Al-Qur’an diturunkan Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah agar Al- Qur’an menjadi pemberi peringatan bagi alam semesta.Ia menggariskan bagi
makhluk-Nya akidah yang benar dan prinsip-prinsip yang lurus dalam ayat-ayat yang tegas keterangannya dan jelas ciri-cirinya. Itu semua merupakan karunia-
Nya kepada umat manusia, di mana Ia menetapkan bagi mereka pokok-pokok agama untuk menyelamatkan akidah mereka dan menerangkan jalan lurus yang
harus mereka tempuh. Salah satu persoalan ‘Ulumul Qur’an yang masih sering kita dengar
tentang perselisihannya ialah masalah ayat-ayat muhkam dan ayat-ayat mutasyabih.Telaah dan perdebatan di seputar masalah ini telah banyak mengisi
lembaran khazanah keilmuan Islam, terutama menyangkut penafsiran Al-Qur’an. Ulama-ulama salaf mereka tidak mau menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat.
Mereka hanya mengimani dan mengamalkan apa yang Allah maksud di dalam Al- Quran. Sedangkan dikalangan ulama muta’akhirin mereka berani menafsirkan
maupun menakwilkan ayat-ayat mutasyabihat. Entah apa alasan kongkrit kedua golongan ulama salaf yang tidak menafsirkan ayat-ayat mutasyabih dan ulama
khalaf yang mencoba menafsirkan ayat-ayat mutasyabih ini? Untuk itu di dalam makalah ini, saya akan mengetengahkan dan
menguraikan tentang Muhkam dan Mutasyabih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Muhkam dan Mutasyabih? 2. Apa penyebab Muhkam dan Tasyabuh Dalam Al-qur’an?
3. Apa saja macam-macam ayat mutasyabihat?
5
4. Bagaimana Pendapat Ulama Salaf dan Khalaf Dalam Menafsirkan Ayat- Ayat Mutasyabih?
5. Bagaimana sikap ulama terhadap ayat muhkam dan mutasyabih? 6. Apa saja faedah dari ayat-ayat muhkam dan mutasyabih?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Muhkan dan Tasyabuh. 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Tasyabuh Dalam Al-qur’an.
3. Untuk memaparkan macam-macam ayat mutasyabihat. 4. Untuk mengetahui Pendapat Ulama Salaf dan Khalaf Dalam Menafsirkan
Ayat-Ayat Mutasyabih. 5. Untuk mengetahui sikap ulama terhadap ayat muhkam dan mutasyabih.
6. Untuk menganalisis faedah dari ayat-ayat muhkam dan mutasyabih.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih
6
Menurut etimologi muhkam artinya suatu ungkapan yang maksud makna lahirnya tidak mungkin diganti atau diubah. Adapun mutasyabih adalah ungkapan
yang maksud makna lahirnya samar. Menurut istilah, para ulama berbeda-beda dalam memberikan pengertian
muhkam dan mutasyabih, yakni sebagai berikut: 1. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Ulama golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah mengatakan, lafal muhkam adalah lafal yang diketahui makna maksudnya, baik karena memang sudah jelas
artinya maupun karena dengan ditakwilkan.Sedangkan lafal mutasyabih adalah lafal yang pengetahuan artinya hanya dimonopoli Allah SWT.Manusia tidak ada
yang bias mengetahuinya.Contohnya, terjadinya hari kiamat, keluarnya Dajjal, arti huruf-huruf Muqaththa’ah.
