ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT SANGGUL DAERAH BUGIS PADA SISWA TATA KECANTIKAN RAMBUT KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN.

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT SANGGUL DAERAH BUGIS

PADA SISWA TATA KECANTIKAN RAMBUT KELAS XI

SMK NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)

Jurusan Pendidikan Tata Rias

Oleh:

MASITA ELECTA SITINJAK 5113144024

PROGRAM STUDI TATA RIAS

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

MASITA ELECTA SITINJAK. NIM. 5113144024. Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis Pada Siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan. Skripsi : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Bagaimana kemampuan siswa dalam Membuat Sanggul Daerah Bugis pada siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan dengan jumlah sebanyak 33 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan sampel yang diambil dari semua populasi yang ada dengan jumlah 33 orang siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan/observasi. Untuk menjaring kesepakatan hasil pengamatan dari setiap pengamat digunakan uji kesepakatan dengan menggunakan Analisis Varians Satu Arah.

Berdasarkan data pengamatan tentang kemampuan siswa dalam membuat sanggul daerah bugis yang dinilai oleh tiga orang observer (pengamat), diperoleh skor seluruh siswa sebesar 415 skor tertinggi 17 dan skor terendah 8. Skor rata-rata (M) sebesar 12,6 dan Standard Deviasi 1,7, rata-rata-rata-rata ideal sebesar 12,5 dan Standard Deviasi Ideal sebesar 2,5.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan kemampuan siswa dalam membuat sanggul daerah bugis pada siswa tata kecantikan rambut kelas XI SMK Negeri 8 Medan tergolong cukup. Dimana besaran Fo

dikonsultasikan terhadap Ftabel pada taraf signifikan 5 % dengan dk 2:30

diperoleh 3,32 ternyata Fo = 0,49 < Ftabel 5 % = 3,32. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara hasil penilaian (skor) dari ketiga pengamat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 orang sampel penelitian 3% siswa memiliki kemampuan yang sangat tinggi pada saat membuat sanggul dan 12,2% siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi pada saat Membuat Sanggul, 25 orang (75,8%) memiliki kemampuan yang cukup dan 3 orang (9%) memperoleh nilai kemampuan yang kurang. Maka secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membuat Sanggul Daerah Bugis. Siswa Kelas XI SMK Negeri 8 Medan rata-rata tergolong cukup sebanyak (75,8%).


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya penulis diberikan kesehatan dan kemampuan dalam menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis Pada Siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan”.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada ayahanda tercinta Effendy Sitinjak dan Ibunda Riana br.Tampubolon yang telah mencurahkan kasih saying, motivasi, doa, memberikan dukungan baik berupa materi maupun moril kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Untuk menyelesaikan skripsi ini berbagai bantuan diperoleh penulis dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

4. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si selaku ketua jurusan PKK Fakultas Teknik Univiersitas Negeri Medan

5. Ibu Dra. Siti Wahidah, M. Si selaku ketua Prodi Pendidikan Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan


(7)

iii

6. Ibu Dra Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluagra Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan dan sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Dra.Hj. Lily Herawaty Lubis, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis selama proses pendidikan di Universitas Negeri Medan.

8. Ibu Dra. Lina Pangaribuan, M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun dalam penyelesaian skripsi ini

9. Ibu Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Ibu Dra. Dwi Diar Estelita, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun dalam penyelesaian skripsi ini

11. Bapak Hidup Simanjuntak, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 8 Medan yang memberi izin penelitian, Ibu Alida R.V.L Sihite ,M.m selaku guru mata pelajaran yang sangat banyak membantu dan memberikan arahan serta masukan selama penelitian di SMK Negeri 8 Medan. Serta kepada siswa-siswa kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan yang telah banyak membantu selama proses penelitian.


(8)

iv

12. Untuk adik – adik tersayang (Bobby Mario Chandra Sitinjak dan Panca Yonathan Sitinjak) terimakasih atas doa dan dukungan yang tiada hentinya kalian berikan demi kesuksesan penulis.

13. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Remaja Oikumene Sei Semayang BBC Group (Ririn Sitinjak SE, Arnelis Perangin – angin SE, Ina Bakara Amd.Par, Emma Siregar, Elsa Sembiring, Angel Tarihoran, Riska Sitinjak, Wulan Sitinjak, dan Seli Bakara) atas dukungan dan doa. Tuhan Memberkati masa depan kita.

14. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Keluarga Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Stambuk 2011 & 2012 “Rani Antika Silalahi S.Pd” serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Meskipun dalam penyusunan skripsi ini sudah dilakukan semaksimal mungkin, penulis menyadari bahwa adanya banyak kekurangan dan kelemahan serta masih sangat-sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

Masita Electa Sitinjak 5113144024


(9)

v DAFTAR ISI

Abstrak...i

Kata Pengantar...ii - iv Daftar Isi...v - vii Daftar Gambar...viii

Daftar Tabel...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Rumusan Masalah...7

E. Tujuan Penelitian...7

F. Manfaat Penelitian...7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoritis...9

1. Pengertian Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis...9

2. Sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong)...13

A. Mengikat Rambut...16

B. Hair piece...16

C. Lungsen...18

D. Alat yang digunakan dalam penataan sanggul Simpolong Tattong...19

E. Bahan dan Kosmetik yang digunakan dalam melakukan penataan sanggul Simpolong Tattong...23


(10)

vi

B. Kerangka Berfikir...28

C. Pertanyaan Penelitian...30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...31

B. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ...31

1. Definisi Operasional...31

2. Variabel Penelitian...32

C. Populasi dan Sampel Penelitian...32

1. Populasi Penelitian...32

2. Sampel Penelitian...32

D. Lokasi dan Waktu Penelitian...33

E. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data...33

F. Teknik Analisis Data...38

1. Mentabulasi Data...38

2. Uji Kecenderungan...38

G. Uji Kesepakatan Pengamat...39

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...40

1. Tahap persiapan penelitian...40

2. Tahap pelaksanaan penelitian...40

3. Tahap pengolahan data...40

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data...41

B. Deskripsi Data Penelitian...41

1. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian...42


(11)

vii

C. Pembahasan Hasil Penelitian...50

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan...52

B. Implikasi...52

C. Saran...53

DAFTAR PUSTAKA...55


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sketsa Sanggul Simpolong Tattong...15

Gambar 2. Mengikat Rambut...16

Gambar 3. Hair Piece/ Cemara Bertulang...18

Gambar 4. Lungsen...19

Gambar 5. Sisir Sasak...19

Gambar 6. Sisir Penghalus...20

Gambar 7. Jepit Lidi...20

Gambar 8. Pingkel...20

Gambar 9. Hair dryer ... 21

Gambar 10. Harna ... 21

Gambar 11. Hair Pin...22

Gambar 12. Hair Net...22

Gambar 13. Karet...22

Gambar 14. Sisir Pratata...23

Gambar 15. Hair Spray...23

Gambar 16. Styling Spray Non Aerosol...24

Gambar 17. Pengambilan lungsen...24

Gambar 18. Semua rambut diikat menggunakan karet dan jepit lidi...25

Gambar 19. Pasang cemara bertulang pada ikatan rambut...25

Gambar 20. Bentuk cemara menjadi sanggul Simpolong Tattong...25

Gambar 21. Putar sisa hair piece ke kiri sanggul membentuk anak tattong...26

Gambar 22. Lungsen diikatkan ke ujung sanggul...26

Gambar 23 Pasang hair net untuk merapikan bentuk sanggul...26


(13)

ix

Gambar 25. Histogram ketepatan mengikat rambut ... 43

Gambar 26. Histogram Membentuk Cemara ... 45

Gambar 27. Histogram ketepatan pengambilan lungsen ... 46

Gambar 28. Histogram kerapian serat rambut... ... 47


(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Daftar Nilai Praktek Penataan Sanggul...5

Tabel 2. Kisi – kisi Lembar Pengamatan Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong)...34

Tabel 3. Rubrik Lembar Pengamatan Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong)...35

Tabel 4. Distribusi frekuensi data kemampuan siswa melakukan penataan sanggul Daerah Bugis dengan menggunakan hair piece jenis cemara bertulang...42

Tabel 5. Indikator Ketepatan Mengikat Rambut...42

Tabel 6. Indikator Ketepatan Membentuk Cemara...44

Tabel 7. Indikator Ketepatan Pengambilan Lungsen...45

Tabel 8. Indikator kerapian serat rambut...46

Tabel 9. Indikator bentuk sanggul memiliki proporsi yang seimbang...47

Tabel 10. Hasil akhir membuat sanggul Daerah Bugis...48

Tabel 11. Tingkat Kecenderungan kemampuan siswa dalam membuat sanggul Daerah Bugis (Sanggul Simpolong Tattong)...49


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Indonesia terdiri dari berbagai keanekaragaman berupa adat istiadat, suku, ras, bahasa, agama, busana dan lain – lain sehingga memungkinkan terjadinya berbagai macam ciri khas disetiap daerah. Ciri khas tersebut dapat menggambarkan identitas sebuah daerah. Sebagai bangsa yang terdiri atas keanekaragaman, sehingga menjadikan Indonesia memiliki kekayaan yang tak ternilai harganya.

Adat istiadat yang ada di setiap suku merupakan warisan turun temurun yang patut di jaga kelestariannya. Salah satu bentuk kekayaan itu adalah tradisi penataan rambut atau sanggul. Sanggul daerah merupakan istilah yang menggambarkan penataan rambut dengan gaya dan bentuk – bentuk tertentu yang memberikan ciri khusus pada seseorang, sekelompok orang, suatu suku bangsa. Dahulu tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat dapat dilambangkan melalui bentuk dan penataan rambutnya (sanggul). Keterampilan membuat sanggul bukan lagi menjadi keterampilan yang turun temurun melainkan sudah merupakan keterampilan yang harus dipelajari secara sungguh – sungguh dengan tujuan untuk tetap melestarikan budaya bangsa.

Namun pada masa kini penataan rambut sangat didukung oleh perkembangan teknologi. Perubahan dan pengaruh teknologi tersebut sudah selayaknya tidak melunturkan peran dan fungsi sebuah sanggul daerah, namun


(16)

2

sebaiknya menjadi penguat sekaligus penyimpan memori bahwa sanggul daerah memiliki makna dan nilai filosofi tinggi (Adzakiyah : 2014)

Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai berbagai tujuan dalam rangka memenuhi berbagai standart kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda – beda berdasarkan kemampuan yang akan dikembangkan,sesuai dengan ketentuan umum UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

bahwa :”Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Pendidikan menengah diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi atau siap memasuki lapangan pekerjaan. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan (SMK) mengutamakan penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional dalam bidang tertentu.

Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM). Adapun pengertian pendidikan menurut Nursalim,

dkk(2007:2) “Pendidikan pada sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dan peranannya di masa yang akan datang ”. Pendidikan yang baik tidak hanya mempersiapkan para siswa untuk suatu profesi atau jabatan, melainkan juga untuk mengembangkan


(17)

3

kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Demi kelancaran dalam suatu proses pendidikan, diperlukan suatu kurikulum. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tingkat SMK khusus Tata Kecantikan memiliki banyak kompetensi di dalamnya, salah satunya kurikulum pada kompetensi Penataan Sanggul.

Penataan sanggul sangat didukung oleh perkembangan teknologi. Seiring dengan perkembangannya, maka secara bertahap sanggul mengalami perubahan dan peningkatan sesuai dengan perkembangan budaya atau sering disebut dengan sanggul modifikasi. Perubahan tersebut turut mempengaruhi bentuk sanggul. Bentuk sanggul yang semula hanya boleh digunakan oleh para permaisuri dan selir raja saat ini boleh digunakan oleh siapapun. Untuk dikenakan pada saat khusus sesuai keinginan pemakainya atau karena kebutuhan suatu peran.

