TRADISI CHENG BENG PADA ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

TRADISI CHENG BENG PADA ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

BANGUN YEREMIA NIM. 3133322036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Bangun Yeremia, NIM : 3133322036, Tradisi Cheng Beng Pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Skripsi. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pelaksanaan tradisi Cheng Beng, mengetahui proses pelaksanaannya, serta fungsi dari setiap benda-benda suci / peralatan yang digunakan dalam tradisi Cheng Beng ini. Latar yang diteliti berupa laporan yang sebenar-benarnya, apa adanya dan catatan di lapangan yang benar. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian, wawacara mendalam (indepth interview) dan melakukan diskusi terarah dengan etnis Tionghoa. Intinya ialah adanya usaha untuk melihat Tradisi Cheng Beng dapat menjadi bagian dari Etnis Tionghoa yang tidak dapat dihilangkan, proses dalam upacaranya, fungsi dari setiap peralatan yang digunakan dalam Sembahyang Cheng Beng tersebut. Tradisi ini meliputi kegiatan membersihkan kuburan, menghias kuburan, memberikan sesajian berupa makanan dan minuman dan membakar kertas (cua) yang merupakan duplikasi dari benda aslinya dengan ragam jenisnya untuk dipersembahkan kepada leluhur untuk memenuhi kebutuhannya dialam baka. Kemudian tradisi ini diakhiri dengan berdoa kepada leluhur untuk meminta keselamatan di depan kuburan. Tradisi Cheng Beng sendiri selain bertujuan sebagai penghormatan leluhur serta bentuk pengabdian seseorang kepada arwah yang telah meninggal dapat juga memberikan fungsi sosial dimana dapat menghimpun seluruh keluarga yang dari jauh untuk berkumpul dan melakukan sembahyang yang dilakukan sekali dalam setahun ini. Secara bersamaan, tradisi ini juga dapat mempererat tali persaudaraan antara keluarga dengan melepas rindu sembari sembahyang secara bersama-sama. Untuk melestarikan Tradisi Cheng Beng ini, penulis mengharapkan kepada seluruh generasi muda Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa agar tetap ikut serta menjalankan tradisi ini sebagai bakti atau penghormatan terhadap leluhur dan dapat mewarisinya sampai kepada generasi selanjutnya. Sehingga kebudayaan ini menjadi sebuah tradisi yang dapat menjadi panutan, tidak hanya bagi etnis Tionghoa sendiri namun juga bagi etnis lain.

Kata Kunci : Tradisi, Cheng Beng,Penghormatan Leluhur,Fungsi Sosial


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang” ini dengan baik. Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Sebagai manusia biasa tentunya penulis tidak terlepas dari kekurangan dan kelemahan, sehingga skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini tentunya disebabkan karena segala keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Penulis berharap tulisan ini dapat memperkaya literatur Antropologi dalam kajian Identitas Budaya, menambah referensi peneilitian dan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya terkhusus pada penelitian yang mengkaji tentang kebudayaan pada Etnis Tionghoa.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini tentunya telah melibatkan banyak pihak yang telah memberikan waktu serta tenaga untuk membantu penulis. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 4. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi yang sangat banyak memberikan masukan serta semangat kepada penulis untuk terus berkarya.

5. Ibu Dra.Trisni Andayani, M.Si, sebagai Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan serta semangat yang luar biasa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(7)

iii

6. Bapak Drs.Waston Malau, M.SP sebagai Dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen penguji dalam skripsi ini yang selalu memberi arahan yang baik serta mendorong penulis untuk selalu ligat dalam menyelesaikan pekerjaan.

7. Bapak/Ibu Dosen Prodi Pendidikan Antropologi Universitas Negeri Medan yang telah membekali serta memimbing selama proses perkuliahan hingga skripsi ini selesai.

8. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Camat Tanjung Morawa yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis, dan juga seluruh masyarakat Tanjung Morawa yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Terimakasih juga kepada kak Ayu Febriyani S.Pd, M.Si yang selalu membantu penulis dalam segala hal, terkhusus dalam penyusunan berkas-berkas, yang sangat rumit.

10. Terimakasih juga kepada kak Lesstari Chen dan Kak Sri Nurjannah Saragih yang menginspirasi penelitian ini, serta kepada rekan-rekan Stambuk 2013 yang menemani penulis ± 4 tahun di kampus, juga kepada adik- adi stambuk 2014, 2015, dan 2016.

11. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih untuk seluruh personil PPLT UNIMED 2016 di SMA Negeri 12 Medan yang menjadi team selama 3 bulan dengan suka duka didalamnya. Kalian yang terbaik Tirta Geogtavya Aritonang, Putri Tarigan, Fitriyani Banjarnahor, David R. Lumban Gaol, Frans Pasaribu, Ricky Dwi Handika, Roberto Sitepu, Kitaman Hutapea Iyeyen Pakpahan,Melati Suci, Junita Yolanda Harianja dan semuanya yang tidak bisa penulis tuliskan. Keep it Up kawan-kawan.

12. Untuk Holan Hata, Kinship dan penghuni Kost Rock & Roll yang senantiasa menjadi teman penulis kemanapun pergi, David Ricardo Lumban Gaol, Hendra Budiman Naibaho, Goklas Sitanggang, Bohal Domenicus Situmorang, Hardy Sitanggang, Tulus Sinambela, Erwindo Silalahi, Cas Cis Boy Tarigan, Franciscus Sijabat, Triwandi Lumban Gaol, Hotman Malau, Jimmy Permana Purba, Junita Sihombing, Irma Manurung, Rointan Pasaribu dan Geiz Charita Sinaga serta masih banyak yang lainnya yang tak tersebutkan satu per satu.


(8)

iv

13. Kemudian juga buat Toga Nainggolan Boru/Bere se Antropologi Unimed, Appara Sahat Nainggolan, Last Marangkup Nainggolan dan Nita Insani Nainggolan dan seluruh marga Nainggolan di Unimed.

14. Tak terlupakan juga untuk Team Agent Of Culture (AOC) Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Penelitian Kemenristek Dikti (PKM-P) Tumbuh Sahata Simbolon, Jop Rehito Purba, Dodor Arnida Sidabutar, Masta Riana Uli Sianipar dan saya sendiri, terimakasih atau petualangan kita di tahun 2016 yang lalu yang super keren. Semoga Band kita tetap jaya, dan unforgettable guys !!

15.Terimakasih juga untuk Kesendirian selama 4 tahun ini, yang membuat penulis bisa menyelesaikan Studi dengan baik. Semoga kesendirian ini segera berakhir. Dan penulis segera menemukan kamu. Amin

Teristimewa untuk Bapak dan Mamak penulis, Pdt.Manahan Nainggolan, SE,S.Th dan Rosliana Simanjuntak yang tidak pernah lelah berdoa dan bekerja, serta untuk adik-adikku tersayang Dewi Nurhayati Nainggolan & Cristina Natalia Nainggolan, yang selalu memberikanku semangat untuk begadang.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Medan, 10 April 2017


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.5.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1.Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Penelitian Yang Relevan ... 7

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Teori Religi ... 9

2.2.2 Teori Fungsionalisme ... 12

2.3. Kerangka Konseptual ... 14

2.3.1 Tradisi ... 14

2.3.2 Etnis Tionghoa ... 14

2.3.3 Penghormatan Leluhur ... 16


(10)

vi BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 21

3.3.1 Subjek Penelitian ... 21

3.3.2 Objek Penelitian ... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1 Studi Lapangan ... 23

3.4.1.1 Observasi ... 23

3.4.1.2 Wawancara ... 24

3.4.1.3 Studi Pustaka ... 25

3.5. Teknik Analisis Data ... 25

3.5.1 Mengumpulkan Data ... 26

3.5.2 Mengelompokkan Hasil Data ... 26

3.5.3Menginterpretasi Data ... 26

3.5.4 Menganalisis Data ... 26

3.5.5 Membuat Kesimpulan ... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tanjung Morawa... 28

4.1.1 Sejarah Kecamatan Tanjung Morawa ... 28

4.1.2 Letak Wilayah dan Kondisi Geografis ... 29

4.1.3 Keadaan Penduduk ... 35

4.1.3.1 Jumlah Penduduk Tanjung Morawa ... 35

4.1.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 37

4.1.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... 39

4.1.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 41


(11)

