Analisis Statistik Deskriptif Analisis Jalur

commit to user 84 Interprestasi hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 5. Hasil perhitungan Alpha Cronbach menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel X 1 , X 2 , X 3, X 4 , Y 1 dan Y 2 seluruhnya reliabel, karena masing-masing nilai lebih besar dari 0,7.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan analisa jalur.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono 2010 statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Sesuai data yang tersedia, data primer dianalisis melalui tahap editing, coding , dan tabulasi. Sedangkan data sekunder pengolahannya dilakukan secara terpisah Djarwanto, 1996. Skala data yang digunakan adalah ordinal, sehingga untuk mengetahui pusat-pusat kecenderungan adalah pada nilai tengahnya atau median Mardikanto, 2001. Skala ordinal adalah skala pengukuran yang di samping menunjukkan perbedaan, juga menunjukkan jenjang atau tingkatan, tetapi jarak antar skala atau antar jenjang tidak sama. Berkaitan dengan sifat-sifat skala ordinal tersebut, maka penarikan nilai rataan mean tidak dapat dilakukan, melainkan cukup dengan mengukur nilai tengah median. Pengukuran rataan, hanya bisa dilakukan manakala dilakukan pembobotan terlebih dahulu, kemudian dilakukan penjumlahan serta penilaian rataannya Irianto dan Totok, 2010. commit to user 85

2. Analisis Jalur

Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas eksogen terhadap variabel terikat endogen. Menurut Riduwan dan Engkos, A.C. 2008, dalam penelitian sosial, tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubugan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antara variabel. Menurut Muhidin dan Maman 2007, sebelum melakukan analisis, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut : a hubungan antar variabel adalah linear dan aditif, b semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain, c pola hubungan antar variabel adalah rekursif atau hubungan yang tidak melibatkan arah pengaruh yang timbal balik, d tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurangnya adalah interval. Riduwan dan Engkos 2008 menambahkan asumsi lainnya yaitu : a observed variables diukur tanpa kesalahan instrumen pengukuran valid dan reliabel, b model yang dianalisis dispesifikasikan diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Beberapa keunggulan dari analisis jalur dibanding regresi menurut Irianto dan Totok 2010 adalah sebagai berikut : commit to user 86 a. Koefisien jalur, sudah memperhatikan pengaruh variabel bebas yang lain terhadap variabel terikatnya b. Tidak memerlukan uji otokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas c. Dapat diterapkan pada variabel-varibel berskala ordinal, dengan memanfaatkan nilai koefisien korelasi jenjangnya. Dalam hal variabel-variabel yang akan dianalisis hanya memiliki skala ordinal, maka perlu terlebih dahulu dilakukan penjenjangan ranking terhadap data aslinya, baru dilakukan analisis korelasi dan regresi yang diperlukan. Cara transformasi skala ordinal menjadi skala interval seperti ini, juga diterapkan dalam analisis korelasi-jenjang Spearman Spearman’s rank correlation dengan menggunakan program microstat dan analisis Kruskal Wallis. commit to user 87 Berikut ini adalah diagram analisis jalur faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh : Gambar 6. Diagram Analisis dari Kerangka Berpikir Keterangan X 1 = Karakteristik Penyuluh X 2 = Proses Pelatihan Diklat Fungsional Penyuluh X 3 = Faktor Penunjang Penyuluhan X 4 = Faktor Lingkungan Penyuluh Y 1 = Tingkat Kompetensi Y 2 = Tingkat Kinerja Y 1 X 2 X 1 Y 2 rY 1 X 2 rY 2 X 2 rY 1 X 1 rY 2 X 1 r Y 2 Y 1 rY 2 X 3 X 3 X 4 r Y 2 X 4 € 1 € 2 commit to user 88 Beberapa tahapan analisis jalur pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menghitung koefisien determinasi R 2 dan uji signifikansinya Koefisien determinasi R 2 menunjukkan pengaruh gabungan beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat 2 dua model analisis jalur. Oleh karenanya diperoleh 2 dua koefisien determinasi R 2 masing-masing untuk model 1 dan model 2. Untuk mengetahui apakah besarnya nilai R 2 dapat diterima secara statistik, dilakukan pengujian linearitas melalui uji F. Pengujian linearitas dilakukan menggunakan program SPSS yang menghasilkan nilai F hitung dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5 α = 0,05 dengan kriteria pengujian : - H 1 diterima atau terdapat hubungan linier jika nilai sign ≤ α - H 1 ditolak atau tidak terdapat hubungan linier jika nilai sign α b. Menghitung besarnya koefisien jalur r antar variabel dan uji signifikansinya Besarnya koefisien jalur r dihitung menggunakan program SPSS dan pengujian dilakukan melalui uji t. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: H 1 : r 0 H : r = 0 Pengujian dilakukan dengan statistik uji t menggunakan program SPSS yang menghasilkan nilai r, t hitung dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5 α = 0,05 dengan kriteria pengujian: - H 1 diterima jika nilai sign ≤ α - H 1 ditolak jika nilai sign α commit to user 89 c. Menghitung koefisien korelasi r antar variabel dan signifikansinya Koefisien korelasi r menunjukkan besarnya hubungan antar variabel. Besarnya nilai r pada penelitian ini dihitung menggunakan program SPSS. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: H 1 : Terdapat korelasi antar variabel H : Tidak terdapat korelasi antar variabel H 1 : r ≠ 0 H : r = 0 Pengujian dilakukan dengan statistik menggunakan program SPSS yang menghasilkan nilai r dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5 α = 0,05 dengan kriteria pengujian: - H 1 diterima jika nilai sign ≤ α - H 1 ditolak jika nilai sign α d. Menentukan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel Sudjana 2003 menyatakan bahwa untuk menentukan besarnya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung didasarkan pada keterkaitan koefisien korelasi r dan koefisien jalur r . Pengujian terhadap seberapa jauh kuatnya pengaruh langsung dibanding dengan pengaruh tak langsung, dihitung dengan membandingkan antara besarnya nilai β dengan r - β. - Jika β r - β, maka variabel bebas benar-benar memiliki pengaruh langsung terhadap variabel tergantungnya. - Jika β r - β, maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung terhadap variabel tergantung, dan pengaruhnya lebih ditentukan oleh pengaruh variabel lainnya terhadap variabel tergantungnya. commit to user 90

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Penyuluh

1. Letak dan Keadaan Geografis Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukota adalah Cibinong. Kabupaten Bogor secara geografis terletak antara 106°01’ - 107°103’ Bujur Timur dan 6°19’ - 6°47 Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Bogor adalah : Sebelah Utara : Kota Depok Sebelah Timur : Kabupaten Lebak, Banten Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi, dan Cianjur Sebelah Timur Laut : Kabupaten Bekasi Sebelah Barat : Kabupaten Lebak, Banten Sebelah Barat Daya : Kabupaten Tangerang Sebelah Tenggara : Kabupaten Cianjur Kabupaten Bogor dengan luas wilayah sebesar 2.237,09 KM 2 merupakan salah satu wilayah administratif terluas keenam di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan dengan jumlah total desa paling banyak se-provinsi Jawa Barat, yaitu berjumlah 428 desa dan 19 kelurahan dimana 200 desa termasuk dalam klasifikasi perkotaan sedangkan 228 desa lainnya berstatus perdesaan. Berdasarkan klasifikasi Schmid dan Ferguson, iklim di Kabupaten Bogor termasuk tipe A sangat basah untuk bagian selatan, sedangkan bagian 90