69 3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49 4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29 5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09 6. Tidak ada jika Q = 0,0
(38)
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Didalam penulisan tugas akhir ini penulis memperoleh data dengan terlebih dahulu melakukan riset yang berhubungan dengan judul tugas akhir ini. Adapun tempat risetnya yaitu SMA N I BARUS JAHE KAB. KARO. Judul tugas akhir ini adalah
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI ANAK TERHADAP JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DI SMA N I BARUS JAHE KAB. KARO. Sehingga didalam bab ini penulis akan memaparkan sejarah singkat SMA N I BARUS JAHE KAB. KARO.
(39)
SMU N I BARUS JAHE KAB. KARO berdiri pada tahun 2006 yang terletak di Desa Suka Julu, Kec.Barus Jahe, Kab Karo.SMU N I BARUS JAHE berdiri atas swadaya masyarakat.
Lahan tempat berdirinya SMU ini adalah milik pemerintah wilayah kecamatan Barus Jahe, yang dihibahkan oleh Camat Barus Jahe.
Sebelum didirikan SMU N I BARUS JAHE, lahan tersebut digunakan sebagai Lapangan Bola untuk Kecamatan Barus Jahe. Adapun luas tanah lebih kurang 8000M2.
SMU N I Barus Jahe mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. TUJUAN JANGKA PENDEK
1) Terlaksananya proses Pembelajaran Yang Efektif dan Efisien untuk semua
mata Pelajaran dan dengan Penuh Tanggung jawab serta Penerapan system Kredit Point.
2) Mencapai Nilai batas Minimal syarat kelulusan Ujian Nasional yang diselenggarakan tiap Tahun dengan Nilai rata – rata lebih besar enam koma nol (≥ 6,0)
(40)
3) Terlaksananya Kegiatan Extra Kurikuler Pengembangan Diri Siswa (Olah raga dan Seni)
4) Mengikuti Kegiatan Perlombaan, gulat tingkat Sumatera Utara, UNIMED
terbuka, Kejuaran Maraton 10 KM di Parapat setiap Tahun serta POPDASU
2. TUJUAN JANGKA MENENGAH
1) 95 % Kehadiran siswa tepat waktu
2) 90 %iswa mempunyai sikap santun
3) Merebut 2 Mendali Emas, 3 Perak, dan 4 Perunggu kejuaraan Gulat
UNIMED terbuka antara Klub Gulat tingkat Sumatera Utara, demikian juga kejuaraan Atletik di Kabupaten
4) Melengkapi Sarana Prasarana pengembangan diri Peserta didik.
3. TUJUAN JANGKA PANJANG
1) Menjadi Sekolah Pilihan Nomor 2 di Kabupaten Karo.
2) Mempunyai Sarana Prasarana yang lengkap
3) Menjadi sekolah bertaraf nasional
4) 70 % Siswa dapat melanjut ke jenjang lebih Tinggi (Sekolah Negeri, TNI, POLRI, Akademi)
(41)
Adapun Kepala Sekolah yang menjabat di Sekolah ini yaitu : Drs. Herman Newton, menjabat sebagai Kepala Sekolah dari tahun 2006 sampai sekarang.
3.2 Struktur Organisasi Kantor SMA N I BARUS JAHE KAB. KARO
Sebagaiman dimana dimuat dalam lampiran struktur Organisasi Kantor sekolah SMA N I BARUS JAHE KAB. KARO, diPimpin oleh Kepala Sekolah dibantu oleh wakil Kepala Sekolah, guru BP, Staf Pengajar dan Bagian Tata Usaha.
(42)
BAB 4
ANALISA DAN EVALUASI
Dalam pengambilan data ini, penulis mengambil data dari buku induk siswa yaitu empat orang dari setiap kelas mulai dari kelas 1 sampai kelas 3 yang berjumlah 130 orang, tahun ajaran 2006/2007.Lalu para siswa tersebut dibagi atas 4 kelas berdasarkan nilai rata – rata raport para siswa.
