Standar Batu Bata Batu Bata

sebelumnya atau batu bata yang sudah jadi. Sedangkan pada bagian atasnya ditutup dengan batang padi dan lumpur tanah liat. Saat kayu bakar telah menjadi bara menyala, maka bagian dapur atau lubang tempat pembakaran tersebut di tutup dengan lumpur tanah liat. Tujuannya agar panas dan api selalu menyala dalam tumpukan bata. Proses pembakaran ini memakan waktu 1 hari tergantung jumlah batu bata yang dibakar. Pada proses pembakaran ini batu bata ditata sedemikian rupa di atas tungku pembakaran, dan digunakan sekam padi untuk membantu proses pembakaran. Saat musim penghujan, proses pembakaran batu bata memerlukan waktu lebih lama dibanding pada pembakaran saat musim kemarau.

III. METODE PENELITIAN

A. Bahan Penelitian

1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Sumber Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Gambar 3. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah 2. Abu ampas tebu bagasse ash yang telah dihaluskan yang berasal dari PT. Indo Lampung Perkasa. 3. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung.

B. Metode Pencampuran Sampel Tanah dengan Abu Ampas Tebu

Metode pencampuran untuk masing-masing prosentasi abu ampas tebu adalah: 1. Abu ampas tebu dicampur dengan sampel tanah yang lolos saringan no. 44,75 mm dengan prosentase abu ampas tebu antara lain 5, 10, 15, dan 20 masing-masing sebanyak 5 sampel. 2. Pencampuran sampel dengan cara mengaduk tanah dengan abu ampas tebu yang dicampur dalamwadah dengan memberi penambahan air. Sampel tanah memilii kumulatif berat 100, maka variasi campuran pertama abu ampas tebu dengan tanah yaitu 5 : 95, 10 : 90, 15 : 85, dan 20 : 80. 3. Tanah yang sudah tercampur dengan abu ampas tebu siap untuk dicetak di cetakan batu bata, lalu dikeringkan selama 7 hari, dibakar selama 3x24 jam.

C. Pelaksanaan Pengujian

Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung. Adapun pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut: