47
s = r
atau
= sr
dimana
dalam radian 2 rad = 360
o
atau 1 rad 57,3
o
Q t
2
P t
1
Partkel bergerak dari P ke Q dalam selang waktu t = t
2
- t
1
telang menyapu sudut
=
2
-
1
, maka kecepatan sudut rata-rata partikel adalah :
2
-
1
t
2
- t
1
t kecepatan sudut sesaat adalah
= lim t = ddt
t0 Catatan : setiap partikel pada benda tersebut akan mempunyai kecepatan sudut
yang sama. Jika kecepatan sudut sesaat dari benda tersebut berubah dari
1
ke
2
dalam selang waktu
t, maka percepatan sudut rata-rata dari benda tersebut adalah
2
-
1
t
2
- t
1
t dan percepatan sudut sesaatnya adalah :
= lim
t = ddt t0
Untuk rotasi dengan sumbu tetap, setiap patikel pada benda pejal tersebut mempunyai kecepatan sudut yang sama dan percepatan sudut yang sama. Jadi
dan merupakan karakteristik keseluruhan benda pejal tersebut. Arah dari
dapat dicari dengan aturan arah maju sekrup putar kanan. dan arah sama dengan arah ddt yang sama dengan arah bila dipercepat dan
berlawanan dengan arah bila diperlambat.
3. GERAK ROTASI DENGAN PERCEPATAN SUDUT KONSTAN.
48
Untuk mendapatkan persamaan gerak rotasi, kita mengambil langsung persamaan gerak yang sudah diperoleh pada gerak translasi :
1. =
o
+ t
2. =
o
+ 12 +
o
t 3.
=
o
+
o
t + 12 t
2
4.
2
=
o 2
+ 2 -
o
4. HUBUNGAN ANTARA KINEMATIKA LINEAR DAN KINEMATIKA ROTASI DARI PARTIKEL YANG BERGERAK MELINGKAR.
Panjang lintasan yang telah ditempuh partikel adalah s dan sudut yang telah disapu
. Jari-jari lintasan partikel adalah r yang berharga konstan. s =
r bila dideferensialkan terhadap t, diperoleh :
dsdt = d dt . r
Kecepatan linear partikel : v =
r bila dideferensialkan sekali lagi terhadap t :
dvdt = d dt . r
Percepatan tangensial partkel : a
t
= r
Pada saat tersebut partikel bergerak melingkar maka partikel juga mendapat percepatan centripetal radial
a
t
49
a a
r
a
r
= v
2
r
a
r
=
2
r Percepatan total partikel : a =
a
r 2
+ a
t 2
5. TORSI PADA SEBUAH PARTIKEL.
y
F F sin
r x
r sin
Torsi oleh gaya F pada sebuah partikel didefinisikan = r x F
Besarnya torsi = r F sin
rumusan ini dapat diubah menjadi = r F sin = r F
atau = F r sin = F r
dimana F
adalah : komponen F yang tegak lurus r dan r
adalah : komponen r yang tegak lurus F 6. MOMENTUM SUDUT PADA SEBUAH PARTIKEL
y
50
p p sin
r x
r sin
Momentum sudut pada sebuah partikel didefinisikan l = r x p, dengan p = mv
Besarnya momentum sudut
l = r p sin
rumusan ini dapat diubah menjadi l = r p sin
= r p
atau l = p r sin
= p r
dimana p
adalah : komponen p yang tegak lurus r dan r
adalah : komponen r yang tegak lurus p Dari definisi momentum sudut l = r x p, bila dideferensialkan doperoleh :
dldt = d r x pdt dldt = r x dpdt + drdt x p
dldt = r x F + v x mv diperoleh
dldt =
dpdt = F “Laju perubahan momentum sudut terhadap waktu sebesar torsi
yang bekerja pada partikel tersebut”
7. TENAGA KINETIK ROTASI dan KELEMBAMAN ROTASI
51
Sebuah benda melakukan gerak rotasi terhadap sumbu tetap. Bila kita perhatikan n buah partikel pada benda tersebut energi kinetik dari n buah
partikel tersebut adalah : K = 12 m
1
v
1 2
+ 12 m
2
v
2 2
+ ... + 12 m
n
v
n 2
karena v = r, maka
K = 12 m
1
2
r
1 2
+ 12 m
2
2
r
2 2
+ ... + 12 m
n
2
r
n 2
K = 12 m
1
r
1 2
2
Energi kinetik rotasi benda : K = 12 I
2
K = 12 mv
2
dimana I = m
i
r
i 2
adalah momen kelembaman rotasi atau momen inersia sistem partikel tersebut. Momen inersia ini tergantung pada :
a. distribusibentuk massabenda tersebut. b. sumbu rotasi.
Untuk benda-benda kontinu momen inersia dapat dicari dari :
I = r
2
dm dm
r
Untuk benda-benda tertentu momen inersianya dapat dilihat dalam tabel. Bila sumbu putar bergeser sejauh h dari sumbu putar yang melalui pusat massa,
maka momen inersianya menjadi :
I = I
pm
+ Mh
2
52
dimana : I
pm
adalah momen inersia dengan sumbu yang melalui pusat massa. M adalah massa total benda.
8. DINAMIKA ROTASI BENDA TEGAR