Sistem pendukung yang diperlukan dalam model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan siswa untuk memperoleh informasi yang
diperlukan. Guru yang kreatif dan media pembelajaran yang sesuai dapat membantu proses pembelajaran ini Widodo, 2009: 1-2.
Model pembelajaran Scramble mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep secara kreatif dengan cara
menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawabanpasangan konsep yang dimaksud Komalasari, 2010: 84.
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah serangkaian belajar yang dilakukan oleh siswa yang memiliki potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut sardiman 2003:98,
aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi
sendiri. Sedangkan Winkel 1983:48 mengemukakan bahwa “aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu
perubahan khas yaitu hasil belajar yang akan nampak pada prestasi belajar yang akan dicapai”.
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang di dahului dengan perencanaan dan didasari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perubahan
pengetahuan dan keterampilan yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar.
Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich Sardiman, 2003:101 dan Whipple Hamalik, 2002:173 sebagai berikut:
1. Visual activities yang termasuk didalamnya misal, membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Oral Activities seperti, mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities meliputi, mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio. 4. Writing Activities meliputi, menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuaman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
5. Mental Activities misalnya, merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis factor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan
membuat keputusan. 6. Emosional Activities seperti, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. .
C. Penguasaan Materi
Dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah agar siswa dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Keberhasilan pengajaran ditentukan sampai
sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru Djamarah dan Zain, 1996:159. Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang
dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai
proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis Arikunto, 2003: 115.
Penguasaan materi merupakan hasil belajar kognitif siswa. Seorang siswa dikatakan telah menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru
jika dia mampu menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan dan mencapai target penguasaan materi yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru
mengukur tingkat penguasaan materi dengan cara memberikan tes pada akhir pembelajaran. Menurut Arikunto 2003: 25 salah satu manfaat evaluasi bagi
siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.
Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun
tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: 1 informasi non verbal; 2 informasi fakta dan pengetahuan verbal; 3 konsep dan prinsip; dan 4 pemecahan
masalah dan kreatifitas. Informasi nonverbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara
langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya
itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu
penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas Slameto, 1991: 131.
Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk 2000: 67-68 , ranah kognitif terdiri dari 6 jenis
perilaku sebagai berikut : 1 Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan
itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode, 2 Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari, 3 Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, 4 Analyze mencakup
kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya : mengurai masalah
menjadi bagian yang telah kecil, 5 Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, 6
Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi.
Menurut Thoha 1994: 1, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes.
Menurut Arikunto 2003: 53 tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-
aturan yang sudah ditentukan.
Berdasarkan rumusan Bloom dalam Arikunto, 2003: 117-121 ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : 1 MengenalPengetahuan,
mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. 2 Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
hal yang dipelajari, memahami hubungan yang sederhana di antara fakta- fakta atau konsep. 3 Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode
dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. 4 Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5 Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. 6 Evaluasi, mencakup
kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pokok sama dengan materi pelajaran, yaitu bahan ajar utama, minimal yang harus dipelajari oleh
siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan KTSP 2006 yang mengharapkan ketuntasan belajar bagi siswa dikatakan telah memahami atau menguasai materi pelajaran jika telah
mencapai kompetensi dasar yang diingikan dengan Standar Ketuntasan Mengajar SKBM.
SKBM pada setiap sekolah dan setiap mata pelajaran berbeda, hal ini berdasarkan kebijakan yang diberi dai masing-masing sekolah. SKBM untuk
pelajaran Biologi di SMP Negeri 13 Bandar Lampung yang harus dicapai
yaitu 65, kemudian taraf penguasaan materi siswa dapat diketahui berdasarkan pedoman pada tabel:
Tabel 1. taraf penguasaan materi siswa Nilai Siswa
Kualifikasi Nilai 80-100
66-79 56-65
40-55 30-39
Baik sekali Baik
Cukup Kurang
Gagal Arikunto, 1999:249.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau
tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan
bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu
pembelajaran Daryanto, 1999:195-196.
Tingkat penguasaan materi oleh siswa dapat diketahui melalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa ≥ 66 maka dikategorikan baik, bila 55 ≤ nilai
siswa 66 maka dikategorikan cukup baik, dan bila nilai siswa 55 maka dikategorikan kurang baik Arikunto, 2001: 245.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau
tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan
bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal
ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran Daryanto, 1999:195-196.
Bentuk instrument penilaian tes menurut Depdiknas 2003: 10 adalah pilihan ganda, uraian objektif, uraian nonobjektif, dan portofolio serta unjuk kerja.
Bentuk soal pilihan ganda dapat mencakup banyak materi, penskorannya objektif, dan dapat dikoreksi dengan komputer. Kaidah-kaidah dalam
pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda adalah:1. Pokok soal harus jelas, 2. Pilihan jawaban homogen dalam arti isi, 3. Panjang kalimat pilihan
jawaban relatif sama, 4. Tidak ada petunjuk jawaban benar, 5. Hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah, 6. Pilihan
jawaban angka diurutkan, 7. Semua pilihan jawaban logis, 8. Jangan menggunakan negatif ganda, 9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta tes, dan 10. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
Penskoran soal pilihan ganda salah satunya dapat dilakukan dengan penskoran tanpa ada koreksi terhadap jawaban tebakan. Penskoran tanpa
koreksi terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang diperoleh siswa adalah banyaknya butir
yang dijawab benar. Butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol Depdiknas, 2003: 17.
Penguasaan terhadap suatu materi tidak mungkin baik jika siswa tidak melakukan belajar karena siswa tidak akan tahu banyak tentang materi
pelajaran. Siswa dikatakan memahami atau menguasai materi pokok yang
disampaikan oleh guru, jika siswa mencapai hasil maksimal yang telah ditentukan atau menguasai 75 materi yang disampaikan. Seperti kriteria
yang dianut oleh Proyek Perintis Sekolah Pembangunan PPSP yang menggunakan prinsip belajar tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat
Djamarah dan Zein 1996:159, bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak lain yang harus dicapai oleh guru adalah agar anak didiknya dapat menguasai
bahan ajar secara tuntas. Keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
D. Ciri-Ciri Makhluk Hidup