Salah satu upaya untuk melestarikan budaya bangsa, pemerintah telah mengadakan mata pelajaran yang berkaitan dengan pelestarian budaya tersebut melalui pendidikan formal yang di dapatkan di Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional yang mempunyai peran penting di dalam menyiapkan dan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Di sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 8 Medan memiliki beberapa program keahlian salah satunya adalah jurusan tata kecantikan, mata pelajaran penataan rambut merupakan salah satu materi pokok yang sangat ditekankan untuk dikuasai oleh siswa, karena jurusan kecantikan dipersiapkan untuk memiliki kesiapan kerja yang relevan dengan disiplin ilmu tata kecantikan. Dalam kegiatan


(18)

4

belajar mengajar, siswa jurusan kecantikan tidak hanya mempelajari teori tentang penataan rambut, melainkan juga praktek tentang bagaimana teknik penataan rambut yang benar. Salah satunya melaksanakan penataan sanggul Simpolong Tattong.

Keterampilan dalam membuat sanggul selain diharuskan untuk banyak pengetahuan didalam membentuk sanggul, pengetahuan tentang membuat sanggul pun harus dimiliki seseorang siswa Tata Kecantikan. Terdapat aturan – aturan dan bentuk khusus dari setiap sanggul untuk menjadi ciri khas budaya setiap daerah, misalnya sanggul Simpolong Tattong (Rostamailis :2008).

Sanggul Simpolong Tattong berasal dari daerah Bugis, Sulawesi Selatan. Nilai histori dari sanggul Simpolong Tattong adalah bentuk sanggul yang berbentuk tanduk menyerupai tanduk kerbau, karena suku Bugis menganggap kerbau atau tanduk kerbau dianggap binatang yang mempunyai kekuatan gaib, sehingga wanita bugis mendapat kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu secara simbolis sanggul yang berbentuk tanduk ini dapat diartikan sebagai penghargaan kepada pengantin (Kusuma :2011)

Tingkat kesukaran pada sanggul Simpolong Tattong adalah bentuk sanggul harus memiliki proporsi yang seimbang dengan kepala model yang sanggulnya berbentuk segitiga. Bagian bawah sanggul lebih besar dibandingkan dengan bagian atas dan bentuknya menguncup ke atas. Posisi bagian atas sanggul mengarah ke depan hampir menyerupai lengkungan, sehingga bentuknya terlihat alami, indah, rapi dan tidak kaku.


(19)

5

Berdasarkan daftar kumpulan nilai siswa kelas XI Program Keahlian Tata Kecantikan Rambut Tahun Ajaran 2012/2013, 2013/2014 dan 2014/2015 pada mata pelajaran penataan sanggul masih kurang. Dapat diketahui dari tabel berikut.

Tabel 1. Daftar Nilai Praktek Penataan Sanggul Tahun

Ajaran

Nilai Jumlah Siswa

Standard Kelulusan Pembelajaran

A B C D

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

2012/2013 0 - 8 26 10 32 13 42 31org A = 90-100 B = 80-89 C = 70-79 D = 60-69 2013/2014 0 - 15 50 8 27 7 23 30 org

2014/2015 0 - 12 40 8 27 10 33 30 org

Sumber : Daftar nilai SMK Negeri 8 Medan.

Dari hasil observasi dan wawancara pada tanggal 05 November 2015 dengan guru bidang study di SMK Negeri 8 Medan Tata Kecantikan yang terletak di Jl. Dr. Mansyur mengatakan, bahwa masih banyak siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan yang belum menguasai cara mengikat rambut dengan tepat, cara merapikan dan menghaluskan sanggul, cara memasang cemara, dan cara membentuk cemara dalam pembuatan sanggul Simpolong Tattong dengan benar. Sehingga menimbulkan masalah saat melakukan praktek saat pembuatan sanggul Simpolong Tattong.