Keempat kelas tersebut adalah : sangat baik, baik, cukup, kurang baik. Pembagiannya didasarkan pada distribusi frekuensi dibawah ini :
a. Rentang = data terbesar – data terkecil
Dalam hal ini data terbesar adalah 86 dan data terkecil adalah 60. Jadi rentangnya : 86 – 60 = 26
b. Kelas yang diperlukan sebanyak 4 kelas yaitu : 1) Sangat baik
(43)
3) Cukup
4) Kurang baik
c. Panjang kelas interval P
Panjang kelas interval =
s Banyakkela
g rentan
= 4 26
= 6,5
Dari sini dapat diambil P = 6 atau P = 7.
d. Tentukan ujung bawah kelas interval , dalam hal ini ujung bawah kelas dapat diambil dengan data terkecil = 60.
e. Dengan panjang kelas interval P = 7, dan memulai dengan data yang lebih
kecil dari data yang terkecil, diambil 59 maka kelas I adalah 59 – 65, Kelas II adalah 66 – 72, kelas III adalah 73 – 79, kelas IV adalah 80- 86.
Setelah itu dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi rata – rata raport
Nilai rata – rata raport Frekuensi
(44)
66 - 72 55
73 - 79 13
80 - 86 8
Jumlah 130
Selanjutnya dilakukan pengelompokan data menurut jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua siswa.
4.1 Hubungan Prestasi Anak dengan Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dalam hal ini Pekerjaan orang tua dibagi dalam 4 jenis yaitu :
1. Pegawai Negeri
Yang termasuk didalamnya adalah : PNS, ABRI, Pegawai BUMN, Pensiunan pegawai Negeri dan Pensiunan ABRI.
2. Pegawai Swasta
Yang termasuk didalamnya adalah yang bekerja di perusahaan atau badan apapun yang dikelola oleh swasta.
(45)
Yang termasuk didalamnya adalah yang bekerja dengan membuka usaha sendiri misalnya : berdagang, bengkel, dsb.
4. Lainnya
Yang termasuk didalamnya adalah bertani, supir, tukang dsb.
Dari pengumpulan tingkat prestasi anak dengan jenis pekerjaan orang tua di SMAN 1 BARUS JAHE dapat disusun tabelnya sebagai berikut :
Tabel 4.1.1 Tingkat Prestasi Anak Menurut Pekerjaan Orang Tua
Jenis Pekerjaan
Prestasi Peg. Negeri Peg. Swasta Wiraswasta Lainnya Jumlah
(46)
Baik 2 2 2 9 15
Cukup 6 7 11 29 53
Kurang Baik 7 8 8 32 55
Jumlah 16 18 23 73 130
Persentasi 12 14 18 56 100
Dari tabel 4.1.1 diatas dapat kita lihat bahwa prestasi anak yang pekerjaan orang tuanya lainnya paling banyak yaitu 56%, kemudian yang kedua adalah wiraswasta sebesar 18%, kemudian pegawai swasta 14% dan paling sedikit adalah pegawai negeri 12%.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua, maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat ditentukan dengan rumus : Eij = (nio x noj) / n
Dimana :
Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio = jumlah baris ke – i
noj = jumlah kolom ke – j
(47)
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati sebagai berikut :
E11 = (16 x 7) /130 = 0,86
E12 = (18 x 7) /130 = 0,97
E13 = (23 x 7) /130 = 1,24
E14 = (73 x 7) /130 = 3,94
E21 = (16 x 15) /130 = 1,85
E22 = (16 x 15) /130 = 2,07
E23 = (32 x 15) /130 = 2,65
E24 = (73 x 15) /130 = 8,42
E31 = (16 x 53) / 130 = 6,52
E32 = (18 x 53) / 130 = 7,34
E33 = (23 x 53) / 130 = 9,38
E34 = (73 x 53) / 130 = 29,77
E41 = (16 x 55) / 130 = 6,77
(48)
E43 = (23 x 55) / 130 = 9,73
E44 = (73 x 55) / 130 = 30,89
Dari koefisien diatas dapat dibentuk daftar kontingensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.1.2 dibawah ini :
Tabel 4.1.2 Daftar frekuensi yang Diharapkan
Jenis Pekerjaan
Prestasi Peg. Negeri Peg. Swasta Wiraswasta Lainnya Jumlah
Sangat Baik 0,86 0,97 1,24 3,94 7
Baik 1,85 2,07 2,65 8,42 15
Cukup 6,52 7,34 9,38 29,77 53
Kurang baik 6,77 7,61 9,73 30,89 55
Jumlah 16 18 23 73 130
Kemudian kita dapat mencari harga X2 pada tabel 4.1.3dibawah ini
Tabel 4.1.3 Penentuan Harga Chi-Kuadrat
(49)
1 1 0.86 0.14 0.0196 0.022790698
2 1 0.97 0.03 0.0009 0.000927835
3 2 1.24 0.76 0.5776 0.465806452
4 3 3.94 -0.94 0.8836 0.224263959
5 2 1.85 0.15 0.0225 0.012162162
6 2 2.07 -0.07 0.0049 0.00236715
7 2 2.65 -0.65 0.4225 0.159433962
8 9 8.42 0.58 0.3364 0.039952494
9 6 6.52 -0.52 0.2704 0.041472393
10 7 7.34 -0.34 0.1156 0.015749319
11 11 9.38 1.62 2.6244 0.27978678
12 29 29.77 -0.77 0.5929 0.019916023
13 7 6.77 0.23 0.0529 0.007813885
14 8 7.61 0.39 0.1521 0.019986859
15 8 9.73 -1.73 2.9929 0.307595067
16 32 30.89 1.11 1.2321 0.039886695
Jumlah 1.659911732
Jadi dari tabel 4.1.3 diperoleh :
X2 =
∑
(
)
= − k i i i i E E O 1 2
X2 hit = 1,65
Dengan hipotesa sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara prestasi anak dengan jenis pekerjaan orang tua di
SMA N I BARUS JAHE
H1 : Ada hubungan antara prestasi anak dengan jenis pekerjaan orang tua di SMA
(50)
Kita bandingkan harga X2 yang terdapat di tabel dengan dk (deerajat kebebasan) dari masalah yang diteliti yaitu :
dk = (b-1) (k-1) = (4-1) (4-1) = 9 dan = 0,05 diperoleh :
X2tabel = X2(0,05)(9) = 16,9
Ternyata X2 hitung = 1,65
X2 tabel = 16,9
Maka X2 hitung < X2 tabel yakni 1,65 <1,69
Jadi Ho diterima maka H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara tingkat
prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai berikut :
C = N hitung X hitung X + 2 2 C = 130 65 , 1 65 , 1 + C = 0,11
(51)
Untuk menentukan derajat asosiasi antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga Cmaks yaitu :
C maks = m
m−1
C maks =
4 1 4−
C maks = 0,87
Dengan membandingkan harga C dengan harga C maks adalah sebagai berikut :
Q = x100%
Cmaks C
Q = 100%
87 , 0 11 , 0 x
Q = 0,12 % = 12%
Berdasarkan ketentuan Davis (1971) nilai Q antara 0,10 dan 0,29, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua adalah kurang erat.
(52)
Dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua dibagi dalam 4 jenjang, yaitu : SD, SMP, SMA, PT. Yang termasuk dalam Perguruan Tinggi (PT) adalah D1, D2, D3, S1, dan S2.
