Meliputi keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya: berperan serta dan aktif mewujudkan masyarakat
madani, proses pengambilan keputusan politik, keterampilan mengadakan koalisi, kerja sama, mengelola konflik, keterampilan
hidup dan sebagainya. 3.
Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan civics values Mencakup percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius,
norma, dan nilai luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat
dan berkumpul, perlindungan terhadap minoritas dan sebagainya
Dimensi-dimensi tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan merupakan suatu kesatuan yang utuh dan bulat, karena pendidikan kewarganegaraan dipandang
sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik, berakhlak, dan bertanggung jawab sesuai dengan falsafah dan
Konstitusi Negara Kesatuan Repubik Indonesia.
b. Visi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Tim Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah 2006:11, visi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan
proses pendidikan yang integral di sekolah untuk pengembangan kemampuan dan kepribadian warga negara yang cerdas, partisipasif, dan bertanggung jawab yang
pada gilirannya akan menjadi landasan untuk berkembangnya masyarakat Indonesia yang demokratis.
c. Misi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan kepada visi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, maka dapat
dikembangkan misi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut: 1
Mengembangkan kerangka berpikir baru yang dapat dijadikan landasan yang rasional untuk menyusun pendidikan kewarganegaraan
sebagai pendidikan intelektual kearah pembentukan warga negara yang demokratis.
2 Menyusun substansi pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan
demokratis yang berlandaskan pada latar belakang sosial budaya serta dalamkonteks politik, kenegaraan, dan landasan konstitusi yang
dituangkan dalam pilar-pilar demokrasi Indonesia.
d. Fungsi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Selain mengajukan visi dan misi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan Tim Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah 2006:11 juga
mengajukan fungsi pendidikan kewarganegaraan yaitu sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada
bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
e. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Tim Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah 2006:12, tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai
berikut: 1 Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan. 2 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dpat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung degan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
.
3. Pengertian Konsep Sejarah Perjuangan Bangsa a. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun dibaca syajarah, yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah
adanya suatu kejadian, perkembanganpertumbuhan tentang sesuatu hal peristiwa dalam suatu kesinambungan kontinuitas. Selain itu ada pula peneliti
yang menganggap bahwa arti kata syajarah tidak sama dengan kata sejarah, sebab sejarah bukan hanya bermakna sebagai pohon keluarga, asal-usul atau silsilah.
Walaupun demikian diakui bahwa ada hubungan antara kata syajarah dengan kata sejarah, seseorang yang mempelajari sejarah tertentu berkaitan dengan
cerita,silsilah, riwayat dan asal-usul tentang seseorang atau kejadian Sjamsuddin, 2006 : 2.
Dengan demikian pengertian sejarah yang dipahami sekarang ini dari alih bahasa
Inggeris yakni history, yang bersumber dari bahasa Yunani Kuno historia dibaca istoria yang berarti belajar dengan cara bertanya-tanya. Kata historia ini diartikan
sebagai pertelaan mengenai gejala-gejala terutama hal ikhwal manusia dalam urutan kronologis Sjamsuddin dan Ismaun, 2006: 4.
Setelah menelusuri arti sejarah yang dikaitkan dengan arti kata syajarah dan dihubungkan dengan pula dengan kata history, bersumber dari kata historia
bahasa Yunani kuno dapat disimpulkan bahwa arti kata sejarah sendiri sekarang ini mempunyai makna sebagai cerita, atau kejadian yang benar-benar telah terjadi
pada masa lalu. Kemudian disusul oleh Depdiknas memberikan pengertian sejarah sebagai mata
pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau
hingga kini Depdiknas, 2003: 1. Namun yang jelas kata kuncinya bahwa sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun rekonstruksi peristiwa, kisah, maupun
cerita, yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu.
Para ahli sejarah pada umumnya sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang terbagi atas tiga hal, yakni; 1 sejarah sebagai peristiwa; 2 sejarah
sebagai cerita, dan; 3 sejarah sebagai ilmu Ismaun, 2003: 277. Sejarah sebagai peristiwa adalah sesuatu yang terjadi pada masyarakat manusia
di masa lampau. Pengertian pada masyarakat manusia dan masa lampau sesuatu yang penting dalam definisi sejarah. Sebab kejadian yang tidak memiliki
hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia, dalam pengertian di sini, bukanlah merupakan suatu peristiwa sejarah. Sebaliknya juga peristiwa yang
terjadi pada umat manusia namun terjadi pada sekarang, bukan pula peristiwa sejarah. Karena itu konsep siapa yang yang menjadi subjek dan objek sejarah serta
konsep waktu, dua-duanya menjadi penting. Pengertian sejarah sebagai peristiwa, sebenarnya memiliki makna yang sangat
luas dan beraneka ragam. Keluasan dan keanekaragaman tersebut sama dengan luasnya dan kompleksitas kehidupan manusia. Beberapa aspek kehidupan kita
seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, kesehatan, agama, keamanan, dan sebagainya semuanya terjalin dalam peristiwa sejarah. Dengan
demikian sangat wajar jika untuk memudahkan pemahaman kita tentang para ahli sejarah mengelompokkan lagi atas beberapa tema. Pembagian sejarah yang
demikian itulah yang disebut pembagian sejarah secara tematis, seperti: sejarah sosial, sejarah politik, sejarah kebudayaan, sejarah perekonomian, sejarah agama,
sejarah pendidikan, sejarah kesehatan, sejarah intelektual, dan sebagainya. Selain pembagian sejarah berdasarkan tema tematis, juga dikenal pembagian
sejarah berdasarkan periode waktu. Dalam pembagian sejarah berdasarkan