2.1.7. Tempat terjadinya luka Dekubitus
Beberapa tempat yang paling sering terjdinya dekubitus adalah sakrum, tumit, siku, maleolus lateral, trokonter besar, dan tuberostis iskial Meehan, 1994.
Menurut Bouwhuizen 1986 dan menyebutkan daerah tubuh yang sering terkena luka dekubitus adalah:
a. Pada penderita pada posisi terlentang: pada daerah belakang kepala,
daerah tulang belikat, daerah bokong dan tumit. b.
Pada penderita dengan posisi miring: daerah pinggir kepala terutama daun telinga, bahu, siku, daerah pangkal paha, kulit pergelangan kaki dan
bagian atas jari-jari kaki. c.
Pada penderita dengan posisi tengkurap: dahi, lengan atas, tulang iga, dan lutut.
2.1.8 Pengkajian Luka Dekubitus
Data dasar pengkajian yang terus-menerus memberi informasi penting integritas kulit pasien dan peningkatan resiko terjadinya dekubitus. Pengkajian
dekubitus tidak terlepas pada kulit karena dekubitus mempunyai banyak faktor etiologi. Oleh karena itu, pengkajian awal pasien luka dekubitus memiliki
beberapa dimensi AHPCR, 1994 dalam Potter Perry, 2005.
2.1.8.1. Ukuran Perkiraan
Pada saat seseorang masuk ke rumah sakit perawatan akut dan rehabilitasi, rumah perawatan, program perawatan rumah, fasilitas perawatan lain
Universitas Sumatera Utara
maka pasien harus dikaji resiko terjadi dekubitus AHPCR, 1992. Pengkajian resiko luka dekubitus harus dilakukan secara sistematis NPUAP, 1989 seperti
Pengkajian Resiko Luka Dekubitus Identifikasi resiko terjadi pada pasien: 1. Identifikasi resiko terjadi pada pasien:
a. Paralisis atau imobilisasi yang disebabkan oleh alat-alat yang membatasi
gerakan pasien. b.
Kehilangan sensorik c.
Gangguan sirkulasi d.
Penurunan tingkat kesadaran, sedasi, atau anastesi e.
Gaya gesek, friksi f.
Kelembaban: inkontensia, keringat, drainase luka dan muntah g.
Malnutrisi h.
Anemia i.
Infeksi j.
Obesitas k.
Kakesia l.
Hidrasi: edema atau dehidrasi m.
Lanjut usia n.
Adanya dekubitus 2. Kaji kondisikulit disekitar daerah yang mengalami penekanan pada area sebagai
berikut: a.
Hireremia reaktif normal b.
Warna pucat
Universitas Sumatera Utara
c. Indurasi
d. Pucat dan belang-belang
e. Hilangnya lapisan kulit permukaan
f. Borok, lecet atau bintik-bintik 3. Kaji daerah tubuh pasien yang berpotensi mengalami tekanan:
a. Lubang hidung
b. Lidah, bibir
c. Tempat pemasangan intravena
d. Selang drainase
e. Kateter foley
4. Observasi posisi yang lebih disukai pasien saat berada di atas tempat tidur atau kursi
5. Observasi mobilisasi dan kemampuan pasien untuk melakukan dan membantu dalam mengubah posisi.
6. Tentukan nilai resiko: a.
Skala Norton b.
Skala Gonsell c.
Skala Barden 7. Pantau lamanya waktu daerah kemerahan
8. Dapatkan data pengkajian nutrisi yang meliputi jumlah serum albumin, jumlah protein total, jumlah hemoglobin, dan presentasi berat badan ideal
9. Kaji pemahaman pasien dan keluarga tentang resiko dekubitus.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan dari instrumen perkiraan adalah meningkatkan deteksi dini perawat pada pasien beresiko maka intervensi yang tepat diberikan untuk
mempertahankan integritas kulit. pengkajian ulang untuk resiko luka dekubitus harus dilakukan secara teratur AHPCR, 1992. Sanagt dianjurkan manggunakan
alat pengkajian yang tervalidasi untuk jenis populasi pasien tertentu.
2.1.8.2. Kulit