Berdasarkan uraian diatas terlihat tidak ada siswa yang memperoleh nilai yang memuaskan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi tuntutan kemampuan di dunia kecantikan khususnya sanggul maka siswa SMK Negeri 8


(20)

6

Medan Tata Kecantikan Rambut di harapkan mampu membuat sanggul dengan rapi, kehalusan serat – serat sanggul dan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya, agar hasil dan tatanan rambut kelihatan bagus, rapi dan tidak kaku. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis Pada Siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan”

B. Identifikasi Masalah

1. Tingkat pengetahuan siswa tentang teori sanggul Daerah Bugis. 2. Kemampuan siswa dalam melakukan praktek sanggul Daerah Bugis. 3. Kemampuan siswa mengenai bentuk (desain) sanggul Daerah Bugis. 4. Kemampuan siswa tentang prosedur sanggul Daerah Bugis.

5. Kelengkapan peralatan untuk praktek sanggul yang tersedia disekolah.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat kompleksnya pembahasan pada identifikasi masalah diatas, serta keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti untuk meneliti secara keseluruhan permasalahan yang ada, maka perlu dibatasi pada masalah sebagai berikut: “Kemampuan melakukan penataan sanggul Daerah Bugis dengan menggunakan hair piece jenis cemara bertulang pada siswa kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan”.


(21)

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan membuat sanggul Daerah Bugis dengan menggunakan hair piece jenis cemara bertulang pada siswa kelas XI

Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan” E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui proses membentuk sanggul Daerah Bugis dengan menggunakan hair piece jenis cemara bertulang pada siswa kelas XI Tata

Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan”

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas diharapkan hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa PKK program study Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Medan.

2. Untuk memberikan pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan merupakan sarana dalam menambah wawasan, pengetahuan, sikap serta keterampilan bagi penulis.

3. Untuk memberikan masukan kepada pihak sekolah, khusus bagi para siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan guna meningkatkan kreatiftas siswa. 4. Sebagai bahan bacaan di Perpustakaan Prodi Tata Rias Jurusan PKK


(22)

8

5. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Jurusan PKK Prodi Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(23)

52

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang diuraikanpada Bab IV, dapatdisimpulkan: 1. Bahwatingkat kecenderungan kemampuan siswa dalam membuat Sanggul

Daerah Bugis (Sanggul Simpolong Tattong) siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan tergolong cukupsebanyak 20 orang (60,6%).

2. Kemampuan siswa dalam membuat Sanggul Daerah Bugis (Sanggul Simpolong Tattong) tergolong cukup yaituIndikator kerapian serat rambut memperoleh skor 3 dan mendapatkan nilai yang baik sebanyak 54,5%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa indikator yang mendapat nilai rata-rata paling rendah adalah indikator 2 yaitu ketepatan membentuk cemara. Hal tersebut dikarenakan siswa masih kurang menguasai materi, kurangnya ketelitian serta konsentrasi siswa, kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat praktek pelaksanaan membuat sanggul.

Diharapkan juga bagi siswa lebih banyak belajar dan lebih menguasai materi serta siswa diharapkan mendapatkan bimbingan dan keyakinan untuk percaya diri agar siswa tidak merasa ragu dan takut untuk menata rambut sehingga hasil akhir penataan rambut dapat tecapai sesuai keinginan.

Dengan ditemukannya jawaban penelitian diatas maka akan menjadi masukan bagi prodi tata kecantikan rambut SMK Negeri 8 Medan agar lebih dapat


(24)

53

meningkatkan proses pembelajaran dengan menambah jam mata pelajaran sehingga menyediakan waktu yang cukup bagi siswa untuk melatih kemapuan membuat sanggul yang dilihat dari hasil praktek membuat sanggul daerah. Salah satunya pada bagian pengikatan rambut, membentuk cemara, serta penentuan lungsen pada saat membuat sanggul.

Dengan adanya hasil dan kemampuan siswa dalam membuat sanggul daerah bugis (sanggul simpolong tattong) yang sangat baik dari siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan jurusan tata kecantikan rambut, maka hal itu akan merupakan modal awal bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya pada kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan setelah lulus dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada para siswa agar lebih menguasai teori mengenai Penataan rambut, diantaranya penguasaan teori penataan sanggul daerah serta kemampuan melakukan penataan rambut, sikap konsentrasi, ketelitian dan kecermatan yang tinggi ketika sangat diperlukan dalam melakukan penataan rambut, sehingga siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan penataan rambut sanggul daerah.


(25)

54

2. Sebagai masukan bagi para guru pengajar terutama pengajar dibidang penataan rambut, agar lebih luas membahas teori mengenai penataan rambut serta lebih memperhatikan, membimbing dan mengembangkan sikap percaya disi siswa dan kemampuan siswa dalam melakukan penataan rambut sanggul daerah.


(26)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ade Aprilia (2015). Tata Rias Pengantin Bugis-Makasar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rhineka Cipta.

Chitrawati,S.(1993). Dasar – Dasar Trampil Tata Rias Rambut. Jakarta: PT.Karya Utama

Depdiknas, (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Dewi Apriyanti (2015). Tata Rias Pengantin Bugis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Hj. Tienuk Riefki, dkk.(2008). Kasatrian Ageng Selikuran & Kasatrian Ageng Tata Rias Pengantin. Yogyakarta: Kanisius

Hj.. Abadi. S, (2011). 33 Sanggul Daerah Indonesia. Jakarta: Meutia Cipta Sarana Dan Persatuan Ahli Kecantikan & Pengusaha Salon Indonesia “Tiara

Kusuma”

Kusuma (2011). 33 Sanggul Daerah Indonesia. Jakarta:PT.Percetakan Penebar Swadaya

Kusumadewi, dkk.(1999). Pengetahuan Dan Seni Tata Rambut Modern. Jakarta: PT.Carina Indah Utama

Kusumawardani. (2003). Modul Penataan Rambut. Malang: Tim Fakultas Universitas Negeri Malang.

Leighbody. (1968). Hasil Belajar Psikomotor. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama


(27)

56

M. Deddy. (2009). Kreasi Tata Rambut Pengantin. Jakarta: PT.GramediaPustaka Utama.

Puspoyo, Widjanarko, Endang. (1995). Petunjuk Praktis Untuk Pratata Dan Penataan Rambut. Jakarta: PT.Gramedia

Rostamailis, dkk.(2008). Tata Kecantikan Rambut Jilid II. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Rostamailis, dkk.(2008). Tata Kecantikan Rambut Jilid III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Ryan.(1980). Keterampilan Belajar Mengajar. Bandung : CV.Alfabeta Santoso, Tien.(1999). Sejarah Penganten Daerah Indonesia (Diktat). Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta.

Simpson. (1959). Keterampilan (skill). Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada Sudijono, Anas. (2014). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada


(1)

5. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Jurusan PKK Prodi Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang diuraikanpada Bab IV, dapatdisimpulkan: 1. Bahwatingkat kecenderungan kemampuan siswa dalam membuat Sanggul

Daerah Bugis (Sanggul Simpolong Tattong) siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan tergolong cukupsebanyak 20 orang (60,6%).

2. Kemampuan siswa dalam membuat Sanggul Daerah Bugis (Sanggul Simpolong Tattong) tergolong cukup yaituIndikator kerapian serat rambut memperoleh skor 3 dan mendapatkan nilai yang baik sebanyak 54,5%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa indikator yang mendapat nilai rata-rata paling rendah adalah indikator 2 yaitu ketepatan membentuk cemara. Hal tersebut dikarenakan siswa masih kurang menguasai materi, kurangnya ketelitian serta konsentrasi siswa, kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat praktek pelaksanaan membuat sanggul.