Dari pengumpulan data dan tingkat pendidikan orang tua di SMAN1 BARUS JAHE dapat disusun tabelnya sebagai berikut :
Tabel 4.2.1 Tingkat Prestasi Anak menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat Pendidikan
Prestasi SD SMP SMA PT Jumlah
Sangat Baik 3 2 2 1 8
Baik 8 2 3 2 15
Cukup 11 13 22 9 55
Baik 14 14 17 7 52
Jumlah 36 31 44 19 130
Persentase 28 24 34 14 100
Dari tabel 4.2.1 diatas dapat kita lihat bahwa prestasi anak yang pendidikan orang tuanya SMA paling banyak yaitu 34%, kemudian yang kedua adalah SD sebesar 28%,
(53)
kemudian SMP sebesar 24%, dan yang paling sedikit adalah yang Pendidikan orang tuanya Perguruan Tinggi sebesar 14%.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua, maka frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat ditentukan dengan rumus :
Eij = (nio x noj) / n
Dimana :
Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio = jumlah baris ke – i
noj = jumlah kolom ke – j
n = total jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati sebagai berikut :
E11 = (36 x 8) / 130 = 2,21
E12 = (31 x 8) / 130 = 1,90
E13 = (44 x 8) / 130 = 2,70
(54)
E21 = (36 x 15) / 130 = 4,15
E22 = (31 x 15) / 130 = 3,58
E23 = (44 x 15) / 130 = 5,07
E24 = (19 x 15 / 130 = 2,19
E31 = (36 x 55) / 130 = 15,23
E32 = (31 x 55) / 130 = 13,11
E33 = (44 x 55) / 130 = 18,61
E34 = (19 x 55) / 130 = 8,03
E41 = (36 x 52) / 130 = 14,4
E42 = (31 x 52) / 130 = 12,4
E43 = (44 x 52) / 130 = 17,6
E44 = (19 x 52) / 130 = 7,6
Dari koefisien diatas dapat dibentuk daftar kontingensi dari daftar yang diharapkan dilihat pada tabel 4.2.2 dibawah ini :
Tabel 4.2.2 Daftar Frekuensi yang Diharapkan
(55)
Prestasi SD SMP SMA PT Jumlah
Sangat Baik 2,21 1,90 2,70 1,17 8
Baik 4,15 3,58 5,07 2,19 15
Cukup 15,23 13,11 18,61 8,03 55
Kurang Baik 14,4 12,4 17,6 7,6 52
Jumlah 36 31 44 19 130
Kemudian kita dapat mencari harga X2 pada tabel 4.2.3 dibawah :
Tabel 4.2.3 Penentuan Harga Chi-Kuadrat
No Nij Eij (Nij - Eij) (Nij - Eij)2 (Nij - Eij)2/Eij
1 3 2.21 0.79 0.6241 0.28239819
2 2 1.9 0.1 0.01 0.005263158
(56)
5 8 4.15 3.85 14.8225 3.571686747
6 2 3.58 -1.58 2.4964 0.697318436
7 3 5.07 -2.07 4.2849 0.845147929
8 2 2.19 -0.19 0.0361 0.016484018
9 11 15.23 -4.23 17.8929 1.174845699
10 13 13.11 -0.11 0.0121 0.00092296
11 22 18.61 3.39 11.4921 0.617522837
12 9 8.03 0.97 0.9409 0.117173101
13 14 14.4 -0.4 0.16 0.011111111
14 14 12.4 1.6 2.56 0.206451613
15 17 17.6 -0.6 0.36 0.020454545
16 7 7.6 -0.6 0.36 0.047368421
Jumlah 7.820331102
Jadi dari tabel 4.2.3 diperoleh :
X2 =
∑
(
)
= − k i i i i E E O 1 2
X2hit = 7,82
Dengan hipotesa sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara prestasi anak dengan tingkat pedidikan orang tua
di SMAN I BARUS JAHE.
(57)
SMAN I BARUS JAHE.