vii

4.2. Tradisi Cheng Beng Etnis Tionghoa ... 49

4.2.1 Sejarah Tradisi Cheng Beng ... 49

4.2.2 Tujuan Pelaksanaan Tradisi Cheng Beng ... 51

4.3. Proses Pelaksanaan Cheng Beng ... 58

4.3.1 Proses Awal (Persiapan) ... 59

4.3.2 Membersihkan Kuburan ... 60

4.3.3. Menyusun Hio dan Makanan Persembahan ... 62

4.3.4 Menebarkan Kertas Lima Warna (Go Sek Cua) ... 62

4.3.5 Proses Sembahyang ... 63

4.3.6 Pembakaran Barang-Barang Persembahan ... 64

4.3.7 Tahap Penutup ... 66

4.4 Perlengkapan dalam Tradisi Cheng Beng ... 67

4.4.1 Fungsi Dupa (hio) dalam Tradisi Cheng Beng ... 69

4.4.2 Fungsi Tempat Hio (hiolo) dalam Tradisi Cheng Beng ... 69

4.4.3 Fungsi Lilin (lak cek) dalam Tradisi Cheng Beng ... 69

4.4.4 Fungsi Kertas Lima Warna (go sek cua) dalam Cheng Beng ... 69

4.4.5 Fungsi Makanan, Minuman & Buah-buahan dalam Cheng Beng ... 70

4.4.6 Fungsi Uang Akhirat dalam Tradisi Cheng Beng ... 71

4.4.7 Fungsi Barang-barang Persembahan dalam Tradisi Cheng Beng ... 71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Dusun, RT/RW di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2016 ... 31

Tabel 2. Jumlah Penduduk Tanjung Morawa tahun 2002 – 2015 ... 35

Tabel 3. Klasifikasi Mata Pencaharian Masyarakat Tanjung Morawa... 37

Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa/ Etnis ... 39


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir ... 17 Gambar 2. Struktur Organisasi Pemerintahan Kec.Tanjung Morawa ... 33


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan dari leluhur mereka yang terdahulu. Etnis Tionghoa membangun sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem kepercayaan tersebut akan mempengaruhi kebiasaan (usage), pandangan terhadap hidup dan menjalani kehidupan dalam kebudayaan termasuk salah satu di diantaranya adalah menghormati leluhur atau nenek moyangnya.

Penghormatan kepada leluhur merupakan sebuah fenomena budaya yang bersifat universal dan terdapat dalam sebahagian besar etnis di dunia, termasuk di Indonesia. Dalam kebudayaan etnis Tionghoa sendiri terdapat salah satu cara dalam memberi penghormatan kepada leluhur atau nenek moyang mereka yang sudah meninggal. Salah satu tradisi penghormatan tersebut dikenal dengan sebutan Cheng Beng. Dimana dalam tradisi ini, etnis Tionghoa memberikan penghormatan kepada leluhur dengan membersihkan kuburan, menghias kuburan dan membakar kertas (cua) yang beragam jenisnya dan berdoa kepada leluhur untuk meminta keselamatan . Doa – doa yang mereka sampaikan tidak hanya sembarang doa, perkataan yang mereka sampaikan dalam bentuk doa memiliki makna dalam sembahyang tersebut.


(15)

2

Syafrida (2012) menyatakan bahwa penghormatan leluhur pada etnis Tionghoa dilakukan berdasarkan beberapa tujuan yaitu:

(a) Kelestarian dengan masa lampau.

(b) Penghormatan terhadap kebijaksanaan orang-orang tua.

(c) Harapan akan berkat yang diberikan oleh orang-orang yang telah meninggal.

(d) Meredakan kesedihan, dengan cara merawat dan memelihara roh leluhur dengan memberikan sesajian dan doa bagi kebahagiaan mereka.

(e) Ketakutan akan kutukan roh jahat.

Markus (2014 : 301) menjelaskan bahwa dalam bahasa Mandarin, Cheng Beng disebut dengan “Qing Ming”. Secara etimologi Cheng Beng terdiri dari dua suku kata, yaitu Cheng dan Beng. Cheng = “cerah” dan “Beng” = Terang. Jadi Cheng Beng adalah cerah dan terang. Mengapa cerah dan terang, karena sinar matahari yang begitu terik menjadi salah satu point penting dalam tradisi Cheng Beng .

Cheng Beng sendiri jatuh pada rentang masa sepuluh hari menjelang dan sesudah tanggal 4- 6 April, namun berdasarkan observasi yang penulis lakukan, pada tahun 2016 yang lalu, Cheng Beng sudah dilakukan mulai dari tangal 22 Maret sampai tanggal 5 April. Penganggalan tersebut berdasarkan pada penanggalan kalender Cina yang disesuaikan dengan mengikuti kaidah – kaidah tertentu. Biasanya etnis Tionghoa yang merantau jauh dari kampung halamannya akan berusaha untuk dapat pulang agar dapat melakukan tradisi Cheng Beng kepada para leluhur mereka.