Diharapkan juga bagi siswa lebih banyak belajar dan lebih menguasai materi serta siswa diharapkan mendapatkan bimbingan dan keyakinan untuk percaya diri agar siswa tidak merasa ragu dan takut untuk menata rambut sehingga hasil akhir penataan rambut dapat tecapai sesuai keinginan.

Dengan ditemukannya jawaban penelitian diatas maka akan menjadi masukan bagi prodi tata kecantikan rambut SMK Negeri 8 Medan agar lebih dapat


(3)

meningkatkan proses pembelajaran dengan menambah jam mata pelajaran sehingga menyediakan waktu yang cukup bagi siswa untuk melatih kemapuan membuat sanggul yang dilihat dari hasil praktek membuat sanggul daerah. Salah satunya pada bagian pengikatan rambut, membentuk cemara, serta penentuan lungsen pada saat membuat sanggul.

Dengan adanya hasil dan kemampuan siswa dalam membuat sanggul daerah bugis (sanggul simpolong tattong) yang sangat baik dari siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan jurusan tata kecantikan rambut, maka hal itu akan merupakan modal awal bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya pada kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan setelah lulus dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada para siswa agar lebih menguasai teori mengenai Penataan rambut, diantaranya penguasaan teori penataan sanggul daerah serta kemampuan melakukan penataan rambut, sikap konsentrasi, ketelitian dan kecermatan yang tinggi ketika sangat diperlukan dalam melakukan penataan rambut, sehingga siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan penataan rambut sanggul daerah.


(4)

54

2. Sebagai masukan bagi para guru pengajar terutama pengajar dibidang penataan rambut, agar lebih luas membahas teori mengenai penataan rambut serta lebih memperhatikan, membimbing dan mengembangkan sikap percaya disi siswa dan kemampuan siswa dalam melakukan penataan rambut sanggul daerah.


(5)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ade Aprilia (2015). Tata Rias Pengantin Bugis-Makasar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rhineka Cipta.

Chitrawati,S.(1993). Dasar – Dasar Trampil Tata Rias Rambut. Jakarta: PT.Karya Utama

Depdiknas, (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Dewi Apriyanti (2015). Tata Rias Pengantin Bugis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Hj. Tienuk Riefki, dkk.(2008). Kasatrian Ageng Selikuran & Kasatrian Ageng Tata Rias Pengantin. Yogyakarta: Kanisius

Hj.. Abadi. S, (2011). 33 Sanggul Daerah Indonesia. Jakarta: Meutia Cipta Sarana Dan Persatuan Ahli Kecantikan & Pengusaha Salon Indonesia “Tiara Kusuma”

Kusuma (2011). 33 Sanggul Daerah Indonesia. Jakarta:PT.Percetakan Penebar Swadaya

Kusumadewi, dkk.(1999). Pengetahuan Dan Seni Tata Rambut Modern. Jakarta: PT.Carina Indah Utama

Kusumawardani. (2003). Modul Penataan Rambut. Malang: Tim Fakultas Universitas Negeri Malang.

Leighbody. (1968). Hasil Belajar Psikomotor. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama


(6)

M. Deddy. (2009). Kreasi Tata Rambut Pengantin. Jakarta: PT.GramediaPustaka Utama.

Puspoyo, Widjanarko, Endang. (1995). Petunjuk Praktis Untuk Pratata Dan Penataan Rambut. Jakarta: PT.Gramedia

Rostamailis, dkk.(2008). Tata Kecantikan Rambut Jilid II. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Rostamailis, dkk.(2008). Tata Kecantikan Rambut Jilid III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Ryan.(1980). Keterampilan Belajar Mengajar. Bandung : CV.Alfabeta Santoso, Tien.(1999). Sejarah Penganten Daerah Indonesia (Diktat). Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta.

Simpson. (1959). Keterampilan (skill). Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada Sudijono, Anas. (2014). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada