Hubungan antara Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Anak di SMA Yayasan Pendidikan Satria Binjai

(1)

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA YAYASAN

PENDIDIKAN SATRIA BINJAI TUGAS AKHIR

SITI FATIMAH DAULAY 092407033

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA YAYASAN


(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi memperoleh gelar Ahli Madya SITI FATIMAH DAULAY

092407033

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

PERSETUJUAN

Judul : HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN

TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : SITI FATIMAH DAULAY

Nomor Induk Mahasiswa : 092407033


(3)

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disahkan di

Medan, 8 Juni 2012

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof.Drs.Tulus,Vordipl.Math.,M.Si,Ph.D

NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19620901 198803 1 002


(4)

PERNYATAAN

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2012

SITI FATIMAH DAULAY 092407033


(5)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas Kehadirat Allah SWT, yang tiada hentinya memberikan nikmat amal, insani dan ilmu, serta semangat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari perhatian, bimbingan, fasilitas dan dorongan serta bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati serta rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math.,M.Si, Ph.D sebagai Pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.

2. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis untuk menyelesaiakan penulisan Tugas Akhir ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

3. Bapak Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math.,M.Si, Ph.D dan Dra. Mardiningsih, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU yang telah mendukung proses penyelesaian Tugas Akhir ini kepada penulis sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc sebagai Dekan FMIPA USU yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data pada salah satu instansi sehubungan dengan rencana judul Tugas Akhir ini.

5. Bapak/Ibu dosen Departemen Matematika dan D3 Statistika FMIPA USU yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

6. Teristimewa dengan rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua saya, Ayahanda tercinta As’ary Daulay dan Ibunda terkasih Rahmalawati Lubis atas doa restu, kasih sayang, pengorbanan,


(6)

dan motivasi dari mereka baik moril maupun materil yang telah diberikan kepada saya dan saudara tercinta penulis ( Hafiz, Haris dan Wahab).

7. Untuk saudara-saudara penulis di Gang Saudara No. 25c Medan 8. Semua sahabat serta teman-teman se-angkatan statistika A 2009

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat dimanfaatkan bagi kemajukan ilmu pengetahuan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Medan, Juni 2012


(7)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Maksud dan Tujuan 5

1.5 Manfaat Penelitian 5

1.6 Lokasi Penelitian 6

1.7 Tinjauan Pustaka 6

1.8 Metodologi Penelitian 7

1.9 Sistematika Penulisan 8

BAB 2 TINAJAUAN TEORITIS

2.1 Statistik Non Parametrik 10

2.2 Hipotesa 12

2.3 Analisis yang digunakan 14

2.3.1 Analisis Univariat1 14

2.3.2 Analisis Bivariat 14

2.4 Uji Chi-Kuadrat 15

BAB 3 SEJARAH SINGKAT SMA SWASTA SATRIA BINJAI

3.1 Latar Belakang SMA Swasta Satria Binjai 26 3.2 Visi dan Misi SMA Swasta Satria Binjai 27 3.2.1 Visi SMA Swasta Satria Binjai 27 3.2.2 Misi SMA Swasta Satria Binjai 27

3.3 Fungsi dan Tugas Sekolah 28

3.4 Fungsi dan TugasPengelola Sekolah 28

3.5 Belajar dan Mengajar 36

3.5.1 Pengertian Belajar 36

3.5.2 Mengajar yang Efektif 36

3.5.3 Kompetensi Guru 38


(8)

3.5.5 Metode Pemberian Tugas Rumah 40 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Hubungan Prestasi Anak dengan Jenis Pekerjaan Orang Tua 51 4.2 Hubungan Prestasi Anak dengan Tingkat Pendidikan Orang Tua 57 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 63

5.2 Statistik dan Komputer 63

5.3 SPSS dan Komputer 64

5.4 Cara kerja SPSS 65

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 79

6.2 Saran 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.4.1 Daftar Kontigensi 20

Tabel 2.4.2 Dfatr Kontigensi dari Frekuensi yang diharapkan 21

Tabel 4.1 Tingkat Prestasi Siswa kelas X 46

Tabel 4.2 Tingkat Prestasi Siswa kelas XI (IPA) 47 Tabel 4.3 Tingkat Prestasi Siswa kelas XI (IPS) 48 Tabel 4.4 Tingkat Prestasi Siswa kelas XII (IPA) 49 Tabel 4.5 Tingkat Prestasi Siswa kelas XII (IPS) 50

Tabel 4.6 Tingkat Prestasi Seluruh Siswa 51

Tabel 4.7 Tingkat Prestasi Anak Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua 52 Tabel 4.8 Daftar Kontigensi dari Daftar Frekuensi 54 Tabel 4.9 Penentuan Harga Chi-Kuadrat

54Tabel 4.10 Tingkat Prestasi Anak Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua 57

Tabel 4.11 Daftar Kontigensi dari Daftar Frekuensi 59 Tabel 4.12 Penentuan harga Chi-Kuadrat 59 Tabel 5.1 Out Put Pekerjaan Orang Tua (case Processing Summary) 75 Tabel 5.2 Out Put Pekerjaan Orang Tua (Crosstab) 76 Tabel 5.3 Out Put Pekerjaan Orang Tua (Chi-Square Test) 76 Tabel 5.2 Out Put Pendidikan Orang Tua (Crosstab) 77 Tabel 5.3 Out Put Pendidikan Orang Tua (Chi-Square Test) 77


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Membuka Windows SPSS 70

Gambar 5.2 Tampilan Gambar SPSS 70

Gambar 5.3 Tampilan Data Pada Editor SPSS 73

Gambar 5.4 Tampilan Data Pada Editor yang telah Berisi Data 73 Gambar 5.5 Tampilan Pengolahan Data Analyze 74 Gambar 5.6 Tampilan Kotak Dialog Crosstabs 74


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dan merupakan suatu kebutuhan hidup dalam kehidupan manusia yang menjadi hak azasi manusia yang harus dilindungi serta keharusan bagi manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.

Adapun tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah : ” Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” Apabila kita pikirkan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan materi yang dihadapi anak di dalam keluarga akan lebih luas, dan anak akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi-potensi pada dirinya dengan faktor-faktor pendukung.


(12)

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial didalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Perkembangan sosial memang ditentukan dengan banyak faktor yang saling berkaitan yang berasal dari diri anak itu sendiri, sehingga tidak mudah menetukan faktor manakah yang menyebabakan kesulitan dalam perkembangan sosial seseorang yang pada suatu saat akan mengalami kegagalan dalam dirinya. Hubungan sosial anak dengan orang tuanya juga menjadi salah satu faktor perkembangan diri anak. Orang tua mencurahkan perhatian yang lebih kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak mendapatkan kesulitan primer dalam keluarganya.

Keadaan sosial ekonomi keluarga memiliki hubungan yang sangat erat dengan pekerjaan orang tua. Namun status sosial ekonomi tidak merupakan faktor mutlak dalam perkembangan sosial, sebab itu tergantung pada sikap orang tua di dalam mendidik anak dan bagaiman interaksi dalam keluarga tersebut. Walaupun sosial ekonomi keluarga memuaskan, apabila tidak memperhatikan pendidikan anak dan senantiasa berselisih paham, atau mungkin status sosial ekonomi orang tua mencukupi dan interaksi sosial anatara anak dan orang tua juga baik, namun anak berkembang secara tidak wajar, maka hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial anak. Dan pada akhirnya, Perkembangan sosial anak turut ditentukan pula oleh sikap anak itu sendiri terhadap keadaan keluarganya


(13)

Hal ini merupakan peranan yang penting terhadap perkembangan anak-anak baik itu mengenai keluarga atau kelompok sosial maupun keadaan sosial ekonomi keluarga anak.

Hubungan pendidikan dan masyarakat pada hakikatnya berfungsi untuk memberikan bimbingan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal ke arah tercapainya tujuan pendidikan serta cita-citanya. Hubungan antara pendidikan dan persoalan-persoalan terasa semakin penting, mengingat semakin sulitnya kehidupan masyarakat sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga mendorong masyarakat untuk merumuskan kembali pengertian dan hakikat masyarakat itu.

Pendidikan sebenarnya bertujuan untuk mencerdaskan anggota masyarakat sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik dan juga memberikan alternatif yang tepat untuk mengatasi masalah/problematika dalam kehidupan mereka. Dan pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar manusia mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya, agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan Pemerintah.

Kota Binjai merupakan daerah yang memiliki penduduk yang beragam, mulai dari tingkat pendidikan maupun sumber penghasilannya. Dengan memiliki penghasilan


(14)

masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya termasuk kebutuhan pendidikan anak.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas lebih lanjut tentang masalah pendidikan. Maka penulis memaparkan kedalam sebuah tulisan Tugas Akhir yang berjudul :

“ Hubungan antara Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikaan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak di SMA Yayasan Pendidikan Satria Binjai”

Berdasarkan judul di atas penulis ingin mengetahui apakah latar belakang sosial ekonomi (dalam hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua ) mempengaruhi prestasi anak di SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI.

1.2 Perumusan Masalah

Hubungan anatara pendidikan dan persoalan-persoalan sosial terasa semakin penting mengingat semakin rumitnya kehidupan masyarakat sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, tanggung jawab orang tua adalah memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Perkembangan ilmu dan teknologi yang terjadi saat ini mendorong pihak sekolah dalam hal ini SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI untuk menerapkan atau menggunakan perencanaan pendidikan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan prestasi belajar siswa-siswinya.