Etnis Tionghoa percaya dalam tradisi Cheng Beng, apabila mereka pergi beramai - ramai bersama sanak saudara menziarahi makam leluhur maka mereka akan mendapatkan keberuntungan dalam setiap usaha dan kegiatan yang


(16)

3

dilakukan. Tidak hanya para leluhur saja yang diziarahi namun juga dapat berziarah ke kuburan keluarga dekat yang telah meninggal, seperti ayah, ibu, adik, kakak, maupun nenek atau kakek. Ketika perayaan Cheng Beng berlangsung, setiap makam keluarga dibersihkan dan diperbaiki agar tampak elok karena mereka percaya bahwa apabila makam seseorang terlihat indah, maka rumah leluhur mereka di langit juga akan terlihat indah, dalam artian makam di bumi mencerminkan tempat tinggal mereka di alam langit.

Berdasarkan observasi penulis, sebagian dari etnis Tionghoa mengatakan bahwa memperbaiki dan membersihkan makam di luar masa Cheng Beng sangat tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan kepercayaan leluhur mereka karena hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Dewa - dewi.

Cheng Beng sendiri dalam pelaksanaannya sarat akan simbol – simbol yang memiliki makna dalam ritual. Dalam sembahyang Cheng Beng pada etnis Tionghoa, selain berdoa di kuburan, mereka juga melakukan pembakaran berupa bahan - bahan sembahyang . Jika pada umumnya etnis Tinghoa hanya membakar dupa untuk sembahyang, namun tidak dengan sembahyang Cheng Beng. Mereka membakar kertas – kertas yang merupakan duplikasi dari benda aslinya separti baju, celana, uang, emas , sepatu dan masih banyak lagi lainnya.

Hal ini lah yang menarik perhatian penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam salah satu kebudayaan dari etnis Tionghoa dengan Judul Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang”


(17)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah merupakan hal yang paling utama dalam penelitian, namun sebelum itu harus dilakukan terlebih dahulu identifikasi masalah. Agar penelitian ini menjadi terarah dan jelas tujuannya, maka perlu dirumuskan identifikasi masalah yang diteliti. Merujuk pada uraian dari latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Tradisi Cheng Beng di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

2. Proses dari Tradisi Cheng Beng di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

3. Fungsi dari setiap peralatan yang digunakan dalam Tradisi Cheng Beng di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah tujuan dari Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang ?

2. Bagaimana Proses Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang ?

3. Apa fungsi dari setiap peralatan yang digunakan dalam Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?


(18)

5

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini secara terperinci adalah :

1. Untuk mengetahui tujuan dari Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

2. Untuk mengetahui proses dalam Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

3. Untuk mengetahui fungsi dari setiap peralatan yang digunakan dalam Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, adapun manfaat yang diharapkan terdiri dari dua bagian yaitu :

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan sebuah pengetahuan serta pemahaman baru kepada Etnis mengenai Tradisi Cheng Beng secara detail

2. Menambah wawasan kepada penulis juga kepada pembaca tentang kebudayaan etnis Tionghoa dalam hal ini Tradisi Cheng Beng

3. Memberikan sumbangan pemikiran Akademik


(19)

6

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi peneilitian dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian- penelitian selanjutnya terkhusus penelitian yang mengkaji tentang kebudayaan pada Etnis Tionghoa. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu menjadi media informasi bagi Etnis secara umum yang belum mengetahui ragam kebudayaan Etnis Tionghoa terkhusus Tradisi Cheng Beng.


(20)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Tradisi perayaan Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan dengan melakukan ritual sembahyang ke makam para leluhur. Tradisi perayaan Cheng Beng ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Dengan melakukan penelitian,serta didukung oleh hasil wawancara penulis dengan seluruh pihak yang menjadi informan yang memahami tradisi ini, maka penulis kemudian merumuskan beberapa hal utama yang menjadi kesimpulan dalan penelitian ini, yakni :

1. Tujuan dari pelaksanan Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang selain untuk membersihkan kuburan dan penghormatan kepada leluhur, namun juga sebagai ajang solidaritas kepada seluruh keluarga . Secara keseluruhan tradisi ini mempunyai fungsi sosial yaitu mendorong solidaritas di antara para anggota suatu keluarga baik yang dekat maupun keluarga yang jauh. Tradisi ini mengingatkan mereka bahwa mereka sebenarnya adalah kerabat yang berasal dari leluhur yang sama harus berbakti dengan melakukan sembahyang Cheng Beng setiap tahunnya.