Kita bandingkan harga X2 yang terdapat di tabel dengan dk (derajat kebebasan) dari masalah yang diteliti yaitu :
dk = (b-1) (k-1) = (4-1) (4-1) = 9 dan = 0,05 diperoleh :
X2 tabel = X2(0,05)(9) = 16,9
Ternyata X2hit < X2tabel yakni 7,82 < 16,9
Jadi, H0 diterima maka H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara tingkat
prestasi anak terhadap tingkat pendidikan orang tua.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara prestasi anak terhaap tingkat pendidikan orang tua maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai berikut :
C = N hitung X hitung X + 2 2 C = 130 82 , 7 82 , 7 +
(58)
Untuk menentukan derajat asosiasi antara prestasi anak terhadap tingkat pendidikan orang tua maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga Cmaks yaitu :
C maks = m
m−1
Cmaks =
4 1 4−
Cmaks = 0,87
Dengan membandingkan harga C dengan Cmaks adalah sebagai berikut :
Q = x100%
Cmaks C
Q = 100%
87 , 0 24 , 0 x
Q = 0,27 = 27 %
Berdasarkan Davis (1971) nilai Q antara 0,10 dan 0,29, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara prestasi anak terhadap tingkat pendidikan orang tua adalah kurang erat.
(59)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengenalan Excel
Microsoft Excel adalah aplikasi pengolah angka (spread sheet) yang sangat populer dan canggih saat ini yang dapat digunakan untuk mengatur, menyediakan maupun menganalisa data dan mempresentasikan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram, Aplikasi ini juga banyak digunakan untuk memproyeksikan data. Microsoft ini juga merupakan pengembangan dari microsoft excel versi lainnya yang dikonsentrasikan agar program aplikasi spread sheet ( lembar kerja ) ini lebih mudah dipakai, lebih fleksibel, lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi Microsoft Office XP lainnya. Untuk mengaktifkan lembar kerja Microsoft Excel dapat dilakukan dengan cara :
(60)
1. Cara 1
1) Klik tombol start
2) Pilih dan klik Program, Microsoft Office, Microsoft Excel 2. Cara 2
1) Klik tombol Start 2) Pilih dan klik run 3. Cara 3
1) Klik kanan pada tombol Start
2) Pilih dan klik Open, klik ganda pada program File, Microsoft Office, Office, Excel,Exe ( biasanya folder program File berada di direktory C:/)
(61)
(62)
(63)
(64)
Keterangan dari lembar kerja diatas adalah :
1. Title Bar : baris judul berisi nama aplikasi yang digunakan yakni MS. Excel.
2. Menu Bar : baris menu yakni perintah yang dapat diaktifkan dengan mengklik
menu atau menekan tombol Alt di keyboard dengan salah satu huruf bergaris bawah pada menu.
3. Tool Bar : baris tool (alat) yakni icon – icon perintah MS.Excel.
4. Formula Bar : daerah tempat penulisan atau tampilan rumus atau data yang ada
pada lembar kerja.
(65)
6. Scroll Bar : lajur penggulung layar baik secara tegak ( vertikal ) maupun secara mendatar ( horizontal ).
Istilah – istilah dalam Microsoft Excel :
1. Worksheet adalah daerah tempat lembaran kerja untuk memasukkan data atau
rumus. Normalnya Microsoft ini menyediakan worksheet atau sheet sebanyak 3 sheet. Worksheet terdiri dari 65.536 baris dan 256 kolom.
2. Workbook adalah merupakan buku kerja yang terdiri dari beberapa
worksheet.Workbook ini merupakan file penyimpanan woksheet sehingga mempermudah mengorganisasi file – file sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
3. Cell adalah merupakan perpotongan baris dan kolom yang ditandai dengan
aktifnya pointer sel pada posisi tertentu . Posisi sel aktif ditunjukkan pada Name Box.
4. Pointer Cell adalah tanda penunjuk keaktifan sel berupa kotak bingkai tebal.
5. Range adalah kumpulan beberapa sel yang membentuk kelompok area (
ditandai dengan warna hitam saat diblok ). 6. Gridlines adalah garis bantu sel pada area kerja.
7. Fill Handle adalah bagian bawah kanan pointer cell berfungsi untuk
(66)
5.2Type Data Dalam Microsoft Excel
Type data dalam microsoft ini terbagi dalam dua data yaitu :
1. Konstanta yaitu data yang diketik langsung pada area kerja berupa teks, data tanggal, waktu, mata uang, persen, pecahan ,notasi ilmiah dan lainnya.
