Kerajaan Mataram Kuno Masa Pengaruh Agama Hindu-Budha
27
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
oleh seorang brahmana yang bernama Dangyang Lohgawe. Melalui perantaraan Lohgawe inilah Ken Angrok dapat bekerja di tempat
Akuwu Tunggul Ametung.
Di rumah Tunggul Ametung itulah Ken Angrok bekerja. Namun
selanjutnya, Ken Angrok jatuh cinta kepada istri majikannya,
yaitu Ken Dedes. Untuk memenuhi keinginannya, Ken Angrok
meminta bantuan kepada Mpu Gandring agar dibuatkan sebuah
keris. Namun setelah keris itu selesai, Mpu Gandring dibunuh
Ken Angrok dengan keris tersebut. Ken Angrok kembali ke Tumapel
dan keris itu dipinjamkan kepada sahabatnya yang bernama Kebo Ijo.
Pada suatu malam secara diam-diam keris itu diambil oleh Ken Angrok untuk membunuh Tunggul Ametung. Setelah berhasil
membunuh, keris dikembalikan ke tempat semula. Rakyat akhirnya gempar dan Kebo Ijo dituduh membunuh Tunggul.
Sebaliknya, Ken Angrok dianggap sebagai pahlawan. Ken Angrok pun berhasil membunuh Kebo Ijo dengan keris yang
dipinjamkannya. Setelah peristiwa itu, Ken Angrok menjadi Akuwu Tumapel menggantikan Tunggul Ametung. Selain itu, Ken
Dedes dipersunting menjadi istrinya. Setelah lama menjadi Akuwu Tumapel, pada suatu hari ia
didatangi para Brahmana dari Kerajaan Daha. Mereka datang untuk meminta perlindungan dari kejahatan Raja Daha. Para
Brahmana kemudian menobatkan Ken Angrok menjadi Raja Tumapel dengan gelar Sri Raharja Sang Amurwabhumi. Dengan izin
dan restu para Brahmana, ia pun memakai nama Bhatara Guru dan mengadakan penyerangan ke Kerajaan Daha melawan Raja
Dangdang Gendis. Ken Angrok dapat mengalahkan Raja Dangdang Gendis dan
balatentaranya. Seluruh wilayah Kerajaan Daha akhirnya dapat dikuasai. Ken Angrok pun menjadi maharaja di Tumapel.
Ken Angrok menjadikan kerajaannya sebagai Kerajaan Singasari. Di bawah kekuasaanya, kerajaan ini berkembang maju dan
disegani. Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, ia mempunyai
Gambar 1.30 Arca Ken Dedes
Sumber: Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2