(21)

73

2. Berdasarkan wawancara dengan narasumber yang sangat memahami tradisi ini, proses berjalanya tradisi Cheng Beng berlangsung melalui tahapan demi tahapan,yaitu tahap awal, membersihkan kuburan,meyusun hio dan makanan persembahan,melakukan sembahyang, pembakaran barang-barang yang akan persembahan, dan tahap penutup dimana seluruh keluarga berpamitan di depan makam leluhur untuk pulang.

3. Fungsi Perlengkapan-Perlengkapan dalam pelaksanaan Tradisi Cheng Beng diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dupa (hio), tempat dupa (hiolo) dan lilin (Lakcek) berfungsi sebagai lambang dari penerangan dan dipercaya dapat menerangi roh para leluhur di akhirat.

b. Kertas Lima Warna (go sek cua) berfungsi sebagai hiasan untuk memperindah kuburan dengan menancapkannya diatas kuburan . Mereka percaya dengan menghias kuburan, merupakan cerminan rumah leluhur dialam baka.

c. Makanan, Minuman dan Buah-Buahan berfungsi sebagai lambang penghormatan terhadap para leluhur sekaligus juga memberi makan leluhur dengan makanan,minuman dan buah – buahan kesukaan almarmum semasa ia hidup di dunia.

d. Uang Akhirat (kimcua/kertas emas dan gincua/kertas perak) adalah sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup roh para leluhur di akhirat.


(22)

74

e. Barang-Barang Persembahan berfungsi sebagai persembahan kepada leluhur melalui media pembakaran.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti kemudian merumuskan beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi saran ataupun masukan, yaitu : 1. Untuk melestarikan Tradisi Cheng Beng ini, peneliti mengharapkan kepada

seluruh generasi muda Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa agar tetap ikut serta menjalankan tradisi ini sebagai bakti atau penghormatan terhadap leluhur dan dapat mewarisinya sampai kepada generasi selanjutnya. Sehingga kebudayaan ini menjadi sebuah tradisi yang dapat menjadi panutan, tidak hanya bagi etnis Tionghoa sendiri namun juga bagi etnis lain.

2. Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa harus berperan aktif dalam tradisi ini dengan saling mengingatkan kepada etnis Tionghoa yang lain untuk melakukan tradisi Cheng Beng karena berdasarkan wawancara penulis, setiap tahunnya masih ada saja kuburan yang belum diziarahi pasa masa Cheng Beng. 3. Dalam rangka upaya pelestarian tradisi ini, penulis mengaharapkan kepada

Pemerintah Kecamatan Tanjung Morawa serta aparat keamanan agar tetap mendukung dan berperan positif pada Tradisi ini agar Etnis Tionghoa yang melakukan tradisi Cheng Beng setiap tahunnya merasa aman dan khusuk dalam melakukan sembahyang.


(23)

75

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

A.S.Markus. 2015.Hari Raya Tionghoa. Jakarta : PT.Suara Harapan Bangsa.

Bayuadhy,Gesta.2015.Tradisi-Tradisi Adihulung Para Leluhur Jawa. Yogyakarta: DIPTA

Basarshah-H, Luckman Sinar.2010.Kedatangan Imigran-Imigran China Ke Pantai Timur Sumatera Pada Abad Ke-19. Forkala Sumut

Geertz,Clifford.1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius Press Gondomono.2013.Manusia dan Kebudayaan Han,Jakarta : PT Kompas Nusantara

Koentjaraningrat.1984.Kebudayaan Jawa, Jakarta : Balai Pustaka

.1987.Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press).

. 2003.Kamus Istilah Antropologi, Jakarta : Progres

. 2007.Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta : Djambatan

. 2009.Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta

Moleong L.J.2006.Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Santosa,Iwan.2012.Peranakan Tionghoa di Nusantara, Jakarta : PT Kompas Media Nusantara

Setia,Putu.2014.Bali Menggugat, Jakarta : PT.Gramedia


(24)

76

Simanjuntak,B.A.2009.Metode Penelitian Sosial, Medan : Bina Media Perintis Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta

Tanggok, M.Ikhsan.2017.Agama Dan Kebudayaan Orang Hakka Di Singkawang “Memuja Leluhur dan Menanti Datangnya Rezeki” : PT Kompas Gramedia.

Theo R, Lie Fennie.2014.Kisah, Kultur ,dan Tradisi Tionghoa Bangka. Jakarta : PT.Kompas Media Nusantara

Wong.E,Cheung Lie. L,Boon Siew. C,Ee Wong.S dan Chong Julie. 2014.Celebrate Chinese Culture : Chinese Auspicious Culture, Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Skripsi :

Reny Syafrida.2012.Kajian Fungsi Dan Makna Tradisi Penghormatan Leluhur Dalam Sistem Kepercayaan Masyarakat Tionghoa di Medan. (Skripsi), Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara

Syeelwen Wilton S,2014.Struktur Dan Makna Upacara Cheng Beng Bagi Masyarakat Tionghoa Di Berastagi.(Skripsi), Progam Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

Tresna Rotua.2009.Upacara Kematian di Tana Toraja: Rambu Solo. (Skripsi), Departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara


(25)

77

Jurnal :

Fahlevi, Reza.2016.Peziarah Tradisi Sembahyang Cheng Beng Membludak di Sumatera Utara. Jurnal Asia. Diunduh pada 27 Juli 2016.

Website :

http://www.tionghoa.info/pemujaan-leluhur-di-rumah/diakses 23 Juli 2016, pukul 18.30

http://zonachinese.blogspot.co.id/2010/05/tradisi-cheng-beng.html diakses 26 Juli 2016, pukul 22.00

http://repository.unand.ac.id/cgi/search/simple?q=cheng+beng&_action_search=S earch&_action_search=Search&_order=bytitle&basic_srchtype=ALL&_satisfyall =ALLdiakses 27 Juli 2016 , pukul 21.00


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tradisi perayaan Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan dengan melakukan ritual sembahyang ke makam para leluhur. Tradisi perayaan Cheng Beng ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Dengan melakukan penelitian,serta didukung oleh hasil wawancara penulis dengan seluruh pihak yang menjadi informan yang memahami tradisi ini, maka penulis kemudian merumuskan beberapa hal utama yang menjadi kesimpulan dalan penelitian ini, yakni :

1. Tujuan dari pelaksanan Tradisi Cheng Beng pada Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang selain untuk membersihkan kuburan dan penghormatan kepada leluhur, namun juga sebagai ajang solidaritas kepada seluruh keluarga . Secara keseluruhan tradisi ini mempunyai fungsi sosial yaitu mendorong solidaritas di antara para anggota suatu keluarga baik yang dekat maupun keluarga yang jauh. Tradisi ini mengingatkan mereka bahwa mereka sebenarnya adalah kerabat yang berasal dari leluhur yang sama harus berbakti dengan melakukan sembahyang Cheng Beng setiap tahunnya.


(2)

2. Berdasarkan wawancara dengan narasumber yang sangat memahami tradisi ini, proses berjalanya tradisi Cheng Beng berlangsung melalui tahapan demi tahapan,yaitu tahap awal, membersihkan kuburan,meyusun hio dan makanan persembahan,melakukan sembahyang, pembakaran barang-barang yang akan persembahan, dan tahap penutup dimana seluruh keluarga berpamitan di depan makam leluhur untuk pulang.

3. Fungsi Perlengkapan-Perlengkapan dalam pelaksanaan Tradisi Cheng Beng diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dupa (hio), tempat dupa (hiolo) dan lilin (Lakcek) berfungsi sebagai lambang dari penerangan dan dipercaya dapat menerangi roh para leluhur di akhirat.

b. Kertas Lima Warna (go sek cua) berfungsi sebagai hiasan untuk memperindah kuburan dengan menancapkannya diatas kuburan . Mereka percaya dengan menghias kuburan, merupakan cerminan rumah leluhur dialam baka.

c. Makanan, Minuman dan Buah-Buahan berfungsi sebagai lambang penghormatan terhadap para leluhur sekaligus juga memberi makan leluhur dengan makanan,minuman dan buah – buahan kesukaan almarmum semasa ia hidup di dunia.

d. Uang Akhirat (kimcua/kertas emas dan gincua/kertas perak) adalah sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup roh para leluhur di akhirat.