2. Rumus yaitu gabungan dai type konstanta, alamat sel, nama sel atau range,
fungsi operator yang menghasilkan nilai baru. Type rumus ditandai dengan diawali tanda = atau tanda +.
Berikut ini adalah beberapa operator yang sering digunakan :
+ Tambah = Sama dengan
- Kurang > Lebih besar
* Kali >= Lebih besar sama dengan
/ Bagi < Lebih kecil
^ Pangkat <= Lebih kecil atau sama dengan
(67)
5.3Fungsi Statistik
Fungi ini bertujuan untuk menganalisa kumpulan suatu data. Penganalisaan data tersebut ada beberapa bentuk antara lain :
1. SUM ( range ) fungsinya untuk mencari total sekumpulan data angka.
2. MAX ( range ) fungsinya untuk mencari nilai tertinggi dari sekumpulan data
angka.
3. MIN ( range ) fungsinya untuk mencari nilai terendah dari sekumpulan data
angka.
4. AVERAGE ( range ) fungsinya untuk mencari nilai rata – rata sekumpulan
data angka.
5. COUNT ( range ) fungsinya untuk mencari banyak data dari sekumpulan data
(68)
Untuk mencari rumus diatas maka dipergunakan :
1. =SUM ( C2:C4 ) Untuk mencari total nilai
2. =MAX (C2:C4) Untuk mencari nilai tertinggi
3. =MIN (C2:C4) Untuk mencari nilai terendah
4. =AVERAGE ( C2:C4 ) Untuk mencari nilai rata – rata
(69)
5.4 Mengedit Worksheet Dan Workbook
a. Edit Worksheet
1. Cut And Paste (Move), berfungsi untuk memindahkan data kedaerah lain
caranya :
1) Blok data yang akan dipindahkan dengan menggunakan mouse
2) Klik menu Edit, Cut atau tekan Ctrl+V
3) Tempatkan penunjuk sel pada sel kemana data dipindahkan
4) Klik menu Edit, Paste atau tekan Ctrl+V
2. Copy And Paste (copy)
Caranya adalah sebagai berikut :
1) Blok data yang akan dicopy dengan menggunakan mouse
2) Klik menu edit, copy atau tekan Ctrl + C
3) Tempatkan penunjuk sel pada sel kemana data dicopy
4) Klik menu edit, Paste
(70)
1) Blok data yang akan dicopy dengan menggunakan mouse
2) Arahkan mouse pada fill handle, kemudian tariklah fill handle ke arah bawah, atas kiri atau ke kanan sesuai kebutuhan
(71)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak ada hubungan antara tingkat prestasi anak dengan jenis pekerjaan orang tua di SMA N I BARUS JAHE. Hubungan antara keduanya kurang erat yaitu
dengan membandingkan harga C dan harga Cmaks nya. Hasilnya memenuhi
ketentuan Davis (1971) yaitu harga Q = 0,12 berada antara 0,10 dan 0,29.
2. Tidak ada hubungan antara tingkat prestasi anak dengan tingkat pendidikan
(72)
karena nilai Q = 0,27 berada antara 0,10 dan 0,29, berarti hasilnya memenuhi ketentuan Davis (1971).
3. Kesimpulan – kesimpulan diatas bukanlah merupakan kesimpulan yang
mutlak, karena kesimpulan ini hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua.
6.2 Saran
1. Perlunya kesadaran sekolah dan orang tua terhadap pentingnya pendidikan
bagi anak – anak.
2. Hendaknya orang tua selalu memberi motivasi kepada anak supaya giat belajar untuk meningkatkan prestasinya di sekolah dan pihak sekolah mendukung setiap kegiatan yang berguna bagi kemajuan prestasi siswa – siswinya.
3. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua yang lebih teliti sebaiknya digunakan sample yang lebih besar.
(73)
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudjana, 1992, “Metode Statistika II”, Edisi ke – 5, Taristo, Bandung
2. Saleh Samsubar. Drs, “Statistik Non Parametrik”, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta.
3. Bambang Soepomo, “Statistik Terapan dalam Ilmu – Ilmu Sosial dan
Pendidikan” Rineka Cipta, Jakarta.
(74)
L
A
M
P
I
R
A
N
(75)
DATA SISWA SMA NEGERI 1 BARUS JAHE KELAS 1 SAMPAI 3 TAHUN AJARAN 2007/2008
No. Pendidikan Orang Tua Jenis Pekarjaan Orang Tua Nilai Rata - Rata
1 SMA BERTANI 68
2 SD PEDAGANG 71
3 SD PEDAGANG 87
4 SMA PNS 78
5 SD BERTANI 75
6 SD BERTANI 78
7 SD PEDAGANG 74
8 SD TUKANG 74
9 SD BERTANI 72
10 SD WIRASWASTA 72
11 SPG PNS 75
12 SMA WIRASWASTA 82
13 SMA WIRASWASTA 70
14 SD BERTANI 73
15 SMA BENGKEL 67
16 SMA PEG.SWASTA 69
17 SMA PEG.SWASTA 69
18 SD BERTANI 73
19 SGO BERTANI 73
20 SD BERTANI 85
(76)
22 SD BERTANI 72
23 SD BERTANI 71
24 SPG GURU 70
25 SMP BERTANI 65
26 SMP BERTANI 72
27 S1 PNS 66
28 SMP BERTANI 69
29 SPG PNS 61
30 SD BERTANI 69
31 SMA BERTANI 71
32 SMP PEDAGANG 67
33 SMP BERTANI 70
34 SD BERTANI 73
35 SMP PEG.SWASTA 71
36 SD BERTANI 68
37 SMA BERTANI 64
38 SMA BERTANI 71
39 SPG GURU 71
40 SMP BERTANI 71
41 SMA BERTANI 67
42 SGO PNS 64
43 SD SUPIR 69
44 SMP BERTANI 70
45 SMP BERTANI 69
46 SMA WIRASWASTA 65
(77)
48 SMP WIRASWASTA 63
49 SPG GURU 69
50 SMK BENGKEL 65
51 SMP BERTANI 66
52 SMP BERTANI 70
53 SMK PEG.SWASTA 60
54 SMP BERTANI 60
55 SMP BERTANI 60
56 SD BERTANI 70
57 SMA PEG.SWASTA 60
58 SMP BERTANI 60
59 SMP BERTANI 60
60 SMA PEG.SWASTA 60
61 SD BERTANI 60
62 SD TUKANG 60
63 SMA PEDAGANG 70
64 SMA WIRASWASTA 70
65 SMP BERTANI 60
66 SMP BERTANI 70
67 SMP BERTANI 60
68 SMA PEG.SWASTA 60
69 SD BERTANI 60
70 SD BERTANI 60
71 SMA PNS 70
72 SMA BPEG.SWASTA 70
(78)
74 SMP BERTANI 70
75 SMK BENGKEL 60
76 SMA PEG.SWASTA 60
77 SMP BERTANI 60
78 SD BERTANI 70
79 SD BERTANI 70
80 SMA PEDAGANG 60
81 SMP PEDAGANG 60
8 SMA BERTANI 60
83 SD BERTANI 60
84 SD BERTANI 60
85 SMA WIRASWASTA 70
86 SMA WIRSWASTA 70
87 SMP BERTANI 60
88 SMP BERTANI 70
89 SMP BERTANI 60
90 SMA BERTANI 60
91 SD PEDAGANG 60
92 SD BERTANI 70
93 SMA WIRASWASTA 70
94 S1 PNS 60
95 SMP BERTANI 60
96 SMA PEG.SWSTA 83
97 SMP BERTANI 60
98 SMA PNS 70
(79)
100 SMA PEG.SWASTA 60
101 SMP BERTANI 60
102 SGO BERTANI 70
103 SPD PNS 60
104 SMA BERTANI 72
105 SMA PEG.SWASTA 70
106 SMA BERTANI 70
107 SMP BERTANI 60
108 SMP BERTANI 80
109 SMA PEG.SWASTA 60
110 SMA BERTANI 60
111 SMP BERTANI 80
112 SMA PEG.SWASTA 60
113 SD BERTANI 60
114 SD BERTANI 60
115 SMA BERTANI 78
116 SMA BERTANI 76
117 SMA PEG.SWASTA 76
118 SMA PNS 62
119 SMP PNS 60
120 SMA WIRASWASTA 88
121 SMA GURU 60
122 SD BERTANI 60
123 SD BERTANI 60
124 SPG GURU 70
(80)
126 SGO PNS 60
127 SMA BERTANI 60
128 D3 WIRASWASTA 70
129 SMA PNS 70
130 SPG BERTANI 70
Sumber : Buku Induk Siswa SMA sN 1 Barus Jahe
KETERANGAN :
1. Kolom 1 adalah Nomor dari objek yang diteliti
2. Kolom 2 adalah Jenjang Pendidikan dari kepala Rumah Tangga yang Membiayai si Anak
3. Kolom 3 adalah Jenis pekerjaan dari Kepala Rumah Tangga yang membiayai si Anak
(81)
(82)
(83)
(1)
74 SMP BERTANI 70 75 SMK BENGKEL 60 76 SMA PEG.SWASTA 60 77 SMP BERTANI 60 78 SD BERTANI 70 79 SD BERTANI 70 80 SMA PEDAGANG 60 81 SMP PEDAGANG 60 8 SMA BERTANI 60 83 SD BERTANI 60 84 SD BERTANI 60 85 SMA WIRASWASTA 70 86 SMA WIRSWASTA 70 87 SMP BERTANI 60 88 SMP BERTANI 70 89 SMP BERTANI 60 90 SMA BERTANI 60 91 SD PEDAGANG 60 92 SD BERTANI 70 93 SMA WIRASWASTA 70
94 S1 PNS 60
95 SMP BERTANI 60 96 SMA PEG.SWSTA 83 97 SMP BERTANI 60
98 SMA PNS 70
(2)
100 SMA PEG.SWASTA 60 101 SMP BERTANI 60 102 SGO BERTANI 70 103 SPD PNS 60 104 SMA BERTANI 72 105 SMA PEG.SWASTA 70 106 SMA BERTANI 70 107 SMP BERTANI 60 108 SMP BERTANI 80 109 SMA PEG.SWASTA 60 110 SMA BERTANI 60 111 SMP BERTANI 80 112 SMA PEG.SWASTA 60 113 SD BERTANI 60 114 SD BERTANI 60 115 SMA BERTANI 78 116 SMA BERTANI 76 117 SMA PEG.SWASTA 76 118 SMA PNS 62 119 SMP PNS 60 120 SMA WIRASWASTA 88 121 SMA GURU 60 122 SD BERTANI 60 123 SD BERTANI 60 124 SPG GURU 70 125 SD BERTANI 60
Frimi Tiva Colexta Sitepu : Hubungan Antara Prestasi Anak Terhadap Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Di SMA N I Barus Jahe, 2008
(3)
126 SGO PNS 60 127 SMA BERTANI 60 128 D3 WIRASWASTA 70 129 SMA PNS 70 130 SPG BERTANI 70
Sumber : Buku Induk Siswa SMA sN 1 Barus Jahe
KETERANGAN :
1. Kolom 1 adalah Nomor dari objek yang diteliti
2. Kolom 2 adalah Jenjang Pendidikan dari kepala Rumah Tangga yang Membiayai si Anak
3. Kolom 3 adalah Jenis pekerjaan dari Kepala Rumah Tangga yang membiayai si Anak
(4)
Frimi Tiva Colexta Sitepu : Hubungan Antara Prestasi Anak Terhadap Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Di SMA N I Barus Jahe, 2008
(5)
(6)
Frimi Tiva Colexta Sitepu : Hubungan Antara Prestasi Anak Terhadap Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Di SMA N I Barus Jahe, 2008