Uji Autokorelasi OBJEK DAN METODE PENELITIAN

a. Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X 1 terhadap Y, bila X 2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:     2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 . rx x rx y rx x rx y rx y rx y     b. Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X 2 terhadap Y, apabila X 1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:     2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 . rx x rx y rx x rx y rx y rx y     c. Koefisien korelasi secara simultan Koefisien korelasi simultan antar X 1 dan X 2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:   2 12 12 2 1 2 2 2 1 12 1 . 2 r r r ry ry ry ry y     Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : 1 Apabila - berarti terdapat hubungan negatif. 2 Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi : 1 Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya. 2 Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut : Tabel 3.4 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Metode Guliford No. Besarnya Pengaruh Katagori 1. 0,00 – 0,20 Sangat longgar dapat diabaikan 2. 0,21 – 0,40 Rendah 3. 0,41 – 0,60 SedangCukup 4. 0,61 – 0,80 EratKuat 5. 0,81 – 1,00 Sangat EratSangat kuat Sumber : Umi Narimawati 2010:52

3. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kd = r 2 x 100 Sumber: Ridwan dan Sunarto 2007: 81 Dimana : KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Andi Supangat 2007:293 yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Berhubung data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data seluruh populasi atau sensus, maka tidak dilakukan uji signifikansi. Seperti yang dikemukakan dalam Cooper and Schindler 2006; 492 bahwa “uji signifikansi dilakukan untuk menentukan keakuratan hipotesis berdasarkan fakta yang telah dikumpulkan dari data sampel, bukan data sensus ”. Jadi untuk menjawab hipotesis pada penelitian, koefisien regresi yang diperoleh langsung dibandingkan dengan nol. Pada pengujian secara parsial apabila nilai koefisien regresi variabel yang sedang diuji tidak sama dengan nol, maka Ho ditolak dan sebaliknya apabila koefisien regresi variabel yang sedang diuji sama dengan nol maka Ho diterima. Pada pengujian simultan apabila ada nilai koefisien regresi variabel independen yang tidak sama dengan nol, maka Ho ditolak dan sebaliknya apabila semua koefisien regresi sama dengan nol, maka Ho diterima.

1. Pengujian Secara SimultanBersama-Sama.

Melakukan pengujian simultan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Hipotesis: H ; Semua  = 0, Secara simultan retribusi daerah dan dana alokasi umum tidak berpengaruh terhadap belanja daerah. H 1 ; Ada   0, Secara simultan retribusi daerah dan dana alokasi umum berpengaruh terhadap belanja daerah. Kriteria pengujian: Jika terdapat nilai koefisien regressi variabel independen yang tidak sama dengan nol, maka Ho ditolak dan sebaliknya apabila semua koefisien regresi sama dengan nol, maka Ho diterima.

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji parsial, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut : Hipotesis: H 01 ;  1 = 0, Secara parsial retribusi daerah tidak berpengaruh terhadap belanja daerah. H 11 ;  1  0, Secara parsial retribusi daerah berpengaruh terhadap belanja daerah. H 02 ;  2 = 0, Secara parsial dana alokasi umum tidak berpengaruh terhadap belanja daerah. H 12 ;  2  0, Secara parsial dana alokasi umum berpengaruh terhadap belanja daerah. Kriteria pengujian: Jika nilai koefisien regresi variabel independen retribusi daerah dan dana alokasi umum tidak sama dengan nol, maka Ho ditolak dan sebaliknya apabila koefisien jalur variabel independen sama dengan nol, maka Ho diterima.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan, maka pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang berkaitan dengan variabel penelitian yang menggunakan data sekunder.

4.1.1 Sejarah Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat dibentuk pertamakali tanggal 14 Agustus berdasarkan penetapan Pemerintah Hindia Belanda melalui staatblad 1924 Nomor : 378 tanggal 14 Agustus 1926, pada masa pra kemerdekaan dan pada tanggal 19 Agustus 1945 berdasarkan penetapan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI membagi kembali Daerah Negara Republik Indonesia menjadi delapan provinsi yang salah satunya Provinsi Jawa Barat. Pembentukan Provinsi Jawa barat ini kemudian ditetapkan kembali oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 1950. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah No 26 Tahun 2010 bahwa tanggal 19 Agustus 1945 ditetapkan sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Barat. Secara administratif, Provinsi Jawa Barat terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota, 520 kecamatan, 5.245 desa dan 626 kelurahan. Tabel 4.1 Luas Wilayah Jawa Barat Menurut KabupatenKota No KabupatenKota Luas Wilayah Daratan Garis Pantai Ha Km 1 Kab. Bogor 297.646,55 0,00 2 Kab. Sukabumi 416.173,50 117,00 3 Kab. Cianjur 361.435,53 75,00 4 Kab. Bandung 172.663,29 0,00 5 Kab. Garut 311.007,54 72,00 6 Kab. Tasikmalaya 270.969,75 52,53 7 Kab. Ciamis 273.250,99 91,00 8 Kab. Kuningan 121.501,01 0,00 9 Kab. Cirebon 107.195,89 - 10 Kab. Majalengka 130.938,55 0,00 11 Kab. Sumedang 156.343,87 0,00 12 Kab. Indramayu 210.158,70 114,00 13 Kab. Subang 217.438,68 48,20 14 Kab. Purwakarta 99.400,40 0,00 15 Kab. Karawang 191.898,80 57,00 16 Kab. Bekasi 126.470,86 - 17 Kab. Bandung Barat 129.601,10 0,00 18 Kota Bogor 11.770,99 0,00 19 Kota Sukabumi 4.883,85 0,00 20 Kota Bandung 17.243,90 0,00 21 Kota Cirebon 3.899,14 - 22 Kota Bekasi 21.564,83 0,00 23 Kota Depok 20.277,21 0,00 24 Kota Cimahi 4.445,46 0,00 25 Kota Tasikmalaya 18.498,19 0,00 26 Kota Banjar 13.382,72 0,00 Jawa Barat 3.710.061,32 755,83 Sumber : Bapeda Provinsi Jawa Barat diolah kembali Tahun 2012 Pemutakhiran Batas Administrasi Jawa Barat 2005 Berdasarkan Peta Dasar Rupabumi Indonesia Skala 1:25.000. Provinsi Jawa Barat dengan luas 35.377,76 Km2 menurut Data SIAK Provinsi Jawa Barat didiami penduduk sebanyak 46.497.175 Juta Jiwa. Penduduk ini tersebar di 26 KabupatenKota, 625 Kecamatan dan 5.899 DesaKelurahan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 4.966.621 Jiwa 11,03 , sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota Banjar yaitu sebanyak 192.903 Jiwa 0,43 . Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, terlihat bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Gambaran ini terlihat dihampir seluruh KabupatenKota, terkecuali Kabupaten Indramayu Laki-laki 49,78 , perempuan 50,22. Jumlah penduduk di daerah penyangga Ibukota, yaitu di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok sebanyak 11.930.991 Jiwa atau 26 dari jumlah penduduk Jawa Barat. Dengan begitu dapat disimpulkan seperempat penduduk Jawa Barat tinggal di daerah penyangga Ibu Kota. Sedangkan jumlah penduduk yang tinggal di Bandung Raya Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi sebanyak 8.670.501 Jiwa atau 18 dari total penduduk Jawa Barat, artinya hampir seperlima penduduk Jawa Barat tinggal di Bandung RayaIbu Kota Provinsi. Kalau di jumlahkan penduduk yang tinggal di penyangga Ibu Kota dan Bandung Raya, maka didapat jumlah penduduk di kedua daerah tersebut sebanyak 20.601.492 Jiwa atau 44 dari total jumlah penduduk Jawa Barat. Terlihat bahwa hampir separuh penduduk Jawa barat tinggal di daerah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat di table di bawah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten / Kota Di Sumatera Utara

13 65 83

Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Upaya Pajak Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 37 110

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana ALokasi Umum terhadap Belanja Modal (Survei pada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat)

0 4 1

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Perimbangan Terhadap Belanaj Daerah (Pada 9 Pemerintah Kota Provinsi Jawa Barat)

0 6 1

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah (Survei pada Pemerintah Kota Bandung)

0 2 1

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal Di Kabupaten Sumedang

2 35 118

Pengaruh Retribusi Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah (Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota Di Jawa Barat)

0 20 164

Analisis Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintahan Kota Bandung)

2 24 129