(3)

e. Barang-Barang Persembahan berfungsi sebagai persembahan kepada leluhur melalui media pembakaran.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti kemudian merumuskan beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi saran ataupun masukan, yaitu : 1. Untuk melestarikan Tradisi Cheng Beng ini, peneliti mengharapkan kepada

seluruh generasi muda Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa agar tetap ikut serta menjalankan tradisi ini sebagai bakti atau penghormatan terhadap leluhur dan dapat mewarisinya sampai kepada generasi selanjutnya. Sehingga kebudayaan ini menjadi sebuah tradisi yang dapat menjadi panutan, tidak hanya bagi etnis Tionghoa sendiri namun juga bagi etnis lain.

2. Etnis Tionghoa di Kecamatan Tanjung Morawa harus berperan aktif dalam tradisi ini dengan saling mengingatkan kepada etnis Tionghoa yang lain untuk melakukan tradisi Cheng Beng karena berdasarkan wawancara penulis, setiap tahunnya masih ada saja kuburan yang belum diziarahi pasa masa Cheng Beng. 3. Dalam rangka upaya pelestarian tradisi ini, penulis mengaharapkan kepada

Pemerintah Kecamatan Tanjung Morawa serta aparat keamanan agar tetap mendukung dan berperan positif pada Tradisi ini agar Etnis Tionghoa yang melakukan tradisi Cheng Beng setiap tahunnya merasa aman dan khusuk dalam melakukan sembahyang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

A.S.Markus. 2015.Hari Raya Tionghoa. Jakarta : PT.Suara Harapan Bangsa.

Bayuadhy,Gesta.2015.Tradisi-Tradisi Adihulung Para Leluhur Jawa. Yogyakarta: DIPTA

Basarshah-H, Luckman Sinar.2010.Kedatangan Imigran-Imigran China Ke Pantai Timur Sumatera Pada Abad Ke-19. Forkala Sumut

Geertz,Clifford.1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius Press Gondomono.2013.Manusia dan Kebudayaan Han,Jakarta : PT Kompas Nusantara

Koentjaraningrat.1984.Kebudayaan Jawa, Jakarta : Balai Pustaka

.1987.Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press).

. 2003.Kamus Istilah Antropologi, Jakarta : Progres

. 2007.Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta : Djambatan

. 2009.Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta

Moleong L.J.2006.Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Santosa,Iwan.2012.Peranakan Tionghoa di Nusantara, Jakarta : PT Kompas Media Nusantara

Setia,Putu.2014.Bali Menggugat, Jakarta : PT.Gramedia


(5)

Simanjuntak,B.A.2009.Metode Penelitian Sosial, Medan : Bina Media Perintis Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta

Tanggok, M.Ikhsan.2017.Agama Dan Kebudayaan Orang Hakka Di Singkawang “Memuja Leluhur dan Menanti Datangnya Rezeki” : PT Kompas Gramedia.

Theo R, Lie Fennie.2014.Kisah, Kultur ,dan Tradisi Tionghoa Bangka. Jakarta : PT.Kompas Media Nusantara

Wong.E,Cheung Lie. L,Boon Siew. C,Ee Wong.S dan Chong Julie. 2014.Celebrate Chinese Culture : Chinese Auspicious Culture, Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Skripsi :

Reny Syafrida.2012.Kajian Fungsi Dan Makna Tradisi Penghormatan Leluhur Dalam Sistem Kepercayaan Masyarakat Tionghoa di Medan. (Skripsi), Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara

Syeelwen Wilton S,2014.Struktur Dan Makna Upacara Cheng Beng Bagi Masyarakat Tionghoa Di Berastagi.(Skripsi), Progam Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

Tresna Rotua.2009.Upacara Kematian di Tana Toraja: Rambu Solo. (Skripsi), Departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara


(6)

Jurnal :

Fahlevi, Reza.2016.Peziarah Tradisi Sembahyang Cheng Beng Membludak di Sumatera Utara. Jurnal Asia. Diunduh pada 27 Juli 2016.

Website :

http://www.tionghoa.info/pemujaan-leluhur-di-rumah/diakses 23 Juli 2016, pukul 18.30

http://zonachinese.blogspot.co.id/2010/05/tradisi-cheng-beng.html diakses 26 Juli 2016, pukul 22.00

http://repository.unand.ac.id/cgi/search/simple?q=cheng+beng&_action_search=S earch&_action_search=Search&_order=bytitle&basic_srchtype=ALL&_satisfyall =ALLdiakses 27 Juli 2016 , pukul 21.00