(15)

Salah satunya dengan cara mengadakan les tambahan diluar jam sekolah dan melengkapi fasilitas-fasilitas yang dapat membantu siswa-siswi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Dari masalah diatas, penulis mengangkat satu permasalahan. Permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua di SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurakan di atas, maka yang menjadi permasalahn adalah apakah benar anggapan atau pendapat bahwa status sosial ekonomi dalam hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pengaruh jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi anak khususnya di SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI.


(16)

1.5Manfaat Penelitian

Dengan diketahui apakah ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi anak di SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI, maka peneliti bisa mengetahui seberapa besar status sosial terhadap tingkat prestasi anak di SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI.

1.6 Lokasi Penelitian

lokasi penelitian diadakan di SMA Swasta Satria Binjai, Jalan Soekarno Hatta Km.19

1.7 Tinjauan Pustaka

Soleh, Samsubar”Statistik Non Parametrik

Test Statistik Non Parametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter yang merupakan induk sampel penelitiannya.

Soepono, Bambang”Statistik Terapan”

Chi-kuadrat adalah teknik analisis untuk mengetahui signifikan perbedaan antara proporsi (probabilitas) subjek atau objek penelitian yang datanya telah dikatagorikan. Dasar pijakan analisis dengan Chi-kuadrat adalah jumlah frekuensi hasil yang ada. Frekuensi tersebut terbagi atas dua kelompok yaitu frekuensi hasil pengamatan dan frekuensi yang diharapkan.


(17)

Syamsuddin”Pendidikan Masyarakat”

Pendidikan dengan pengertian yang baru adalah merupakan proses belajar mengajar yang berkesinambungan dan integral. Oleh karena itu pendidikan haruslah merupakan proses belajar yang bertujuan untuk mengarahkan dan mengembangkan berbagai tujuan anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan itu adalah merupakan suatu alat penyelamat dan memberikan arah mengenai perkembangan seseorang maupun kelompok-kelompok sosial secara berkesinambungan.

1.8 Metodologi Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan Uji Chi-kuadrat dengan metode analisa data kuantitatif dengan permasalahan dan tujuan penulis :

1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh siswa di SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI. Sampel pada penelitian ini diambil dari sebagian siswa yang ada yaitu siswa-siswai kelas 2.

2. Bentuk dan bidang penelitian yang dilakukan penulis.

a. Library research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh

data dan informasi dari perpustakaan dengan mempelajari buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang memuat teori yang erat hubungannya dengan judul penelitian ini dan mendukung penulisan tugas akhir ini.

b. Field research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara


(18)

Data ini bersumber dari data skunder yang diperoleh langsung dari tempat penelitian.

3. Teknik dan Analisa data, Data penelitian dianalisa dengan menggunakan Metode Chi-kuadrat dan aplikasi program SPSS.

1.9Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi masalah, Batasan Masalah, Maksud dan Tujuan, Manfaat Penelitian, tinjauan Pustaka, Metodologi penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk duplikasi dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan Metode Chi-kuadrat dan aplikasi program SPSS.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Dalam bab ini penulis memaparkan sejarah singkat tempat riset yaitu SMA YAYASAN PENDIDIKAN SATRIA BINJAI.


(19)

BAB 4 : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini mnguraiakan tentang data yang telah diamati beserta analisisnya.

BAB 5 : IMPLEMENTASI DAN SISTEM

Bab ini menguraikan tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan program SPSS, langkah-langkah pengolahan data, dan Implementasi nilai hubungan antara tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua terhadap prestasi anak.

BAB 6 : PENUTUP


(20)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Statistik Non Parametrik

Tes Statistik Non Parametrik adalah test yang modelnya tidak menetapkan syarat-syaratnya mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independen dan variabel yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas. Uji Metode Non Parametrik atau bebas sebaran adalah prosedur pengujian hipotesa yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi yang mendasarinya kecuali selama itu kontinu.

Dalam kegiatan penelitian, biasanya lebih banyak digunakan analisis statistik parametrik dari pada statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika kita telah mengetahui model matematis dari distribusi populasi suatu data yang akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi dari suatu data dan jumlah data relatif kecil atau asumsi kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh, maka kita harus menggunakan statistik non parametrik (statistik bebas distribusi).


(21)

Statistik Non Parametrik memiliki keunggulan atau kelebihan yaitu kebanyakan prosedur non parametrik memerlukan asumsi daalm jumlah yang minimal maka kemungkinan untuk beberapa prosedur non parametrik perhitungan-perhitungannya dapat dilakukan dengan cepat dan mudah terutama bila terpaksa dilakukan secara manual. Jadi pengguna prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan untuk perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus segera terssaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan statistik non parametrik [ara peneliti juga dengan dasar matematik dan statistik yang kurang, biasanya konsep dan metode prosedur non parametrik mudah dipahami. Prosedur-prosedur non parametrik boleh menggunakan skala pengukuran.

Statistik Non Parametrik mempunyai kelemahan, yaitu karena perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur non parametrik cepat dan sederhana, maka tidak dapat digunakan untuk menguji interaksi seperti dalam model analisis variansi, metode ini juga tidak dapat digunakan untuk mempredeksi (ramalan) seperti dalam model analisis regresi, karena distribusi normal tidak dapat dipenuhi, dan apabila persyaratan-persyaratan bagi model statistik parametrik (terutama asumsi distribusi normal) dapat dipenuhi dan apabila pengukuran data mempunyai kekuatan seperti yang disyaratkan, pemakaian uji statistik non parametrik, kekuatan efisiennya menjadi lebih rendah.


(22)

Dalam implementasi, pengguna prosedur yang tepat merupakan tujuan dari peneliti. Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penggunaan statistik non parametrik adalah :

1. Hipotesa yang diuji tidak melibatkan parameter populasi

2. Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik. 3. Asumsi-asumsi parametrik tidak terpenuhi.

Banyak prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik, diantaranya :

1. Uji Chi-Kuadrat 2. Uji Binomial 3. Uji Run

4. Uji Kolomogrov Smirnov satu Sampel 5. Uji dua sampel independen

6. Uji beberapa sampel independen 7. Uji dua sampel yang berkaitan 8. Uji beberapa sampel yang berkaitan

2.2 Hipotesa

Hipotesa secara etimologi dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis artinya suatu kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran


(23)

hipotesis tersebut. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data dilapangan.

Penaksiran parameter populasi dan uji hipotesa adalah pokok pembicaraan dalam statistik inferensi. Teknik inferensi pertama dikembangkan berdasarkan pada sejumlah asumsi tentang sifat populasi dari mana sampel tersebut diambil. Teknik inferensi seperti ini dalam statistika digolongkan dalam statistik non parametrik, karena harga-harga populasi merupakan “parameter” yang ditaksir atau hipotesis yang di uji.

Permasalahan yang harus diselesaikan dalam teknik adalah menaksir parameter-parameterr populasi yang didistribusikan sudah diasumsikan berdasarkan data sampel, atau menguji hipotesis tertentu yang berhubungan dengan parameter, misalnya uji hipotesis bahwa mean µ mempunyai nilai µo.

Untuk mendapatkan suatu sampel yang mempunyai distribusi tertentu sesuai dengan asumsi distribusi populasinya sangatlah sulit, oleh karena itu di kembangkanlah suatu teknik inferensi yang tidak memerlukan asumsi-asumsi tertentu tentang distribusi sampelnya. Teknik inferensi seperti ini dalam statistik dikenal dengan Statistik Non Parametrik, karena tidak memerlukan penaksiran atau uji hipotesis yang berhubungan dengan parameter populasinya.


(24)

1. Hipotesa harus muncul danada hubungannya dengan teori serta masalah yang diteliti.

2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang di teliti. 3. Hipotesis harus dapat di uji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis

yang benar kemungkinannya didukung oleh data empirik.

Perlu diingat, apapun syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan setiap hipotesis adalah bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.

Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol(H0), hipotesa

alternatif (Ha), hipotesa kerja (Hk). tetapi yang biasa adalah H0 yang merupaakan bentuk

dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel independen(x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y).

2.3 Analisis yang digunakan

2.3.1 Analisis Univariat

Dilkukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel x dan y.


(25)

Hipotesis yang diuji biasanya adalah kelompok inti berbeda dalam ciri khas tertentu, dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif masuknya anggota-anggota kelompok ke dalam beberapa kategori.

Untuk menguji hipotesa ini kita menghitung banyak kasus dari masing-masing kelompok yang termasuk dalam kategori dan membandingkan proporsi dari kasus-kasus dari suatu kelompok dalam berbagai kategori dengan proporsi kasus dari kelompok yang lain. Dalam hal ini digunakan hipotesa Chi-Kuadrat.

2.4 Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi-Kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Teknik Chi-Kuadrat (Chi-Square : Chi dibaca: kai: symbol dari huruf Yunani : �2) ditemukan oleh Helmat pada tahun 1875, tetapi pada tahun 1900 pertama kali diperkenalkan kembali oleh Karl Pearson.

Uji Chi-Kuadrat dugunakn untuk menguiji kebebasan anatara dua sampel (variabel) yang disusun dalm tabel baris di kali kolom atau menguji keselarasan dengan pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, uji ini


(26)

juga dapat disebut uji keselarasan (goodness of fit test ), karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengansalah satu distribusi teoritis (sepeti distribusi normal, uniform, binomial,dan lainnya).

Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkanbila hipotesis nol yang ditetapkan benar.

Karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa data skala internal saja melainkan juga data skala nominal yaitu berupa perhitungan frekunsi pemunculan tertentu.

Perhitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan presentasi, proporsi atau yang lain sejenis. Chi-Kuadrat adalah teknik statistika yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang diobservasi, observed frequencies (disingkat F0 atau O ) dengan frekuensi yang diharapkan, expected

frequencies (disingkat Fh atau E)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-Kuadrat, yaitu sebagai berikut :

1. Chi-Kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi.

2. Chi-Kuadrat tidak dapat digunakan menentukan besar atau kecilnya korelasi dari variabel-variabel.

3. Chi-Kuadrat pada dasarnya belum dapat mengahasilkan kesimpulan yang memuaskan.


(27)

4. Chi-Kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data normal. Cara memberikan interpretasi terhadap Chi-Kuadrat adalah dengan menetukan df (degree

of freedom)atau db ( derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi tabel harga kritis

Chi-Kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-Kuadrat dari hasil perhitungan dengan harga kritis Chi-Kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan dengan ketentuan :

1. Bila harga Chi-Kuadrat (�2) sama atau lebih besar dari tabel Chi-Kuadrat maka hipotesa nol ( H0 ) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima.

2. Bila harga Chi-Kuadrat lebih kecil dari tabrel Chi-Kuadrat maka hipotesa nol (H0)

diterima dan hipotesa alaternatif ( Ha ) ditolak.

Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat dari Chi-Kuadrat diantaranya adalah :

1. Uji Independen antara Dua Faktor

Secara umum untuk menguji Independen antar dua faktor dapat dijelaskan sebagai berikut: misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran ni dengan tiap pengamatan

tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan II. Faktor I terbagi atas b taraf atau tingkatan dan faktor II atas k taraf. Banyak pengamatan yang terjadi karena taraf ke-I ( i = 1,2,…,b)dan taraf ke-j faktor ke II ( j = 1,2,…,k) akan dinyatakan dengan Oij hasilnya dapat dicata dalam sebuah daftar kontigensi b x k. pasangan hipotesis yang

akan diuji berdasarkan data dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang di uji sebagai berikut :


(28)

H1 : Kedua faktor tidak bebas statistik

Tabel yang disajikan akan dianilisis untuk setiap sel yang diperlukan kemudian tabel kontigensi. Data tabel tersebut diatas, agar dapat dicari hubungan antara faktor-faktor menggunakan statistik uji Chi-Kuadrat.

Pengujian eksak sukar digunakan, karena disini hanya akan dijelaskan pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk itu diperlukan frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan terjadi yang disini akan dinyatakan dengan Eij.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

E

ij

= (n

io

x n

oj

) / n

Dengan :

Eij = banyak data teoritis ( banayk gejala yang diharapkan terjadi )

nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-j

n = total / jumlah data.

Dengan demikian misalnya didapat nilai dari teoritis masing-masing data : E11= (n10 x n01) / n ; E12 = (n10 x n02) / n

E21= (n20 x n01) / n ; E22 = (n20 x n02) / n

dan seterusnya…


(29)

sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas adalah :

�2 =� �(��� − ��� 2)

���

� �=1 ℎ �=� Dengan :

Oij : jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom

ke-j

Eij : banyak kasus yang diharapkan untuk dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j

Dengan kriteria pengiujian sebagai berikut : Tolak H0 jika �2 hitung ≥ �2 table

Terima H0 jika �2 hitung <�2 table

Dalam taraf nyata α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1), kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika X2 ≥ X2(1-α)(k-1) dalam hal

lainnya kita terima hipotesis H0.

2. Koefisien Kontigensi

Keguanaan teknik kontigensi yang diberi simbol C, adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal (kategori) paling tidak berjenis normal.

Cara kerja perhitungan koefisien kontigensi sangatlah mudah jika nilai Chi-Kuadrat susdah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga koefisien kontigensi setelah menemukan harga Chi-Kuadrat.Fleksibilitas rumusan ini


(30)

adalah, tidak terbatas pada banyaknya kategori - kategori pada sel-sel petak atau tabel Kuadrat . test signifikansi yang digunakan adalah tetap menggunakan tabel kritis Chi-Kuadrat dengan derajat kebebasan (db) sama dengan jumlah kolom dikurangi satu dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu (b-1)(k-1). Rumus untuk menghitung koefisien kontigensi adalah :

C = � �2ℎ����� �2

ℎ����� + �

Dengan :

C = koefisien kontigensi

X2hitung = harga Chi-Kuadrat

n = banyak data

3. Metode Analisa

Dalam penelitian ini dilakukan analisa kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 :

Pengumpulan data yang dilakukan penulisan dengan mengadakan penelitian pada sekolah yang akan didata.

Langkah 2 :

Dari data yang dianalisa, lalu disusun dalam tabel frekuensi. Langakah 3 :


(31)

Dari data yang dianalisa maka dapat dibentuk daftar kontigensi frekuensi yang diamati seperti ini dibawah ini :

Tabel 2..1 daftar kontigensi

FAKTOR II (K TARAF) Jumlah

FAKTOR I (B TARAF)

1 2 K

1 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B OB1 OB2 OBk nBo

Jumlah n01 n02 n0k n

Dengan : faktor I dan II adalah faktor-faktor yang membentuk daftar kontigensi dengan b baris dan kolom. nij adalah frekuensi yang diamati.

�(�) =� ��� � �=1

; i = 1,2,3, … , b

�(�) =� ��� � �=1

; j = 1,2,3, … , b

Langkah 4 :


(32)

Eij = (njo x noj ) / n Dengan :

Eij : frekuensi yang diharapkan n : jumlah data yang diamati

Dari rumus dia atas dapat disusun tabel kontigensi dar frekuensi yang diharapkan.

Tabel 2..2 daftar kontigensi dari frekuensi yang diharapkan

FAKTOR II (K TARAF) Jumlah

FAKTOR I (B TARAF)

1 2 K

1 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B OB1 OB2 OBk nBo

Jumlah n01 n02 n0k n

Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang diharapkan maka dapat ditentukan harga �2

Langkah 5


(33)

1. Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20.

2. Frekuensi teoritis (Eij ) minimum 5 setiap kotak, sebab �2hanya berlaku

apabila Eij ≥ 5, dengan kata lain apabila Eij terhadap data tidak dapat

dipertanggung jawabkan. Untuk tabel dua terhadap data dua kolom dan untuk tabel lebih dari 2 x 2 sebelum menghitung �2 perlu diperhatikan dahulu Eij pada setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak terpenuhi maka beberapa kolom atau baris perlu digabung.

3. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.

Setiap kriteria-kriteria di atas dipenuhi maka harga �2 dapat dihitung dengan rumus :

�2 = � �(��� − ��� 2)

���

� �=1 ℎ �=�

Untuk menguji apakah harga �2 dianggap berarti pada suatu level of signifikan tertentu harus dikethui nilai kritis dari �2 dengan menggunakan daftar pencarian harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai Chi-Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coeficient

yang akan dipakai dan degree of freedom nya. Untuk hal yang umum degree offreedom

ini adalah sama dengan perkalian (k -1) dan (b -1) atau baris dikalikan kolom Degree of freedom = (k -1) (b -1).

Langkah 6 :


(34)

H0 : Tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang

tua terhadap prestasi anak di sekolah.

H1 :Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua

terhadap prestasi anak di sekolah.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa ini adalah sebagai berikut : Tolak H0 jika �2hitung ≥ �2tabel

Terima H1 jika �2hitung ≤ �2tabel

Langkah 7 :

Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontigensi ( C ) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

C = � �2ℎ����� �2

ℎ����� + �

Dengan :

C = koefisien kontigensi

X2hitung = harga Chi-Kuadrat

n = banyak data

Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antara faktor-faktornya adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontigensi maksimum. Apabila harga koefisien kontigensi maksimum dihitung dengan rumus sebagai berikut :

C =

�−1 �


(35)

Dengan : m = harga minimum b dan k (jumlah baris dan kolom ). Langkah 8 :

Dengan membandingkan C dengan Cmaksimal maka keeratan hubungan variabel I dan

variabel II ditentukan oleh persentasenya. Hubungan antara dua variabel ini disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai -1 dan 1 maka hubungan kedua variabel itu semakin erat.

Q = �

����� � 100 %

Dengan :

Q : Untuk menyatakan derajat hubungan antara variabel I dan variabel II C : Koefisien kontigensi

Cmaks : Koefisien kontigensi maksimal

Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan Davis (1971 ) sebagai berikut :

1. Sangat erat jika Q ≥ 0,70

2. Erat jika Q anatara 0,50 dan o,69 3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49 4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29 5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09 6. Tidak ada jika Q = 0,0


(36)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT SMA SWASTA SATRIA BINJAI

3.1 Latar Belakang SMA Swasta Satria Binjai

Sekolah Menengah Atas Satria Binjai adalah Sekolah lanjutan tingkat atas swasta di Kotamadya Binjai. SMA Swasta Satria Binjai bukanlah satu-satunya Sekolah Menengah Atas Swasta Di Kotamadya Binjai. Karena sebelum SMA Swasta Satria Binjai, sudah banyak berdiri SMA Swasta lainnya, diantaranya SMA Taman Siswa, SMA Swasta Putra Anda, SMA Swasta PABA. Dan banyak SMA Swasta lainnya. Namun karena jarak Kecamatan SMA Swasta Satria dengan SMA Swasta sebelumnya terlalu jauh, maka pemerintah mulai merencanakan pembangunan Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Binjai Timur.

Maka pada tahun 1986 SMA Swasta Satria berdiri di kawasan kantor camat Binjai Timur. Jalan Soekarno Hatta Km 19. Kecamatan Binjai Timur. Kabupaten/Kotamdya Binjai.

Pada saat ini yang menjadi pimpinan atau kepala sekolah SMA Swasta Satria Binjai adalah : “Bapak Joko Waskito, Spd” dan dalam mengupayakan kemajuan sekolah beliau dibantu oleh wakil kepala sekolah, pegawai dan staff pengajar professional lainnya.


(37)

3.2 Visi dan Misi SMA Swasta Satria Binjai

3.2.1 Visi SMA Swasta Satria Binjai

Visi SMA Swasta Satria Binjai adalah :

“Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Berprestasi dalam olah raga dan seni, berdasarkan iman dan taqwa.”

3.2.2 Misi SMA Swasta Satria Binjai

Misi SMA Swsta Satria Binjai adalah sebagai berikut :

1. Menigkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran secara maksimal 2. Meningkatkan disiplin guru dan siswa

3. Membina grup seni yang terampil dan professional 4. Membina tim olah raga yang handal

5. Menumbuh kembangkan rasa tulus dan ikhlas dalam segala tugas dan tanggung jawab yang diemban warga sekolah

6. Membudidayakan wiyata mandala bagi warga sekolah

7. Memupuk rasa persaudaraan dan sikap sopan santun terhadap orang lain.


(38)

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai unit Pelaksana Teknis (UPT) pendidikan jalur sekolah, secara garis besar memilih stugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Melaksanakan pendidikan di sekolah selama jangka waktu tertentu sesuai dengan jenis, jenjang, dan sifat sekolah.

2. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 3. Membina organisasi Urusan Tata Usaha.

4. Melaksanakan Organisasi Urusan Tata Usaha.

5. Membina kerja sama dengan orang tua, masyarakat dan Instansi tersebut.

6. Bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional di Kabupaten/Kotamadya. Dalam melaksanakan kegiatannya dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah.

3.4 Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah

Pengelola sekolah terdiri dari :

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai :

a. Kepala Sekolah selaku Edukator bertugas melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

b. Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas : 1) Menyusun Perencanaan.


(39)

2) Mengorganisasikan kegiatan. 3) Mengarahkan kegiatan. 4) Mengkoordinasikan kegiatan. 5) Melaksanakan pengawasan.

6) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan. 7) Menentukan kebijaksanaan.

8) Mengadakan rapat. 9) Mengambil keputusan.

10)Mengatur proses belajar mengajar. 11)Mengatur administrasi.

a. Ketatausahaan b. Siswa

c. Ketenagaan

d. Sarana dan Prasarana e. Keuangan/RAPBS

12)Mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

13)Mengatur hubungan sekolah dengan Masyarakat dan instansi terkait. c. Kepala Sekolah selaku admistrasi bertugas menyelenggarakan administrasi :

1) Perencanaan 2) Pengorganisasian 3) Pengarahan 4) Pengkoordinasian


(40)

5) Pengawasan 6) Kurikulum 7) Kesiswaan 8) Ketatausahaan 9) Ketenagaan 10)Kantor 11)Keuangan 12)Laboratorium

13)Ruang keterampilan/kesenian 14)Bimbingan konseling

15)UKS 16)OSIS 17)Serbaguna 18)Gudang 19)9K

d. Kepala Sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai: 1) Proses belajar mengajar (PBM)

2) Kegiatan hubungan dan konseling 3) Kegiatan ekstrakulikuler

4) Kegiatan ketatausahaan

5) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait 6) Sarana dan Prasarana


(41)

8) Kegiatan 9K

e. Kepala Sekolah selaku pimpinan/leader

Kepala Sekolah selaku pimpinan/leader memiliki sikap 1) Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab 2) Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa 3) Memiliki vis dan memahami sekolah

4) Mengambil keputusan urusan internal dan eksternal sekolah 5) Membuat, mencari dan memilih gagasan guru

f. Kepala sekolah selaku inovator memiliki tugas sebagai berikut : 1) Melakuakan pembahasan

a. KBM b. BK

c. Ekstrakulikuler d. Pengadaan

g. Kepala sekolah selaku Motivator mempunyai tugas :

1) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja 2) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK 3) Mengatur ruang laboratorium untuk kurikulum

4) Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar 5) Mengatur halaman lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

6) Mengatur lingkungan sekolah yang harmonis sesama guru dan karyawan 7) Mengatur ruang antar sekolah dan lingkungan


(42)

2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program pelaksanaan b. Pengorganisasian

c. Pengarahan d. Ketenagaan e. Pengkoordinasian f. Pengawasan g. Penilaian

h. Identifikasi dan pengimpulan data i. Penyusunan laporan

Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam urusan-urusan sebagai berikut : a. Kurikulum

1) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan 2) Menyusun tugas guru dan jadwal pelajaran

3) Mengatur penyusunan program pengajaran (program semester), program satuan pengajaran, dan persiapan mengajar penjabaran penyesuaian kurikulum

4) Mengatur pelaksanaan kegiatan kulikuler dan ekstrakulikuler

5) Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan siswa, serta pembagian rapot STTB


(43)

7) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

8) Mengatur pengembangan MGMPP dan koordinator mata pelajaran 9) Mengatur semua siswa

10)Mengatur supervisi administrator akademis 11)Menyusun laporan

b. Kesiswaan

1) Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan konseling 2) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 9K

3) Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi : a. Kepramukaan

b. Palang Merah Remaja (PMR) c. Kelompok Ilmiah Rrmaja (KIR) d. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) e. Partai Keamanan Sekolah (PKS) f. Paskibra

4) Mengatur program pesantren kilat

5) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah 6) Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi

7) Menyeleksi calon penerima beasiswa

c. Sarana dan Prasarana


(44)

2) Merencanakan program pengadaanya 3) Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana 4) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian 5) Mengatur pembukuannya

6) Menyusun laporan

d. Hubungan dengan Masyarakat

1) Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite sekolah dan peran komite sekolah

2) Menyelenggarakan bakti sosial dan karya wisata

3) Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan sekolah (gelar pendidikan) 4) Menyusun laporan

3. Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas-tugas tersebut atara lain sebagai berikut :

1) Membuat perangkap pengajaran diantaranya : a. Silabus

b. Program

c. Program rencana pengajaran d. Program mingguan


(45)

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

3) Melaksanakan kegiatan penulaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir

4) Mealaksanakan analisis ulangan harian

5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengajaran 6) Mengisi daftar nilai siswa

7) Malaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses belajar mengajar

8) Membuat alat kegiatan pelajaran/alat peraga

9) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni

10)Mengikuti kegiatan pengembangan dan permasyarakatan kurikulum 11)Melaksanakan tugas tertentu sekolah

12)Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya 13)Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

14)Menguji dan meneliti daftar siswa sebelum memulai pelajaran 15)Mengatur kebersihan ruang kelas dan kurikulum

16)Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

3.5 Belajar dan Mengajar


(46)

Defenisi belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relative mantap yang ada dalam diri individu/siswa atas dasar pengalaman dan latihan yang berupa perubahan pengertian, penampilan, kecakapan, kebiasaan maupun sikap. Dengan demikian, ciri-ciri tindakan belajar adalah terdapatnya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut relatif mantap terjadi akibat interaksi dengan lingkungan melalui penglaman dan latihan. Perubahan tingkah laku itu berupa perbahan pengertian, pemecahan masalah/berpikir, keterampilan, kebiasaan maupun sikap.

3.5.2Mengajar yang Efektif

Diakui bahwa mengajar adalah membimbing anak agar menjalani proses belajar, untuk mendapatkan proses belajar yang efektif, diperlukan cara mengajar yang efektif pula dengan syarat-syarat sebagai berikut :

a. Guru mempunyai banyal metode dalam mengajar (bervariasi) b. Mampu membangkitkan motivasi anak

c. Kurikulum yang baik dan seimbang yang memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat

d. Mempertimbangkan perubahan individual e. Selalu membuat perencanaan mengajar

f. Memberikan sugesti yang kuat guna mendorong anak belajar lebih giat

g. Memiliki keberanian dalam menghadapai murid-muridnya dan masalah yang timbul selama mengajar


(47)

i. Memberikan rangsangan kepada anak untuk belajar

j. Mampu mengintegrasikan berbagai bidang pelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat

k. Memberika kebebasan kepada anak untuk menyelidiki, mengamati, belajar,dan memecahkan masalah secara mandiri

l. Memberikan pelajaran remendial guna mengatasi kesulitan anak dalam belajar Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar efektif yaitu sebagai berikut:

a. Pengawasan bahan/materi.

b. Memiliki rasa cinta kepada apa yang diajarkan.

c. Terdapatnya pengalaman pribadi dan pengetahuan yang dimiliki. d. Mampu memberikan pembelajaran dengan metode yang bervariasi

e. Menyadari kekurangan dirinya, karena hal tersebut perlu dalam menambah ilmu dan meningkatkan kepribadian.

f. Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang aktual.

g. Berani memberikan pujian serta mampu menimbulkan semangat secara individual.

3.5.3 Kopetensi guru

Pada dasarnya kopetensi itu terbagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Kopetensi Personal


(48)

Meliputi kemampuan menguasai intelegensi dan emosi pribadi. 2. Kopetensi Nasional

Meliputi kemampuan menguasai teknik dan praktek komunikasi yang efektif,dan mampu bekerjasama terutama dengan teman.

3. Kopetensi Profesional

Meliputi kemampuan menguasai landasan pendidiakan. a. Menguasai bahan pelajaran

b. Menguasai program belajar mengajar c. Mengelola kelas

d. Mengelola interaksi belajar mengajar e. Menggunakan media dan sumber belajar

f. Menilai hasil belajr mengajar atau prestasi siswa

g. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

h. Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian untuk kepentingan pengajaran i. Mengenal dan menyelenggaran administrasi sekolah


(49)

Berhasil atau tidaknya anak dalam menyelesaikan suatu program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain yaitu :

a. Faktor pertama : Lingkungan masyarakat, keluarga dan suasana sekolah yang menyenagkan atau membosankan anak didik

b. Faktor kedua : Metode mengajar, dalam suatu proses belajar mengajar (PBM) dituntut adanya strategi tertentu yang pada hakikatnya adalah merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perancangan dan penggunaannya harus dilandasi dengan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang memadai.

Secara umum penggunaan suatu metode akan bergantung pada : a. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai

b. Faktor siswa dengan segala sifatnya c. Faktor dana dan fasilitas yang tersedia

d. Faktor waktu yang tersedia dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) e. Faktor partisispasi guru dan murid

f. Kebaikan dan kelemahan suatu metode

g. Faktor filsafat yang menyangkut pendangan hidup dan dasar bertindaknya seseorang c. Faktor ketiga : Dedikasi guru, dedikasi guru adalah tujuan kegiatan yang

dilakukan seorang guru dalam rangka memajukan pembelajaran semata-mata berupa pengabdian, tidak komerial atau balas jasa, untuk mencapai tujuan tertentu.


(50)

d. Faktor keempat : Kebijakan di bidang pendidikan, Departemen Pendidikan Nasioanal menetapakan strategi pengembangan komponen-komponen yang terkait secara terpadu dengan memprioritaskan enam komponen diantaranya :

a. Pengembangan kemampuan professional guru, yang meliputi : 1. Metode

2. Pembuatan alat bantu/media pengajaran

3. Pendekatan penguasaan kurikulum dan pemberdayaan laboratorium/alat praktek

b. Pembuatan program semester dan silabus

c. Kegiatan belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan (BP) d. Tugas guru sebagai wali kelas/guru kelas dan piket

e. Tugas guru pendidikan jasmani dan kesehatan f. Pembinaan kesenian

3.5.5 Metode Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah

1. Metode Pemberian Pekerjaan Rumah

Metode ini merupakan salah satu metode yang diterapkan selama ini. Tugas tersebut diberikan kepada individu maupun kelompok. Mereka akan melaksanakannya di dalam maupun diluar dan diluar jam pembelajaran. Adapun tugas yang biasa diberikan oleh guru banyak macamnya, salah satunya PR.


(51)

2. Cara Melaksanakan Metode Pemberian Pekerjaan Rumah (PR)

PR ini diberikan kepada para siswa pada akhir pelajaran, pokok bahasan atau sub bahasan, bahkan pertemuan. Tugas yang diberikan hendaknya dipersiapkan dengan baik oleh para guru, sehingga dapat melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan tertentu. Guru dapat membuat soal, baik pada saat belajar maupun sebelumnya. Jumlah soal materi yang diberikan mesti mencakup seluruh bahan yang diajakan pada bahasan waktu itu, bahkan diupayakan ada bahan yang bersifat mengulang pelajaran yang telah lalu.

Guru hendaknya memberikan penjelasan yang cukup tentang materi tersebut sehingga tidak timbul permasalahan dalam pelaksanaannya. Guru hendaknya membimbing pekerjaan tersebut, terutama bila para siswa mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk penyelesainnya. Pemeriksaan terhadap PR tadi dapat dilakukan beberapa menit sebelum pelajaran dimulai pada jam bahasan berikutnya, atau dapat juga dengan guru menyediakan waktu ekstra untuk itu, ketika para siswa tidak mengerjakan PR, baisanya diberikan sanksi yang bersifat edukatif demi mendorong motivasi mereka.

3. Manfaat Pemberian Pekerjaan Rumah (PR)

Metode ini akan mendapat manfaat apabila dilaksanakan dengan baik, misalnya PR tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan pemahaman murid pada pelajaran yang


(52)

diberikan. Diharapkan kesan pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah untuk diingat dan dipahami karena adanya penambahan waktu belajar.

Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dari siswa dapat dibina lebih kuat (mendapat bimbingan dari guru) dengan adanya penambahan belajar kelompok, adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi suatu soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian pekerjaan rumah (PR).

Dengan adanya Pekerjaan Rumah (PR) maka keterbatasan waktu yang dimiliki di kelas atau pemahaman suatu materi, akan lebih mudah di pahami dengan adanya penyelesaian soal yang diberikan, sehingga memperlancar siswa didalam menerapkan ilmu sesuai dengan materi yang telah diberikan. Siswa juga didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dipelajari. Para siswa akan menyelesaikan PR karena ada rasa takut dan malu serta mendapat hukuman atau dengan kesadaran diri sendiri.

4. Kelemahan PemberianPekerjaan Rumah

Kelemahan yang dapat diamati dari pemberian PR dapat dituliskan sebagai berikut : a. Sering sekali siswa tidak mengerjakan PR dengan kemampuan sendiri, malinkan

meniru/mencontek atau ikut-ikutan dengan alsan bekerjasama.


(53)

c. Bila PR terlalu sulit, hal ini akan menimbulkan ketidak nyamanan pada mental siswa.

d. Sukar untuk memberikan tugas secara individu sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa sendiri.

e. Para siswa menyelesaikan PR tidak mengikuti cara yang telah diajarkan oleh guru/buku.

f. Para siswa lambat memahami keterangan dari guru.

5. Upaya Mengefektifkan Pemberian Pekerjaan Rumah (PR)

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengefektifkan pemberian PR dapat diuraiakan sebagai berikut :

a. Tugas yang diberikan mempunyai hubungan yang dekat dengan apa yang telah diajarkan oleh guru.

b. Usahakan tugas yang diberikan disadari benar manfaatnya bagi siswa guna menimbulkan minat yang lebi besar.

c. Waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas tidak terlalu lama atau pendek agar tidak menimbulkan kejemuan dan kecemasan.

d. Upayakan agar siswa tahu tentang alat dan cara menilai hasil pekerjaan tersebut sehingga akan mengurangi banyaknya kesalahan dan rendahnya nilai.

e. Guru tidak sungkan memberikan hadiah kepada mereka yang berhasil serta hukuman kepada mereka yang tidak mengerjakannya dengan konsekuen.


(54)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

Dalam pengambilan data ini, penulis mengambil data dari buku induk siswa yaitu dai setiap kelas 1 sampai 3 yang berjumlah 7 kelas tahun jaran 2009/2010. Jumlah siswa yang diteliti adalah 239 orang. Lalu para siswa dibagi atas 4 kategori nilai berdasarkan nilai rata-rata raport para siswa.

Keempat kategori nilai tersebut adalah : sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Pembagiannya didasarkan pada distribusi dibawah ini :

a. Rentang = Data terbesar - Data terkecil

b. Kategori nilai (kelas) yang diperlukan sebanyak 4 kategori yaitu : sangat baik, baik , cukup baik, kurang baik

c. Panjang kelas interval = ������� ������ ����� d. Menentukan ujung bawah

Dalam menetukan kategori, nilai tersebut akan dibagi berdasarkan kelas sebagai berikut : 1. Kelas X1

2. Kelas X1 (IPA) 3. Kelas X1 (IPS) 4. Kelas X11 (IPA)


(55)

5. Kelas X11 (IPS)

1 Tingkat Prestasi Kelas X

Langkah-langkah dalam menetukan distribusi frekuensi nilai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rentang = Data terbesar- Data terkecil

Dalam hal ini data terbesarnya adalah 1228 dan data terkecil adalah 978. Maka rentangnya 1228- 978 = 250

b. Ketegori nilai (kelas) yang diperlukan sebanyak 4 kategori yaitu : sangat baik, baik ,cukup baik, dan kurang baik

c. Panjang kelas interval = �������

������ �����

=

250

4

=

62,5 maka dapat diambil

panjang kelas = 59

d. Menetukan ujung bawah, dalam hal ini kita ambil yaitu data terkecil adalah 978

Dari langkah diatas selanjutnya dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.1 tingkat prestasi siswa kelas X

Prestasi

Frekuensi

Nilai Kategori

1166-1228 Sangat Baik 10

1103-1165 Baik 15

1040-1102 Cukup Baik 9 977-1039 Kurang Baik 31

Jumlah 65


(56)

Langkah-langkah dalam menetukan distribusi frekuensi nilai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rentang = Data terbesar- Data terkecil

Dalam hal ini data terbesarnya adalah 1196 dan data terkecil adalah 933. Maka rentangnya 1196 - 933 = 263

b. Ketegori nilai (kelas) yang diperlukan sebanyak 4 kategori yaitu : sangat baik, baik ,cukup baik, dan kurang baik

c. Panjang kelas interval = ������� ������ �����

=

263

4

=

65,75 maka dapat diambil

panjang kelas = 65

d. Menetukan ujung bawah, dalam hal ini kita ambil data yang lebih kecil dari data terkecil yaitu 932

Dari langkah diatas selanjutnya dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.2 tingkat prestasi siswa kelas XI (IPA)

Prestasi

Frekuensi

Nilai Kategori

1131-1196 Sangat Baik 7

1065-1130 Baik 9

999-1064 Cukup Baik 29 932-997 Kurang Baik 25

Jumlah 70


(57)

Langkah-langkah dalam menetukan distribusi frekuensi nilai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rentang = Data terbesar- Data terkecil

Dalam hal ini data terbesarnya adalah1321 dan data terkecil adalah 982 . Maka rentangnya 1321- 982 = 339

b. Ketegori nilai (kelas) yang diperlukan sebanyak 4 kategori yaitu : sangat baik, baik ,cukup baik, dan kurang baik

c. Panjang kelas interval = ������� ������ �����

=

339

4

=

84,75 maka dapat diambil

panjang kelas = 84

d. Menetukan ujung bawah, dalam hal ini kita ambil data yang lebih kecil dari data terkecil yaitu 982

Dari langkah diatas selanjutnya dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.3 tingkat prestasi siswa kelas XI (IPS)

Prestasi

Frekuensi

Nilai Kategori

1237-1321 Sangat Baik 5

1152-1236 Baik 15

1067-1151 Cukup Baik 10 982-1066 Kurang Baik 10

Jumlah 40


(58)

Langkah-langkah dalam menetukan distribusi frekuensi nilai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rentang = Data terbesar- Data terkecil

Dalam hal ini data terbesarnya adalah1091 dan data terkecil adalah 889 . Maka rentangnya 1091- 889 = 202

b. Ketegori nilai (kelas) yang diperlukan sebanyak 4 kategori yaitu : sangat baik, baik ,cukup baik, dan kurang baik

c. Panjang kelas interval = ������� ������ �����

=

202

4

=

50, 5 maka dapat diambil

panjang kelas = 50

d. Menetukan ujung bawah, dalam hal ini kita ambil data yang lebih kecil dari data terkecil yaitu 889

Dari langkah diatas selanjutnya dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.4 tingkat prestasi siswa kelas XII (IPA) Prestasi

Frekuensi

Nilai Kategori

1042-1092 Sangat Baik 6

991-1041 Baik 10

940-990 Cukup Baik 9

889-939 Kurang Baik 4


(59)

5. Tingkat Prestasi Kelas XII (IPS)

Langkah-langkah dalam menetukan distribusi frekuensi nilai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rentang = Data terbesar- Data terkecil

Dalam hal ini data terbesarnya adalah1242 dan data terkecil adalah 979 . Maka rentangnya 1242- 979 = 263

b. Ketegori nilai (kelas) yang diperlukan sebanyak 4 kategori yaitu : sangat baik, baik ,cukup baik, dan kurang baik

c. Panjang kelas interval = �������

������ �����

=

250

4

=

62,5 maka dapat diambil

panjang kelas = 60

d. Menetukan ujung bawah, dalam hal ini kita ambil data yang lebih kecil dari data terkecil yaitu 979

Dari langkah diatas selanjutnya dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.5 tingkat prestasi siswa kelas XII (IPS) Prestasi

Frekuensi

Nilai Kategori

1177-1242 Sangat Baik 5

1111-1176 Baik 11

1045-1110 Cukup Baik 2 979-1044 Kurang Baik 17


(60)

6. Prestasi Seluruh Siswa

Setelah disusun tingkat prestasi berdasarkan kelas masing-masing, kemudian dapat disusun distribusi frekuensi tingkat prestasi secara keseluruhan yaitu sebagai berikut

Tabel 4.6 tingkat prestasi seluruh siswa SMA Swasta Satria Binjai Prestasi Frekuensi

Sangat Baik 33

Baik 61

Cukup Baik 57

Kurang Baik 88

Jumlah 239

Selanjutnya dilakukan pengelompokkan data menurut jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua siswa.

4.1 Hubungan Prestasi Anak dengan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Dalam hal ini pekerjaan orang tua dibagi dalam 4 jenis yaitu : 1. Pegawai Negri

Yang termasuk didalamnya adalah : PNS, ABRI, Pegawai BUMN, Pensiunan Pegawai Negri, dan Pensiunan ABRI

2. Pegawai Swasta

Yang termasuk di dalamnya adalah bekerja di perusahaan atau suatu instansi yang dikelola oleh pihak swasta.


(61)

3. Wiraswasta

Yang termasuk di dalamnya adalah yang bekerja dengan membuka usaha sendiri, misalnya : berdagang, reperasi sepeda motor atau sebagainya.

4. Lainnya

Yang di dalamnya adalah petani, supir, tukang, dan sebagainya yang tidak termasuk dalam kategori di atas.

Dari pengumpulan data tingkat prestasi dengan jenis pendidikan orang tua di SMA SWASTA SATRIA BINJAI maka dapat disusun tabel sebagi berikut :

Tabel 4.7 Tingkat Prestasi Seluruh Siswa Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua

Untuk mengetahui apakah ada hubungan prestasi anak terhadap jenis pekrjaan orang tua, maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat ditentukan dengan rumus :

Jenis Pekerjaan

Prestasi

Jumlah Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik

PNS 3 4 9 11 27

Peg.Swasta 10 23 18 26 77

Wiraswasta 17 24 17 39 97

Lain-lain 3 10 13 12 38


(62)

E

ij

= (

n

i0

x

n

0j

) /

n

Dengan :

Eij = banyak data teoritis ( banyak gejala yang diharapkan terjadi )

nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-j

n = total / jumlah data.

Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah yang diamati sebagai berikut : E11 = ( 27 x 33 ) / 239 = 3,72

E12 = ( 77 x 33 ) / 239 = 10,63

E13 = ( 97 x 33 ) / 239 = 13,39

E14 = ( 38 x 33 ) /239 = 5,25

E21 = ( 27 x 61 ) / 239 = 6,89

E22 = ( 77 x 61 ) / 239 = 19,65

E23 = ( 97 x 61 ) / 239 = 24,75

E24 = ( 38 x 61 ) /239 = 9,7

E31 = ( 27 x 57 ) / 239 = 6,44

E32 = ( 77 x 57 ) / 239 = 18,36

E33 = ( 97 x 57 ) / 239 = 23,13


(63)

E41 = ( 27 x 88 ) / 239 = 9,94

E42 = ( 77 x 88 ) / 239 = 28,35

E43 = ( 97 x 88 ) / 239 = 35,71

E44 = ( 38 x 88 ) /239 = 14

Dari koefisien diatas dapat dibentuk daftar kontigensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Daftar Kontigensi dari Daftar Frekuensi

Kemudian kita dapat mencari harga X2pada tabel 4.1.3. di bawah ini :

Tabel 4.9 Penentuan Harga Chi-Kuadrat Jenis

pekerjaan

Prestasi

Jumlah Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik

PNS 3,72 6,89 6,44 9,94 27

Peg.Swasta 10,63 19,65 18,36 28,35 77

Wiraswasta 13,39 24,75 23,13 35,71 97

Lain-lain 5,25 9,7 9,06 13,99 38

Jumlah 33 61 57 88 239

No Oij Eij Oij- Eij ( Oij- Eij)2 ( Oij- Eij)2/ Eij

1 3 3,72 0,28 0,0784 0,0210752

2 4 6,89 -2,89 8,3521 1,2122060

3 9 6,44 -1,44 2,0736 0,3219875

4 11 9,94 4,06 16,4836 1,6583098

5 10 10,63 -0,63 0,3969 0,0373337

6 23 19,65 3,35 11,2225 0,5711195


(64)

Maka berdasarkan tabel 4.1.3 diperoleh :

�2 =� �(��� − ���

2) ��� �

�=1

ℎ �=� �2

hitung = 9,90

Dengan hipotesa sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua

terhadap prestasi anak di SMA SWASTA SATRIA BINJAI.

8 26 28,35 -2,35 5,5225 0,1842151

9 17 13,39 3,61 13,0321 0,9732710

10 24 24,75 -0,75 0,5625 0,0227272 11 17 23,13 -6,13 37,5769 1,6245957 12 39 35,71 3,29 10,8241 0,3031111

13 3 5,25 -2,25 5,0625 0,9642857

14 10 9,7 0,3 0,09 0,0092784

15 13 9,06 3,94 15,5236 1,7134216

16 12 13,99 -1,99 3,9601 0,2830664


(65)

H1 : Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap

prestasi anak di SMA SWASTA SATRIA BINJAI. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :

Tolak H0 dan terima H1 jika �2hitung ≥ �2

2

tabel

Terima H0 dan tolak H1 jika �2hitung <�2tabel

Kita bandingkan harga�2yang terdapat pada tabel dengan dk (derajat kebebasan ) dari masalah yang diteliti yaitu :

dk = (b-1) (k-1) = (4-1)(4-1) = 9 dan α =0,05, maka diperoleh :

�2

tabel = �2(0,05)(9) = 16,9

Ternyata �2hitung <�2tabel yakni 9,90< 16,9

Jadi Hipotesa H0 diterima, dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat

prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua.

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungaan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua, maka dapat di hitung dengan cara membandingkan harga C dengan harga Cmaks

sebagai berikut : C = � �

2

ℎ����� �2

ℎ����� + �

C =

6,20

6,20+239

C =

6,20

245,2


(66)

C = 0,16

Adapun harga Cmaks yaitu :

Cmaks =

�−1

Cmaks =

4−1

4

Cmaks =

3 4

Cmaks = �0,75 = 0,87

Dari hasil di atas,maka dapat dibandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut :

Q = �

���� x 100%

Q = 0,16

0,87 x 100%

Q = 0,18 = 18%

Berdasarkan ketentuan davis (1971) nilai Q antara 0,01sampai 0,29 maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua adalah kurang erat

4.2 Hubungan Prestasi Anak dengan Tingkat Pendidikan Orang Tua


(67)

SD, SMP, SMA, PT ( Perguruan Tinggi /Sarjana) yang termasuk dalm perguruan tinggi adalah :D1, D2, D3, S1, S2, dan S3.

Dari pengumpulan data tingkat prestasi dengan jenis pendidikan orang tua maka di SMA SWASTA SATRIA BINJAI dapat disusun tabel sebagi berikut :

Tabel 4.10 Tingkat Prestasi Anak Menurut Pendidikan Orang Tua

Untuk mengetahui apakah ada hubungan prestasi anak terhadap tingkat pendidikan orang tua, maka jumlah fekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat ditentukan dengan rumus :

E

ij

= (

n

i0

x

n

0j

) /

n

Dengan :

Eij = banyak data teoritis ( banyak gejala yang diharapkan terjadi )

nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-j

n = total / jumlah data.

Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah yang diamati sebagai berikut : Tingkat

Pendidikan

Prestasi

Jumlah Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik

SD 11 10 14 21 56

SMP 9 29 10 28 76

SMA 13 19 30 34 96

PT 0 3 5 3 11


(68)

E11 = ( 56 x 33 ) / 239 = 7,73

E12 = ( 76 x 33 ) / 239 = 10,49

E13 = ( 96 x 33 ) / 239 = 13,25

E14 = ( 11 x 33 ) / 239 = 1,52

E21 = ( 56 x 61 ) / 239 = 14,29

E22 = ( 76 x 61 ) / 239 = 19,39

E23 = ( 96 x 61 ) / 239 = 24,50

E24 = ( 11 x 61 ) /239 = 2,80

E31 = ( 56 x 57 ) / 239 = 13,35

E32 = ( 76 x 57 ) / 239 = 18,12

E33 = ( 96 x 57 ) / 239 = 22,89

E34 = ( 11 x 57 ) /239 = 2,62

E41 = ( 56 x 88 ) / 239 = 20,61

E42 = ( 76 x 88 ) / 239 = 27,98

E43 = ( 96 x 88 ) / 239 = 35,34

E44 = ( 11 x 88 ) /239 = 4,05

Dari koefisien diatas dapat dibentuk daftar kontigensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(69)

Tabel 4.11 Daftar Kontigensi dari Daftar Frekuensi

Kemudian kita dapat mencari harga X2pada tabel 5.3 di bawah ini : Tabel 4.12 Penentuan Harga Chi-Kuadrat

Maka berdasarkan tabel 4.2.3 diperoleh :

�2 =� �(��� − ���

2) ��� � �=1 ℎ �=� Tingkat pendidikan Prestasi Jumlah Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik

SD 7,73 14,29 13,35 20,61 56

SMP 10,49 19,39 18,12 27,98 76

SMA 13,25 24,50 22,89 35,34 96

PT 1,52 2,80 2,62 4,05 11

Jumlah 33 61 57 88 239

No Oij Eij Oij- Eij ( Oij- Eij)2 ( Oij- Eij)2/ Eij

1 11 7,73 3,27 10,6929 1,3832988

2 10 14,29 -4,29 18,4041 1,2879006

3 14 13,35 0,65 0,4225 0,0316479

4 21 20,61 0,39 0,1521 0,0073799

5 9 10,49 -1,49 2,2201 0,2116396

6 29 19,39 9,61 92,3521 4,7628726

7 10 18,12 -8,12 65,9344 3,6387637

8 28 27,98 0,02 0,0004 0,0000143

9 13 13,25 -,025 0.0625 0,0047169

10 19 24,50 -5,5 30,25 1,2346938

11 30 22,89 7,11 50,5521 2,2084769 12 34 35,34 -1,34 1,7956 0,0508092

13 0 1,52 -1,52 2,3104 1,52

14 3 2,80 0,2 0,04 0,0142857

15 5 2,62 2,38 5,6644 2,1619847

16 3 4,05 -1,05 1,1025 0,2722222


(70)

�2

hitung = 16,69

Dengan hipotesa sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua

terhadap prestasi anak di SMA SWASTA SATRIA BINJAI

H1 :Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap

prestasi anak di SMA SWASTA SATRIA BINJAI Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :

Tolak H0 jika �2hitung ≥ �2tabel

Terima H0 jika �2hitung <�2tabel

Kita bandingkan harga �2yang terdapat pada tabel dengan dk (derajat kebebasan ) dari

masalah yang diteliti yaitu :

dk = (b-1)(k-1) = (4-1)(4-1) =9 dan α =0,05, maka diperoleh :

�2

tabel = �2(0,05)(9) = 16,9

Ternyata �2

hitung <�2tabel yakni 16,69 < 16,9

Jadi Hipotesa H0 diterima, dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat

prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua.

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungaan antara prestasi anak terhadap tingkat pendidikan orang tua, maka dapat di hitung dengan cara membandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut :

C = � �2ℎ����� �2


(71)

C =

16,69

16,69+239

C =

16,69

255,69

C = �0,065 C = 0,25

Adapun harga Cmaks yaitu :

Cmaks =

4−1

4

Cmaks =

3 4

Cmaks = �0,75 = 0,87

Dari hasil di atas,maka dapat dibandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut:

Q = �

����� x 100% Q = 0,25

0,87 x 100%

Q = 0,28 = 28%

Berdasarkan ketentuan davis (1971) nilai Q antara 0,01sampai 0,29 maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara prestasi anak terhadap tingkat pendidikan orang tua adalah kurang erat.


(72)

(73)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah cara atau prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain suatu sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang telah disetujui, menginstal dan memulai menggunakan sistem baru atau sistem yang diperbaiki. Tujuan implementasi sistem adalah :

1. Menyelesaiakan desain yang ada dalam komponen sistem yang disetujui.

2. Untuk memastikan bahwa personil dapat mengoperasikan sistem yang baru yaitu dengan mempersiapkan manual pemakaian dan dokumen lain untuk melatih personil.

5.2 Statistik dan Komputer

komputer berasal dari kata “computere” dalam bahasa yunani yang berarti menghitung ( bandingkan dengan kata “to compute”dalam bahasa inggris). Dengan demikian, komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang didasarkan pada operasi matematika seperti ( x, /, +, - ) dengan operasi logika (<, >,=). Perkembangan teknologi komputer pada intinya berusaha untuk semakin menggunakan kemampuan perhitungan diatas, dengan perbaikan kinerja “otak“ komputer atau CPU (central


(74)

Processing Unit ), dari mulai teknologi XT yang sudah usang sampai teknologi Pentium IV dewasa ini.

Disisi lain, ilmu statistik, baik itu statistik deskriptif maupun statistik inferensi, pada dasarnya adalah ilmu yang “penuh” pula dengan operasi perhitungan matematika. Statistika berasal dari kata “statistik” yang dapat didefenisikan sebagai data yang telah terolah yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya yang berbasis perhitungan matematika, sesuatu yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer. Jadi, statistik menyediakan cara atau metode pengolahan data yang ada, maka komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer, pengolahan data statistik hingga dihasilkan informasi yang relevan menjadi lebih cepat dan lebih akurat.

Dalam pengolahan data, komputer mempunyai tiga keunggulan utama dibandingkan dengan manusia yaitu berupa kecepatan, ketepatan, dan keandalan yang membuat komputer sangat dibutuhkan dalam mengolah data-data statistik, serta menghasilkan output yang mempunyai presisi (kecepatan) tinggi, komputer juga mrempunyai daya tahan kerja yang tinggi.

5.3 SPSS dan Komputer Statistik

Saat ini banyak beredar berbagai komputer statistik, dari yang “kuno” dan berbasis Dos seperti Microsoft sampai yang berbasis Windows seperti SPSS, SAS, Statistika, dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar sekarang , SPSS adalah yang paling popular dan paling banyak digunakan pemakain seluruh dunia.


(75)

SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa standford Univercity, yang dioperasikan pada komputer mainframe. Pada tahun 1984 SPSS pertama kali muncul dengan versi PC ( dapat dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan dengan mulai populernya sistem operasi windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows.

Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik untuk ilmu sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari statistical package for the social

sciences), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user, seperti untuk

keperpanjangan SPSS adalah Statistical Produk and Service Solution.

5.4 Cara Kerja SPSS

SPSS adalah kependekan dari Statistical package for the Sosial Science. Paket program aplikasi komputer ini digunakan untuk menganalisis data dtatistik, baik analisis untuk ilmu-ilmu sosial maupun non sosial. SPSS for windows memberikan banyak kemudahan dalam hal inputing data sampai dengan hasil analisis dengan tampilan yang menarik dan mudah dipahami.

Cara kerja komputer, statistik dan SPSS pada prinsipnya sama, yaitu meliputi tiga bagian : input, prises dan output.


(76)

a. Pada komputer, input berupa data yang akan diolah dengan komputer. Proses inputing dapat melalui keyboard, mause touch screen, light pen, maupun remote control.

b. Pada statistik, input berupa data yang telah dikumpulkan, diedit dan ditabulasi, kemudian siap untuk dianalisis.

c. Pada SPSS, input berupa data yang telah ditabulasikan pada programSPSS pada data editor bagian view data, sedangkan proses coding dan pendefinisian variabel.

2. Proses

a. Pada komputer, proses berupa aksekusi program komputer dimana komputer menjalankan perintah-perintah.sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. b. Pada statistik, proses berupa analisis perhitungan, baik secara deskriptif

maupun inferensi, baik dengan statistik parametrik maupun non parametrik. c. Pada SPSS, proses berupa eksekusi program SPSS untuk menganalisis input

yang ada di data editor sesuai dengan perintah dari pemakai. 3. Output

a. Pada komputer, output berupa hasil pengolahan yang telah diproses dengan program komputer yang dikehendaki. Bentuk output komputer bisa dalam bentuk cetakan, tampilan, gambar maupun suara.

b. Pada ststistik, output berupa hasil analisis, baik dalam bentuk penyajian data maupun dalam bentuk grafik atau tabel serta kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis.


(77)

c. Pada SPSS, output berupa hasil analisis program SPSS yang disajikan dalam output navigator

Penjelasan :

a. Data yang akan dianalisis harus di input terlebih dahulu kedalam editor dalam SPSS. Di dalam data editor terdapat kolom yang menunjukkan variabel yang akan dianalisis dan baris yang menunjukkan banyaknya pengamatan atau data yang akan dianalisis dan baris yang menunjukkan banyaknya pengamatan atau data yang akan dianalisis. b. Setelah semua data di input pada editor, langkah selanjutnya adalah melakukan proses

analisis melalui langkah-langkah yang tersedia pada menu SPSS.

c. Hasil analisis akan ditampilkan pada file yang terpisah dari data editor, yaitu pada output navigator.

Window yang tersedia dalam SPSS

SPSS menyediakan lima window, meliputi sebagai berikut : 1. Data editor

Window ini terbuka secara otomatis setiap kali program SPSS dijalankan dan berfungsi untuk input data SPSS.

Menu yang ada pada editor adalah sebagai berikut : a. File


(78)

Menu file berfungsi untuk menangani hal-hal yang berhubungan dengan file data, seperti membuat file baru, membuka file tertentu, mengambil data dari program lain, mencetak isi data editor, dan lainnya.

b. Edit

Menu edit berfungsi untuk menangani hal-hal yang berhubungan dengan memperbaiki atau mengubah nilai data (duplikasi data, menghilangkan data, edit data dan lainnya.)

c. View

Menu view berfungsi untuk mengatur toolbar (statusbar, menampilakan value label, dan lainnya.)

d. Data

Menu data berfungsi untuk membuat perubahan data SPSS secara keseluruhan, seperti mengetik data, menyeleksi data berdasarkan kriteria tertentu, menggabung data dan lainnya.

2. Transform

Transform untuk membuat perubahan pada variabel menu. Taransform berfungsi yang telah dipilh dengan kriteria tertentu.


(79)

Menu analiyze merupakan menu inti SPSS, yang berfungsi untuk melakukan semua prosedur perhitungan statistic, seperti uji t, uji f. regresi. Time series, dan lainnya.

b. Graphs

Menu graphs berfungsi untuk membuat berbagai jenis grafik untuk mendukung analisis statistic, seperti pie, line, bar, dan kombinasinya.

c. Utilities

Menu utilities atau menu tambahan yang mendukung program SPSS, seperti : a) Memberi informasi tentang variabel yang dikerjakan.

b) Mengatur tampilan menu-menu yang lain. 3. Menu output viewer

Jika menu editor berfungsi untuk memasukkan data yang siap diolah oleh SPSS, kemudian melakukan pengolahan data yang dilakukan lewat menu analiyze, maka hasil pengolahan data atau informasi ditampilkan lewat menu SPSS viewer saja. 4. Menu Syntak Editor

Walaupun SPSS sudah menyediakan berbagai macam pengolahan data statistik secara memadai, namun ada beberapa perintah atau pilihan yang hanya dapat digunakan

command language.

5. Menu Script Editor

Menu script editor pada dasarnya digunakan untuk melakukan berbagai pengerjaan SPSS secara otomatis, seperti membuka, menutup file, export chart, penyesuaian bentuk output, dan lainnya.


(80)

Langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah:

1. Harus diperhatikan bahwa SPSS telah terinstall pada komputer kemudian dibuka dengan

Klik Start + Klik All Programs + Klik SPSS for Windows + Pilih SPSS 16.0


(81)

2. Buka Lembar kerja Baru

Dari menu utama File, pilih menu Data, lalu klik, data akan tampil sebagai berikut :

Gambar 5.2 Tampilan awal SPSS

3. Menamai variabel dan properti yang diperlukan yaitu : 1. Variabel Nama

Oleh karena ini halaman pertama, tempatkan pointer pada baris pertama.

a. Name, sesuai kasus, pointer dibawah kolom name, dan klik ganda pada sel tersebut dan ketik nama.

b. Type, tipe data untuk prestasi adalh string c. Width, untuk keseragaman ketik 20


(1)

Chi-Square Tests

Value df

Asym. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 9.184a 9 .420 Likelihood Ratio 9.340 9 .407 a. 1 cells (6.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.73.

prestasi * pendidikan orang tua siswa

Tabel 5.4 Out Put Pendidikan Orang Tua (Crosstab) Crosstab

pendidikan orang tua

Total SARJANA SD SMA SMP

prestasi baik Count 3 10 19 29 61

Expected

Count 2.8 14.3 24.5 19.4 61.0

cukup baik Count 3 14 30 10 57

Expected

Count 2.6 13.4 22.9 18.1 57.0

kurang baik Count 5 21 34 28 88

Expected

Count 4.1 20.6 35.3 28.0 88.0

sangat baik Count 0 11 13 9 33

Expected

Count 1.5 7.7 13.3 10.5 33.0

Total Count 11 56 96 76 239

Expected


(2)

Tabel 5.5 Out Put Pendidikan Orang Tua(Chi-Square Tests )

Penjelasan Out Put :

Inti dari analisa ini terdapat pada output Chi-Square Test sebagai berikut :

Uji Chi-Square mengamati ada dan tidaknya hubungan antara tingkat prestasi siswa dengan jenis pekerjaan orang tua. Dasr pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom H1 : Ada hubungan antarabaris dan kolom Jika Probabilitas > 0,05 maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Keputusannya adalah :

Kolom Asym. Sig(2-sided) menunujukkan nilai probabilitas. Karena Asym Sig-nya adalah 0,420 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti tidak

Chi-Square Tests

Value df

Asym. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 16.623a 9 .055 Likelihood Ratio 18.112 9 .034 N of Valid Cases 239

a. 4 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.52.


(3)

ada hubungan antara baris dan kolom atau “ tidak ada hubungan antara prestasi anak dengan jenis Pekerjaan orang tua “

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa uji Chi-Square kali ini mengamati ada dan tidaknya hubungan antara prestasi anak dengan tingkat pendidikan orang tua dasar pengambilan keputusannya adalah sebagi berikut :

Jika Probabilitas > 0,05 maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Keputusannya adalah :

Kolom Asym. Sig (2-sided) menunujukkan nilai probabilitas. Karena Asym Sig-nya adalah 0,055 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara baris dan kolom atau “ tidak ada hubungan antara prestasi anak dengan tingkat pendidikan orang tua “


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat hubungan antara tingkat prestasi siswa dengan jenis pekerjaan orang tua di SMA SWASTASATRIA BINJAI. Hubungan anatara keduanya kurang erat, ini didasarkan dengan membandingkan harga C dan harga Cmaks nya. Hasilnya memenuhi ketentuan Davis (1971) yaitu 0,21 yang berada antara 0,10 sampai dengan 0,29.

2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat prestasi siswa dengan pendidikan orang tua di SMA SWASTASATRIA BINJAI. Hubungan antara keduanya kurang erat, ini didasarkan dengan membandingkan harga C dan harga Cmaks nya. Hasilnya memenuhi ketentuan Davis (1971) yaitu 0,28 yang berada antara 0,01 sampai dengan 0,29

3. Kesimpulan – kesimpulan diatas bukanlah merupakan kesimpulan yang mutlak karena kesimpulan ini hanya dipengaruhi dua faktor yaitu jenis pekerjaan dan pendidikan orang tua.

6.2 Saran


(5)

1. Perlu ditingkatkan lagi motivasi belajar atau kesadaran para siswa-siswi di SMA SWASTA SATRIA BINJAI akan pentingnya pendidikan bagi masa depan.

2. Sebaiknya orang tua selalu memberikan dorongan yang kuat atau motivasi belajar yang tinggi sehingga anak mampu untuk mengembangkan ilmunya. Begitu juga terhadap pihak sekolah juga turut mendukung segala kegiatan yang dapat berguna bagi kemajuan siswa-siswinya.

3. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua yang lebih akurat sebaiknya digunakan sample yang lebih besar.


(6)

DAFTAR PUSTAKA Antodayan.1079.”Pengantar Metode Statistia”Jakarta :LP3S.

Saleh,Samsubar.1996.”Statistik Non Parametrik,Edisi ke-2”.Yogyakarta :BPPE Sydney, Siegel. 1992. “Statistik Non Parametrik untuk ilmu-ilmu social”. Jakarta:

PT.Gramedia.

Singgih, S. 2006. “Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 15” . Jakarta: PT.Elex Media Komputindo,

Sudjana,2001. “Metoda Statistik”. Bandung : Tarsito Bandung.

Suliyanto.2005. “Analisa Data dalam Aplikasi Pemasaran”.Purwekorto: Gihal Indonesia


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok

3 30 73

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap IPK Mahasiswa/I D-3 Statistika Angkatan 2007

1 54 64

Hubungan Antara Prestasi Anak Terhadap Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Di SMA N I Barus Jahe

0 37 83

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKN Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas II Sd Muhammadiyah 4 Kanda

0 5 9

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas II Sd Muhammadiyah 4 Kand

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK RETARDASI Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Tingkat Kemandirian Anak Retardasi Mental Dalam Personal Hygiene Di SDIT Negeri Colomadu.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Tingkat Kemandirian Anak Retardasi Mental Dalam Personal Hygiene Di SDIT Negeri Colomadu.

1 7 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan antara Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Anak di SMA Yayasan Pendidikan Satria Binjai

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

0 0 163

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

0 0 146