siswa, maka peneliti hanya menjelaskan definisi operasional variabel yaitu kecerdasan sosial siswa yaitu:
Kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang
di sekelilingnya atau disekitarnyayang diteliti oleh peneliti pada pembelajaran IPS kompetensi dasar 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaanIndonesia dan pada kompetensi dasar 2.3 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dipersiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini berupa kuesionerangket, wawancara, dan observasi. Masing-masing metode pengumpulan data tadi akan digunakan untuk mendapatkan data yang
berbeda-beda.
3.5.1 Kuesioner Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos, atau internet Sugiyono, 2014 : 142. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan angket tertutup berupa skala berperingkat 1 sampai 4 berbentuk pilihan ganda yang dikembangkan berdasarkan indikator kecerdasan sosial.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui Tingkat Kecerdasan Sosial Siswa Kelas V dalam pembelajaran IPS.Kuesioner atau angket yang
digunakan dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaanpernyataan yang harus dijawab oleh siswa yang sudah divalidasi oleh pakar.Kuesioner atau angket
diberikan secara langsung kepada responden atau siswa.
3.5.2 Wawancara
Menurut Sugiyono 2014:137 wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya
sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka face to face maupun dengan
menggunakan telepon. Menurut Nazir 2011:193 yang dimaksud wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau wawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
panduan wawancara. Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan yaitu wawancara
tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono, 2013: 191.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur karena wawancara dalam penelitian ini hanya digunakan untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi pada objek penelitian dan sebagai data pendukung hasil penelitian.
3.5.3 Observasi