II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi
Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnely Jr. 1997:53, persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seseorang individu, karena setiap orang
memberikan arti kepada stimulus, maka individu yang berbeda yang akan memberikan arti yang berbeda pula dalam penafsiran objek. Sedangkan menurut
Hude 2006:120 persepsi merupakan tindak lanjut dari sensasi yang tanpa sensasi tidak ada persepsi karena persepsi sebenarnya adalah pemberian makna pada
stimulus yang ditangkap oleh indera yang bergantung kepada faktor personal dan situasional faktor fungsional dan struktural individu tersebut.
Menurut Ahmadi 1999:163 sikap merupakan suatu tindakan baik itu bersifat positif ataupun negatif dalam hubungannya dengan objek. Individu dikatakan
memiliki sikap positif terhadap suatu objek apabila ia suka atau memiliki sikap yang “favorable”, sebaliknya individu dikatakan memiliki sikap yang negatif
terhadap objek bila ia tidak suka atau sikapnya “unfavorable” terhadap objek tersebut.
Beberapa aspek yang mendukung terjadinya persepsi : 1. Aspek kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran, di
mana penyampaian informasi bertujuan untuk merubah pengetahuan yang semula tidak tahu menjadi tahu.
2. Aspek Afektif yaitu proses yang menyangkut perasaan dan pembentukan sikap yang menyebabkan seseorang ketakutan, kedengkian, simpati, antipati
dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu. 3. Aspek Konatif yaitu sikap yang membuat seseorang cenderung untuk berbuat
sesuatu tindakan terhadap objek, seperti kecenderungan memberikan pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya.
Menurut Robbins dan Judge 2008:175-176, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:
1. Faktor pada situasi yaitu waktu, keadaan, tempat berusaha, dan keadaan sosial. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-
persepsi seseorang, waktu merupakan faktor yang menentukan persepsi masyarakat karena pada saat atau waktu tertentu masyarakat dapat menerima
atau menolak suatu informasi baru. Maka dalam pelaksanaan pemberian informasi baru, harus dipilih waktu yang tepat agar masyarakat mempunyai
persepsi yang baik terhadap informasi baru tersebut. 2. Faktor pada pemersepsi yaitu perilaku, kebutuhan, kepentingan, pendidikan,
pengalaman, dan harapan. Salah satu yang membentuk perilaku seseorang adalah dengan belajar. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung
dinilai memiliki wawasan yang luas daripada seseorang yang berpendidikan lebih rendah. Wawasan yang luas membantu seseorang untuk tanggap dalam
menerima objek baru. Kebutuhan atau motif yang tidak terpuaskan merangsang seseorang menggunakan suatu pengaruh yang kuat pada
persepsinya. Kebutuhan dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi yang tinggi sehingga cepat menerima konsep. Pengalaman cenderung
memersepsikan seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan atau berkepentingan. Seseorang dalam situasi tertentu dapat berbeda dengan apa
yang dipersepsikan oleh orang lain. 3. Faktor pada target yaitu hal baru, gerakan bunyi, ukuran, latar belakang, dan
kedekatan. Karakteristik-karakteristik yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Hal-hal baru lebih mungkin diperhatikan daripada
yang lama. Objek-objek yang berdekatan cenderung dipersepsikan bersama- sama bukan secara terpisah.
Menurut Sendjaya 1993 dalam Septariani 2005:11-12 untuk membantu mempermudah dalam memahami arti persepsi maka dilihat sifat-sifat dari
persepsi itu sendiri yang meliputi : 1. Persepsi adalah pengalaman, untuk dapat menafsirkan seseorang, objek, atau
peristiwa, terlebih dahulu harus memiliki kemampuan dalam interprestasi yang biasanya ditentukan pada pengalaman masa lalu dengan orang, objek,
atau peristiwa tersebut.
2. Persepsi adalah selektif, ketika memersepsikan sesuatu, biasanya memperhatikan bagian-bagian tertentu dari objek atau orang berdasarkan atas
sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam diri individu yang bersangkutan dan mengabaikan karakteristik yang tidak revelan atau berlawan dengan nilai
dan keyakinan tersebut. 3. Persepsi adalah penyimpulan, proses psikologis dari persepsi mencangkup
penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas
informasi yang tidak lengkap atau tidak sepenuhnya didasarkan atas data yang dapat ditangkap indera.
4. Persepsi bersifat tidak akurat, setiap persepsi yang kita akan lakukan akan mengandung kesalahan yang disebabkan oleh pengaruh pengalaman masa
lalu, selektif, dan penyimpulan. 5. Persepsi bersifat evaluatif, persepsi tidak akan pernah bersifat objektif karena
dalam proses menginterpretasikan makna berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai, dan keyakinan pribadi. Memersepsikan suatu objek
perlu dilihat baik atau buruknya keadaan menurut pengalaman dan keyakinan pribadi.
B. Pengertian Masyarakat