2. Hanafiyah Ulama golongan Hanafiyah mengatakan, lafal muhkam ialah lafal yang
jelas petunjuknya, dan tidak mungkin telah dinasakh dihapuskan hukumnya. Sedang lafal mutasyabih adalah lafal yang samar maksud petunjuknya, sehingga
tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia atau pun tidak tercantum dalam dalil- dalil nash teks dalil-dalil. Sebab, lafal mutasyabih termasuk hal-hal yang
diketahui Allah saja artinya.Contohnya seperti hal-hal yang ghaib. 3. Ahlul Fiqh
Mayoritas ulama golongan ahlul fiqh yang berasal dari pendapat sahabat Ibnu Abbas mengatakan, lafal muhkam ialah lafal yang tidak bisa ditakwilkan
kecuali satu arah atau segi saja. Sedangkan lafal mutasyabih adalah artinya dapat ditakwilkan dalam beberapah arah atau segi, karena masih sama. Misalnya,
seperti masalah surga, neraka, dan sebagainya. 4. Imam Ibnu Hanbal
Imam Ibnu Hanbal dan pengikut-pengikutnya mengatakan, lafal muhkam adalah lafal yang bisa berdiri sendiri atau telah jelas dengan sendirinya tanpa
membutuhkan keterangan yang lain. Sedang lafal yang tidak bisa berdiri sendiri
7
adalah lafal mutasyabih, yang membutuhkan penjelasan arti maksudnya, karena adanya bermacam-macam takwilan terhadap lafal tersebut. Contohnya seperti
lafal yang bermakna ganda lafal musytarak, lafal yang asing gharib, lafal yang berarti lain lafal majaz, dan sebagainya.
5. Imamul Haramain, Imamul Haramain mengatakan bahwa lafal muhkam ialah lafal yang
tepat susunan, dan tertibnya secara biasa, sehingga mudah dipahami arti dan maksudnya sedangkan lafal mutasyabih adalah lafal yang makna maksudnya
tidak terjangkau oleh ilmu bahasa manusia, kecuali jika disertai dengan adanya tanda-tanda atau isyaratyang menjelaskannya.Contohnya seperti lafal yang
musytarak, mutlak, khafi samara, dan sebagainya. 6. Imam Ath-Thibi
Imam Ath-Thibi mengatakan, lafal muhlam ialah lafal yang jelas maknanya, sehingga tidak mengakibatkan kemusykilan atau kesulitan arti.Sebab,
lafal muhkam itu diambil dari lafal ihkam Ma’khuudzul Ihkami yang berarti baik atau bagus.Contohnya seperti yang dhahir, lafal yang tegas, dan
sebagainya.Sedangkan lafal yang mutasyabih ialah sebaliknya, yakni yang sulit dipahami, sehingga mengakibatkan kemusykilan atau kesukaran.Contohnya
seperti lafal musytarak, mutlak, dan sebagainya. 7. Imam Fakhruddin Ar-Razi
Imam Fakhruddin Ar-Razi berpendapat lafal muhkam ialah lafal yang petunjuknya kepada sesuatu makna itu kuat, seperti lafal yang nash, atau yang
jelas, dan sebagainya. Sedangkan lafal mutasyabih ialah lafal yang petunjuknya tidak kuat, seperti lafal yang global, yang musykil, yang ditakwili, dan
sebagainya.
8. Ikrimah dan Qatadah Ikrimah dan Qatadah mengatakan, lafal muhkam ialah lafal yang isi
maknanya dapat diamalkan, karena sudah jelas dan tegas, seperti umumnya lafal
8
Al-Quran.Sedangkan lafal mutasyabih ialah lafal yang isi maknanya tidak perlu diamalkan, melainkan cukup diimani eksistensinya saja.Muhkam adalah ayat
yang hanya mengandung satu wajah, sedang mutasyabih mengandung banyak wajah.
Jadi, jika semua definisi muhkam tersebut dirangkum, maka pengertian muhkam ialah lafal yang artinya dapat diketahui dengan jelas dan kuat secara
berdiri sendiri tanpa ditakwilkan karena susunan tertibnya tepat, dan tidak musykil, karena pengertiannya masuk akal, sehingga dapat diamalkan karena
tidak dinasakh. Sedangkan pengertian mutasyabih ialah lafal-Al-Quran yang artinya samar, sehingga tidak dapat dijangkau oleh akal manusia karena bisa
ditakwilkan macam-macam sehingga tidak dapat berdiri sendiri karena susunan tertibnya kurang tepat sehingga menimbulkan kesulitan cukup diyakini adanya
saja dan tidak perlu amalkan, karena merupakan ilmu yang hanya dimonopoli Allah SWT.
B. Sebab-Sebab Adanya Ayat-Ayat Muhkam dan Mutasyabih.